Anda di halaman 1dari 36

KIMIA ANALISIS KUANTITATIF

Putri Indah Sayakti, M. Pharm.Sci., Apt


Spektroskopi dan Radiasi Elektromagnetik

• Spektroskopi merupakan studi antaraksi radiasi elektromagnetik dengan

materi.

• Radiasi elektromagnetik adalah suatu bentuk dari energi yang diteruskan

melalui ruang dengan kecepatan yang luar biasa.

• Dikenal berbagai bentuk radiasi elektromagnetik dan yang mudah dilihat

adalah cahaya atau sinar tampak.

• Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma,

sinar x, ultra violet, infra merah, gelombang mikro, dan gelombang radio
Radiasi elektromagnetik (REM)
• Spektroskopi merupakan studi antaraksi radiasi elektromagnetik dengan materi.

• Radiasi elektromagnetik, merupakan energi yang merambat dalam bentuk


gelombang (termasuk UV-Visible)

• Dikenal berbagai bentuk radiasi elektromagnetik dan yang mudah dilihat adalah
cahaya atau sinar tampak.

• Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma, sinar x, ultra
violet, infra merah, gelombang mikro, dan gelombang radio
• Radiasi Elektromagnetik mempunyai panjang gelombang, frekuensi, kecepatan, dan

amplitudo.

• Panjang gelombang merupakan jarak linier dari suatu titik pada satu gelombang ke titik yang

bersebelahan pada gelombang yang berdekatan

• Huruf latin λ (lambda) digunakan sebagai simbol panjang gelombang.

• Satuan panjang gelombang yg digunakan pada sinar UV-Vis adalah nanometer (nm)

• Bilangan gelombang merupakan 1/panjang gelombang (1/ λ )

• Pada spektro IR panjang gelombang dinyatakan dalam satuan cm, sehingga bilangan

gelombang dinyatakan dengan cm-1


• Frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang melewati suatu titik
tertentu dalam satuan waktu.
• Frekuensi dengan simbol latin nu (ν) menunjukkan jumlah gelombang yang
terjadi perdetik.
• Frekuensi sering dinyatakan dengan satuan detik -1 atau putaran per detik (Hz,
Hertz).
• Perkalian antara frekuensi dalam detik-1 dan panjang gelombang dalam cm
merupakan suatu konstanta yang disebut kecepatan radiasi.
c = λ.ν ---> ν = hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang?
• Kecepatan radiasi diberi simbol c dan satuannya adalah cm per detik. Besarnya
kecepatan radiasi telah ditentukan secara tepat dalam vakum yaitu 2,998 x 1010
cm/detik atau 3 x 1010 cm/detik
• Radiasi elektromagnetik dipancarkan dan diserap sebagai paket energi yang
disebut foton. Energi foton tergantung pada frekuensi radiasi dengan
persamaan: E = h.ν ---> E =
– Yang mana:
– E = energi cahaya/ energi foton
– H = tetapan planck 6,626 x10-34 joule
– C = kecepataan cahaya 2,998 x 1010 cm/detik
– λ = panjang gelombang
Penyerapan radiasi oleh molekul
• Semua molekul mempunyai energi, berupa:

– Energi transional Etrans

– Energi vibrasional Evibr

– Energi rotasional Erot

– Energi elektronik Eelek

– Energi suatu molekul  E = Etrans+Evibr+Erot+Eelek

• Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai

sehingga energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih tinggi (transisi

elektron), akan terjadi proses penyerapan (absorpsi) energi oleh molekul

• Supaya terjadi absorpsi, perbedaan energi antara dua tingkat energi harus sama

dengan energi foton yang diabsorpsi


lanjutan..
• Sinar ultraviolet dan sinar visible memberikan
energi yang cukup untuk terjadinya transisi
elektronik
• Keadaan energi yang paling rendah disebut
energi dasar (ground state)
• Transisi elektron akan meningkatkan energi
molekul dari tingkat dasar ke suatu tingkat
energi tereksitasi.
Penyerapan sinar UV dan sinar tampak oleh
molekul
• Hasil penyerapan radiasi elektromagnetik (rem)
oleh molekul:
– Eksitasi
• M +hv  M*,
• M* merupakan lambang molekul yang tereksitassi dengan
waktu hidup 10-8-10-9 detik
– Relaksasi
• M*  M+panas
• Menghasilkan senyawa baru
• Reaksi fotokimia
• Emisi radiasi kembali (fluorosensi dan fosforisensi)
Lanjutan..
• Absorpsi sinar UV dan sinar visible pada umumnya dihasilkan oleh
eksitasi elektron-elektron ikatan kimia dalam suatu struktur senyawa
• Sehingga panjang gelombang yang diabsorpsi dapat dihubungkan
dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu molekul senyawa
• Elektron yang terlibat pada absorpsi radiasi UV-Vis ada 3:
– Elektron sigma (σ)

– Elektron phi (π)

– Elektron bebas (n > non bonding electron)


Elektron sigma (σ)

• Orbital molekul yang menyebabkan terjadinya


ikatan tunggal disebut dengan ikatan sigma
• Elektron yang menempati ikatan tersebut
disebut elektron sigma
Elektron phi (π)
• Dalam molekul organik yang berikatan
rangkap, terdapat dua macam orbital molekul,
yaitu orbital sigma dan orbital phi
Elektron bebas/ non bonding electron (n)

• Disebut non bonding electron karena elektron tersebut tidak


ikut serta dalam pembentukan ikatan kimia dalam suatu
molekul.
• Non bonding electron biasanya terdapat pada atom N, O, S
dan halogen (Cl, Br, I, F)
Transisi elektron
• Transisi elektron yang terjadi pada suatu molekul ada 4:
– Transisi sigma-sigma star (σ- σ*)
– Transisi n-sigma star (n- σ*)

– Transisi n-phi star (n-π*)


– Transisi phi-phi star (π-π*)
Elektron sigma, phi atau non bonding elektron?
Transisi sigma-sigma star (σ- σ*)

• Energi yang diperlukan untuk transisi ini besarnya sesuai dengan energi sinar

yang frekuensinya terletak diantara UV vakum (< 180 nm), contoh:


– Metana, hanya mempunyai ikatan –C-H, mempunyai pita serapan elektron sigma pada

panjang gelombang 125 nm

– Etana, mempunyai pita serapan pada 135 nm untuk transisi elektron C-C, kekuatan

ikatan C-C lebih lemah dibanding ikatan C-H sehingga energi eksitasi lebh kecil, dan

panjang gelombang bergeser ke arah yang lebih panjang.

• Jenis transisi ini kurang bermanfaat untuk analisis secara spektrofotometri

UV-Vis
Transisi n-sigma star (n- σ*)

• Jenis transisi ini terjadi pada senyawa organik


jenuh yang mengandung atom yang memiliki
elektron bebas (non bonding electron)
• Kebanyakan transisi ini terjadi pada panjang
gelombang < 200 nm
Transisi n-phi star (n-π*)
dan Transisi phi-phi star (π-π*)
• Untuk memungkinkan terjadinya jenis transisi ini, maka molekul

organik harus mempunyai gugus fungsional yang tidak jenuh

• Jenis transisi ini merupakan transisi yang paling cocok untuk analisis

sebab sesuai dengan panjang gelombang antara 200-700 nm

• Panjang gelombang ini secara teknis dapat diaplikasikan pada

spektrofotometer
Pergeseran panjang gelombang
• Pelarut yang digunakan dapat menyebabkan pergeseran panjang gelombang
– Hypsochromic shift (pergeseran biru)
Pergeseran pita serapan ke arah panjang gelombang yang lebih pendek.
Terjadi pada transisi n- σ* dan n-π* dalam pelarut polar
– Bathocrhromic shift (pergeseran merah)
Pergeseran pita serapan ke arah panjang gelombang yang lebih besar
Terjadi pada transisi π-π* pada pelarut polar
Kromofor
• Kromofor merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa organik

yang mampu menyerap sinar UV dan Visible


Auksokrom

• Pada molekul organik dikenal pula istilah ausokrom

yang merupakan gugus fungsional yang mempunyai

elektron bebas, seperti -OH; -O; -NH2; dan –OCH3.

• Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor

akan mengakibatkan pergeseran absorbansi ke

panjang gelombang yang lebih besar


Ikatan Terkonjugasi
• Ikatan terkonjugasi merupakan ikatan
rangkap yang berselang seling dengan
satu ikatan tunggal
• Elektron mengalami delokalisasi
karena adanya ikatan terkonjugasi
• Menyebabkan penurunan tingkat
energi π*
• Terjadi pergeseran batokromik
Analisis kuantitatif menggunakan
spektrofotometer UV-Vis
Istilah-Istilah:
1. Spektroskopi: Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan energi pada
level mikroskopis
2. Spektrometri: Ilmu yang mempelajari teknik pengukuran interaksi materi
dengan energi
3. Spektrofotometri: Ilmu yang mempelajari teknik pengukuran interaksi
materi dengan energi/sinar/komponen sinar matahari
4. Spektrofotometer: alat/instrumen
Instrumentasi
• Sumber sinar/ cahaya
– Sumber cahaya (uv) yang digunakan adalah lampu deuterium (D2), Lampu deuterium (D2) dapat

menghasilkan cahaya dalam daerah 160-380 nm.

– Sumber cahaya (vis) yang digunakan adalah lampu tungsten halogen, Lampu tungsten halogen

menghasilkan cahaya tampak dalam daerah panjang gelombang 350-800 nm.

• Monokromator

• Sel absorpsi/ sel sampel

• Detektor
Instrumentasi
PRINSIP DASAR
• Sinar UV-Vis saat mengenai larutan bening akan mengalami 2
hal yaitu:
– Transmisi, sinar diteruskan
– Absorbsi, sinar diserap
• Absorpsi atau serapan dapat terjadi jika energi foton/REM
yang mengenai senyawa molekul memiliki energi yang sama
dengan energi yang dibutuhkan untuk terjadinya tansisi
elektron
Transmisi
Hukum Lambert Beer

A   log T   log I / I 0   log I 0 / I     b  c


Hukum Lambert Beer
A   log T   log I / I 0   log I 0 / I     b  c

Keterangan:

• A = Absorbansi

• a = absorptivitas (tetapan)

• b = tebal kuvet (cm)

• c = konsentrasi

• I0 = intensitas sinar mula-mula

• I = intensitas sinar setelah melalui larutan melalui larutan dengan ketebalan b


Absorptivitas
• Absorptivitas (a) merupakan konstanta yang satuannya ditentukan
oleh satuan-satuan b dan c
• Jika satuan c dalam molar (M) maka absorptivitas (a) disebut
dengan absorptivitas molar (ε) dengan satuan M-1cm-1
1% 1%
• Jika satuan
1cm c dalam
1cm % b/v (g/100 mL) maka absorptivitas dapat

ditulis E atau A
• Hubungan antara E dan ε adalah:
1%
1cm

ε=E x
Absorptivitas
• Nilai merupakan absorbansi senyawa yang diukur pada konsentrasi 1%

dengan menggunakan kuvet dengan ketebalan 1 cm.

• contoh:
– Dalam etanol, sulfadiazin memiliki λmaks 270 ; = 844

– Artinya, sulfadiazin pada konsentrasi 1% b/v diukur pada panjang gelombang 270 nm

akan memberikan absorbansi sebesar ± 844

– Nilai memberikan manfaat untuk mengetahui berapa besaar konsentrasi senyawa

yang harus disiapkan agar diperoleh nilai absorbansi antara 0,2-0,8

– Berdasarkan informasi tersebut maka sulfadiazin harus diencerkan sebanyak 2000 kali

(0,5 mg/100mL) agar absorbansinya ± 0,422


Hal-hal yang harus diperhatikan
• Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
– Pereaksi yang digunakan harus memenuhi syarat:
• Reaksinya selektif dan sensitif

• Reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel

• Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama


• Waktu operasional (operating time)
– Cara ini digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.

– Agar diketahui waktu pengukuran yang stabil

– Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu


pengukuran dengan absorbansi larutan
• Pemilihan panjang gelombang
– Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis
kuantitatif adalah panjang gelombang yang
mempunyai absorbansi maksimal.
– Memilih panjang gelombang maksimal, dilakukan
dengan membuat kurva hubungan antara
absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu
larutan baku pada konsentrasi tertentu
Alasan penggunaan
panjang gelombang maksimal

a. Memiliki sensitivitas terbesar

b.Pada puncak, kurva absorpsi flat (datar)


sehingga Hukum Lambert-Beer menjadi lebih
valid.
• Pembuatan kurva baku
– Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan
dianalisis dengan berbagai konsentrasi
– Masing2 konsentrasi diukur dan dibuat kurva yang
merupakan hubungan antara absorbansi (y)
dengan konsentrasi (x)
– Bila hukum Lambert Beer terpenuhi, maka kurva
baku berupa garis lurus

Anda mungkin juga menyukai