Anda di halaman 1dari 21

Attachment Theory

dr. Frinidya
Supervisior : dr. Rinvil Renaldi, M.Kes, Sp.KJ(K)
JOHN BOWLBY (1907-1990)
- Psikiater anak dan psikoanalisis
yang berasal dari Inggris.
- Ia mengembangkan idenya
tentang Attachment pada tahun
1950-an saat ia sedang
berkonsultasi dengan WHO
mengenai anak-anak tunawisma.
Apa itu Attachment Theory?
• John Bolwby percaya bahwa adanya kelekatan
awal anak-anak yang dibentuk dengan
ibu/pengasuh, sangat mempengaruhi bagaimana
akhirnya seorang individu memandang terhadap
dunia dan melanjutkan kehidupannya atau
interaksinya dengan orang lain di masa yang akan
datang.

• Kelekatan awal antara anak dan ibu yang terjalin


baik dapat meningkatkan survival dari anak untuk
bertahan hidup di masa yang akan datang.
Apa itu Attachment Theory?
• Attachment adalah kelekatan (yaitu, kecenderungan anak
untuk tetap dekat dengan ibu atau pengasuh).

• Ketika seorang anak attached pada seseorang, dia akan


mencari kedekatan dan kontak dengan sosok tersebut untuk
menjadi dasar dari rasa aman dan nyaman, terutama di saat
ia merasa stress (ketakutan, lelah, atau sakit).

• Dengan tidak adanya rasa aman, anak merasa takut atau


terancam,dan akan mengganggu perkembangannya dimasa
mendatang.
Harry Harlow
Eksperimen Harry Harlow dengan monyet, relevan dengan
teori kelekatan.
Harry melakukan eksperimen kepada bayi-bayi monyet
yang baru lahir. Ia pisahkan bayi-bayi monyet tersebut
dengan ibunya dan membuat dua percobaan.

Yang pertama, ia berikan pengganti ibu berupa handuk


yang lembut tetapi tanpa makanan
Yang kedua, ia berikan kawat dengan makanan.

Ternyata kedua monyet lebih banyak menghabiskan waktu


ke handuk daripada kawat. Kedua bayi monyet tersebut
hanya ke kawat jika lapar.

Dari percobaan ini ia menyimpulkan bayi monyet lebih


butuh kenyamanan, seperti halnya manusia lebih butuh
kenyamanan dan kasih sayang dari pada makanan.
Harry Harlow
• Ketika handuk tersebut diambil dari
ruangan, bayi monyet tersebut tidak
memiliki dasar yang aman dan nyaman.
Ini memberikan efek dramatis, yaitu
monyet tersebut lebih sering diam,
jongkok menjerit, bahkan menangis.
• Harlow menunjukkan emosi dan efek
perilaku dari mengisolasi monyet sejak
lahir dan menjaga mereka dari
membentuk keterikatan. Isolasi itu
adalah menarik diri, tidak dapat
berhubungan dengan teman sebaya,
tidak dapat kawin, dan tidak mampu
dalam merawat keturunan mereka.
4 Fase Kelekatan
• Fase Preattachment (Dari lahir – 6 minggu)
• Fase Attachment in The Making (6 minggu – 6-8
bulan)
• Fase Clear Cut Attachment (6-8 Bulan – 18-24bulan)
• Formation of Resiprocal Relationship (>18-24 bulan)
FASE PREATTECHMENT
(Lahir – 6 Minggu)
• Bayi ketika lahir di lengkapi kemampuan menangis, bubling,
tersenyum, menatap mata, menggenggam sebagai respon atau
interaksi kepada orang dewasa disekitarnya.
• Ibu/pengasuh diharapkan bisa dekat dengan bayi dan berespon
positif terhadap kebutuhan bayi. Sehingga bayi tetap merasa
nyaman dengan caregivernya.
• Bayi dapat merasakan aroma, suara, dan mengenali wajah ibunya.
• Bayi belum terlekat pada ibu, sehingga tidak masalah ketika bayi
ditinggakan kepada keluarga yang tidak begitu familiar dengan
bayi.
• Mereka belum ada ketakutan terhadap stranger.
ATTACHMENT IN MAKING
(6 Minggu – 6-8 Bulan)

• Bayi berespon berbeda terhadap ibu/pengasuh yang


familiar dari pada stranger. Bayi lebih sering babling
dan tersenyum kepada ibunya dibanding orang lain.
• Bayi belajar bahwa apa yang mereka lakukan
mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
• Bayi mengembangkan rasa percaya, bahwa caregiver
akan berespon ketika mereka memberi signal.
• Bayi belum menunjukkan protes ketika jauh
terhadap pengasuh.
CLEAR CUT ATTACHMENT
(6-8 Bulan – 18-24bulan)
• Attachment terhadap pengasuh terlihat jelas
• Bayi dapat mengalami cemas perpisahan.
• Walaupun cemas perpisahan meningkat di usia 6-15 bulan,
tapi kembali lagi bagaimana tempramen bayi tersebut, dan
bagaimana perilaku pengasuh dari awal bayi itu lahir.
• Bayi dapat menunjukkan stress ketika Ibu pergi, tetapi jika
pengasuh dapat supportive dan sensitif maka kecemasan itu
hanya bersifat sementara.
• Dan jika bayi tidak mengembangkan konsep “Objek
Permanen” seperti yang diungkapkan Piaget, maka bayi akan
cemas ketika orang tua pergi.
FORMATION OF RECIPROCAL RELATIONSHIP
( > 18-24 Bulan)

• Di usia ini anak-anak mulai mengembangkan


kemampuan berbahasanya.
• Anak-anak mulai bisa belajar bagaimana cara
bernegosiasi atau mempengaruhi orang dewasa
untuk mendapatkan apa yang meraka inginkan.
• Anak-anak mulai kurang bergantung pada ibu,
lebih percaya diri bahwa orang dewasa
disekitarnya akan berespon ketika mereka
membutuhkan.
Mary Ainsworth
Ainsworth melakukan
pengamatan terhadap
beberapa anak dimana mereka
di hadapkan dengan “Stranger
Situation”.
• Berdasarkan studi yang dilakukan Ainsworth,
65% anak merasa secure, terutama anak-anak
yang berusia 24 bulan.

• Macam-macam tipe kelekatan


1. Secure attachment
2. Ambivalance attachment
3. Avoidant attachment
4. Disorganized attachment
Secure Attachment
Anak Dewasa Perilaku Pengasuh (Ibu)
1. Dapat berpisah dari ibu 1. Mempunyai hubungan Sensitive dan responsive,
baik pertemanan sehingga anak merasa
2. Mencari rasa nyaman ataupun kekeluargaan dicintai
kepada ibu ketika di yang didasari rasa
situasi stress, misalnya percaya dan bertahan
ketakutan, sakit. lama.

3. Saat ibu kembali 2. Mempunyai citra diri


setelah berpisah, dapat yang baik.
menerima kehadiran
ibu dalam emosi yang 3. Merasa nyaman
positif berbagi perasaan
dengan teman maupun
4. Lebih memilih orang pasangan.
tua dari pada orang
dewasa yang lain. 4. Mampu mencari
support sosial.
Ambivalance Attachment
Anak Dewasa Perilaku Pengasuh (Ibu)
1. Waspada terhadap 1. Enggan menjadi dekat Tidak responsive, anak
stranger dengan orang lain. merasakan penolakan dan
tidak di cintai.
2. Menjadi sangat stress 2. Mempunyai citra diri
ketika orang tua pergi. yang kurang.

3. Tidak tampak terhibur 3. Khawatir bahwa


dengan kembalinya pasangan mereka tidak
orang tua. mencintai mereka,
biasanya mudah
merasa cemburu,
posesif.

4. Menjadi sangat putus


asa ketika sebuah
hubungan berakhir
Avoidant Attachment
Anak Dewasa Perilaku Pengasuh (Ibu)
1. Mungkin menolak 1. Mungkin akan memiliki Inkonsisten. Orang tua
kehadiran orang tua. masalah dengan terkadang menjadi sumber
intimacy. kenyamanan dan sumber
2. Tidak banyak mencari ketakutan yang
kenyamanan ataupun 2. Mempunyai citra diri menyebabkan perilaku
kontak dengan orang yang negatif. yang kacau.
tua.
3. Mengivestasikan sedikit
3. Menujukkan sedikit emosi didunia sosial
atau tidak ada ataupun dalam sebuah
preferensi tertentu hubungan dengan
antara orang tua dan lawan jenis.
stranger.
4. Tidak mampu
membagikan
pemikirannya dan
perasaan kepada orang
lain
Disorganized Attachment
Anak Dewasa Perilaku Pengasuh (Ibu)
1. Menunjukkan sikap 1. Gangguan kepribadian. Tidak memiliki sosok orang
campuran antara tua, sehingga anak bingung
perilaku menghindar 2. Fenomena kepribadian mencari sumber
dan menolak, dalam ganda kenyamanan.
bentuk yang lebih berat

2. Mempunyai pola
perilaku tidak dapat
ditebak.

3. Mungkin menunjukkan
sikap bingung,
khawatir.
Attachment Disorder
• Gangguan perlekatan terjadi karena adanya
biopsikososial yang patologis, yaitu kekurangan sosok
ibu, kurang perawatan dan interaksi dengan
ibu/pengasuh.

• Pengalaman seorang anak yang mengalamai


kelekatan yang sifatnya negatif, dapat menyebabkan
separation anxiety disorder, gangguan kepribadian
menghindar, depresi, pelaku kejahatan, masalah
akademis dan kecerdasan yang terbatas
Aplikasi Dalam Psikoterapi
• Teori kelekatan dapat diaplikasikan dalam psikoterapi,
ketika pasien dapat melekat pada terapis, maka efek
dari perasaan aman dapat terlihat.
• Pasien menjadi mampu mengambil resiko, lebih
independe, mampu menutupi kecemasannya, dan
dapat mempraktekkan pola perilaku baru yang
sebelumnya tidak pernah dicoba.
• Pada pasien anak, terapis mampu menjadi figur yang
aman dan terpercaya, sehingga mampu meningkatkan
citra diri yang lebih baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai