2. Bagaimana kepastian hukum kreditur yang membeli angunan debitur yang pailit ?
Bank kreditur berperan sebagai pembeli sementara agunan
debitur
Jenis-jenis kredit
1. kredit modal kerja, yaitu kredit jangka pendek yang diberikan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
dari suatu perusahaan. Jenis kredit model ini diantara lain; Kredit model kerja (KMKP), KUPEDES,
Kredit koperasi,
2. Kredit investasi, yaitu kredit jangka menengah dan jangka panjang dalam rangka membiayai pengadaan
aktiva tetap suatu perusahaan.. Beberapa contoh; KIK dan kredit untuk membiayai pembangunan di
bidang perkebunan.
3. kredit konsumsi, yaitu kredit yang diberikan kepada masyarakat. Beberapa contoh kredit konsumtif;
KPR, Kredit profesi guru, kredit mahasiswa Indonesia, kredit asrama mahasiswa.
Dalam hal terjadinya debitur yang cedera janji sesuai dengan pasal 6 UUHT jo
pasal 20 ayat 1 huruf a pelaksanaan eksekusi hak tanggungan dapat dilakukan
oleh pemegang hak tanggungan melalui pelelangan umum, ini dapat diartikan
bahwa pelaksanaan lelang merupakan kewenangan yang diberikan undang-
undang kepada pemegang hak tanggungan pertama untuk melakukan penjualan
melalui pelelangan umum atas aset yang dijadikan sebagai jaminan.
Pembelian agunan bank kreditur, tetap memelukan akta oterntik yang disebut
acte de command, yaitu akta yang berisikan pernyataan antara pembeli yang
ditunjuk oleh bank dengan dibetur yang isinya bahwa pembeli dalam bertindak
membeli agunan dilakukan untuk kepentingan pihak lain yang namanya akan
ditentukan kemudian hari yang ditunjuk untuk menggantikan pembeli. Namun
apa bila jangka waktu yang telah ditentukan bank belum kunjung menemukan
pembeli dari agunan tersebut maka secara otomatis bank kreditur dianggap
sebagai pembeli dari agunan tersebut
Bahwa keinginan para pihak untuk melaksanakan lelang dan membeli lelang dengan persyaratan tertentu
yaitu: (1) syarat bahwa bank kreditur yang memenangkan lelang harus menjual/menunjuk pembeli yang
sebenarnya dikemudian hari; dan (2) Syarat yang menyatakan jika bank kreditur tidak berhasil menunjuk
pembeli dalam tempo 1 (satu) tahun sejak tanggal lelang, maka ia dianggap sebagai pembelinya, kedua
syarat tersebut adalah syarat yang telah disepakati bersama dan harus dilaksanakan sebagai suatu
undang-undang. Adapaun klausul yang tercantum di dalam acte de command intinya berisi
pernyataan bahwa bank akan menjadi peserta lelang dan jika memenangkan lelangnya maka ia akan
menunjuk pembeli yang sebenarnya dikemudian hari, dan jika lewat waktu 1 (satu) tahun tidak berhasil
menunjuk pembeli maka bank kreditur bersedia dianggap sebagai pembelinya.
Klausul yang tercantum di dalam acte de command dan di dalam Risalah Lelang tersebut secara umum
dapat dinyatakan sebagai bentuk perjanjian perdata yang tunduk kepada pasal 1320 KUHPdt yang
mengatur syarat syahnya suatu perjanjian yaitu: (1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
(2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; (3) Suatu hal tertentu; (4) Suatu sebab yang halal
Kepastian hukum bagi bank kreditur membeli agunan kredit.
Praktik pembelian agunan kredit yang bersifat sementara, telah mempunyai legitimasi hukum sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Pada Pasal 12A ayat (1) mengatur bahwa bank umum dapat membeli sebagian
atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah Debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
perbankan syariah, terkait pembelian sementara melalui lelang dengan dasar acte de commaacte, telah diatur di dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pada Pasal 40 ayat (1) mengatur
bahwa dalam hal Nasabah Penerima Fasilitas tidak memenuhi kewajibannya, Bank Syariah dan UUS dapat membeli
sebagian atau seluruh Agunan, baik melalui maupun di luar pelelangan, berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik Agunan atau berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik Agunan, dengan ketentuan Agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu1(satu)tahun.
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.Pada
pasal 78 ayat (1) mengatur bahwa bank sebagai kreditur dapat membeli agunannya melalui lelang, dengan
ketentuan menyampaikan surat pernyataan dalam bentuk Akte Notaris, bahwa pembelian tersebut
dilakukan untuk pihak lain yang akan ditunjuk kemudian dalam jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung
mulai tanggal pelaksanaan lelang, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Title Lorem Ipsum
01 02 03
LOREM IPSUM NUNC VIVERRA PELLENTESQUE
DOLOR SIT AMET, IMPERDIET ENIM. HABITANT MORBI
CONSECTETUER FUSCE EST. TRISTIQUE
ADIPISCING ELIT. VIVAMUS A TELLUS. SENECTUS ET
MAECENAS NETUS ET
MALESUADA
FAMES.