Anda di halaman 1dari 23

FILSAFAT KETUHANAN

DALAM ISLAM

Drs.H.M.Munzir, M.H.I
QS Thaha {20}:14

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak


ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku.
Pengertian Ilah
 Perkataan ilah, tidak selamanya berarti Tuhan Allah, tetapi
juga bisa mempertuhankan hawa nafsunya. (QS Al-Furqon,
25: 43), atau mempertuhankan raja atau penguasa seperti
Fir’aun mengatakan kepada pembesar kaumnya, aku tidak
mengetahui ada Tuhan selain Aku. (QS Al-Qhasash, 28: 38).
 Kata ilah diambil dari akar kata a-la-ha yang mempunyai arti
antara lain tenteram, tenang, lindungan, cinta dan sembah
(ibadah). Semua kata ini relevan dengan sifat-sifat dan
kekhususan Zat Allah dalam Al-Qur’an. Perkataan ilah dalam
bentuk tunggal (mufrad: ilahun), ganda (mutsanna: ilaahaini),
dan banyak (jamak; aalihatun). Kata ilah berarti Tuhan Allah,
bila kata Ilah dihubungkan dengan kata Allah atau sifat-sifat
Allah, seperti dalam ayat Al-Qur’an:
 “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” (QS Al-Baqarah, 2:63).
QS Al Ikhlas

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,


Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Pemikiran Manusia ttg Tuhan
 Tiap-tiap agama pada umumnya berdasar atas
kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib, dan cara hidup
tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini
amat erat hubungannya dengan kepercayaan kepada
kekuatan gaib tersebut. Kekuatan gaib itu
 Kekuatan gaib menurut dinamisme adalah kekuatan batin
yang rahasianya tidak dapat diketahui dan merupakan
kekuatan batin misterius yang disebut “mana”.
Dinamisme mengajarkan kepada pemeluknya supaya
memperoleh “mana” yang baik atau kekuatan gaib yang
baik sebanyak-banyaknya dan menjauhi mana yang jahat
sejauh-jauhnya. Timbulnya kepercayaan ini karena
masyarakat primitif belum dapat membedakan antara
materi dan roh, dan tidak jelas pula apakah mana atau
kekuatan batin yang misterius selamanya berarti
kekuatan gaib, ataukah berarti roh.
(Lanjutan):
 Sementara ada pula masyarakat primitif yang
berpendapat bahwa semua benda baik yang
bernyawa atau tidak bernyawa mempunyai roh.
Paham ini disebut “animisme”, dari kata Latin
“anima” yang berarti jiwa. Bagi mereka roh itu
tersusun dari suatu zat atau materi yang “halus”
sekali, yang menyerupai uap atau udara. Menurut
faham masyarakat primitif roh itu makan,
mempunyai bentuk dan mempunyai umur.
Kekuatan Roh
Roh itu mempunyai kekuatan dan kehendak,
bisa merasa senang dan menjadi marah.
Kalau ia marah dapat membahayakan
bagi hidup manusia. Oleh sebab itu
keridhoannya harus dicari, harus
diusahakan agar ia jangan marah,
dengan jalan memberi makan,
menyajikan korban kepadanya
dan mengadakan pesta-pesta
khusus untuk dia.
Pemikiran umat Islam ttg Tuhan
 Awal atau permulaan meyakini suatu Agama
adalah mengetahui dan meyakini adanya Allah
(awaluddin ma’rifatullah).
 Jalan mengetahui dan meyakini adanya Allah
dalam Agama Samawi, atau semua agama yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi atau
RasulNya untuk disampaikan kepada umat
manusia, tidak terjadi seperti perkembangan
pemikiran adanya Tuhan, mulai dalam bentuk
Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme
dan akhirnya baru sampai kepada Monoteisme.
(Lanjutan):
 Perkembangan pemikiran dalam Agama Samawi,
dalam pemikiran masyarakat Islam, langsung
mengetahui dan meyakini adanya Tuhan Allah,
tanpa melalui perkembangan pemikiran seperti
dalam pemikiran masyarakat primitif.
 Dalam Agama Samawi pemikiran langsung
meyakini Adanya Tuhan Allah, oleh karena
menurut Agama Samawi setiap umat mempunyai
Rasul atau utusan Allah. Hal ini ditegaskan dalam
Al-Qur’an
QS Yunus {10} 47

Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah


datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara
mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun)
tidak dianiaya.
Dialog Nabi Ibrahim dengan ayahnya
Terjemahan QS Al An aam
 Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya
Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu
dalam kesesatan yang nyata". 74
 Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-
tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan
(Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-
orang yang yakin. 75
 Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang
(lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu
tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang
tenggelam".76
 Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah
Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata:
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".
Informasi ttg Tuhan datang dari Allah
 Al-Baqarah 123: “Umat manusia itu satu. Setelah timbul
perselisihan di antara mereka. Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Allah
membekali mereka kitab yang benar sebagai pedoman dan
petunjuk guna memutuskan perselisihan sesama mereka.
Mereka tidak memperselisihkan kitab itu, melainkan
perselisihan mereka adalah sentimen kelompok. Selanjutnya
Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman
dan selalu memberi petunjuk jalan yang lurus.”
 QS Yunus, 10:19: “Manusia pada mulanya hidup rukun, bersatu
dalam satu agama, sebagaimana satu keluarga, tetapi setelah
berkembang biakdan setelah kepentingan mereka berlain-lain,
timbullah berbagai kepercayaan yang menimbulkan
perpecahan.
 QS Al-Anbiya, 21:92: “Sesungguhnya agama yang diturunkan
Allah itu satu adanya, yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu
seharusnya manusia menganut satu agama tetapi mereka telah
berpecah belah, mereka semuanya akan kembali kepada Allah
dan Allah akan menghakimi mereka”.
Argumentasi adanya Tuhan
1. Argumen Ontologis:
Argumen ontologis dimajukan buat pertamakali
oleh Plato
dengan teori ideanya. Menurut Plato tiap-tiap yang
ada di alam ini mesti ada ideanya. Yang dimaksud
dengan idea adalah devinisi atau konsep universal
dari setiap sesuatu. Contohnya kuda mempunyai
idea atau konsep universal, dan konsep ini berlaku
untuk tiap-tiap kuda yang ada di alam nyata. Idea
kuda itu adalah faham, gambaran atau konsep
universal yang berlaku untuk seluruh kuda.
2. Argumen Kosmologis: 
 Argumen Kosmologis ini dimajukan Aristoteles dengan teorinya
setiap benda yang dapat ditangkap dengan pancaindera
mempunyai materi dan bentuk. Bentuk terdapat dalam benda-
benda sendiri, dan bentuklah yang membuat materi mempunyai
bangunan atau rupa. Bentuk bukan merupakan bayangan, tetapi
bentuk merupakan hakikat sesuatu, bentuk adalah kekal dan tak
berubah-ubah. Tetapi, dalam alam pancaindera terdapat
perubahan. Perubahan menghendaki dasar, dan dasar inilah
yang dimaksud materi oleh Aristoteles. Materi berubah, tetapi
bentuk kekal.
 Antara bentuk dan materi ada hubungan gerak. Yang
menggerakkan ialah bentuk dan yang digerakkan adalah materi,
yaitu bentuk menggerakkan potensialitas untuk menjadi
aktualitas. Penggerak yang tak bergerak ini mesti dan wajib
mempunyai wujud (wajibul wujud) dan inilah yang disebut
Penggerak Pertama. Bentuk dalam arti penggerak pertama
mustilah sempurna - sesempurnanya, hanya dan merupakan
akal.
3. Argumen Teleologis
Telos berarti tujuan, Teleologis berarti serba tujuan.
Alam yang teleologis yaitu alam yang diatur menurut
sesuatu tujuan tertentu. Dengan kata lain alam ini dalam
keseluruhannya berevolusi dan beredar kepada sesuatu
tujuan tertentu. Bagian-bagian dari alam ini mempunyai
hubungan yang erat satu dengan yang lainnya dan
bekerja sama dalam menuju tercapainya tujuan-tujuan
tertentu. Hal ini tak ubahnya seperti jam. Bagian-bagian
dari jam itu, mulai dari paku yang sekecil-kecilnya
sampai pada per, jarum panjang, jarum pendek, piring
dengan angka-angkanya, dan nikel dengan jarum
bungkusnya, masing-masing mempunyai tugas dan
semua bekerja sama untuk tujuan tertentu, yaitu
menyatakan waktu bagi manusia.
4. Argumen Moral:
Di antara argumen-argumen yang ada tentang adanya
Tuhan, argumen morallah pada pendapat ahli-ahli filosof
agama yang terpenting dan terkuat. Argumen moral ini
banyak dihubungkan dengan nama Immanuel Kant.
Beliau berpendapat bahwa manusia mempunyai perasaan
moral yang tertanam dalam jiwa dan sanubarinya. Orang
merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menjauhi
perbuatan-perbuatan buruk dan menjalankan
perbuatan-perbuatan baik. Perasaan berkewajiban
melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan
buruk itu bukan tergantung pada akibat-akibat yang
akan timbul dari perbuatan itu. Ia harus berbuat baik
semata-mata karena perintah yang datang dari hati
sanubarinya untuk berbuat baik
Hakekat Mengenal Allah
Sesungguhnya hakikat dari Zat Allah SWT itu tidak
mungkin dima’rifati (dikenal atau diketahui) oleh akal
pikiran dan juga pasti tidak dapat dicapai betapa
keadaan yang sebenarnya. Sebabnya, adalah karena
akal pikiran manusia itu sudah tentu tidak akan dapat
menjangkau hal tersebut, karena manusia itu tidak
diberi petunjuk dan jalan untuk menemukan-Nya dan
mencapai-Nya. Akal manusia ini sekalipun bagaimana
cerdik dan pandainya, meskipun sudah begitu kuat
penangkapannya, tetapi tetap terbatas dalam suatu
batas tertentu dan belum mampu untuk mema’rifati
hakikat berbagai benda yang dilihatnya sehari-hari.
QS Al An aam {6}:103

