Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO
Oleh :
Miftah Sabilla Alfianti
2019206203023
Pengertian
• Vertigo adalah suatu penyakit yang
berhubungan dengan keseimbangan saraf,
terutama karena gangguan di dalam telinga
(bagian keseimbangan) dan keluhan yang ada
adalah pusing tujuh keliling disertai dengan
bunyi berdengung pada kuping (tinitus).
• (Brunner and Suddarth. 2011)
ETIOLOGI VERTIGO
• Penyebab dari vertigo bermacam-macam, bisa
karena mabuk perjalanan, sehabis naik jet
coaster, atau karena infeksi pada telinga
bagian dalam sampai karena tumor otak kecil
juga trauma pada cerebellum.
PATOFISISIOLOGI VERTIGO
• Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas,
psikosomatis yang dapat mempengaruhi
tekanan darah pada seseorang. Sehingga
menimbulkan tekanan darah naik turun dan
dapat menimbulkan vertigo dengan
perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor
fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan. Karena persepsi seseorang
berbeda-beda.
PATHWAY VERTIGO
Klasifikasi vertigo
Vertigo ringan :
• Vertigo posisional, yakni vertigo akan muncul hanya pada sikap
atau posisi kepala tertentu, misalnya miring ke kanan atau kiri
dan telinga yang terganggu ditempatkan di sebelah bawah.
Sindrom ini pada umumnya hanya berlangsung beberapa detik
atau menit saja, namun disertai rasa mual.
• Vertigo situasional yakni vertigo muncul setiap kita berhadapan
dengan keramaian, atau sebaliknya, saat kita berada di tengah
lapangan luas yang kurang penerangan.
• Vertigo stress, yakni Penderita bisa saja mengalami gejala kepala
berputar tujuh keliling sampai muntah-muntah karena stress.
Namun begitu stress dapat dihilangkan, gejala akan sirna.
Vertigo berat :
• Vertigo yang disebabkan karena adanya tumor di otak kecil
(cerebellum) sehingga harus dilakukan tindakan operasi untuk
mengatasinya.
• Vertigo karena trauma diarea cerebellum dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan karena cerebellum merupakan pusat
keseimbangan sentral pada tubuh manusia.
• Vertigo yang disebabkan karena infeksi pada area keseimbangan
dalam telinga (vestibular) yang sifatnya sangat sensitif terhadap
perubahan atau kelainan apa pun pada organ tersebut. Misalnya
akibat salesma berat, masuk angin, atau kurang tidur terjadi infeksi
pada telinga, sehingga aliran darah kurang sempurna. Semuanya ini
bisa menyebabkan vertigo.
Manifestasi Klinis
NO VERTIGO PERIFERAL (VESTIBULOGENIK) VERTIGO SENTRAL (NON-VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan Suara
11 Berkeringat
Pemeriksaan Penunjang
– Tes Romberg yang dipertajam
– Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
– Salah Tunjuk(post-pointing)
– Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
– Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu
300 ketelinga penderita
– Elektronistagmografi
– Posturografi
Penatalaksanaan
– Vertigo posisional Benigna (VPB)
– Neurotis Vestibular
– Penyakit Meniere
– Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
– Sindrom Vertigo Fisiologis
– Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria
vertebrobasiler)
Diagnosa keperawatan
• Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
• Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan
dengan tekanan pada otot leher.
• Koping individu tidak efektif berhubungan
dengan stres yang meningkat.
• Ansietas berhubungan dengan penurunan fungsi
kognitif dan kurangnya pengetahuan terhadap
penyakitnya.
Diagnosa Tujuan, KH Intervensi
Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 – Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya.
intrakranial. jam dengan KH : – Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya adanya infeksi,
  – pasien mengatakan nyeri berkurang. trauma servikal.
  – Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3. – Berikan kompres dingin pada kepala
   – Ekspresi wajah klien rileks. – Anjurkan untuk beristirahat diruangan yang tenang
     
    – Berikan kompres hangat pada leher sesuai dengan kebutuhan.
Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, istirahat dan tidur – Masase daerah leher jika pasien dapat mentolelir sentuhan.
tekanan pada otot leher. klien dapat terpenuhi dengan KH :  
  – Pasien tidak sering terbangun.  
  – Pasien tampak segar wajahnya saat bangun tidur.    
      
 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stres  Individu akan tahu tentang koping yang ia lakukan tidak efektif setelah – Diskusikan tentang perilaku koping, seperti pemakaian alkohol,
yang meningkat. dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam dengan KH: kebiasaan merokok, pola makan, strategi relaksasi.
  – Pasien akan mengidentifikasi perilaku koping yang tidak efektif dan – Dekati klien dengan penuh ramah dan perhatian. Ambil keuntungan dari
  akibatnya. kegiatan yang dapat diajarkan.
  – Pasien akan mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping – Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya dan diskusi
  yang dimiliki. mengenai bagaimana vertigo menggangu kerja dan kesenangan hidup.
       
   
Ansietas b/d penurunan fungsi kognitif dan kurangnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam pasien tahu akan – Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.
pengetahuan terhadap penyakitnya. kondisi penyakitnya dengan KH : – Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor presdiposisi
  – Pasien mengungkapkan kondisinya dan bagaimana pengobatannnya. – Identifikasi dan diskusikan resiko timbulnya bahaya yang tidak nyata dan
– Ekspresi wajah pasien tidak tampak gelisah. terapi yang bukan terapi medis.
– Diskusikan tentang pentingnya posisi/ letak tubuh yang normal.

Anda mungkin juga menyukai