Anda di halaman 1dari 81

INHALASI ANASTESI

1. HALOTAN

■ Dosis :
1. Untuk induksi inhalasi adalah 2-4%, dosis induksi anak 1,5-2%. Pada induksi
kedalaman yang cukup terjadi setelah 10 menit.
2. Untuk pemeliharaan adalah 1-2% dan dapat dikurangi bila digunakan juga N2O atau
narkotik. Pemeliharaan pada anak 0,5-2% waktu pulih sadar sekitar 10 menit setelah
obat dihentikan.

(buku anestesiologi-bagian anestesiologi dan terapi intensif fk-Undip semarang)


Efek yang diharapkan :
Hipnotik, Analgesic, dan Relaksasi Otot.
Efek samping :
■ Bradikardi
■ Hipotensi
■ Aritmia jantung
■ Hiperpireksia
■ Kerusakan hati
■ Menggigil selama pemulihan
■ Beberapa tada tanda iritasi jalan nafas setelah operasi
(Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, 2017 & Buku Ajar Farmakologi FKUI, )
Sediaan
3. ISOFLURAN
Onset :
■ Untuk inhalasi 5% tertidur dalam waktu 40 detik pada pasien premedikasi
5 pg/kgbb/fentanyl.

Durasi :
■ Pemakaian kurang dari 1 jam akan sadar kembali sekitar 7 menit setelah obat
dihentikan.
■ Pada pemakaian 5-6 jam kembali sadar sekitar 11 menit setelah obat dihentikan.
(buku anestesiologi-bagian anestesiologi dan terapi intensif fk-Undip semarang)
Dosis :
1. Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi
adalah 2,0-3,0% brsama sama dengan N2O.
2. Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan, konsentrasinya
berkisar antara 1,0-2,5% sedangkan untuk nafas kendali berkisar
antara 0,5-1,0%.
(Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, 2017 & Buku Ajar Farmakologi FKUI, )
Efek yang diharapkan :
Hipnotik, Analgesic dan Relaksasi Otot

Efek smping :
■ Hipotensi
■ depresi pernapasan
■ Aritmia
■ peningkatan sel darah putih
■ Menggigil
■ Batuk dan tahan nafas
■ sekresi yang berlebih.
(Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, 2017)
Sediaan
3. Desflurane
Onset :
Dengan induksi inhalasi reflek bulu mata hilang dalam waktu 2 menit, karena sifatnya iritatif.
Durasi :
■ sesudah 1,5 jam dianastesi A-1 KAM akan sadar dalam waktu 4 menit.
■ Pada anestesi 1,25 KAM selama 1 jam pasien kembali sadar sesudah 16 menit.
(buku terapi dan farmakologi fk-UI,2016)
Dosis :
1. Dewasa dimulai dengan konsentrasi 2,5-8,5%
2.Anak anak dengan konsentrasi 5,2-10%
(kapoor M,. Desfluran revisited.journal of anaeshesiology clinical pharmacology,2012)
Efek yang diharapkan :
Hipnotik, Analgesic, dan Relaksasi Otot

Efek samping :
■ Bersifat iritatif sehingga menimbulkan batuk, sesak nafas, atau bahkan spasme laring.

(Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, 2017)


Sediaan
4. SEVOFLURANE
Onset :
Pada kombinasi 4-8% sevoflurane, 50% N2O, dan 50% O2 induksi dapat dicapai dalam waktu 1-3
menit. Waktu pulih sadar antara 7-5 menit setelah anastesi menggunkan 2-3 KAM sevoflurane
selama 1 jam.

(buku anestesiologi-bagian anestesiologi dan terapi intensif fk-Undip semarang)


Dosis :
■ Dewasa mencapai 5% sevoflurane.
■ Anak anak mencapai 7% sevoflurane.
(pusat informasi obat nasional,BPOM, 2015)
Efek yang diharapkan :
Hipnotik, Analgesic, dan Relaksasi Otot

Efek samping :
■ Mual
■ Muntah
■ Hipotensi
■ Somnolens
■ Peningkatan batuk
(pusat informasi obat nasional,BPOM, 2015)
Sediaan
5. NITROUS OXIDE

Onset :
segera dicapai, tetapi dengan KAM yang >100 diperlukan tekanan parsial yang tinggi.
(farmakologi dan terapi UI 2016)
Efek samping :
■ pada anastesia yang lama dapat menyebabkan mual,muntah dan lambat sadar. Gejala
sisa terjadi apabila ada hipoksia atau alkalosis akibat hiperventilasi.
Efek yang di harapkan :
■ analgesik +

Dosis :
■ N2O dikombinasikan dengan oksigen dengan perbandingan
– N2O : O2 = 70 : 30 untuk pasien normal
– N2O : O2 = 60: 40 untuk pasien yang memerlukan tunjangan oksigen lebih banyak.
– N2O : O2 = 50 : 50 untuk pasien yang beresiko tinggi.

(Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, 2017 & Buku Ajar Farmakologi FKUI, )
ANASTESI LOKAL
■ LIDOCAINE
Onset :
■ 5 menit
Durasi :
■ 45-90 menit
Dosis :
■ infiltrasi lokal : 0,5%
■ Blok saraf yang kecil : 1%
■ Blok saraf yang lebih besar : larutan 1,5%
■ Blok epidural : larutan 1,5-2%
■ Blok subarakhnoid : larutan hiperbarik 5%
■ Dewasa : 50-750 mg (7-10 mg/kgbb).
(Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, 2017)
Efek yang diharapkan :
■ Menghilangkan rasa sakit yang sifatnya sementara dan mengatasi gangguan irama jantung.
Efek samping :
■ Mengantuk
■ Pusing
■ Parestesia
■ Kedutan otot
■ Gangguan mental
lidokain dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat fibrasi ventrikel atau
henti jantung.
(buku farmakologi dan terapi fk-UI,2016)
Sediaan :
■ Ampul lidokain 2%
■ Jelly 2%
■ Spray 10%
BUPIVACAINE
Onset :
■ 15 menit
Durasi :
■ 2-4 jam
Dosis :
■ Infiltrasi lokal : 0,25%
■ Blok saraf kecil : 0,25%
■ Blok saraf yang lebih besar : 0,5%
■ Blok epidural : 0,5-0,75%
■ Blok spinal : 0,5-0,75%
■ Dosi 1-2 mg/kgbb
(buku anestesiologi-bagian anestesiologi dan terapi intensif fk-Undip semarang)
Efek samping :
■ Hipotensi
■ Bradikardi
■ Mual
■ Muntah pusing
■ Nyeri punggung
■ Sakit kepala
Sediaan :
■ Ampul 5mg/ml : bucain
■ Decain spinal 0,5%
■ Recain vial 100mg/20ml : buvanest 0,5%
ANASTESI INTRAVENA
Kebanyakan digunakan untuk induksi, tapi kini anestesi intravena digunakan
untuk pemeliharaan anesthesia atau dikombinasikan dengan anestesi inhalasi.

Tujuan :

1. Induksi anestesia
2. Induksi dan pemeliharaan anesthesia pada tindakan bedah singkat
3. Menambah efek hipnosis pada anesthesia atau analgesia lokal
4. Menimbulkan sedasi pada tindakan medik
Anestesi intravena ideal :

1. Cepat menghasilkan efek hipnosis


2. Memberikan efek analgesia
3. Menimbulkan amnesia pasca anesthesia
4. Dampak buruknya mudah dihilangkan oleh antagonisnya
5. Cepat dieliminasi oleh tubuh
6. Tidak atau sedikit mendepresi fungsi respirasi dan kardiovaskular
7. Pengaruh farmakokinetiknya tidak bergantung pada disfungsi organ
Obat Anestesi Intravena dan Khasiatnya :

• Ketamin : Hipnotik dan Analgetik


• Thiopental : Hipnotik
• Propofol : Hipnotik
• Diazepam : Sedatif dan menurunkan tonus otot
• Midazolam : Sedatif
• Pethidine : Analgetik dan Sedatif
• Morphin : Analgetik dan Sedatif
• Fentanyl/sufentanil : Analgetik dan Sedatif
Thiopental
■ Thiopental termasuk dalam golongan barbiturate
■ Efek yang diharapkan :
Untuk induksi anastesi umum, mengurangi kejang dan menurunkan tekanan
intrakranial
■ Dosis :
Induksi Thiopental (konsentrasi 2,5%) adalah 3-6 mg/kgBB diberikan secara
intravena dengan perlahan-lahan (habis dalam 30-60 detik)

■ Onset : 10-40 detik, dengan efek maksimal terjadi dalam waktu sekitar 1 menit

■ Durasi : Durasi anestesi bertahan 5-8 menit.


Thiopental
■ Efek samping :
Hipoventilasi sampai henti napas, menimbulkan risiko spasme laring dan bronkus,
depresi kardiovaskular, dapat menimbulkan nekrosis sentral hepar.

■ Kontraindikasi :
Tidak boleh diberikan pada pasien yang menderita PPOK, dekompensasi kordis, syok
yang berat, insufisiensi adrenokortikal, status asmatikus, profiria.

■ Sediaan : Serbuk injeksi 500 mg, serbuk 1 gr


Propofol
■ Termasuk golongan barbiturate

■ Efek yang diharapkan : Sebagai obat induksi dengan efek berupa hipnotik.

■ Dosis :
Induksi : injeksi intravena 1 – 2,5 mg/kgBB dengan kecepatan 20-40 mg tiap 10 detik.
Maintenance : infus intravena 4 – 12 mg/kgBB atau injeksi intravena 25-50 mg diulang menurut
respon.

■ Onset : 30-45 detik


■ Durasi : 3-10 detik
Propofol

■ Efek Samping : Hipotensi, apnea sementara selama induksi, nyeri di tempat suntikan.

■ Catatan : Pada manula dosis harus dikurangi. Propofol tidak dianjurkan pada anak <3 tahun dan
pada wanita hamil.

■ Sediaan dan contoh merek dagang : Ampul 1% DIPRIVAN, FRESOFOL MCT/LCT 1%,
PROANES 1% MCT/LCT, RECOFOL, SAFOL, TRIVAM.
Ketamin
■ Efek yang diharapkan :
⁻ Ketamin memiliki sifat analgesik, anestetik, dan kataleptik dengan kerja singkat.
⁻ Ketamin memiliki sifat simpatomimetik sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut
jantung.
⁻ Ketamin menimbulkan dilatasi bronkus sehingga merupakan obat pilihan pada pasien asma.
⁻ Kurang disukai untuk induksi anestesia.

■ Dosis : Induksi : 1 – 2 mg/kgBB intravena (kecepatan pemberian 0,5mg/KgBB/menit)


Sebaiknya sebelumnya diberikan sedasi midazolam atau diazepam 0,1 mg/kgBB intarvena dan untuk
mengurangi salivasi diberikan atropine sulfat 0,01 mg/kgBB.
Ketamin

■ Onset : 30 detik

■ Durasi : Rata-rata dosis yang diperlukan untuk menghasilkan efek anestesi selama 5-10 menit adalah 2 mg/kg
BB

■ Efek Samping : takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, mual-muntah pasca anestesia, pandangan
kabur, dan mimpi buruk.

■ Sediaan : Vial 1000 mg/10 ml,


Vial 500 mg/10 ml,
Vial 200mg/20ml
Benzodiazepine
■ Benzodiazepine yang digunakan sebagai anestetik ialah diazepam, lorazepam, dan
midazolam.

■ Efek yang diharapkan : Dengan dosis untuk induksi anestesia, kelompok obat ini
menyebabkan tidur, mengurangi cemas, dan menimbulkan amnesia anterograde,
tetapi tidak berefek anelgesik.

■ Dosis :
Benzodiazepine
■ Onset :
- oral : onset kerja cepat
- IV : 1-5 menit
- IM : 15-30 menit

■ Durasi :
⁻ Diazepam untuk mencapai efek farmakologis puncak adalah sekitar 15 menit sampai 1 jam untuk
pemberian secara i.v dan i.m.
⁻ Midazolam dan lorazepam diabsorpsi dengan baik setelah injeksi i.m dan efek puncak tercapai
dalam 30 hingga 90 menit.

■ Efek Samping : Menurunkan tekanan darah arteri, cardiac output,


tahanan vaskular perifer, depresi respirasi -> apneu
■ Sediaan : Diazepam : vial 5 mg/ml, 10 mg/2ml
Midazolam : ampul 1 mg/ml, vial 2 mg/2 ml
Lorazepam : ampul 2 mg/ml
ANALGESIC AGENT
Analgesik diartikan sebagai obat untuk meredakan rasa nyeri tanpa
mengakibatkan hilangnya kesadaran.

Secara umum analgesik dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Narkotik (opioid)
2. Non-narkotik (non-opioid)
Opioid

■ Jenis opioid yang umum digunakan : morphine, pethidine, fentanyl, sufentanil

■ Fentanyl merupakan opioid yang lebih banyak digunakan dibanding morfin karena
menimbulkan efek analgesia anestesia yang lebih kuat dengan efek depresi naspas
yang lebih ringan.

■ Opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk induksi


pasien dengan kelainan jantung.
Fentanyl
■ Indikasi : Nyeri sedang-berat; analgesia obstetric; analgesia perioperatif

■ Dosis : Anastesia Intraoperatif : 2-50 mcg/kgBB


Analgesia postoperatif : 0,5-1,5 mcg/kgBB

■ Onset : IV : ± 1 menit, IM : 7-15 menit


■ Durasi : IV : 30 – 1 jam, IM : 1 – 2 jam

■ Efek Samping : Gangguan jalan napas, ginjal, liver, dan syok hipovolemik

■ Sediaan : Vial 50 mcg/ml, 100 mcg/2ml


Transdermal Patches 12 mcg/h, 25 mcg/h, 50 mcg/h
Morphine

■ Indikasi : Pengobatan nyeri berat pada perawatan paliatif; analgesia selama dan setelah
pembedahan

■ Dosis : Anastesia Postoperatif : 0,05-0,2 mg/kgBB (i.m) ; 0,03-0,15 mg/kgBB (i.v)

■ Onset : IV : 5-10 menit


■ Durasi : 4 jam

■ Efek Samping : Mual, muntah, konstipasi, kontraksi otot, pusing, sakit kepala

■ Sediaan : Vial 5 mg/ml, 10mg/ml, ampul 10mg/ml


Tramadol

■ Indikasi : untuk nyeri ringan sampai sedang, untuk nyeri persalinan

■ Dosis : Oral : 50-100mg/kali diberikan tiap 4-6 jam.


Injeksi : 50-100mg/kali diberikan tiap 4-6 jam. (maks 400mg/hari)

■ Onset : 1 jam setelah penggunaan secara oral


■ Durasi : Lama analgesia sekitar 6 jam
■ Efek Samping : mual, muntah, pusing, mulut kering, sedasi, sakit kepala, dan konvulsi.

■ Sediaan : Ampul 50mg/ml, 100mg/2ml; tablet/kapsul 50 mg, 100 mg.


Dexketoprofen Trometamol
(NSAID)
■ Indikasi : Mengatasi gejala intensitas nyeri akut, pada keadaan dimana pemberian peroral tidak
memungkinkan seperti nyeri pasca operasi.
■ Dosis : Oral : 12,5 mg tiap 4-6 jam atau 25 mg tiap 8 jam.
Injeksi : 50 mg tiap 8-12 jam. Dosis IV atau IM maks 150mg
■ Onset : 30 menit
■ Durasi : Durasi efek analgesik setelah pemberiann 50 mg dexketoprofen biasanya adalah 8 jam
■ Efek Samping : Gangguan saluran cerna, nyeri pada tempat injeksi
■ Sediaan : Tablet 25mg; Ampul 50 mg/2ml
Ketorolac (NSAID)
■ Indikasi : penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang – berat pasca bedah

■ Dosis : Oral : Dosis awal 10–20 mg, diikuti dengan 10  mg setiap 4–6 jam.
Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 40 mg/hari
Injeksi atau infus : Dosis awal 10 mg, diikuti dengan 10­–30 mg setiap 4–6 jam.
Jika diperlukan, pemberian ketorolac bisa dilakukan setiap 2 jam.
(max 90mg/hari, pada lansia, gangguan fungsi ginjal dan BB < 50 kg max 60 mg/hari)

■ Onset : 10 menit
■ Durasi : 6 – 8 jam
■ Efek Samping : diare, dyspepsia, nyeri gastrointestinal, perdarahan saluran cerna, nausea, sakit kepala, pusing,
mengantuk, berkeringat, dan reaksi hipersensitivitas.

■ Sediaan : Tablet 10mg; Ampul 10mg/ml, 30 mg/ml


NEUROMUSCULA
R BLOCKING
AGENTS
OBAT PELUMPUH
OTOT

DEPOLARISASI NON-DEPOLARISASI
DEPOLARISASI : Succinylcholine
- Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB
(SCh)
Untuk prosedur intubasi trakea, dosis yang paling sering digunakan adalah 1-1.5 mg/kgBB
- Awitan cepat, sekitar 30-60 detik dengan durasi kerja 5-10 menit
- Efek samping : aritmia, hiperkalemia, myalgia, peningkatan tekanan intragaster
- Sediaan : Injeksi 20 mg/mL (10 mL); 100 mg/mL
NONDEPOLARISASI (LONG-
ACTING) : PANCURONIUM
BROMIDE
-Awitan 2-3 menit dan durasi kerja 60-120 menit
-Dosis 0,08-0,12 mg/kgBB dapat memberikan kondisi relaksasi yang cukup untuk intubasi
endotrakea dalam 2-3 menit.
Intraoperatif : 0,04 mg/kg diikuti dengan 0,01 mg/kg setiap 20-40 menit.
-Efek samping : Hipertensi, takikardi, aritmia, reaksi alergi
-Sediaan : 1mg/ml (5ml, 10ml)
NON-DEPOLARISASI (INTERMEDIATE
ACTING): VECURONIUM BROMIDE
-Awitan 2-3 menit dan durasi kerja 45-90 menit
-Dosis untuk intubasi adalah 0,08-0,12 mg/kgBB. Dengan pemberian 0,04 mg/kgBB diikuti
dengan 0,01 mg/kgBB setiap 15-20 menit
-Efek samping : Gangguan fungi hati
-Sediaan : 10mg/vial
NON-DEPOLARISASI (INTERMEDIATE
ACTING): ROCURONIUM BROMIDE
-Awitan 1,5 menit serta durasi 35-75 menit
-Dosis : 0,45-0,9 mg/kgBB IV. Dosis rendah 0,4 mg/kgBB pemulihan dapat segera terjadi
setelah 25 menit intubasi.
Dosis pemeliharaan : 0,15 mg/kgBB bolus
-Efek samping : Reaksi anaphylactoid
-Sediaan : 50mg/5ml
NON-DEPOLARISASI (INTERMEDIATE
ACTING): ATRACURIUM BESYLATE
-Awitan : 2,5-5 menit dan durasi kerja 30-45 menit
-Dosis untuk intubasi : 0,5 mg/kgBB IV.
Dosis 0,25 mg/kgBB yang diikuti dengan 0,1 mg/kgBB setiap 10-20 menit
-Efek samping : Bronkospasme
-Sediaan : 50mg/5ml, 25mg/2.5ml
NON-DEPOLARISASI (SHORT ACTING):
MIVAKURIUM

-Awitan 2,5-3 menit dan durasi kerja 15-20 menit.


-Dosis : 0,2 mg/kgBB dapat menghasilkan kondisi intubasi yang baik
-Efek samping : Penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung
-Sediaan : 10mg/5ml
ANTAGONIS RESEPTOR H2
Ranitidin

-Awitan 1-2 jam (PO) dengan durasi kerja 10-12 jam (PO)
-Dosis : 150-300mg (PO) dan 50mg (IV)
-Efek yang diharapkan : Mengurangi risiko pneumonia aspirasi perioperatif
-Efek samping : Jarang menyebabkan hipotensi, bradikardia, aritmia
-Sediaan : 50mg/2ml, 150mg
DAFTAR PUSTAKA

N. Margarita Rehatta. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intesif.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. (2018). Chronic Pain
Managament. In : Clinical Anesthesiology, 6th ed. Lange Medical
Books / McGraw-Hill.
ADRENERGIC AGONIST
& ANTAGONITS
• Epinephrine
• Epidhrine
• Dobutamin
• Dopamin
1. EPINEFRIN

Adrenergik agonis golongan Katekolamin.

■ Onset : 5-10 menit (SC), 1 min (Inhalasi)

■ Durasi : 4 jam

Mekanisme:
• Stimulasi langsung β1 miokard : BP >>, HR >>, CO>>
• Stimulasi β2 otot skeletal : vasodilatasi ->menurunkan tek.diastolik, relaksasi otot polos bronkus
• Stimulasi α1 : RBF dan splanchnic <<, tek.perfusi
koroner >>
Indikasi :
• Hipersensitivitas -- Anafilaktik
■ Cardiac arrest
• Menghentikan Perdarahan kapiler

Dosis:
1. Shock: 0.01-0.2 mcg/kgBB/min
2. Cardiac arrest: 1 mg iv bolus
3. Reaksi anafilaktik: 0.1-0.5 mg iv diulang
4. Bronchospasme: 0.25-0.5 mcg/min titrasi
Efek Samping :

■ Gelisah

■ Nyeri kepala

■ Tremor

■ Palpitasi

■ Pada dosis berlebih aritmia ventrikel, pendarahan otak, edema paru,


kenaikan TD yg hebat
Sediaan :
injek : 1mg/ml
2. Ephedrine
■ Simpatomimetik non-katekolamin.

■ Efedrin memiliki durasi kerja yang lebih lama, jauh kurang kuat

■ merangsang sistem saraf pusat

Dosis:

• Adult : bolus 2,5-10 mg iv

■ Child : bolus 0,1 mg/kgBB iv


Efek yang diharapkan :

■ Efek peningkatan tekanan darah, denyut jantung, kontraktilitas, dan curah


jantung.

■ Bronkodilator

■ memiliki sifat antiemetik,

Afek samping :

■ Nausea, vomiting, takikardi, palpitasi, hipertensi, pusing, dan gelisah


Sediaan : ampul 1mL : 50 mg/ml
Dopamin
■ Adrenergik agonis golongan Katekolamin

■ Kerjanya lebih panjang dari pada epinefrin

■ Bekerja langsung pada reseptor dopaminergik dan adrenergik

■ Onset : 5 menit (dewasa)

■ Durasi : < 10 menit


Dosis :

■ Low dose : 0,5-3 mcg/kg/menit

■ Medium dose : 3-10 mcg/kg/menit

■ Hight dose : 10-20 mcg/Kg/ menit


Efek yang diharapkan :

■ Low : vasodilatasi renal, meningkatkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi

glomelurus dan eksresi Na.

