Anda di halaman 1dari 16

REZA YULISFA SUSANTO

S1 ARS STIKES PANCA BHAKTI


• Menyadari semakin terbatasnya kemampuan pemerintah utamanya dalam hal
pembiayaan, maka berkembanglah konsep kemitraan dengan swasta (PPP) dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.
• Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta adalah untuk meningkatkan
pelayanan publik
• Hal itu juga dilatarbelakangi oleh adanya keterbatasan pendanaan maupun rendahnya
kualitas pelayanan dari pemerintah pelayanan publik.
• Pelibatan sektor swasta dalam mengembangkan sarana dan prasarana akan
memberikan keuntungan baik bagi pemerintah maupun swasta.
• Bagi sektor swasta keuntungan yang didapat dengan mekanisme ini adalah profit.
• keuntungan bagi pemerintah adalah mempermudah proses penyediaan serta
meringankan beban pendanaan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
DEFINISI PPP
• Menurut (William. J, 2009) Public Private Partnership merupakan bentuk
perjanjian atau kontrak antara sektor publik dan sektor private yang terdiri atas
beberapa ketentuan antara lain: sektor privat menjalankan fungsi pemerintah
untuk periode tertentu, sektor privat menerima konpensasi atas penyelenggaraan
fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung, sektor privat bertanggung
jawab atas resiko yang timbul dari penyelanggaraan fungsi tersebut.
• Sebuah perjanjian kontrak antara swasta dan pemerintah, yang keduanya
 bergabung bersama dalam sebuah kerjasama untuk menggunakan keahliandan
kemampuan masing-masing untuk meningkatkan pelayanan kepada publik
dimana kerjasama tersebut dibentuk untuk menyediakan kualitas pelayananterbai
k dengan biaya yang optimal untuk publik ( America’s National Council on Public
Private Partnership , 2010).
• Sedangkan Amirullah dalam (Irianti, 2011) menyatakan, Public Private
Partnership adalah kerjasama pemberian sebagian kewenangan
pemerintah kepada sektor swasta untuk melaksanakan sebagian atau
seluruh kegiatan pembangunan dan atau pengoperasian infrastruktur.
• Savas dalam (Irianti, 2011) menyatakan bahwa kemitraan antara
pemerintah dan swasta dapat dilakukan dengan beberapa konsep
meliputi fully public (pemerintah secara penuh) sampai fully private
(swasta secara penuh).
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PPP
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan kerjasama antara pemerintahdan swasta antara
lain adalah (Kurniawan dkk, 2009):
1. Penting bagi semua pihak untuk saling memahami, misi, fungsi dan tugas, hak,kewajiban masing-
masing sebagai pelaku pembangunan.
2. Melakukan persepsi dalam negoisasi kegiatan kemitraan, sangat diperlukanketerbuakaan, komitmen
dari para pelaku pembangunan dengan dicapainya hasilyang saling menguntungkan
3. Perlunya keterlibatan langsung seluruh pihak, terutama Pemerintah Daerah,DPRD, masyarakat,
karyawan dll.
4. Keberadaan dan akses data yang relevan, mudah, benar dan konsisten
5. Dukungan yang jelas dan benar kepada pemberi keputusan baik tingkat Pusat,Propinsi ataupun
Daerah (Kabupaten/Kota).
6. Kriteria persyaratan lelang/negoisasi yang jelas, transparan dan konsisten.
7. Struktur dan tugas tim negoisasi yang jelas dan kemampuan dalam penguasaanmateri bidang Hukum,
Teknis dan Keuangan
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN
PPP DI INDONESIA
• Badan yang bertugas secara aktif untuk memfasilitasi
Kerjasama pemerintah dan swasta saat ini adalah BAPPENAS,Direktorat
Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (PKPS).
• PP No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
• Perpres No. 67 Tahun 2005 tentangKerjasama Pemerintah dan 
Badan Usaha
• Perpres No. 13 Tahun 2010
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN
USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR KESEHATAN
PRINSIP, MANFAAT DAN TUJUAN PPP
• Prinsip : adil, terbuka,transparan, dan bersaing.
• MANFAAT :
1. Meningkatkan penerimaan publik terhadap proyek PPP
2. Mencegah aparat pemerintah dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. Menurunkan biaya pendanaan.
4. Mengurangi resiko kegagalan proyek.
5. Meningkatkan kemudahan memperoleh perijinan untuk proyek.
6. Membantu untuk menarik pihak swasta yang lebih berkualitas dan berpengala
man.
7. Meningkatkan investasi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi.
TUJUAN :
Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan melalui
pengarahan dana swasta.
Meningkatkan kualitas, kualitas dan efesiensi pelayanan melalui
persaingan sehat.
Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan
infrastruktur.
Mendorong dipakainya prinsip pengguna membayar pelayanan yang
diterima, atau dalam hal tertentu mempertimbangkan daya beli
pengguna.
Bentuk-Bentuk Public Private Partnership

• Build OperateTransfer (BOT) adalah pemberian konsesi kepada swasta selama


periode tertentu. Swasta membangun, termasuk pembiayaannya dan
mengoperasikan infrastruktur, kemudian diserahkan kepada pemerintah
setelah masa kontrak berakhir.
• Build Operator Lease Transfer (BOLT) yaitu pemerintahh menyerahkan aset
berupa tanah atau lahan kepada pihak swasta untuk dibangun, dikelola
(termasuk menyewakan kepada pihak lain) selama waktu tertentu, kemudian
menyerahkan kembali kepada pemerintah setelah habis masa kontrak.
• Build Own Operate (BOO) yaitu memberikan konsesi, investor punya hak
mendapatkan pengebalian investasi, keuntungan yang wajar sehingga
investor dapat menarik biaya dengan persetujuan pemerintah dari pemakai
jasa infrastruktur yang dibangunnya.
• Build Own Operate Transfer (BOOT) yaitu swasta membiayai, membangun,
mengoperasikan, memelihara, mengelola, dan menghimpun pembayaran dari
pengguna infrastruktur dan pada akhir hak guna pakai kembali menjadi hak milik
pemerintah (Supriyatna, 2010).
• Build Transfer (BT) yaitu suatu yang disepakati dalam kontrak perjanjian setelah
kontruksi proyek selesai, swasta menyerahkan kepada pemerintah. Pemerintah
diwajibkan membayar kepada swasta sebesar nilai investasi yang dikeluarkan
ditambah keuntungan wajar. (Noor, 2011).
IMPLEMENTASI PPP DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
Definisi Swasta
semua organisasi dan individu yang dalam melaksanakan kegiatannya tidak langsung
dikendalikan oleh pemerintah. Ini termasuk perusahaan swasta atau individu yang
mencari untung (for profit) serta organisasi swsta yang tidak mencari untung (not for
profit )..(WHO,mexico 1991)

Jenis swasta:
a. For profit
b. Not for profit (dengan subsidi dan tanpa subsidi )
c. Dengan izin resmi atau tanpa izin
d. Jenis kegiatan (promotif,preventif,kuratif,rehabilitative)
Public Health Care Private Health Care

Dikelola oleh pemerintah atau badan public yang Organisasi profit sebagian atau seluruh
diberi kewenangan (mis : BPJS Kesehatan) keuntungan dikembalikan kepada organisasi atau
pemegang saham. Contoh industry farmasi, rumah
sakit swsta atau klinik
Organisasi not for profit sebagian atau seluruh
keuntungan di investasikan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan atau sumber daya manusia.
• Menurut RPJMN 2015-2019, KPS merupakan salah satu mekanisme
yang dapat digunakan untuk peningkatan pendanaan pembangunan
kesehatan.
• Strategi pembiayaan kesehatan dalam RPJMN tahun 2015- 2019:
1. meningkatkan pendanaan untuk pembangunan kesehatan melalui
peningkatan peran dan dukungan masyarakat dan swasta melalui
PPP
2. penyusunan kebijakan dan peraturan untuk mendorong
terlaksananya PPP dan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
pembangunan kesehatan
3. meningkatkan efektivitas pendanaan pembangunan kesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2018, lebih dijelaskan
lagi pada Pasal 3, yaitu infrastruktur kesehatan yang dapat
dikerjasamakan dalam Penyediaan Infrastruktur Kesehatan meliputi:
1. Rumah sakit;
2. Puskesmas atau klinik;
3. Laboratorium kesehatan; dan
4. Politeknik kesehatan
• Penyediaan Infrastruktur Kesehatan rumah sakit, puskesmas atau
klinik, dan laboratorium kesehatan meliputi penyediaan bangunan,
prasarana, peralatan medis, dan/atau sumber daya manusia.
• Dalam hal Penyediaan Infrastruktur Kesehatan berupa penyediaan
sumber daya manusia pada infrastruktur kesehatan rumah sakit,
puskesmas atau klinik dan laboratorium maka harus disertai dengan
penyediaan bangunan, prasarana, dan peralatan medis.
• jika rumah sakit pemerintah atau rumah sakit pemerintah daerah
memiliki SDM yang cukup, bisa melakukan kerjasama dengan badan
usaha hanya pada infrastruktur bangunan.
• KPS bidang kesehatan diharapkan melakukan percepatan penyediaan
pelayanan kesehatan, memperluas akses, meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, dan merata, melindungi
kesehatan masyarakat, serta mendorong terciptanya inovasi atau
terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• KPS di bidang kesehatan diharapkan juga menyediakan infrastruktur
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat sehingga
dapat mengurangi kesenjangan akan sarana prasarana dan memenuhi
layanan kesehatan yang berkualitas, dengan melibatkan peran serta
swasta.

Anda mungkin juga menyukai