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia


dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui.
QS Yunus {10}:5

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan


bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-
manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda- tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.
Buah dari Iman kepada Allah
 Adanya perasaan bebas dalam jiwa. Terhindar dari belenggu
orang lain. Hal ini terujud, karena adanya rasa iman yang
mantap dan pengakuan, bahwa Allah adalah Zat yang
menghidupkan dan mematikan, yang merendahkan dan
mengangkat, yang memberikan bencana dan manfaat, yang
mengabulkan permintaan dan menolaknya.
 Adanya iman, dapat membangkitkan sifat berani dalam
jiwa, tidak takut mati dan senang berjuang untuk
menegakkan kebenaran. Karena iman mengajarkan, bahwa
yang memberikan umur hanyalah Allah. Umur itu tidak akan
berkurang karena maju dan berani dalam peperangan, dan
tidak pula ia akan bertambah karena mundur. Banyak orang
yang meninggal di atas tempat tidurnya yang empuk dan
banyak pula yang selamat meskipun ia berada di tengah-
tengah berkecamuknya pergolakan dan peperangan.
(Lanjutan):
 Adanya iman dapat menumbuhkan keyakinan, bahwa
Allah-lah yang memberi rizki. Manakala rizki telah
diberikan, tak seorang pun yang dapat menghalanginya
walaupun orang itu tamak atau benci .
 Adanya Iman, dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan
moral pada manusia dan bahkan dapat menghubungkan
manusia dengan Dzat Yang Maha Tinggi, yaitu Allah
sebagai Sumber Kebaikan, Keindahan dan Kesempurnaan.
Dengan demikian, manusia akan merasakan nilai dirinya
lebih tinggi dan lebih besar daripada materi-materi
duniawi lainnya. Ia tahu, kebaikan dan kebahagiaan itu
terletak pada kemuliaan dan kehormatan yang
tercerminkan pada perbuatan-perbuatan yang baik
(shaleh).
(Lanjutan):
 Dengan adanya iman Allah memberikan kehidupan sejahtera
kepada orang-orang mukmin di dunia. Kehidupan sejahtera
ini, suatu bukti kasih Allah kepada orang mukmin. Adanya
petunjuk Allah, beserta pertolongan-Nya dalam menghadapi
musuh-musuhnya. Allah menjaga mereka dari bencana yang
akan menimpa dirinya. Allah mengangkatnya apabila ia
tergelincir ke dalam lembah yang menyesatkan, apalagi
terperosok dalam lembah kesenangan hidup materi
yang sesat yang dilakukan dengan jalan sesat pula.

Anda mungkin juga menyukai