Antivirus
Antivirus
ANTIVIRUS
Virus: suatu mikroba yang terdiri dari suatu inti asam
nukleat yang dikelilingi lapisan protein
Pada kebanyakan infeksi virus replikasi akan mencapai puncak pada saat
gejala klinis pertama muncul. Untuk mendapatkan efektivitas klinis , obat yang
dapat menghambat replikasi virus harus diberikan sebelum penyakit klinisnya
mulai (kemoprofilaksis) .
Pada beberapa infeksi lain khususnya virus herpes, replikasi masih berlanjut
setelah gejala klinis timbul. Pada infeksi jenis ini penghambatan replikasi virus
akan mempercepat proses penyembuhan.
FASE 4:
Penghambatan sintesis protein struktural, co: metisazon pada virus variola dan
virus vaksinia.
FASE 5:
Pengahambatan terhadap fase perakitan virion baru, co: puromisin.
Rifampisin dapat menghambat DNA-dependent-RNA polymerase dalam sel
bakteri dan mamalia.
OBAT-OBAT ANTIVIRUS
1.Gamaglobulin:
mengandung antibodi spesifik thdp antigen permukaan virus
tertentu, obat ini dapat mengganggun penetrasi partikel virus kedalam sel.
2.Amantadin (symmetrel)
berkhasiat terhadap virus RNA
mengahambat replikasi miksovirus influenza A2, para influenza dan
Rubella,
bekerja dengan cara menghambat penetrasi virus ke dalam sel
hospes sehingga virus hanya melekat pada permukaan sel hospes dan
mudah bereaksi dengan antibodi. Juga mencegah proses uncoating.
absorpsi dari sal cerna cepat dan lengkap, tidak mengalami
biotransformasi , ekskresi terutama melalui ginjal (hati-hati pada penderita
ginjal).
ESO: gangguan SSP (depresi, gelisah, bingung, pusing); nausea,
ataksia dan udem, pernah dilaporkan terjadi tremor pada pasien tetapi pada
pasien parkinsonisme dapat menghilangkan tremor.
Dosis: oral 2 dd 100 mg p.c selama 10 hari, > 65 th: 1 dd 100 mg p.c
Derivat Amantadin:
Tromantadin (Viru-merz):
aktif juga terhadap virus DNA khususnya HSV
terutama lokal sebagai salep 1 % pada infeksi HSV di kulit dan mukosa
3. RIBAVIRIN
mengganggu pembentukan guanidin-monofosfat dan sintesis
berikutnya dari asam nukleat virus RNA dan DNA
4. IDOKSURIDIN (IDU)
merupakan analog pirimidin dan purin. Menghambat replikasi
virus DNA
pada manusia menghambat replikasi virus herpes simpleks di
kornea. Virus herpes berproliferasi di epitel kornea, IDU yang diberikan
secara lokal tdk cepat disalurkan ke dalam peredaran darah dan jarang
menimbulkan ES sistemik.
ES topikal: peradangan lokal, gatal, udem kelopak mata dan
fotofobia.
5. SITARABIN:
idem dengan IDU (analog purin dan pirimidin)
6. VIDARABIN:
analog purin dan pirimidin, toksisitas kecil. Didalam sel
difosforilasi ke bentuk derivat trifosfat yang lebih efektif dalam
menghambat DNA polimerase virus dibandingkan DNA polimerase sel
mamalia.
7. ASIKLOVIR
merupakan derivat guanosin
didalam sel yang terinfeksi virus herpes, asiklovir mengalami
fosforilasi 30-100 x lebih cepat daripada didalam sel yang tidak terinfeksi.
Hal ini terjadi karena enzim timidin-kinase bersifat spesifik untuk herpes.
Hasil fosforilasi berupa asikloguanosin –trifosfat yang mengambat DNA-
polimerase sel hospes.
pemberian asiklovir 5 mg/kgbb iv menghasilkan kadar puncak dalam
plasma sebesar 10 mcg/ml dan menurun pada 8 jam sesudahnya menjadi
0,7 mcg /ml.
waktu paruh eliminasi pada ginjal normal adalah: 2,5 jam, pada
neonatus 3,8 jam., pada gagal ginjal dapat mencapai 20 jam. Obat ini terikat
15% pada protein plasma.
secara klinis terbukti efektif untuk pengobatan :
1. infeksi virus herpes simpleks tipe 1 dan II termasuk bentuk kronik
dan rekuren dari mucocutaneus herpes pada penderita gangguan
imunologik
2. herpes genital primer dan sekunder
3. herpes neonatus.
Samb. Asiklovir:
12. Zidovudin
- Didanosin
- Zalcitabin
- Stavudin
- Lamivudin
OBAT- OBAT ANTIRETROVIRAL UNTUK AIDS
1.Reverse transcriptase inhibitors
2.Protease inhibitors
1.RTI:
dibagi menjadi 2 kel:
a. Analog nukleosida (NRTI): abacavir, didanosin, lamivudin,
stavudin, zidovudin
analog nukleosida adalah prodrugs yang didalam sel diubah
menjadi trifosfat in aktif yang bekerja sebagai substrat saingan untuk
enzim viral RT. Dengan demikian RT dihambat, pembentukan DNA virus
diblokir, dan replikasi dihentikan. Obat-obat ini hanya berkhasiat pada sel-
sel yang baru dihinggapi infeksi dan tidak ampuh menghentikan produksi
virus secara lagsung pada RT virus dan memblokir pembentukan DNA.
II. Protease inhibitors (PI)
amprenavir, indinavir, nelfinavir, ritonavir, saquinavir.
Obat-obat ini bekerja pada fase akhir dari multiplikasi virus dan
efeknya terhadap HIV lebih kuat daripada obat penghambat RT.