■ Medium : meningkatkan kontraktilitas miokard, dan curah jantung, denyut

jantung

■ Hight : vasokontriksi pembuluh darah. Sehingga meningkatkan tekanan

darah dan risiko takiaritmia


Efek samping :

■ Takikardi dan bradikrdi

■ Aritmia ventrikel dan Fibrilasi atrium

■ Hipertensi dan hipotensi

■ Vasokontriksi

■ Dispnea

■ Nyeri dada, Nyeri kepala dan anxiety

■ Mual dan muntah

■ Dlm jumlah besar nekrosis iskemik dan kulit terkelupas


Sediaan : ampul 200 mg/5 ml
Dobutamin
■ campuran dari dua isomer dengan afinitas untuk reseptor B1 dan B2. Efek
beta1 kuat dan beta2/alfa lemah

■ Onset : 1-10 menit

■ Durasi : 10 meit

■ Waktu untuk mencapai efek puncak : 15 menit

Dosis :

2 -20 mcg/KgBB/ menit


Efek yang diharapkan :

■ Stimulasi reseptor B1 : meningkatkan kontraktilitas miokad,


mengakibatkan peningkatan curah jantung, tekanan darah, dan denyut
jantung,

■ Reseptor B2 : vasodilatasi arteriol, penurunan resistensi pembuluh darah


perifer

Efek samping :

Takiaritmia, Hipertensi, Angina, Dispepsia, Demam, Headeche, Nausea,


palpitation
Sediaan :
vial 250 mg/20 ml dan ampul 250 mg/20 ml
ANTIKOLINERGI
K
Atropin
Atropin
■ Antikolinergik golongan amine tersier

■ Indikasi : 1. Digunakan bersama inhibitor kolinesterase sbg reverse muscle


relaxan 2. Treatment bradiaritmia 3. Antidotum intoksikasi organonfosfat

■ Onset : oral dlm waktu 1 jam

■ Durasi kerja : sekitar 4 jam

Dosis:

0.01-0.02 mg/kgBB iv or im
Efek yang diharapkan :

1. Blokade reseptor muskarinik pd SA node takikardi

2. Antisialagogue

3. Bronkodilatasi

4. Mengurangi hipersekresi saliva, motilitas intestinal

5. Midriasis & sikloplegia

6. Tonus otot ureter & VU <<

Efek samping :

Mulut kering, nausea, konsipasi, penglihatan kabur, fotofobia, takikardi, sulit


misi bahkan retensi urin
Sediian : Injeksi ampul : 0,25 mg/mL
PONV
5-HT3 RECEPTOR
ANTAGONIST
Ondansentron
Dexamethason
Ondansetron

onset
■ Ondansetron secara selektif memblokir resptor serotonin 5-HT 3 dengan
■ Sedikit atau tanpa efek pada reseptor dopamin
■ Antiemetik yang efektif pada periode pasca operasi
■ Efek kerja yang lebih lama dan dapat mengurangi kejadian mual dan muntah
Efek samping :

■ Pada dasarnya tidak memiliki efek samping yang serius

■ Tidak menyebabkan sedasi, tanda ekstrapiramdal, atau depresi pernapasan

■ Efek samping : sakit kepala, sensai hangat atau kemerahan, konstipasi dan
reaksi lokal injek
Dosis :
■ Adult : Injek IM atau IV lambat 4mg dosis tunggl setelah pembedahan
■ Child (1 bln – 18 th) :Injek IV lambat, 100 mcg/kgBB (max 4 mg)
sediaan :
Dexametasone

■ Terbukti berguna dalam penggunaan PONV tetapi mekanisme aktivitas antiemetiknya


tidak jelas
■ Menghambat sintesis prostaglandin secara terpusat dan mengontrol pelepasan endorfin
■ Dalam dosis 4 mg telah terbukti sama efektifnya dengan ondasentron dalam mengurangi
kejaian PONV
■ Efek samping minimal
■ Dapat terjadi peningkatan risiko hiperglikemia pada pasien obesitas dan
diabetes.
■ Sediaan :
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai