Anda di halaman 1dari 19

TEORI –TEORI YANG MENDASARI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DALAM MENGHADAPI DILEMA ETIK
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

BY : ROSLINA YULIANTY, SST, MKES


TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.  Teori  Utilitarisme:
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan,
meminimalkan ketidaksenangan.
2.  Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila
bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam
harus dikembalikan
3.  Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap  manusia mencari
kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
4.  Teori Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya
manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik
bagi kita
 Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling
dikenal dan banyak diterima oleh kalangan
luas adalah teori rasional komprehensif.
Unsur-unsur utama dari teori ini dapat
dikemukakan sebagai berikut :
• Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu
yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau
setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat
diperbandingkan satu sama lain.
• Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani
pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan
rangkingnya sesuai dengan urutan kepentingannya.
• Pelbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti
secara saksama.
• Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap
altenatif yang dipilih diteliti.
• Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya,
dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.
• Pembuat keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-
akibatnya’ yang dapat memaksimasi tercapainya tujuan, nilai
atau sasaran yang telah digariskan.
• Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan
kritik yang paling tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi
dan Matematika Charles Lindblom. Lindblom secara tegas
menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya
tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit
dan terumuskan dengan jelas.
• Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak
rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah
seorang pengambil keputusan memiliki cukup informasi
mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu
meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif
yang ada, serta memperhitungkan asas biaya
manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang
saling berkaitan    
• Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik
kepentingan antara nilai-nilai sendiri dengan nilai-
nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori
ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai
yang ada dapat dibedakan dengan mudah, akan
tetapi kenyataannya sulit membedakan antara
fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada beberapa masalah diperbagai negara
berkembang seperti Indonesia untuk menerapkan
teori rasional komprehensif ini karena beberapa
alasan yaitu:
• Informasi dan data statistik yang ada tidak
lengkap sehingga tidak bisa dipakai untuk dasar
pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka
akan terjadi sebuah keputusan yang kurang tepat.
• Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang
berbeda dengan nagara berkembang ekologi
budanyanya berbeda.
• Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa
mendukung unsur-unsur rasional dalam
pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi
negara berkembang kebanyakan korup sehingga
menciptakan hal-hal yang tidak rasional.
Untuk konteks negara-negara sedang berkembang
menurut R’s. Milne (1972), mode irasionar
komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan.
Sebabnya ialah:
• informasi/datastatistik tidak memadai
• tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai
untuk kondisi- kondisi negara sedang berkembang
• ekologi budaya di mana sistem pembuatan
keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung
birokrasi di negara sedang-berkembang umumnya
dikenal amat lemah dan tidak sanggup memasok
unsur-unsur rasionar dalam pengambilan
keputusan.
   Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan
keputusan mencerminkan suatu teori
pengambilan keputusan yang menghindari
banyak masalah yang harus dipertimbangkan
(seperti daram teori rasional komprehensif) dan,
pada saat yang sama, merupakan teori yang
lebih banyak menggambarkan cara yang
ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah
dalam mengambil kepurusan sehari-hari.
Pokok-pokok teori inkremental ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
• Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk
mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu hal
yang saling terpisah.
• Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang langsung
berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya dipandang berbeda
secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada
sekarang.
• Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan
dievaluasi.
• Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur.
Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak dari
masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
• Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji bagi
keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan
sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu adalah
yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
• Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan kecil
dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit
dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk
Kepurtusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan
produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai
pihak yang terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang
strukturnya majemuk paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan
lebih gampang untuk mencapai kesepakatan apabila masalah-masalah yang
diperdebatkan oleh pelbagai kelompok yang terlibat hanyalah bersifat upaya untuk
memodifikasi terhadap program-program yang sudah ada daripada jika hal tersebut
menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal yang
memiliki sifat ” ambil semua atau tidak sama sekali. Karena para pembuat keputusan
itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti khususnya yang menyangkut akibat-
akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa datang, maka keputusan yang bersifat
inkremental ini akan dapat mengurangi resiko dan biaya yang ditimbulkan oleh
suasana ketidakpastian itu Paham inkremental ini juga cukup rcalistis karena ia
menyadari bahwa para pembuat keputusan sebenamya kurang waktu, kurang
pengalaman dan kurang sumber-sumber lain yang diperlukan untuk melakukan
analisis yang komprehensif terhadap semua altematif untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada.
•  Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat
tepat diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur
mejemuk. Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling
percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih
aman. Kondisi yang realistik diberbagi negara bahwa dalam
menagmbil keputusan/kebijakan para pengambil keputusan
dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup
waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain
yang dipakai untuk analsis secara komprehensif.
• Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan
keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat
diterima.
Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini:
• ü  keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau
mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan
mapan sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.
• ü  Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka
pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan
lain
• ü  Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan
yang inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih
membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar.
Bentuk pengambilan keputusan :
o    Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan
organisasi atau pimpinan, rencana dan masa
depan, rencana bisnis dan lain-lain.
o    Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan
kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas.
o    Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan
yang dipengaruhi oleh standart praktik
kebidanan.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan
keputusan sangat penting karena dipengaruhi
oleh 2 hal yaitu:
1. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang
bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi
kebutuhan.
a. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien
bidan berusaha keras untuk memenuhi
kebutuhan.
b. Perawatan berfokus pada ibu(women
centered care) dan asuhan total( total care).
2) Tingginya angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia pada umumnya disebabkan oleh 3
keterlambatan yaitu :
• Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan
sehingga terlambat untuk memulai pertolongan.
• Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan. 
• Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di
tempat pelayanan.
• Empat  Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam
Pengambilan Keputusan Ketika Menghadapi Delima
Etik.
3. Empat  Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral
Dalam Pengambilan Keputusan Ketika
Menghadapi Delima Etik.
a. Tingkatan 1
• Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan
pada pengalaman atau  pengalaman rekan
kerja.
b.  Tingkatan 2
• Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi,
kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik dan  panduan praktik profesi.
c.  Tingkatan 3
• Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktik kebidanan:
a . Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak
kebebasan dan pilihan individu.
b. Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahteraan
klien, selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
c. Non Maleticence, tidak melakukan tindakan yang
menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
d. Justice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan
keuntungan.
d.  Tingkatan 4
Teori pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etika dan moral
pelayanan kebidanan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai