0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit campak (morbili), yang sangat menular dan merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak. Campak menyebar melalui kontak langsung dan droplet, dengan gejala khas seperti demam, ruam merah, dan bintik putih di pipi (Koplik's spot). Pengendalian campak di Indonesia dilakukan melalui program imunisasi rutin dan kampanye, termasuk pemberian vaksinasi campak lanjutan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit campak (morbili), yang sangat menular dan merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak. Campak menyebar melalui kontak langsung dan droplet, dengan gejala khas seperti demam, ruam merah, dan bintik putih di pipi (Koplik's spot). Pengendalian campak di Indonesia dilakukan melalui program imunisasi rutin dan kampanye, termasuk pemberian vaksinasi campak lanjutan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit campak (morbili), yang sangat menular dan merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak. Campak menyebar melalui kontak langsung dan droplet, dengan gejala khas seperti demam, ruam merah, dan bintik putih di pipi (Koplik's spot). Pengendalian campak di Indonesia dilakukan melalui program imunisasi rutin dan kampanye, termasuk pemberian vaksinasi campak lanjutan
Morbilivirus dan termasuk golongan virus RNA. EPIDEMIOLOGI 1. Global → endemik, penderitanya tidak mendapat imunisasi campak 2. Salah satu penyebab kematian terbesar pada anak 3. Tahun 1980: >20 juta orang di dunia terkena campak (2,6 juta kematian per tahunnya) 4. Sejak tahun 2000, lebih dari 1 miliar anak (negara berisiko tinggi) telah mendapat vaksinasi. Tahun 2012, kematian akibat campak menurun sebesar 78% secara global. 5. WHO (2015): 195.762 kasus campak di seluruh dunia 6. 2015 → 134.200 anak meninggal akibat campak (↑ pada usia <5 tahun) PENYEBARAN 1. Masa penularan: 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash. 2. Puncak penularan: pada saat gejala awal/fase prodromal (1-3 hari pertama sakit). 3. Masa inkubasi: 7-18 hari 4. Penyebaran: batuk, bersin, kontak langsung GEJALA
Demam Rash Makulopapular Khas
•Suhu ≥38ᵒC •Bercak •3 hari atau •Koplik’s •3 hari atau spot/bercak kemerahan lebih lebih putih •Batuk, pilek, •Mulai dari •Menjalar ke keabuan, belakang seluruh tubuh mata merah, dasar merah telinga di 4-7 hari mata berair di pipi dalam TATALAKSANA TERAPI SUPORTIF Dapat sembuh sendiri pada anak yang sehat atau orang yang imunokompeten. Pengobatan yang diberikan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi jika terdapat kejang, dan pemberian vitamin A. PENGENDALIAN CAMPAK Pengendalian Campak di Indonesia diawali pada tahun 1982 (perluasan program imunisasi & jadwal standar). Campak diberikan pada usia 9 bulan. Tahun 1990 dapat mencapai lebih dari 90%. Pada tahun 2000, dalam rangka mengatasi KLB dan memberikan kesempatan kedua bagi anak yang belum diimunisasi, maka ditetapkan 3 strategi pengendalian Campak: · Crash program Campak untuk anak balita di daerah risiko tinggi · Catch-up campaign Campak untuk anak sekolah · Introduksi pemberian dosis kedua melalui kegiatan rutin BIAS untuk kelas satu SD pada tahun berikutnya setelah catch-up campaign. PENGENDALIAN CAMPAK 1. 2014: Imunisasi Campak lanjutan pada anak usia 24 bulan 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017, pemberian imunisasi Campak lanjutan dosis ke-2 diberikan pada anak usia 18 bulan. 3. Pelaksanaan surveilans Campak Rubella berbasis individu/CBMS (case based measles surveillance). Pelaksanaan surveilans ini jika ditemukan setiap satu kasus dengan gejala demam, rash, disertai salah satu gejala atau lebih batuk/pilek/mata merah, maka diambil spesimen darah/serum diperiksa di laboratorium rujukan nasional. Pelaksanaan kampanye vaksin MR pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun dilaksanakan secara bertahap dalam 2 fase sebagai berikut : 1. Fase 1 bulan Agustus-September 2017 di seluruh Pulau Jawa 2. 2. Fase 2 bulan Agustus-September 2018 di seluruh Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua