Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN

FISIK
HEAD TO TOE
BY : REZKY AMALIYAH RAZAK
DEFINISI
Pemeriksaanfisik (head to toe) merupakan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
data kesehatan seseorang. Hal ini menjadi penting untuk memahami kebutuhan dan
masalah klien (Nurse.org, 2020).

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya
beberapa bagian saja yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan.

Pemeriksaan fisik menggunakan pendakatan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi


TUJUAN
Berman, Synder & Frandsen (2016) menyatakan beberapa tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik,
yaitu :
1. Mendapatkan data dasar tentang kemampuan fungsi tubuh klien
2. Melengkapi, mengkonfirmasi atau menyangkal data yang didapatkan
3. Membantu dalam menegakkan diagnose keperawatan dan membuat perencanaan keperawatan
4. Mengevaluasi status kesehatan klien dan melihat kemajuan masalah kesehatan klien
5. Membuat clinical judgments tentang status kesehatan klien
6. Mengidentifikasi edukasi kesehatan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Jenis Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
Inspeksi
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat
dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang
digunakan untuk mengkaji/menilai pasien.
Yang bisa dilakukan inspeksi : tampilan, kebiasaan, pergerakan, ekspresi
wajah, mood, kondisi kulit (adanya petechiae, ekimosis), pergerakan bola
mata, warna faringeal, kesimetrisan rongga dada, pulsasi ketinggian vena
jugular, kontur abdomen, edema ekstremitas bawah, cara berjalan.
Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan fisik dengan perabaan, sentuhan atau
merasakan dengan menggunakan rasa proprioseptif ujung Jari atau tangan.
Cara pemeriksaan ini merupakan langkah kedua pada pemeriksaan pasien
dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi
sebelumnya.
Teknik dengan menggunakan telapak tangan atau jari tangan untuk mengkaji
adanya elevasi atau depresi kulit, hangat atau dingin, kelembutan,
tenderness, nodus limfe, pulsasi, kontur dan ukuran organ atau massa dan
adanya krepitasi.
Perkusi
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan
tubuh secara ringan dan tajam untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas
struktur atau cairan atau udara dibawahnya. Menepuk permukaan akan
menghasilkan gelombang suara yang berjalan sepajang 5-7 cm ( 2-3 inch) di
bawahnya.
Perkusi. Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa
kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan jari
tangan langsung pada permukaan tubuh.

Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan
jari tengah tangan non-dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh
yang akan diperkusi, kemudian jaringan tengah tangan dominan (biasanya
tangan kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah tangan non-dominan untuk
menghasilkan suara.
Terdapat lima jenis suara yang dihasilkan (pekak, redup, sonor, hipersonor,
dan timpani) dan keseluruhannya menggambarkan kondisi organ tubuh
bagian dalam
Auskultasi
Auskultasi adalah keterampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-
paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam / viscera abdomen.
Umumnya auskultasi adalah teknik terakhit yang digunakan pada sutu
pemeriksaan. Auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop
Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Pen light
5. Lampu kepala
6. Corong telinga
7. Speculum hidung
8. Spatel

9. Spatel
10. Tissue
11. Snellen chart
12. Garputala
13. Refleks hammer
14. Timbangan Bb
15. antropometri
PENILAIAN PENAMPILAN UMUM &
TINGKAT KESADARAN
MENILAI PENAMPILAN UMUM
1. Identifikasi status penampilan kesehatan : sakit ringan, sedang atau berat
2. Ukur tinggi badan (dalam cm) dan bentuk tubuh (tinggi atau pendek)
3. Ukur berat badan (dalam kg) dan bentuk badan (kurus, gemuk atau sedang)
4. Identifikasi ekspresi wajah : adakah tanda-tanda stress, senang, dll
5. Identifikasi cara bicara, cara berpakaian dan berhias
6. Identifikasi kebersihan secara umum, bau badan & mulut
Body Mass Index
Jika didapatkan tinggi dan berat badan, maka dapat dihitung BMI (Body
Mass Index). BMI adalah perhitungan yang didapat dari berat badan (dalam
kilogram) seseorang dibagi dengan pangkat 2 tinggi klien (dalam meter).
Nilai BMI yang tinggi dapat menjadi indikator adanya jumlah lemak yang
tinggi dalam tubuh klien dan membantu mengkategorikan berat badan,
namun tidak dapat dijadikan diagnostik untuk status kesehatan seseorang
(CDC, 2020).
• IMT = Berat Badan (kg) dibagi dengan tinggi badan dipangkat dua (m)

Example :
BB =56 kg
TB = 161 cm = 1,61 m
IMT = 21,6 ( NORMAL)
BMI
• Nilai IMT kurang dari 18,0 ( underweight)
• Nilai IMT 18,1 sampai 25.0 ( normal )
• Nilai IMT 25.1 SAMPAI 27,0 ( overweight )
• Nilai IMT 27,1 atau Lebih ( obesitas )
MENILAI TINGKAT KESADARAN
• Tingkat Komposmentis

Deskripsi Klien sadar dan terorientasi sepenuhnya, baik dengan rangsang internal ataupun eksternal,
dapat melakukan interaksi interpersonal dengan baik.
• Apatis

Keadaan klien dimana klien enggan untuk berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya, bersikap
acuh tak acuh
• Letargi

Keadaan klien dimana klien tampak lesu dan mengantuk



• Somnolen
Keadaan dimana klien selalu mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rasa nyeri atau untuk makan dan
minum, namun jatuh tertidur kembali

• Sopor / stupor
Keadaan kesadaran klien yang mirip dengan koma, tidak menunjukkan reaksi ketika dibangunkan kecuali
dengan rangsang nyeri, masih ada reaksi pupil

• Koma
Kesadaran klien yang hilang sama sekali walaupun sudah diberi rangsang apapun, termasuk rangsang batuk
atau muntah
Thank you

Anda mungkin juga menyukai