Anda di halaman 1dari 9

SOSIAL BUDAYA DAN ANTROPOLOGI

NORMA DAN PRAKTIK BUDAYA DALAM


KEHIDUPAN SEKSUALITAS DAN KEMAMPUAN
REPRODUKSI

DOSEN PENGAMPU:
EMBUN NADYA, S. Tr. Keb, M. Keb (1021069301)

Disusun Oleh:
SINGKY PERMANA (2001021017)
Seksualitas
Seksualitas berkaitan dengan variable biologis,
psikologis, sosiologis dan spiritual dari
kehidupan yang mempengaruhi kepribadian
dan hubungan interpersonal.

Reproduksi
Reproduksi adalah proses untuk menghasilkan
sesuatu yang baru atau keturunan dari
organisme yang menghasilkannya.
Contoh budaya dalam kehidupan seksualitas:
•Biseksualitas, seseorang yang menyukai laki-laki
maupun perempuan.
•Seks bebas merupakan perilaku yang tidak terpuji,
tidak sesuai dengan penerapan akhlak budi pekerti
sebagai masyarakat.
•Homoseksualitas, rasa ketertarikan atau rasa suka
antar individu yang berjenis kelamin sama.
Dibedakan menjadi:
Lesbianisme, seorang perempuan menyukai
sesama jenisnya (perempuan)
Homoseksualitas, seorang laki-laki menyukai
sesama jenis (laki-laki)
Pengertian Norma
Norma berasal dari bahasa latin, yakni norma,
yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat
perkakas yang digunakan oleh tukang kayu.
Dari sini kita dapat mengartikan norma sebagai
pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan.
Adapun  Norma dalam kehidupan, yakni :
1. Norma Agama :
2. Norma Masyarakat/sosial
3.Norma Kesusilaan
4.      Norma Hukum
Norma dan Praktik Budaya dalam Kehidupan
Seksualitas
Norma-norma dan praktik budaya dalam
kehidupan seksualitas dimana seseorang
mengalami gangguan dan keterkaitan terhadap
suatu kelainan akibat trauma, sehingga banyaknya
jumlah seseorang meningkatkatkan kehidupan
seksual yang kurang di hormati di kalangan
masyarakat,baik itu melalui pergaulan bebas di
kalangan remaja, homoseksualitas, dan bahkan
kelainan-kelainan seksualitas lainnya yang banyak
di langgar oleh sebagian orang.
Norma dan Praktik Budaya dalam
Kemampuan Reproduksi, meliputi:

•Revolusi seks
• Gerakan feminisime dan hak gay
• Melalui kloning 
Pengendalian terhadap Ruang Lingkup
Seksual yang mencangkup Norma –
Norma dan Praktik Sosial Budaya, yaitu:

•Membuat norma – norma baru dalam


ruang kehidupan
•Memperketat aturan Norma Budaya 
•Rehabilitasi bagi para homoseksual
Kasus:
Hukum Cambuk Pasangan Gay Aceh
Terdakwa pasangan gay (liwath) berinisial MH (20) dan pasangannya, MT (24),
menjalani 80 kali hukuman cambuk di depan umum. Eksekusi hukuman cambuk itu
dilaksanakan pada Selasa (23/5/2017) di halaman Masjid Syuhada, Lamgugob, Kota
Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Pasangan sejenis itu didakwa melanggar Pasal 63 ayat 1 juncto Pasal 1 angka 28
Qanun Nomor 6 Tahun 2014 mengenai hukum jinayah. Pasal itu berbunyi, "Setiap
orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan liwath diancam hukuman paling
banyak 100 kali cambuk atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni atau
penjara paling lama 100 bulan."
Kasat Pol PP dan WH Kota Banda Aceh, Yusnardi, menyatakan kasus liwath atau
hubungan sesama jenis itu baru pertama kali ditemukan setelah Qanun (Peraturan
Daerah di Aceh) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayah mulai berlaku.
"Ya, mungkin masyarakat di luar (Aceh) merasa asing (dengan peraturan Qanun
Jinayah di Aceh), karena memang perbuatan liwath ini di luar tidak terlalu diatur ya.
Namun karena kekhususan Aceh, dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Syariat Islam yang dengan rinci mengatur soal ini," ujar Yusnardi.
Kejadian ini disorot media asal Inggris BBC. Mereka menulis artikel berjudul 'No
place to hide for LGBT people in Indonesia's Aceh province' untuk membahas
kejadian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai