Anda di halaman 1dari 21

“VARIKOKEL”

Oleh:
Johan Prihadiyan Wamin
Istikomah Fauzi
Fitria Febrianti
Rheima Nizar

Pembimbing:
dr. Dhika Ari Rizki Sp.U

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
RSUD WALED KABUPATEN CIREBON
2022
ANATOMI TESTIS
Testis merupakan gonad laki-laki yang dapat memproduksi sperma dan hormone
reproduksi (testosterone). Testis berada didalam skrotum dan digantung oleh
spermatic cord.
Vaskularisasi:
Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan
bercabang menjadi arteri testicular. Arteri tersebut
akan bercabang dan berhubungan dengan arteri
duktus deferen.

Vena : membentuk plexus pampiniformis dari bagian


anterior duktus deferens dan mengelilingi testis.
Pampiniform plexus berfungsi sebagai
thermoregulatory, yaitu penjaga temperatur testis
agar konstan. Vena testicular kanan akan menuju
vena kava inferior, sedangkan vena testicular kiri akan
masuk ke vena renal kiri.
DEFINISI VARIKOKEL
Varikokel/varicocele, adalah dilatasi abnormal dari vena
pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
 Belum diketahui secara pasti penyebab varikokel
 Tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering
dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70–93 %) disebabkan
karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah
tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring.
 Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai
adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena
tumor)
PATOGENESIS
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa
cara:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia
karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan
zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga
menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi
infertilitas.
 Vena testikularis sinistra bermuara
pada vena renalis sinistra dengan
arah tegak lurus, sedangkan vena
testikularis dextra bermuara pada
vena kava inferior dengan arah
miring.
 Vena testikularis sinistra
membutuhkan tekanan yang lebih
besar dibandingkan dengan vena
testikularis dextra yang bermuara
ke vena cava inferior
 Vena testikularis sinistra lebih
panjang daripada vena testikularis
dextra dan katupnya lebih sedikit
dan inkompeten
DIAGNOSIS
 Anamnesis (benjolan di atas testis yang terasa nyeri)
 Umumnya Tanpa rasa nyeri
 Bila Disertai nyeri :

- Nyeri Tumpul
- Bertambah dengan aktivitas berat
 Pemeriksaan Fisik (Gold Standard)

 Inspeksi  Pasien dengan posisi berdiri dilihat adakah distensi kebiruan

(dilatasi vena) pada skrotum (kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang


berada di sebelah kranial testis)
 Palpasi  “Bag of Worms”, Dilakukan pengukuran: Orkidometer (Kecurigaan

Varikokel meningkat jika ada disproporsi panjang testis atau volume)


 Auskultasi  Stetoskop Doppler (Mendeteksi adanya peningkatan aliran darah

pada pleksus Pampiniformis)

Pemeriksaan Lainnya yaitu Analisis Sperma :


Oligo-Asteno-Terato (zoospermia)
Orkidometer
Analisis Sperma
DIAGNOSIS
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat:
1. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah
pasien melakukan manuver valsava (mengedan)
2. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa
melakukan manuver valsava
3. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat
bentuknya tanpa melakukan manuver valsava
DIAGNOSIS (C0NT.)
 Pemeriksaan Penunjang
 Venografi
 USG
 MRI
 CT-SCAN
 NUCLEAR IMAGING
USG TESTIS
PENATALAKSANAAN
Varikokel yang telah menimbulkan gangguan fertilitas atau
gangguan spermatogenesis merupakan indikasi untuk mendapatkan
suatu terapi.
Tindakan yang dikerjakan adalah:
1. ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui
operasi terbuka atau bedah laparoskopi
2. varikokelektomi cara Ivanisevich atau secara perkutan dengan
memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika interna
PENATALAKSANAAN
 Kebanyakan pasien penderita varikokel tidak selalu
berhubungan dengan infertilitas, penurunan volume
testikular, dan nyeri.
 Untuk itu, tidak selalu dilakukan operasi.
 Varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter
semen yang abnormal harus dioperasi dengan tujuan
membalikkan proses yang progresif dan penurunan
durasi independen fungsi testis.
TEKNIK NONBEDAH
 percutaneous radiographic occlusion dan
skleroterapi.
Teknik Operasi
 Operasi ligasi varikokel  retroperitoneal,
inguinal atau subinguinal, laparoskopik,
dan mikroskopik varikokelektomi.
EVALUASI TERAPI
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan
melihat beberapa indikator antara lain:
1. Bertambahnya volume testis
2. Perbaikan hasil analisis semen (yang dikerjakan setiap 3 bulan),
atau
3. Pasangan itu menjadi hamil.
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanacionam: Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
 Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke 2. EGC
 Basuki B Purnomo. 2003. DASAR-DASAR
UROLOGI . Edisi 2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai