MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
KOMPETENSI
INDIKATOR PEMBELAJARAN
Menjelaskan pengertian dan tujuan model
pembelajaran
Menganalasis model-model pembelajaran
Lanjutan
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
e. Verification (Pembuktian)
5. Verification (Pembuktian)
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
SISTEM PENILAIAN
3. MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY/PENELITIAN
LANJUTAN
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan
yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan
yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat
dipahami
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
LANJUTAN
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan
merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini
dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
LANJUTAN
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran,
baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan
kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut
ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
Sistim Penilaian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Sistim Penilaian
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
MODEL PEMBELAJARAN
AGAMA
COOPERATIVE LEARNING
1. EXAMPLES NON EXAMPLES
2. PICTURE and PICTURE
3. NUMBERED HEADS TOGETHER
4. THINK PARE AND SHARE
5. DEBATE
6. SNOWBALL THROWING
7. TIME TOKEN
8. WINDOW SHOPING
9. Dsb
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
PEMBELAJARAN AKTIF
Model pembelajaran active learning (pembelajaran aktif) ini
sesuai dengan pandangan kontruktivisme, di mana proses
belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian
terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan secara
mandiri oleh si pembelajar itu sendiri (dalam hal ini siswa) dan
bukan oleh si pengajar (guru).
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
MENGKONTRAKS MAKNA
● dari struktur pengetahuan aktual yang dimiliki;
● melalui proses asimilisasi & akomodasi;
● fasilitator membimbing siswa
● Kemampuan berpikir berkembang melalui proses mengalami,
interaksi dengan orang lain, orang dewasa & dunia fisik/lingkungan
● Siswa mengkonstruksi pengertiannya sendiri, mencari makna &
menemukan regularitas serta keteraturan dalam berbagai
peristiwa dunia
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
KLS II Mencermati Hidup Rukun - Model berbasis masalah - Siswa mengamatan vidio/gambar anak yang
3.6 Mencermati (C-4) dalam - Model berbasis tidak mau menolong temannya, atau tidak mau
ungkapan permintaan kemajemukan penemuan meminta maaf , atau berkata kasar kepada
- Pendekatan saintifik orang tua dsb
maaf dan tolong melalui masyarakat Metode Ceramah, diskusi, Siswa beriteraksi dalam diskusi berkaitan
- -
teks tentang budaya latihan, dengan vidio /gambar yang telah diamati
santun sebagai demonstrasi/simulasi - Siswa memilih kartu 2 yang difasilitasi oleh
gambaran sikap hidup guru tentang tuliskan kata2 pada kartu yang
rukun dalam mempunyai makna hidup rukun, misalnya kata
kemajemukan maaf, suka menolong,, terimakasih, dsb
masyarakat Indonesia - Siswa membaca pengertian tentang hidup
rukun yang dibimbing oleh guru
- Siswa menyampaikan hasil tulisan dari kartu
4.6 Menyampaikan Menyampaik - Guru menanyakan mengapa harus
ungkapan-ungkapan an (C-5) berterimaksih, maaf dsb
santun (menggunakan - Siswa bersama guru menyimpulkan tentang
hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk
kata “maaf”, “tolong”)
untuk hidup rukun dalam
kemajemukan
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA