Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN

CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)

KELOMPOK 11
(
1. Titan Arianto P1337420419021
2. Alda Reza P1337420419053
3. Sintiakurnia Dewi P1337420419083
4. M syarifuddin H P1337420419113
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Pr e v a l e n s i
CHF

Data di dunia menurut World Health Organization (WHO, 2016)


sebanyak 17,5 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskular.
Lebih dari 75% penderita kardiovaskular berada di negara-negara
yang berpenghasilan rendah hingga menengah, dan 80% disebabkan
karena serangan jantung dan stroke.
Pr e v a l e n s i
CHF

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun


2018, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis
dokter diperkirakan sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 29.550 orang.
Paling banyak terdapat di provinsi kaltara yaitu 29.340 orang atau sekitar
2,2% sedangkan yang paling sedikit penderitanya adalah pada provinsi
Maluku Utara yaitu sebanyak 144 orang atau sekitar 0,3%. Estimasi jumlah
penderita penyakit gagal jantung berdasarkan diagnosis atau gejala,
terbanyak terdapat
Pr e v a l e n s i
CHF

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun


2018, di provinsi Jawa Barat kasus terbanyak 96.487 orang atau sekitar
(0,3%) sedangkan yang paling sedikit adalah 945 orang atau (0,15%).
Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung adalah
sekitar 1,5% atau 29.550 orang. Sedangkan menurut diagnosis atau atau
gejala, estimasi jumlah penderita gagal jantung 0,4% atau sekitar 29.880
orang.
DEFINI
1 SI
2 Ongkowijaya & Wantania, 2016 1

Nurarif, a.h 2015 2


3
Aspani, 2016 3
4
5
1 KLASIFIKAS
I
2
American Heart
3 Association

4 New York Heart


Association
5
1 AMERICAN HEART ASSOCIATION

2 STAGE A

3 Stage A merupakan klasifikasi dimana pasien mempunyai


resiko tinggi, tetapi belum ditemukannya kerusakan
struktural pada jantung serta tanpa adanya tanda dan
4 gejala (symptom) dari gagal jantung tersebut.

5
1 AMERICAN HEART ASSOCIATION

2 STAGE B

3 Pasien dikatakan mengalami gagal jantung stage B


apabila ditemukan adanya kerusakan struktural pada
jantung tetapi tanpa menunjukkan tanda dan gejala dari
4 gagal jantung tersebut.

5
1 AMERICAN HEART ASSOCIATION

2 STAGE C

3 Stage C menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan


struktural pada jantung bersamaan dengan munculnya
gejala sesaat ataupun setelah terjadi kerusakan. Gejala
4 yang timbul dapat berupa nafas pendek, lemah, tidak dapat
melakukan aktivitas berat.

5
1 AMERICAN HEART ASSOCIATION

2 STAGE D

3 Pasien dengan stage D adalah pasien yang


membutuhkanpenanganan ataupun intervensi khusus dan
gejala dapat timbul bahkan pada saat keadaan istirahat,
4 serta pasien yang perlu dimonitoring secara ketat

5
1 NEW YORK HEART ASSOCIATION

2 KELAS I

Aktivitas fisik tidak dibatasi, melakukan aktivitas fisik


3 secara normal tidak menyebabkan dyspnea, kelelahan, atau
palpitasi.

4 KELAS II
Aktivitas fisik sedikit dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara
normal menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, serta angina

5 pektoris (mild CHF).


1 NEW YORK HEART ASSOCIATION

2 KELAS III

Aktivitas fisik sangat dibatasi, melakukan aktivitas fisik sedikit


3 saja mampu menimbulkan gejala yang berat (moderate CHF).

KELAS IV
4 Pasien dengan diagnosa kelas IV tidak dapat melakukan aktivitas
fisik apapun, bahkan dalam keadaan istirahat mampu menimbulkan

5 gejala yang berat (severe CHF).


1
ETIOLOG
2 I
Aspani, 2016
3
4 Smeltzer (2012)

5
Aspani, 2016
1
2
3 Disfungsi
Miokard
Beban volume
(Diastolic
Overload)
4 Peningkatan
Beban tekanan berlebihan
kebutuhan
5 (Sistolic Overload)
metabolik
Smeltzer (2012)
1
Kelainan otot jantung
2
Aterosklerosis Koroner
3
Hipertensi Sistemik
4
Penyakit jantung lain
5 Faktor sistemik
1
2
3 PATOFISIOLOGI

4
5
PATH
1 WAY
2
3
4
5
FAKTOR
1 RESIKO
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6 MANIFESTASI
KLINIK
7
8 GAGALJANTUNG
KIRI

9 GAGALJANTUNG
KANAN

1
GAGAL JANTUNG
6 KIRI
7 Kongesti pulmonal
Perfusi jaringan tidak
memadai

8 DOE, Ortopnea, PND Oliguria & Nokturia


Batuk kering tidak Gejala lanjutan gagal
9 berdahak jantung
Takikardia, lemah,
Sputum berbusa
1 keletihan
GAGAL JANTUNG
6 KANAN
7 Edema ekstremitas bawah

Distensi Vena Jugular

8 Hepatomegali

9 Anorexia dan mual

1
Kelemahan
6 KOMPLIK
ASI
7
Edema paru
8 akut
Syok
kardiogenik Temponade jantung
9 Episode trombolitik
T
Efusi
1 perikardial
PEMERIKSAAN
6 PENUNJANG

7 Elektrokardiogram 1 10 Pemeriksaan tiroid

Uji stress 2 9 Blood Ureum Nitrogen

8 Ekokardiografi 3 8 Analisa Gas Darah

9 Katerisasi jantung 4 7 Oksimetrinadi

6 Elektrolit
5
1
Radiografi dada
6 PENATALAKSANAAN
MEDIS
7 1. Terapi Farmakologi

8
9
1
6
2. Terapi Non-farmakologi

7
8
9
1
ASUHAN KEPERAWATAN
6
7 Studi Kasus Gagal Jantung (CHF)
Seorang pasien berusia 63 tahun dirawat diruangan ICU dirumah sakit pemerintah. Pasien dirawat
dengan keluhan sesak nafas berat sejak 4 jam SMRS disertai dengan batuk berdahak. Seorang
perawat melakukan anamnesa, didapatkan hasil sebagai berikut pasien mengatakan cepat capek

8
bila melakukan aktivitas yang ringan, pasien mempunyai riwayat hipertensi tidak terkontrol sejak
4 tahun yang lalu, pasien terlihat gelisah, terdapat edema ektremitas (+), pitting edema (+), akral
dingin, PND (+). TTV : TD : 155/100 mmHg, HR : 120x/menit, RR : 32 x/menit. Hasil
Pemeriksaan lab diperoleh BNP 150 g/ml, AGD : pH : 7, 50, PO2 : 85 %, PCO2 : 30 %, HCO3 :
26. Hasil Rongten thorax menandakan terjadinya overload dan kardiomegali. Hasil

9 Echokardiografi menunjukan fraksi ejeksi : 30 % dengan status volume berlebih. Pasien


mendapatkan diuretik dan terapi oksigen dengan menggunakan NRM 10 liter/menit. Pasien
mendapatkan terapi cairan asering 10 tetes/menit Pasien dan keluarga bertanya kenapa bisa terkena
penyakit ini. Diagnosa medis pasien CHF, perawat dan dokter serta paramedic lainnya yang terkait

1
melakukan perawatan secara integrasi untuk menghindari / mengurangi resiko komplikasi lebih
lanjut.
Identitas
6 Pasien
Nama : Tn. I

7 Usia
Jenis Kelamin
: 63 tahun
: Laki-Laki
No. RM : 24032017

8
Ruang Rawat : Melati
Alamat : Jl. Durian Melati No. 24 Bojonggede Bogor
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
9 Pendidikan Tearkhir
Kewarganegaraan
: S2
:
Indonesia
1
Riwayat
6 Kesehatan

7 Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas berat sejak 4 jam SMRS disertai
dengan batuk berdahak.

8 Riwayat Kesehatan Sekarang

9 Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan bahwa ia menderita hipertensi tak terkontrol
sejak 4 tahun lalu

1
Riwayat
6 Kesehatan

7 Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang pernah mengalami
penyakit CHF ataupun penyakit lain yang menjadi faktor pencetus

8 penyakit CHF.

Riwayat Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki alergi terhadap
9 makanan, minuman, obat, atau debu.

1
Pemeriksaan
6 Penunjang
Laboratorium
7 Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1) BNP 150 g/ml <100 pg/mL
8 1) AGD :
7.50 7.35 – 7.45
pH
85 mmol/L 80 – 100 mmol/L
9
PO2
30 mmol/L 35 – 45 mmol/L
PCO2 26 22 - 26
HCO
3

1
Pemeriksaan
6 Penunjang
Rontgen Thorax
7  Overload
 Kardiomegali

8
Echokardiografi
9  Fraksi ejeksi 30%. Nilai rujukan = 50 – 70 %

1
Analisa
6 No
1 DS :
Data
Data Etiologi
Perubahan
Masalah
Penurunan curah
1) Pasien mengatakan sesak kontraktilitas jantung

7 nafas berat (dyspnea)


2) Pasien mengatakan
mengalami batuk berdahak
(SDKI Kode
diagnosis
D.0008)

8 DO :
3) Fraksi ejeksi menurun
(30%)
4) Lab BNP 150 g/ml

9 2 DS :
1) Pasien mengatakan sesak
Perubahan
membrane
Gangguan
pertukaran gas
nafas berat sejak 4 jam alveolus kapiler (SDKI
SMRS Kode diagnosis

1 2) Pasien mengatakan cepat


lelah saat melakukan
aktivitas
D.0003)
DO :

6
1) PCO2 menurun (30 mmol/L)
2) pH meningkat (7.50)
3) Takikardia (120x/menit)
4) Pola nafas pasien abnormal

7
(Takipnea)
5) Pasien tampak gelisah
6) Hasil pemeriksaan TTV
didapatkan hasil RR
32x/menit
8 7) Gelisah

9 3 DS : Kelebihan asupan Hypervolemia


cairan (SDKI Kode

1
DO : diagnosis D.0022)
1) Terdapat edema ekstremitas
(+) pitting edema (+) PND
(+)
6
4 DS : Kelemahan Intoleransi
7 1) Pasien mengatakan cepat
lelah saat melakukan
aktivitas
(SDKI D.0056)
aktivitas

8
DO:
1) Pasien terlihat gelisah

9
1
Diagnosa
6 Keperawatan

7 1) Perubahan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas d.d PND (+),


batuk dan fraksi ejeksi menurun
2) Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus – kapiler d.d

8 takikardia , ph meningkat, PCO2 menurun, dan akral dingin


3) Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan d.d PND , edema ektremitas ,
pitting edema dan dispnea

9 4) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d merasa tidak nyaman


setelah beraktivitas

1
Intervensi Keperawatan
6 No Diagnosa Luaran Intervensi
1 Perubahan curah Setelah dilakukan Tindakan Perawatan Jantung (I.02075)
jantung b.d keperawatan selama 3x24 jam

7 perubahan
kontraktilitas d.d
PND (+), batuk
, curah jantung meningkat.
Kriteria Hasil :
- Ejection Fraction (EF)
Observasi :
1. Identifikasi
primer
tanda/gejala
penurunan curah jantung
dan fraksi ejeksi meningkat (meliputi dispnea, peningkatan ortopnea,
menurun - Takikardia menurun PND, dan peningkatan CVP )

8 - PND menurun
- Edema menuurn
- Lelah menurun
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
penurunan curah jantung (meliputi,
pemingkatana berat badan ,
- Batuk menurun hepatomegaly, distensi vena jugularis,

9
- Dispnea menurun palpitasi, ronkhi basah, oliguria,
batuk,kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake dan output cairan

1
5. Monitor berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri

6 8.
9.
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia (Kelainan irama dan
frekuensi jantung)
10. Monitor nilai laboratorium jantung

7
(mis elektrolit, enzim jantung,
BNP, NTpro-BNP).
11. Monitor alat pacu jantung
12. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum dan sesudah aktivitas.

8 13. Periksa tekanan darah sebelum


pemberian obat (mis, beta blocker,
ACE inhibitor , digoksin)

9
Terapeutik :
1. Posisikan pasien semi fowler atau
fowler dengan kaki dibawah atau
posisi nyaman.

1
2. Berikan diet jantung yang sesuai (mis
batasi asupan kafein, natrium,
kolestrol, dan maknan tinggi lemak
3. Fasilitasi pasien dan keluarga

6 untuk modifikasi gaya hidup


sehat.
4. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi

7 oksigen >94 %

Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai

8 toleransi
2. Anjurkan berhenti merokok
3. Anjurkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output

9 cairan harian

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
1 antianritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program
rehabilitasi
2 Gangguan Setelah dilakukan Tindakan Pemantauan Respirasi (I. 01014)
pertukaran gas keperawatan selama 3x24 jam

6
b.d perubahan , Observasi :
membran pertukaran gas meningkat. 1. Monitor frekuensi, irama,
alveolus – Kriteria Hasil : kedalaman , dan upaya nafas.
-Dispnea menurun 2. Monitor pola napas (seperti
kapiler d.d -Gelisah menurun
takikardia , ph bradipne, takipnea,

7
-PCO2 membaik hiperventilasi, kussmeul, Cheyne
meningkat, PCO2 -Takikardia membaik stokes, biot, ataksik)
menurun, dan -pH arteri meningkat 3. Monitor kemampuan batuk
akral dingin efektif
4. Monitor adanya sumbatan

8
jalan
nafas
5. Monitor saturasi oksigenMonitor
nilai AGD
6. Monitor hasil x-rays toraks.

9 Terapeutik :
7. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien.
8. Dokumentasikan hasi

1 pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur

6 pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan.

7
Terapi Oksigen (I. 01026)

Observasi :
1. Monitor kecepatan aliran oksigen
2. Monitor posisi alat terapi oksigen

8 3. Monitor efektifitas terapi oksigen


(mis oksimetri, anakisa gas darah )
4. Monitor tanda- tanda hipoventilasi
5. Monitor tanda – tanda toksinasi

9 oksigen dan antelaktasis.


6. Monitor tingkat kecemasan
akibat
terapi oksigen

1 7. Monitor integritas mukosa hdung


akibat pemasangan oksigen.
Terapeutik :
1. Bersihkan secret pada mulut, hidung,

6 dan trakea
2. Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
3. Gunakan perangkat oksigen yang

7
sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien.

Edukasi :
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara

8 menggunakan oksigen di rumah

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pennetuan dosis oksigen

9 2. Kolaborasi penggunaan oksigen pada


saat aktivitas dan/atau tidur.

1
3 Hipervolemia b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen hypervolemia (I. 03114)
kelebihan selama 3×24 jam, diharapkan

6
asupan cairan keseimbangan cairan meningkat. Observasi
d.d PND, edema Kriteria hasil : 1. Periksa tanda dan gejala
ektremitas , 1. Edema menurun hipervolemia misalnya -Dispnea,
pitting edema 2. Tekanan darah membaik edema, suara nafas tambahan
dan dispnea 2. Identifikasi penyebab

7 t, PCO2 hypervolemia
menurun, dan 3. Monitor kecepatan infus secara
ketat
akral dingin
Terapeutik

8
1.Tinggikan kepala tempat tidur 30-
40 derajat

Edukasi
1.Ajarkan cara membatasi cairan

9 Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian diuretik

1
Pemantauan cairan (I.03121)

6 Observasi :
1. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi

7 2. Monitor frekuensi
napas
3. Monitor tekana darah
4. Monitor intake dan output
8 cairan
5. Identifikasi tanda tanda
hipervolemi

9
1
4 Intoleransi Setelah di lakukan tindakan Manajemen energi (I.05178)
aktivitas b.d keperawatan 3x24 jam di harapkan
Observasi

6
kelemahan d.d toleransi aktivitas meningkat
merasa tidak secara mandiri, Kriteria hasil : 1. Monitor pola dan jam tidur
nyaman setelah -keluhan lelah menurun 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
beraktivitas -tekanan darah membaik selama melakukan aktivitas
-frekuensi napas membaik Terapeutik

7 3. Sediakan lingkungan nyaman dan


rendah stimulus (mis
cahaya,suara,kunjungan)
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan

8 Edukasi
5. Anjurkan titah baring
6. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

9 Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan

1
Implementasi
6 Tanggal/Jam
Keperawatan
Diagnosa Tindakan Hasil
31/08/21 Perubahan Observasi: S:

7 08.30 curah jantung


b.d
perubahan
1. Mengidentifikasi tanda/gejala
1. Pasien mengatakan sesak nafas
berat (dyspnea)
primer penurunan curah jantung 2. Pasien mengatakan mengalami
kontraktilitas 2. Mengidentifikasi tanda/gejala batuk berdahak
d.d PND (+), sekunder penurunan curah 3. Pasien mengatakan lemah

8
batuk dan jantung
fraksi ejeksi 3. Memonitor tekanan darah O:
menurun 4. Memonitor saturasi oksigen 4. Fraksi ejeksi menurun (30%)
5. Memonitor keluhan nyeri 5. Lab BNP 150 g/ml
6. Memonitor nilai laboratorium 6. Pemeriksaan TTV

9 jantung TD
HR
RR
: 155/100 mmHg
: 120x/menit
: 32 x/menit

1
31/08/21 Gangguan Observasi : S:
09.30 pertukaran gas b.d 1. Pasien mengatakan sesak nafas
perubahan

6
berat
membran alveolus 1. Memonitor frekuensi, irama,
kedalaman , dan upaya nafas. 2. Pasien mengatakan cepat lelah
– kapiler d.d saat melakukan aktivitas
takikardia , ph 2. Memonitor pola napas (seperti
meningkat, PCO2 bradipne, takipnea,
menurun, dan hiperventilasi, kussmeul, O:

7
akral dingin Cheyne stokes, biot, ataksik) 3. PCO2 menurun (30 mmol/L)
3. Memonitor kemampuan batuk 4. pH meningkat (7.50)
efektif 5. Takikardia (120x/menit)
4. Memonitor adanya sumbatan 6. Pola nafas pasien abnormal
jalan nafas (Takipnea)

8
5. Memonitor saturasi oksigen 5. Pasien tampak gelisah
6. Memonitor nilai AGD 6. Hasil pemeriksaan TTV
7. Memonitor hasil x-rays toraks. didapatkan hasil RR 32x/menit
7. Gelisah
8. Rontgen Thorax

9
-Overload
-Kardiomegali

1
31/08/21 Hipervolemia Observasi S
11.00
b.d kelebihan 1. Pasien mengatakan sesak

6 asupan cairan 1. Memeriksa tanda dan


d.d PND ,
edema
gejala hipervolemia
misalnya -Dispnea,
nafas berat (dyspnea)
2. Pasien mengatakan lemas

ektremitas , edema, suara nafas O:

7
pitting edema tambahan 1. Terdapat edema
dan dispnea 2. Mengidentifikasi ekstremitas (+) pitting
penyebab hypervolemia edema (+) PND (+)
3. Memonitor kecepatan

8
infus secara ketat

9
1
31/08/21 Hipervolemia Terapeutik S:
11.30
b.d kelebihan 1. Meninggikan kepala 1. Pasien mengatakan sudah

6 asupan cairan
d.d PND ,
edema
tempat tidur 30-40
derajat
mengerti cara membatasi
caian

ektremitas , Edukasi

7
pitting edema 1. Mengajarkan cara
dan dispnea membatasi
cairan

8
9
1
31/08/21 Intoleransi Observasi S:
13.30
aktivitas b.d 1. Memonitor pola dan jam 1. Pasien mengatakan pola

6 kelemahan tidur
d.d merasa 2. Memonitor lokasi dan
tidak nyaman ketidaknyamanan selama
dan jam tidur tidak
teratur
2. Pasien mengatakan cepat
setelah melakukan aktivitas lelah saat melakukan

7
beraktivitas aktivitas
Terapeutik
1. Menyediakan lingkungan O:
nyaman dan rendah 3. Pasien terlihat

8
stimulus (mengatur tidak
cahaya standar, gelisah
membatasi kunjungan) 2. Pasien tampak nyaman
dengan lingkungan yang

9
diatur dengan stimulus
rendah

1
Evaluasi
6 Tanggal Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
31/08/21 Perubahan curah jantung b.d S : Pasien mengatakan masih merasakan nafas sesak

7
perubahan kontraktilitas d.d berat atau dyspnea
PND (+), batuk dan fraksi ejeksi
menurun O:
1. Fraksi ejeksi masih menurun (30%)
2. Pemeriksaan TTV

8
TD : 155/100 mmHg
HR : 120x/menit
RR : 32 x/menit

A : Masalah belum teratasi

9 P : Intervensi dilanjutkan
3. Memonitor keluhan nyeri Lab BNP 150 g/m
4. Memonitor pemeriksaan TTV
5. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum

1 dan sesudah aktivitas.


31/08/21 Gangguan pertukaran gas S:
b.d perubahan membran 1) Pasien mengatakan sesak nafas berat

6 alveolus – kapiler d.d


takikardia , ph meningkat,
PCO2 menurun, dan akral
2) Pasien mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas
dingin O:
7 3) PCO2 menurun (30 mmol/L)
4) pH meningkat (7.50)
Takikardia (120x/menit)

8 5) Pola nafas pasien


abnormal (Takipnea)
6) Pasien tampak gelisah

9
7) Hasil pemeriksaan TTV didapatkan hasil RR
32x/menit
8) Gelisah
9) Rontgen Thorax
1 -Overload
-Kardiomegali
A : Masalah belum teratasi

6 P: Intervensi dilanjutkan :
1) Monitor frekuensi, irama,
kedalaman , dan upaya nafas.

7 2) Monitor adanya sumbatan jalan nafas


3) Monitor saturasi oksigen

8
9
1
Hipervolemia b.d S:
31/08/2021 kelebihan asupan cairan 1) Pasien mengatakan sesak nafas berat
6 d.d PND , edema
ektremitas , pitting
(dyspnea)
2) Pasien mengatakan lemas
edema dan

7 dispnea O : Terdapat edema ekstremitas (+) pitting


edema (+) PND (+)

A : Masalah belum teratasi


8 P: Intervensi

9 dilanjutkan :
1. Periksa tanda dan
gejala hipervolemia
misalnya -Dispnea, edema, suara nafas
1 tambahan
2. Identifikasi penyebab hypervolemia
Intoleransi aktivitas b.d S:
31/08/2021 kelemahan d.d merasa 1) Pasien mengatakan pola dan jam tidur
6 tidak nyaman setelah
beraktivitas
tidak teratur
2) Pasien mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas
7 3)
O: Pasien terlihat gelisah

8
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi

9 dilanjutkan :
3) Monitor pola dan jam
tidur

1
4) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai