Anda di halaman 1dari 37

PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS

PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN


BALITBANGDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA RI

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

KOMPETENSI

Peserta mampu Menerapkan model-model pembelajaran


dengan pendekatan belajar aktif
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

INDIKATOR PEMBELAJARAN
Menjelaskan pengertian dan tujuan model
pembelajaran
Menganalasis model-model pembelajaran

Menyusun Langkah-Langkah model


pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan mata pelajaran
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas

Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian


kompetensi peserta didik dengan:
 pendekatan,
 metode, dan
 teknik pembelajaran
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
PERBEDAAN MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,
DAN TEKNIK
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Ciri Penerapan Model pembelajaran


 Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik
melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan
pembentukan sikap
 Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif
selama pelaksanaan model pembelajaran
 Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan
motivator kegiatan belajar peserta didik
 Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN


Berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 dianjurkan
Pembelajaran menggunakan Model sbb:

1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)


2. Model Pembelajaran Penelitian/penyelidikan (Inquiry Learning)
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
5. Model Cooperative Learning ( Jigsaw, STAD, NHT, dsb)
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

1. Model pembelajaran Berbasis Penemuan (discovery)

• Model Discovery Learning adalah model pembelajaran yang


didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak
disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
siswa mengorganisasi sendiri.

• Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep


atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya problem
dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh
guru
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Langkah-langkah Model Berbasis discovery


1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Lanjutan

2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

c. Data collection (Pengumpulan Data)

d. Data Processing (Pengolahan Data)

e. Verification (Pembuktian)

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

PENJELASAN LANGKAH PELAKSANAAN


1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
a. pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,
b. Dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri.
c. Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.
d. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)


Setelah dilakukan stimulasi langkah, guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
3. Data collection (Pengumpulan Data)
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu

5. Verification (Pembuktian)
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

 
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

a. Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik


sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).
b. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

SISTEM PENILAIAN

1. Dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.


2. Dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa.
3. Penilaian kognitif, dapat menggunakan tes tertulis.
4. Penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

3. MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY/PENELITIAN

Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian


kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


 Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.

 Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,


peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah
dunia nyata (real world)
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

3. Langkah-langkah Operesional Model Pembelajaran


Berbasis Masalah
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang
akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)


Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta
didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas,
sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

LANJUTAN

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)


Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang
tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan
yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan
yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat
dipahami
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

LANJUTAN
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan
merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini
dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

LANJUTAN
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu


pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan
dan pengujian.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

CONTOH PENERAPAN MODEL BERBASIS MASALAH


PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

SISTEM PENILAIAN PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


 Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

 Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran,
baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan
kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut
ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

4. Model pembelajaran Berbasis Proyek


 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis,
dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

 Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan pembelajaran yang


menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Langkah-langkah Model Pembelajaran


Berbasis Proyek
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Sistim Penilaian
 Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

 Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,


kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

Sistim Penilaian
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN

MODEL PEMBELAJARAN
AGAMA

COOPERATIVE LEARNING
1. EXAMPLES NON EXAMPLES
2. PICTURE and PICTURE
3. NUMBERED HEADS TOGETHER
4. THINK PARE AND SHARE
5. DEBATE
6. SNOWBALL THROWING
7. TIME TOKEN
8. WINDOW SHOPING
9. Dsb
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

PEMBELAJARAN AKTIF
Model pembelajaran active learning (pembelajaran aktif) ini
sesuai dengan pandangan kontruktivisme, di mana proses
belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian
terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan secara
mandiri oleh si pembelajar itu sendiri (dalam hal ini siswa) dan
bukan oleh si pengajar (guru). 
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

MENGKONTRAKS MAKNA
● dari struktur pengetahuan aktual yang dimiliki;
● melalui proses asimilisasi & akomodasi;
● fasilitator membimbing siswa
● Kemampuan berpikir berkembang melalui proses mengalami,
interaksi dengan orang lain, orang dewasa & dunia fisik/lingkungan
● Siswa mengkonstruksi pengertiannya sendiri, mencari makna &
menemukan regularitas serta keteraturan dalam berbagai
peristiwa dunia
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF


• Pendekatan Elaborasi, Eksplorasi dan Konfirmasi (EEK)
• Pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
data/informasi, Menalar, dan Mengomunikasikan)
• Pendekatan 4 C (Critical thinking, Creativity, Collaboration dan
Communication)
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN


1. Metode Pembelajaran Untuk Transfer Pengetahuan:
Metode Diskusi/Tanya jawab, Metode Latihan kelompok/Individual, Metode
Ceramah, Metode Forum, dan Metode, Diskusi Panel

2. Metode Pembelajaran Untuk Pemecahan Masalah


Metode Studi KasusMetode curah pendapatMetode diskusi kelompok

3. Metode Pembelajaran Untuk Pengembangan Keterampila


Metode demonstrasi, Metode bermain peran/Role playing, Metode Peer
Teaching, dan Metode pembelajaran Terprogram

4. Metode Pembelajaran Untuk Perubahan Sikap


Metode Perdebatan atau perbincangan (debate), metode ini melatih peserta didik untuk berargumentasi dan
mempertahankan argumentasi tersebut
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA
CONTOH:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN AKTIF
KD /TEMA /KLS Kompeten Materi /tema MODEL , pendekatan, Langkah kegiatan pembelajaran
si metode dan Pembelajaran

KLS II Mencermati Hidup Rukun - Model berbasis masalah - Siswa mengamatan vidio/gambar anak yang
3.6 Mencermati (C-4) dalam - Model berbasis tidak mau menolong temannya, atau tidak mau
ungkapan permintaan kemajemukan penemuan meminta maaf , atau berkata kasar kepada
- Pendekatan saintifik orang tua dsb
maaf dan tolong melalui masyarakat Metode Ceramah, diskusi, Siswa beriteraksi dalam diskusi berkaitan
- -
teks tentang budaya latihan, dengan vidio /gambar yang telah diamati
santun sebagai demonstrasi/simulasi - Siswa memilih kartu 2 yang difasilitasi oleh
gambaran sikap hidup guru tentang tuliskan kata2 pada kartu yang
rukun dalam mempunyai makna hidup rukun, misalnya kata
kemajemukan maaf, suka menolong,, terimakasih, dsb
masyarakat Indonesia - Siswa membaca pengertian tentang hidup
rukun yang dibimbing oleh guru
- Siswa menyampaikan hasil tulisan dari kartu
4.6 Menyampaikan Menyampaik - Guru menanyakan mengapa harus
ungkapan-ungkapan an (C-5) berterimaksih, maaf dsb
santun (menggunakan - Siswa bersama guru menyimpulkan tentang
hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk
kata “maaf”, “tolong”)
untuk hidup rukun dalam
kemajemukan
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BALITBANG DIKLAT KEMENTERIAN
AGAMA

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai