Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS YURIDIS TERHADAP

KEPASTIKAN HUKUM KREDITUR


SEBAGAI PEMBELI AGUNAN DEBITUR
PAILIT
OLEH
ZEVIA GUSTIRA
Latar belakang masalah
 Pertumbuhan ekonomi membuat pemerintah secara konsisten memberikan kemudahan setiap linier masyarakat untuk dapat
dengan mudah memajukan setiap usaha didalam bidang ekonomi yang sedang mereka geluti. Keseriusan ini dapat dilihat
bagaimana pemerintah memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM. Bahakan bantuan kredit untuk UMKM yang diberikan
pemerintah ditenggah pandemi yang melanda dimana menjadi momok setiap pelaku UMKM, setidaknya pada tahun 2021,
terdapat program PEN mendukugan UMKM dimana pemerintah mengelontorkan setidaknya Rp 96,21 triliun yang dapat
dimanfaatkan pelaku UMKM, dimana pemerintah memberikan Subsidi bunga kepada bank umum mitra untuk mendukung
perluasan kredit modal
 Dalam pembayaran hutang tersebutlah kreditur mengambil langkah untuk melelang objek jaminan yang diperjanjikan sebelum.
Proses lelang inilah yang kadang terdapat masalah lain yang timbul, ketika objek jaminan yang disepakati sebelumnya tak
mencukupi penutupi hutang debitur atau permasalahan yang lain dimana ternyata objek jaminan yang dilelang tak kunjung di beli
oleh masyarakat. Ini pun menjadi persolaan dimana kurangnya kepercayaan masyarakat akan good govermment yang
menyebabkan persoalan ini melebar.Maka dalam kondisi seperti inilah bank kreditur dapat secara langsung menjadi membeli
agunan yang menjadi objek jamianan tersebut atas kreditnya sendiri, walaupun kondisi ini hanya berlangsung sementara sampai
pihak bank dapat menunjuk pembeli dari angunan tersebut.
Rumusan masalah
1. Bagaimana bank kreditur dapat menjadi pembeli agunan debitur?

2. Bagaimana kepastian hukum kreditur yang membeli angunan debitur yang pailit ?
Bank kreditur berperan sebagai pembeli sementara agunan
debitur

 Jenis-jenis kredit
1. kredit modal kerja, yaitu kredit jangka pendek yang diberikan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
dari suatu perusahaan. Jenis kredit model ini diantara lain; Kredit model kerja (KMKP), KUPEDES,
Kredit koperasi,
2. Kredit investasi, yaitu kredit jangka menengah dan jangka panjang dalam rangka membiayai pengadaan
aktiva tetap suatu perusahaan.. Beberapa contoh; KIK dan kredit untuk membiayai pembangunan di
bidang perkebunan.
3. kredit konsumsi, yaitu kredit yang diberikan kepada masyarakat. Beberapa contoh kredit konsumtif;
KPR, Kredit profesi guru, kredit mahasiswa Indonesia, kredit asrama mahasiswa.
 Dalam hal terjadinya debitur yang cedera janji sesuai dengan pasal 6 UUHT jo
pasal 20 ayat 1 huruf a pelaksanaan eksekusi hak tanggungan dapat dilakukan
oleh pemegang hak tanggungan melalui pelelangan umum, ini dapat diartikan
bahwa pelaksanaan lelang merupakan kewenangan yang diberikan undang-
undang kepada pemegang hak tanggungan pertama untuk melakukan penjualan
melalui pelelangan umum atas aset yang dijadikan sebagai jaminan.
 Pembelian agunan bank kreditur, tetap memelukan akta oterntik yang disebut
acte de command, yaitu akta yang berisikan pernyataan antara pembeli yang
ditunjuk oleh bank dengan dibetur yang isinya bahwa pembeli dalam bertindak
membeli agunan dilakukan untuk kepentingan pihak lain yang namanya akan
ditentukan kemudian hari yang ditunjuk untuk menggantikan pembeli. Namun
apa bila jangka waktu yang telah ditentukan bank belum kunjung menemukan
pembeli dari agunan tersebut maka secara otomatis bank kreditur dianggap
sebagai pembeli dari agunan tersebut
 Bahwa keinginan para pihak untuk melaksanakan lelang dan membeli lelang dengan persyaratan tertentu
yaitu: (1) syarat bahwa bank kreditur yang memenangkan lelang harus menjual/menunjuk pembeli yang
sebenarnya dikemudian hari; dan (2) Syarat yang menyatakan jika bank kreditur tidak berhasil menunjuk
pembeli dalam tempo 1 (satu) tahun sejak tanggal lelang, maka ia dianggap sebagai pembelinya, kedua
syarat tersebut adalah syarat yang telah disepakati bersama dan harus dilaksanakan sebagai suatu
undang-undang. Adapaun klausul yang tercantum di dalam acte de command intinya berisi
 pernyataan bahwa bank akan menjadi peserta lelang dan jika memenangkan lelangnya maka ia akan
menunjuk pembeli yang sebenarnya dikemudian hari, dan jika lewat waktu 1 (satu) tahun tidak berhasil
menunjuk pembeli maka bank kreditur bersedia dianggap sebagai pembelinya.
 Klausul yang tercantum di dalam acte de command dan di dalam Risalah Lelang tersebut secara umum
dapat dinyatakan sebagai bentuk perjanjian perdata yang tunduk kepada pasal 1320 KUHPdt yang
mengatur syarat syahnya suatu perjanjian yaitu: (1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
(2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; (3) Suatu hal tertentu; (4) Suatu sebab yang halal
Kepastian hukum bagi bank kreditur membeli agunan kredit.

 Praktik pembelian agunan kredit yang bersifat sementara, telah mempunyai legitimasi hukum sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Pada Pasal 12A ayat (1) mengatur bahwa bank umum dapat membeli sebagian
atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah Debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
 perbankan syariah, terkait pembelian sementara melalui lelang dengan dasar acte de commaacte, telah diatur di dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pada Pasal 40 ayat (1) mengatur
bahwa dalam hal Nasabah Penerima Fasilitas tidak memenuhi kewajibannya, Bank Syariah dan UUS dapat membeli
sebagian atau seluruh Agunan, baik melalui maupun di luar pelelangan, berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik Agunan atau berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik Agunan, dengan ketentuan Agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu1(satu)tahun.
 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.Pada
pasal 78 ayat (1) mengatur bahwa bank sebagai kreditur dapat membeli agunannya melalui lelang, dengan
ketentuan menyampaikan surat pernyataan dalam bentuk Akte Notaris, bahwa pembelian tersebut
dilakukan untuk pihak lain yang akan ditunjuk kemudian dalam jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung
mulai tanggal pelaksanaan lelang, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Title Lorem Ipsum

01 02 03
LOREM IPSUM NUNC VIVERRA PELLENTESQUE
DOLOR SIT AMET, IMPERDIET ENIM. HABITANT MORBI
CONSECTETUER FUSCE EST. TRISTIQUE
ADIPISCING ELIT. VIVAMUS A TELLUS. SENECTUS ET
MAECENAS NETUS ET
MALESUADA
FAMES.

Anda mungkin juga menyukai