Anda di halaman 1dari 12

PENERANGAN/PENCAHAYAAN

Perancang bangunan bertingkat harus mempelajari masa lah penerangan atau pencahayaan sehingga bangunan
dapat ber fungsi seperti yang diharapkan. Selain itu, perancang bangunan harus juga memperhatikan manfaat
penerangan atau pencaha yaan alam selama masih dapat dimanfaatkan.

Matahari

Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh
ka rena itu, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apa lagi Indonesia sebagai daerah tropis yang terletak
di garis kha tulistiwa, matahari memancarkan sinarnya sepanjang tahun tanpa perbedaan siang dan malam. Tidak
seperti pada daerah daerah subtropis, waktu penyinaran matahari pada siang hari lebih banyak daripada malam hari
atau sebaliknya.

Pemanfaatan Cahaya Matahari

Matahari selain memberikan panas (radiasi) juga memberi kan cahaya (sinar). Mengingat cahaya matahari pada
siang hari adalah cahaya yang bermanfaat sekali bagi semua kehidupan di darat dan air, maka cahaya matahari
sangat diperlukan khususnya dalam pencahayaan bangunan. Tujuan pemanfaatan cahaya matahari sebagai
penerangan alami dalam bangunan adalah sebagai berikut:
a. menghemat energi dan biaya operasional bangunan:
b. menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek
psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang;
c. mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan langsung
mau pun tidak langsung.

Pemanfaatan cahaya matahari ke dalam ruang dapat dilaku kan dengan berbagai cara, dilihat dari arah
jatuhnya sinar mata hari dan komponen/bidang-bidang yang membantu memasuk kan dan memantulkan cahaya
matahari. Sudut jatuhnya sinar matahari ini berbeda-beda pada setiap daerah. Deklamasi matahari itu berubah-ubah
antara 23 1/2° Lintang Utara pada bulan Juni, 0° garis khatulistiwa pada bulan Maret dan September, 23 1/2°
Lintang Selatan pada bulan Desember. Untuk mengukur sudut jatuhnya sinar matahari ini dipergunakan diagram
lintang mata hari (Gambar 4.1).
Pada umumnya, cahaya matahari yang jatuh ke permukaan tanah/bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Cahaya matahari langsung jatuh pada bidang kerja.
b. Refleksi/pantulan cahaya matahari dari benda yang beradadi luar rumah dan masuk melalui jendela.
c. Refleksi/pantulan cahaya matahari dari halaman, yang untuk kedua kalinya dipantulkan kembali oleh langit-
langit dan dinding ke arah bidang kerja.
d. Cahaya yang jatuh di lantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.
Besarnya refleksi cahaya matahari ini sangat dipengaruhioleh bahan pemantulan dan warna, sedangkan
intensitas cahayamatahari yang masuk ke dalam ruangan sangat dipengaruhi olehbeberapa faktor berikut ini.
e. Jenis bahan yang dipergunakan adalah tembus cahaya,misalnya kaca polos, kaca berwarna, dan fibre glass.
f. Warna bahan sebagai bidang pantulan yang berpengaruh adalah warna dinding, langit-langit, dan lantai.
Semakinwarnanya muda dan cerah, semakin banyak memantulkan cahaya
g. Luas bidang bukaan/jendela.
h. Pengurangan intensitas cahaya oleh kisi-kisi (sunscreen)dan pohon.
Matahari berjalan/merambat dari arah Timur ke Barat. Hal ini mempengaruhi besar cahaya ke dalam ruangan
yang meng hadap ke arah Timur, Barat, Utara, dan Selatan. Pada peran cangan bangunan, khususnya bangunan
bertingkat tinggi. permukaan kacanya diusahakan menghadap arah Utara atau Selatan untuk menghindari radiasi
panas matahari yang masuk ke dalam ruangan. Radiasi ini berpengaruh besar terhadap sistem pengudaraan buatan
di dalam ruangan. Apalagi matahari baru menyinarkan cahaya yang panas dan terang pada pukul 10.00 s.d. 15.00,
dan kesempatan untuk bekerja biasanya pukul 8.00 s.d. 17.00 (Gambar 4.2). Khususnya di kota-kota besar yang
beriklim panas, perancang bangunan bertingkat tinggi cenderung membuat bangunan tertutup dengan
menggunakan pengudaraan buatan untuk mengurangi banyaknya cahaya matahari.
Oleh karena cahaya yang cukup dibutuhkan pada waktu bekerja, sedangkan cahaya masuk ke dalam ruangan
dibatasi, mengingat semua bangunan (khususnya bangunan bertingkat banyak) menghindari banyaknya cahaya
matahari, maka diper lukan suatu cara untuk menggantikan cahaya tersebut dengan menggunakan cahaya buatan.
Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan pemerintah melalui suatu pembangkit tenaga.
Perusahaan ter sebut adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menye lenggarakan dan menyiapkan sesuatu
tenaga pembangkit lis trik dengan sistem: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), dan Pembangkit Lis trik Tenaga Diesel (PLTD).
Di luar negeri terdapat pembangkit tenaga listrik lain, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
Dari tempat pembangkit ini, listrik dialirkan melalui ka wat-kawat/kabel-kabel bertegangan tinggi ke kota-
kota yang memerlukan dan diubah dari tegangan tinggi ke tegangan menengah pada tempat-tempat/gardu-gardu
induk. Tegangan menengah yang berada di jalan-jalan besar untuk menuju ke gardu-gardu tertentu perlu diubah
menjadi kabel tegangan ren dah sehingga dapat disalurkan pada bangunan-bangunan rumah (Gambar 4.3 dan 4.4).

Keterangan:
1. Pembangkit listrik
2. Tegangan tinggi
3. Gardu induk PIN
4. Tegangan menengah
5. Cardu lingkungan PLN
6. Tegangan rendah
Untuk keperluan kebutuhan tenaga listrik pada bangunan bangunan besar, bangunan tersebut cukup
berlangganan listrik tegangan menengah kemudian diubah tegangannya. Batasan ber langganan tegangan
menengah jika kebutuhan listrik bangunan tersebut sudah lebih dari 200 KVA. Tegangan menengah tersebut akan
diubah/diturunkan oleh suatu alat transformator men jadi tegangan rendah 220 V untuk penerangan dan 380 V
untuk peralatan-peralatan/mesin/pompa-pompa.
Apabila memerlukan tenaga listrik yang besar melebihi 200 KVA, maka diberikan sistem berlangganan
tegangan menengah. Keuntungan berlangganan tegangan menengah adalah biaya berlangganan lebih murah,
dengan syarat harus menyediakan gardu dan transformator yang diusahakan terletak di halaman/ bangunan tersebut
dan sedapat mungkin lebih dekat ke jalan karena kabel-kabel penyambung tersebut cukup mahal. Usaha kan pula
tempat parkir untuk petugas PLN jika sewaktu-waktu mengadakan perbaikan.
Syarat dari peletakan ruang panel, yaitu antara ruang ruang harus diletakkan satu garis vertikal untuk menjaga
su paya kabel-kabel yang dipasang tidak perlu belok dan susunan shaft/lubang kabel tersebut segaris (memudahkan
dari segi struktur dan arsitektur). Karena kabel-kabel yang terletak di shaft (yang menghubungkan panel satu ke
panel lain) meng alami aliran arus listrik yang menyebabkan panas, maka salur an shaft tersebut harus diberi aliran
udara yang gunanya untuk mencegah panas tersebut dikurangi.
Ruang panel tersebut selain berfungsi sebagai tempat pe ngendalian, pengaturan pencahayaan pada suatu
tempat, juga berfungsi sebagai tempat pengaturan segala macam fasilitas utilitas, seperti pencahayaan, pengaturan
udara, dan fasilitas fasilitas lain.
Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan

Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (subpanel) dibagi dalam 2 bagian:
a. Pencahayaan/daya yang langsung; pencahayaan yang be rupa titik-titik lampu penerangan. Peletakan lampu
pene rangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga meng hasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat
yang diminta, dan merata (Gambar 4.6). Selain itu, harus diatur posisinya terhadap letak-letak diffuser AC,
sprinkler, fire alarm, smoke detector, speaker, dan sebagainya.
b. Daya yang tidak langsung; daya ini digunakan untuk meng hidupkan alat-alat tertentu, seperti komputer dan
mesin ketik (Gambar 4.7).
Selain itu ada sistem lain yang
mengkombinasikan antara langsung dan tidak
langsung. Pencahayaan ini juga akan diten tukan oleh
bermacam-macam alat pencahayaan, seperti lampu
pijar, lampu TL, lampu SL, lampu halogen, dan lampu
mercury.
Untuk dapat menentukan jumlah lampu
penerangan pada bangunan supaya mendapatkan
estimasi listrik yang digunakan, maka diperlukan
suatu standar pencahayaan. Ada beberapa cara untuk
menentukan kuat cahaya/iluminasi/lux (Tabel 4.1).
Untuk Penggunaan Lux

Kantor
- Umum 300-500
- Khusus 1.000-2.000
Kantor pos
- Sortir , pengiriman 1.000
Restoran 200-500
Bioskop 50-300
Sekolah 300-500
Toko 300-500

Sumber: Mechanical & Electrical Equipment for Buildings.


Untuk mendatangkan daya-daya tersebut digunakan kabel kabel yang diatur di atas langit-langit untuk
penerangan, dan di bawah/di lantai untuk daya pembangkit komputer.
Untuk mendapatkan pencahayaan buatan dari atas/langit langit diperlukan suatu sistem penempatan dan
penggunaan alat cahaya (penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan ruangan tersebut). Juga diperhatikan
tinggi rendahnya langit langit dan peralatan-peralatan lain. Ruang-ruang tersebut harus dibedakan cara
pemasangan, penempatan, dan penggunaan alat alat penerangannya.
Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada ruangan ruangan, perlu diperhatikan pencahaya di
tempat-tempat lain, seperti tangga, toilet, ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman, dan tempat parkir
(Gambar 4.8).Selain itu, perlu diperhatikan pencahayaan pada bangun annya sendiri beserta bagian-bagian yang
menunjang: tempat reklame, nama dari bangunannya, lampu sorot , peralatan-peralatan pada bangunan seperti
tenaga mesin (380 volt), pompa-pompa: AC, chiller, lift, gondola dan sebagainya.
Generator

Generator adalah suatu alat pembangkit tenaga listrik dalam bangunan-bangunan yang besar dan bersifat
sebagai pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan bahan minyak diesel dalam skala kecil. Fungsi dari
generator ini adalah sebagai pengganti sementara (emergency) untuk mendapatkan tenaga aliran listrik ketika PLN
mengalami pemadaman.

Sistem Bekerjanya Generator


Besar kecilnya mesin generator disesuaikan dengan ke butuhan dari pengganti alat penerangan. Mesin
generator memerlukan alat pembakar yaitu minyak diesel yang harus dapat disimpan di dalam ruangan generator
dan di luar ruang generator. Perputaran mesin yang dihasilkan daya listrik tidak dapat stabil, karena itu perlu
adanya alat pengatur tegangan/ stabilisator. Selain itu, perlu adanya alat tambahan untuk meng hidupkan secara
otomatis kalau aliran PLN mati .

Cara Menempatkan Generator


Mengingat ruangan ini menghasilkan suara gaduh dan asap dari bekas pembakaran minyak diesel maka
sebaiknya diletak kan berjauhan dengan ruang kerja. Ruang panel dan ruang stabilisator adalah tempat untuk
menyambung kabel-kabel dari generator sebagai daya emergency sehingga ruang generator harus sedekat mungkin
dengan ruangan tersebut. Karena me merlukan minyak diesel serta menghasilkan asap dan suara, generator harus
diletakkan bersebelahan dengan ruang terbuka.
Syarat untuk Membuat Ruang
GeneratorAtap dari ruangan sebaiknya
tertutup rapat, paling baik dengan atap beton.
Dinding dibuat dari tembok rangkap, dan
kalua perlu diberi alat peredam suara, semua
nya berfungsi mengurangi suara bising fondasi
generator dibuat terpisah dengan Pondasi
bangunan dengan cara diberi lapisan ijuk dan
pasir. perlu adanya ventilasi atau diberi
bantuian alat exhaust fan untuk mengalihkan
udara kedalam ruangan tersebut .
dari sekian persyaratan Pembuatan dan
penempatan mesin generator tersebut masih
harus diingat persyaratan-persyaratan lain
yang mempengaruhi fungsi dan kegunaan
generator.
LIMBAH SAMPAH
Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-ba ngunan, khususnya bangunan yang digunakan untuk
kegiatan kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran, dan super market. Dengan hasil buangan yang berupa
limbah sampah baik yang kering maupun yang basah, maka perlu diberikan tempat khusus yang merupakan
gudang sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang ke luar dari bangunan tersebut.
Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu diper siapkan:
a. boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian servis di setiap lantai, dan
b. boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruang an/gudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak
sampah.

Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa


peng hubung dari beton/PVC/asbes dengan diameter 10"
14". Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan
dileng kapi dengan kran air untuk pembersihan atau
pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di. lubang
sampah tersebut (Gambar 11.1).Gudang sampah harus
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas:
a. kran air untuk pembersihan
b. sprinkler untuk mencegah kebakaran,
c. lampu sebagai penerangan, dan
d. alat pendingin untuk bak sampah basah supaya tidak ter
jadi pembusukan.

Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan


tingginya sesuai dengan fungsi bangunan, serta harus dapat
dijangkau oleh kendaraan sampah.

Anda mungkin juga menyukai