Penegakkan Diagnosis Dan Laporan Deskriptif
Penegakkan Diagnosis Dan Laporan Deskriptif
DIAGNOSIS
dr. Frinidya
Dosen Pengampu :
dr. Nurindah Kadir, M. Kes, Sp.KJ
LANGKAH-LANGKAH PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Tanda-tanda Diagnostik
• Perasaan tidak nyaman (discomfort)
• Keluhan utama
• Tanda-tanda
• Memperluas vs. memfokuskan (expanding vs. focusing)
• Diagnosis Banding
2. Kriteria Diagnostik
• Gangguan klinis (aksis I)
• Gangguan kepribadian (aksis II)
• Masalah psikososial dan lingkungan (aksis IV)
• Gangguan yang tak tergolongkan (not otherwise specified)
• Mengevaluasi gangguan yang tidak tereksplorasi (unexplored disorder)
LANGKAH-LANGKAH PENEGAKAN DIAGNOSIS
3. Riwayat Psikiatri
• Kepribadian premorbid
• Perjalanan penyakit
• Gambaran gangguan kepribadian
• Riwayat terapi
• Riwayat sosial
• Riwayat medis (aksis III)
• Riwayat keluarga
4. Diagnosis
• Aset dan kekuatan
• Formulasi diagnosis
• Diagnosis multiaksial
• Aksis I dan II
• Aksis III
• Aksis IV
• Aksis V
5. Prognosis
TANDA-TANDA DIAGNOSTIK
(DIAGNOSTIC CLUES)
1. Gangguan kognitif
2. Pola penggunaan zat
3. Gejala-gejala psikotik
4. Gangguan mood
5. Ansietas yang irasional, penghindaran, peningkatan kewaspadaan
6. Keluhan fisik atau kecemasan tentang suatu penyakit
7. Perilaku factitious
8. Masalah disosiatif
9. Masalah seksual
10. Gangguan pola makan
Expanding
11. Gangguan tidur
12. Masalah pengendalian impuls
13. Gangguan penyesuaian.
1. Derajat keparahan
Apakah masalah yang pasien alami secara obyektif mengganggu hidupnya dan
membatasi efektivitas fungsi sosialnya dan/atau membuat pasien merasa menderita?
Focussing
2. Perjalanan penyakit
Berapa lama pasien telah mengalami masalah tersebut? Apakah onset masalahnya
tiba-tiba atau berlangsung perlahan-lahan? Apakah ganguan tersebut semakin lama
semakin membaik atau memburuk? Apakah ada pola yang khas dalam masalah pasien?
3. Stresor/faktor pencetus
Apakah pasien merasa bahwa ada hal-hal di luar permasalahannya yang menyebabkan
terjadinya masalah tersebut? Apakah pasien mengalami kekerasan fisik, kekerasan
seksual, atau trauma katastropik yang berkontribusi pada terjadinya gangguan psikiatri
yang pasien alami?
Diagnosis Banding
Tiga tipe kasus yang biasa dihadapi pemeriksa:
1. Pasien yang menunjukkan/mengeluhkan gejala-gejala depresi:
• Gangguan mood akibat kondisi medis umum
• Gangguan mood akibat penggunaan zat
• Gangguan bipolar I, episode depresi
• Gangguan bipolar II, episode depresi
• Gangguan depresi berat
• Gangguan skizoafektif
• Gangguan siklotimik
• Gangguan distimik
• Gangguan penyesuaian dengan mood depresi
Diagnosis Banding
2. Jika kesan awal pemeriksa menunjukkan adanya stresor yang berhubungan dengan kecemasan:
• Gangguan cemas akibat penggunaan zat
• Gangguan waham
• Gangguan stres pasca trauma
• Fobia Khas
• Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
• Fobia sosial
• Gangguan stres akut
• Gangguan panik tanpa agorafobia
• Gangguan panik agorafobia
• Gangguan cemas menyeluruh
• Gangguan penyesuaian dengan mood cemas
• Gangguan cemas akibat kondisi medis umum
• Gangguan kepribadian cemas menghindar
• Gangguan kepribadian dependen
Diagnosis Banding
3. Jika ada pola perilaku kekerasan:
• Intoksikasi zat
• Gangguan bipolar II, episode manic
• Gangguan identitas disosiatif
• Intermittent explosive disorder
• Gangguan kepribadian antisosial
• Gangguan pengendalian impuls yang tak tergolongkan
KRITERIA DIAGNOSTIK
Aksis I (gejala klinis)
1. Tanyakan mengenai gejala-gejala utama (inti/esensial) dan beratnya gejala tersebut.
2. Tanyakan mengenai masalah yang berhubungan dengan gejala utama.
3. Melakukan eksklusi
Aksis I
Gejala-gejala utama:
1. Gangguan kognitif
• Siapa nama lengkap anda?
• Saya akan menyebutkan tiga kata yang harus anda ingat, yaitu pensil, mobil, dan jam. Apakah
anda bisa mengulangi ketiga kata tersebut? Baik. Sekarang saya ingin anda mengingat ketiga
kata tersebut. Saya akan menanyakan kembali beberapa menit lagi.
2. Retardasi mental
• ‘Ketika masih sekolah, apakah ada yang pernah mengatakan pada anda kalau anda lambat
dalam menerima pelajaran?’
3. Gangguan yang berhubungan dengan zat
• Apakah anda pernah mengalami masalah akibat penggunaan obat-obatan atau alkohol?
• Apakah anda pernah menggunakan ganja, heroin, atau obat-obatan lain yang membuat anda
merasa lebih enak?
Aksis I
4. Skizofrenia
• Apakah anda pernah mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak bisa didengar dan dilihat
orang lain?
• Apakah anda pernah merasa diri anda dikontol secara rahasia sehingga melawan keinginan anda
sendiri?
5. Gangguan bipolar, episode manik
• Apakah anda pernah merasa sangat bersemangat, bahagia atau tidak bisa tenang lebih dari
biasanya selama sekitar satu minggu?
• Apakah pernah orang lain mengatakan pada anda bahwa anda menjadi terlalu bersemangat, lebih
terlihat senang atau lebih banyak bicara?
6. Gangguan depresi berat
• Apakah anda pernah merasa sedih, kosong, putus asa yang lebih dari biasanya selama beberapa
hari atau minggu?
• Apakah anda pernah merasa iritabel dan lelah lebih dari biasanya tanpa alasan yang jelas?
Aksis I
7. Gangguan panik
• ‘Apakah anda pernah mengalami serangan cemas, panik atau sangat ketakutan yang mendadak
tanpa alasan yang jelas?’
8. Gangguan fobia
• ‘Apakah anda pernah merasa takut terhadap sesuatu yang tidak ditakuti oleh sebagian besar
orang? Seperti terbang, ketinggian, binatang, jarum, petir, kilat, darah, atau hal-hal lain
semacamnya?’
9. Gangguan obsesif kompulsif
• ‘Apakah anda pernah merasa terganggu dengan pikiran-pikiran yang memalukan, menakutkan,
atau menggelikan yang datang ke pikiran anda terus menerus walaupun anda mencoba tidak
mempedulikan atau menghentikannya?’
10. Gangguan stres pasca trauma
• ‘Apakah anda pernah mengalami flashback yang berulang ketika anda mencoba mengingat
pengalaman yang mengerikan?’
11. Gangguan somatisasi
• ‘Apakah anda mempunyai masalah-masalah fisik dalam hidup anda yang membuat anda harus
berkonsultasi ke berbagai dokter?’
Aksis I
12. Anoreksia nervosa
• ‘Apakah anda pernah mengalami penurunan berat badan yang sangat jelas karena diet dan
membuat orang-orang di sekitar anda mencemaskan kesehatan anda?’
13. Bulimia nervosa
• ‘Apakah anda pernah mengalami masalah dengan makan yang sangat berlebihan dan ketika
anda makan banyak dan cepat membuat anda merasa sakit?’
14. Gangguan ansietas menyeluruh
• ‘Apakah pernah ada waktu-waktu saat anda merasa sangat gelisah, cemas, atau tegang tanpa
alasan yang jelas?’
15. Gangguan penyesuaian
• ‘Dalam 3 bulan terakhir apakah anda pernah merasa sangat cemas atau sedih tentang sesuatu
yang terjadi pada anda? Seperti kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, perpisahan,
perceraian, kecelakaan, penyakit berat, atau hal-hal lain seperti itu?’
8 Pertanyaan Empiris Untuk Menilai Hendaya
Apakah (gejala yang dialami, seperti minum alkohol, menggunakan obat-obatan, perubahan mood,
dsb.) . . . . .
1. Pernah mempengaruhi kinerja anda di sekolah atau dalam bekerja atau di tempat kerja?
2. Pernah membuat anda mengalami masalah dengan keluarga, atau membuat keluarga anda mencemaskan diri anda?
3. Pernah mempengaruhi aktivitas sosial atau hubungan anda dengan teman-teman?
4. Pernah membuat anda mengalami masalah dengan pihak berwajib ?
5. Memperburuk kesehatan anda ?
6. Penah diterapi?
7. Pernah membuat anda dirawat di rumah sakit?
8. Anda dapat hidup sendiri?
GANGGUAN PSIKIATRI
Reaksi keluarga
Gangguan kesehatan
Perasaan menderita secara umum
Fungsi pasien
secara umum
Pemeriksa yang sudah mendapatkan gejala utama pasien, lamanya
dan tingkat keparahan gejala tersebut, dan telah mendapatkan
beberapa gejala penyerta; berarti telah mendapatkan informasi yang
cukup untuk membuat diagnosis. Pemeriksa kemudian harus
menunggu hasil dari eksplorasi terhadap riwayat pasien karena
gangguan medis bisa menyerupai gangguan psikiatri. Adanya
gejala-gejala medis dapat menyingkirkan adanya gangguan
psikiatri. Pada beberapa kasus, gejala gangguan psikiatri juga
merupakan gejala dari gangguan psikiatri yang lain.
Aksis II
(Gangguan Kepribadian Dan Retardasi Mental)
Pada gangguan kepribadian, pola respon terhadap pemicu ini berulang selama
hidup pasien. Gejala disforia dan ansietas muncul kembali ketika pasien
mengalami kehilangan atau mengantisipasi terjadinya kehilangan. Ketika
pemeriksa mengobservasi adanya reaksi ansietas atau depresi setelah
kehilangan, bisa terjadi salah diagnosis menjadi gangguan penyesuaian jika
tidak ditanya mengenai pola yang berulang selama hidupnya. Jika ada pola
demikian yang berulang maka pasien tersebut adalah gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian terkadang dapat tampak sebagai bentuk ringan dari gangguan klinis. Gejala-
gejala tersebut dihubungkan ke gangguan klinis, maka setelah remisi, gangguan klinis tersebut dapat
meninggalkan gangguan kepribadian residual pada pasien.
Pada individu dengan retardasi mental sedang biasanya ditemui disabilitas fisik.
Mereka dapat dilatih (trainable), serta dapat melakukan fungsi sehari-hari namun
memerlukan pengawasan.
Kebanyakan membutuhkan pendidikan yang khusus, beberapa dapat mencapai
kemampuan akademik sampai kelas 2 atau kelas 3 SD.
Memerlukan bantuan sampai seumur hidup; beberapa dapat bekerja dengan supervisi.
Retardasi Mental Berat (20 – 25 s/d 35 – 40)
Disabilitas motorik mencolok dan biasanya mempunyai satu atau lebih masalah
organik sebagai penyebab keterlambatannya.
Kemampuan komunikasi buruk.
Kebanyakan membutuhkan supervisi penuh dan perawatan khusus sepanjang hidup.
Beberapa dapat belajar tugas-tugas sederhana dan rutin untuk membantu perawatan
diri.
Retardasi Mental Sangat Berat (<20 – 25)
Defisit yang menetap pada fungsi kognitif, motorik dan komunikasi.
Ada gangguan pada fungsi sensori-motor yang sudah tampak sejak masa kanak awal.
Membutuhkan pelatihan khusus bahkan untuk ketrampilan dasar perawatan diri seperti
makan dan toileting.
Sebagian besar mempunyai gangguan organik sebagai penyebab keterlambatannya dan
membutuhkan supervisi total dan perawatan khusus sepanjang hidup.
Aksis III (Riwayat Medis)
1. Gangguan Medis sebagai Penyebab Gejala Psikiatri
Riwayat medis, seperti gangguan neurologis, endokrin, metabolik,
kardiovaskular; harus ditelusuri apakah riwayat medis tersebut dan terapi
farmakologinya mungkin berhubungan dengan gejala psikiatri.
2. Gejala-gejala psikiatri sebagai indikator dari gangguan medis yang tidak terdeteksi
Hindari terjadinya kesalahan diagnosis ketika menilai gangguan psikiatri pada
pasien usia lanjut yang tidak mempunyai riwayat psikiatri baik pada pasien maupun
keluarga, jika gejala muncul dengan kombinasi yang tidak biasa, muncul dengan
perjalanan penyakit yang tidak biasa, atau jika muncul pada onset usia yang tidak
sesuai dengan biasanya.
Aksis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan)
Kondisi psikososial juga bisa tidak berhubungan dengan gangguan psikiatri dan dapat diterapi tanpa
harus menjadi gangguan jiwa:
1. Berkabung
2. Fungsi intelektual borderline
3. Masalah akademis
4. Perilaku antisosial anak dan remaja
5. Perilaku antisosial pada orang dewasa
6. Masalah pekerjaan
7. Berpura-pura (Malingering)
8. Tidak disiplin dalam pengobatan gangguan jiwa
9. Masalah dalam fase kehidupan
10. Masalah hubungan anak dan orang tua
11. Masalah keluarga lain
12. Masalah interpersonal
Masalah Lingkungan Dan Psikososial
Stressor Eksternal :
Masalah keluarga
Kematian orang yang bermakna atau kematian anak
Kekerasan seksual atau fisik pada anak
Kesulitan dalam akulturasi, illiteracy
Kemiskinan
Masalah pekerjaan atau pengangguran
Masalah hukum
GAF SCALE
Skala GAF melakukan penilaian hanya pada fungsi psikologi, sosial dan pekerjaan.
Skalanya adalah antara 1 – 100, yaitu:
Skala 1 – 20 menggambarkan pasien berbahaya dan dapat menimbulkan ancaman
bagi diri sendiri atau orang lain, termasuk perawatan diri yang buruk dan gangguan
dalam komunikasi. Pasien tersebut perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Skala 61 – 80 menggambarkan pasien yang mempunyai gejala yang ringan (61 – 70)
atau sementara (71 – 80) yang menyebabkan kesulitan dalam fungsi sosial, pekerjaan
dan sosial. Pasien ini membutuhkan konseling dan psikoterapi secara rutin.
Skala 81 – 100 menggambarkan seseorang yang mempunyai fungsi yang baik dalam
semua area dengan derajat minat dan aktivitas sosial yang efektif. Tidak membutuhkan
konseling.
Riwayat Sosial
Riwayat sosial dibagi menjadi premorbid dan morbid. Riwayat premorbid menggambarkan
riwayat perkembangan dan derajat fungsi sosial yang tertinggi.
Bandingkan fungsi premorbid pasien yang tertinggi dalam pekerjaan dan kehidupan
keluarga dengan fungsinya selama sakit. Kesenjangan antara keduanya mengindikasikan
dampak dari gangguan yang pasien pada kehidupan pasien, sementara fungsi premorbid
merupakan target terapi. Kesembuhan berarti bebas dari gejala dan kembali ke fungsi
premorbid.
Riwayat Keluarga
Penelitian menunjukkan sebagian besar gangguan psikiatri mayor adalah familial.
Penelitian dengan kembar monozigot dan adopsi menunjukkan bahwa gangguan jiwa bisa
diturunkan secara genetik walaupun cara transmisinya tidak diketahui.
Riwayat keluarga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis psikiatri dan
memprediksi perjalanan penyakit dan respon terapi pada pasien muda yang baru pertama
kali mengalami gangguan. Misalnya, jika pasien mempunyai beberapa episode depresi
namun keluarga derajat satu ada yang mengalami gangguan bipolar, maka pasien tersebut
harus diduga mengalami gangguan bipolar juga. Pengetahuan tersebut akan membuat
terapis berhati-hati dalam penggunaan anti depresan yang dapat mencetuskan episode
manik atau hipomanik.
Riwayat Keluarga
Penelitian keluarga tentang gangguan kepribadian masih berjalan. Gangguan
kepribadian banyak berhubungan dengan gangguan psikiatri, sementara banyak gangguan
psikiatri yang familial, maka tidak heran jika ternyata gangguan kepribadian juga familial.
Maka pasien harus ditanyakan apakah keluarganya dalam derajat satu mempunyai sifat:
1. Penyendiri, aneh, eksentrik
2. Sumber masalah sosial (kambing hitam dalam keluarga)
3. Dependen, kaku, pemarah, penyalahguna.
DIAGNOSIS
Evaluasi diagnosis menggambarkan penilaian dan kesimpulan terapis tentang
pasien dan harus mengandung beberapa standar sebagai berikut:
Biasanya pasien akan merasa senang karena dilibatkan dalam proses tersebut. Pasien
cemas karena ingin mengetahui pendapat terapis tentang pasien. Pasien juga perlu
mendapat penghargaan karena telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik.
Memberikan kemungkinan diagnosis kepada pasien akan membuat pasien lebih mudah
melakukan langkah selanjutnya yaitu mendiskusikan rencana terapi.
LAPORAN
DESKRIPTIF
Laporan Deskriptif
Laporan psikiatri mencakup riwayat psikiatri dan status mental.
Riwayat psikiatri pasien, menggambarkan kerangka siklus hidup, dari bayi sampai
usia tua, dan klinisi harus berusaha untuk memperoleh reaksi emosional untuk
setiap peristiwa yang diingat oleh pasien.
Pemeriksaan status mental meliputi: apa yang pasien pikirkan dan rasakan saat ini
dan bagaimana dia menanggapi pertanyaan dari pemeriksa.
Laporan tersebut mencakup diagnosis yang dibuat sesuai pada Manual Diagnostik dan
Statistik edisi ke-5Gangguan Jiwa (DSM-5).
Laporan diakhiri dengan diskusi tentang rencana perawatan dan membuat rekomendasi
tentang manajemen kasus pasien.
REKAM MEDIS
● Laporan psikiatri merupakan bagian dari rekam medis; Namun,catatan medis lebih
dari laporan psikiatri.
● Ini diakhiri dengan resume saat pulang yang memberikan gambaran singkat tentang
perjalanan pasien dan rekomendasi untuk rencana kontrol berikutnya.
● Bukti kontak dengan RS/PKM rujukan harus didokumentasikan dalam rekam medis
untuk membangun kesinambungan perawatan jika intervensi lebih lanjut diperlukan.
TERIMA KASIH