Anda di halaman 1dari 26

RESPONSI 2

ILLEUS
OBSTRUKSI

Diana Wulandari
21710091
 
Pembimbing :
dr. Tri Cahya Metta Sp. B
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
Umur : 64 tahun (05-08-1958)
Jenis kelamin : Laki - laki
No RM : 22494144
Alamat : Klagen, Rejoso, Nganjuk
Pendidikan terakhir : SD / sederajat
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 27-01-2022
Secondary
survey
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 28-01-2022
Keluhan Utama : Nyeri seluruh lapang Perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Nganjuk tanggal 27 januari 2022 pukul 09.35
WIB, dengan keluhan nyeri perut diseluruh lapang abdomen. Pasien mengatakan
nyeri dirasakan sejak 5 hari yang lalu, pasien mengatakan perutnya terasa sebah.
Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan nyeri dirasakan hilang timbul.
Pada saat tidur pasien mengatakan nyeri bertambah dan saat dibawa duduk nyeri
berkurang. perut pasien kembung dan keras seperti papan. Pasien juga mengeluh mual
disertai muntah, selain itu pasien juga merasakan tidak bisa kentut dan BAB sejak 2
hari ini, tidak ada keluhan pada BAK, pasien mengaku badannya terasa lemas karena
tidak nafsu makan selama berhari-hari, karena setiap kali makan pasien merasa mual,
pasien juga mengeluh pusing. Demam (-).
• Riwayat Penyakit Dahulu: HT (-), DM (-), Jantung (-), Asma (-), Oprasi
Abdomen (-), Sembelit (+).
• Riwayat Penyakit Keluarga: HT(-), DM (-), Jantung (-).
• Riwayat Pengobatan: sebelum ke RSUD Nganjuk pasien sempat ke Klinik
dekat rumah dan disuruh ke RSUD Nganjuk. Pasien sempat di pijit ke
tukang pijit sebelum MRS.
• Riwayat Alergi Obat: -
• Riwayat Penyakit Sosial: pasien merupakan seorang petani, Riwayat
merokok (-), minum kopi (-), minum alkohol (-), Jamu (-).
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. GCS : E4V5M6
4. Vital Sign :
- Tekanan darah : 129/85 mmHg
- Nadi : 85 x/ menit
- Pernafasan : 22 x/menit
- Suhu : 36 oC
- Spo2 : 97%
- Akral : Hangat
- CRT : < 2 detik
Kepala
 Anemis (-/-), Ikterik (-/-), Sianosis
(-), Dypsneu (-),

Pulmonal
Leher  Inspeksi: Pergerakan dinding dada
simetris, retraksi dinding dada (-)
•  Palpasi: fremitus suara teraba simetris
Deviasi trakea (-), pembesaran KGB
 Perkusi: sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi: vesikuler di kedua lapang
Abdomen paru, rhonki wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

Cor
• Inspeksi: Perut tampak agak buncit,
distended (+)

• Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
Auskultasi: Bising usus (+) meningkat,
metallic Sound (tidak ditemukan) • Palpasi: ictus cordis tidak teraba
• Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (+) seluruh • Perkusi: batas jantung normal
lapang abdomen, Hepar Lien tidak • Auskulatasi: S1, S2 tunggal,
teraba, perut keras seperti papan. murmur (-), gallop (-)
• Perkusi : Timpani, nyeri ketok CVA (-/-)
Pemeriksaan Fisik
ABDOMEN
• Inspeksi : Perut tampak buncit, distended (+),
warna kulit normal.
• Palpasi :Supel (+), Nyeri tekan (+) seluruh
lapang abdomen, Hepar Lien tidak teraba
(Asites (+)), perut keras seperti papan.
• Nyeri hilang timbul
• Metallic sound (-)
Differential Diagnosis

• Ileus Obstruksi
parsial
• Konstipasi
• Kolitis ulseratif
(Ulceratif Colitis)

Diagnosis IGD

Diagnosis awal:
akut abdomen susp illeus Obstruksi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi thorax foto:
 Soft tissue swelling (-)
 Cor: ukuran membesar (CTR>55%)
- Kesimpulan: Cardiomegali
Hasil Pemeriksaan USG
• Hepar: ukuran membesar 914,86 cm, echo parenkim normal,
tepi tajam V.porta / V. Hepatika tidak dilatasi, Nodul.
• Pancreas: sulit di evaluasi tertutup bayangan gas
• Bladder: Cath (+), berisi cukup cairan, dinding normal, massa

Radiologi (-), batu (-)


Kesimpulan:

 Hepatomegaly ringan

 Sludge gallbladder
Hasil Foto polos abdomen AP
• Gas usus normal
• Tanpak fecal material
• Herringbone sign (+)
• Tanpak dilatasi usus
• Penebalan dinding usus
(+)
Kesimpulan:
Ileus Obstruksi
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hematologi Lengkap
Leukosit 12,05 H 10^3/μL 3.6-11.0
L
Hitung Jenis
Neutrofil 87.0 H % 50-70
A
Limfosit
Monosit
9.7 L
3.1
%
%
25-40
2-8 B
O
Eosinofil 0.1 L % 2-4

T
Basofil 0.1 % 0-1
Eritrosit 5.24 10^6/μL 3.8-5.2
Hemoglobin 15.6 g/dL 11.7-15.5 R
Hematokrit 45.1 % 35-45 O
MCV 86.1 fL 80-100 A
MCH 29.8 pg 26-34
R
MCHC 34.6 % 32-36
T
Trombosit
RDW-CV
290
13.0
10^3/μL
%
150-400
11.5-14.5 I
MPV 8.70 fl 7.2-11.1 O
PCT
Laju endap darah
0.27
16 H
%
Mm/jam
-
0-10
U
NLR
Absolute limfosit count
8.97 H
1.17 L
 
10^3/μL
 
1.0-1.5 (low risk Covid 19)
M
Hemostasis
PT 11.2 9.3 – 11.4 detik
APTT 29.7 24.5 -32.8 detik

Imunoserologi
Rapid Antigen SARS-CoV-2 Negatif Negatif

HBsAg Non Reaktif Non Reaktif

Kimia Klinik
Diabetes
Glukosa Sewaktu 114 70-120 mg/dl
Fungsi Ginjal
BUN/ blood urea nitrogen 15 8-18mg/dl
Kreatinin 0.99 0.57-1.11
Fungsi Hati

SGOT 24.0 5.0-34.0 U/L


SGPT 16.1 0.0- 55.0 U/L
Nitrolit

Natrium (Na) 134 L 135-147


mmol/L
Kalium (K) 3.9 3.5-5 mmol/L
Kalsium ion (Ca ++) 1.28 H 1-1.15
mmol/L
Diagnosis Akhir

Illeus obstruksi parsial


Penatalaksanaan
Di IGD
• Inf Futrolit 20 tpm
• Inj Claneksi 3x1g
• Inj santagesik 3x1 amp Dr Metta Sp.B
• NGT. • MRS kan
• DC • Fleet enema 1x1 susp
• Inj. Pentoprazole 1x40g Terapi di Ruangan
• Dulcolax supp II (extra) • Inf PZ
• Puasa • Inj Claneksi 3x1 gr
• Inj Santagesik 3x1
• Inj Dipenhidramin 3x1
• Inj pantoprazole 1x1
• Dulcolax 1x1 setiap pagi sampai BAB
• Fleet enema 1x1 supp
FOLLOW UP
Sebelum oprasi
03-02-2022
S : pasien akan Operasi hari ini, pasien
merasa cemas.
O : Ku: Cukup
Kesadaran : composmentis
TD: 122/82 mmHg, nadi : 80 x/ menit,
RR: 20 x/menit, SPO2: 96%
A : CA Mammae Sinistra
P : pro konsul dokter anastesi
 
Follow Up

  28 Januari 2022 29 Januari 2022 30 januari 2022


S • Nyeri seluruh lapang perut • Nyeri perut • Nyeri perut berkurang, BAK keruh seperti teh,
flatus (-), BAB (+), BAK(+)
O • KU : Cukup • KU : Cukup • KU : Cukup
• Kes : Composmentis • Kes : Composmentis • Kes : Composmentis
• TD : 140/92 mmHg • TD : 147/93 mmHg • TD : 146/93 mmHg
• N : 98 x/mnt • N : 95 x/mnt • N : 97 x/mnt
• RR : 20 x/mnt • RR : 20 x/mnt • RR : 21 x/mnt
• Suhu : 36,7°C • Suhu : 35,0°C • Suhu : 36,1°C
• SPO2: 95% • SPO2: 95% • SPO2 97%
• K/L : a/i/c/d -/-/-/- • K/L : a/i/c/d -/-/-/- • K/L : a/i/c/d -/-/-/-
• Thorax : • Thorax : • Thorax :
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-) Gallop (-) Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-) Gallop (-) Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-) Gallop (-)
Pulmo: Ves +/+, Rh -/- Wh -/- Pulmo: Ves +/+, Rh -/- Wh -/- Pulmo: Ves +/+, Rh -/- Wh -/-
• Abd: Distended (+), BU (+) meningkat, • Abd: Distended (+), BU (+) meningkat, • Abd: BU (+) meningkat, Nyeri tekan (+),
Nyeri tekan seluruh lapang perut, hepar Nyeri tekan seluruh lapang perut, hepar metallic sound (-)
dan lien tik teraba dan lien tik teraba • Ext: AHKM (+) Oedema (-)
• Ext: AHKM (+) Oedema (-) • Ext: AHKM (+) Oedema (-)  
   
A • Akut abdomen Susp • Illeus Obstruksi • Illeus obstruksi
Illeus obstruksi
P • Inf PZ • Lanjut terapi • Inf PZ
• Inj Claneksi 3x1 gr • DC: 550 cc • Inj Claneksi 3x1 gr
• Inj Santagesik 3x1 • NGT: 150 cc • Inj Santagesik 3x1
• Inj pantoprazole 1x1   • Inj Dipenhidramin 3x1
• Fleet enema 1x1 supp • Inj pantoprazole 1x1
extra • Fleet enema 1x1 supp
• Dulcolac susp • Dulcolac stop (sudah BAB jam 1
• Obs DC dan NGT pagi)
• Puasa • Cek flatus
  • Puasa
• obs NGT : 50 cc , DC: 600 cc
obs TTV
Tinjaun Pustaka
• Ileus adalah gangguan / hambatan pasase usus yang merupakan
tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan
pertolongan atau tindakan.

• Ileus dibagi menjadi 2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus


paralitik.
ETIOLOGI
• Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus
obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus.
• Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau
parastomal), Hernia interna (paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan
hernia foramen Winslow).
• Neoplasma, Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi
intralumen, sedangkan tumor metastase atau tumor intraabdominal dapat
menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.
• Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi
akut selama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.
• Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti
malrotasi usus.
• Batu empedu yang masuk ke ileus.
 Diagnosis Illeus obstruksi ditegakkan berdasarkan
klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
 Pemeriksaan Penunjang radiologi, laboratorium
sebagai pemeriksaan tambahan untuk menegakkan
diagnosis.
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai