Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 6

Anggota :
1. Berliana Tristati Putri (3335190094)
2. Neriza Maulida Zukhruf (3335190021)
3. Alfurqon Fadhila (3335190030)
4. Yolanda Risliyanti (3335190087)
5. Raja najahtama (3335190086)
6. Arida natasya maura (33351900110)
7. Muhammad Rijal alfarisi (3335190055)
8. Ratnasari (3335190020)
Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit:
1. Petikan yang terdapat di dalam petikan lain
Contoh:
• Raja berkata,”Semua orang
berteriak ‘Tolong..tolong..’, tapi semua sibuk
mengurus keselamatan diri mereka sendiri”.
• “Rahmat menjelaskan bahwa ‘sholat adalah hal
yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak‘,”
ujar Randy.
2. Makna suatu kata atau ungkapan
Contoh:
• Tidak seperti kakaknya, Hanif tumbuh menjadi
anak yang ‘tebal muka’.
• Rijal selalu memimpikan menjadi ‘anak emas’
seperti kakaknya.
• Pak Dafa mengambil langkah penyelesaian
masalahnya di ‘meja hijau’.
3. Mengapit makna atau terjemahan dari kata atau
ungkapan yang merupakan bahasa asing atau bahasa
daerah
Contoh:
• Pemilihan pekerja untuk pendidikan harus
mempertimbangkan background ‘latar berlakang’.
• Jalu memimpikan novelnya bisa menjadi best-seller ‘sangat
laris’.
• Sekarang banyak PAUD yang sudah mengedepankan
character building ‘pembinaan watak’ pada semua muridnya.
Tanda Petik (“ “)
Penggunaan Tanda Petik (“ “)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
• "tunggu sebentar!" kata Mira,
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.“

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh:
• Bacalah "Bola Lampu" dalam buku "Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat".
• Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA" diterbitkan dalam Tempo.
• Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman lima buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang memunyai arti khusus.
Contoh:
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal
dengan "cutbray".
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si
Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri
tidak tahu sebabnya.
6. Tanda petik dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda (sama
dengan di atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang
berbentuk daftar.
Contoh :

zaman bukan jaman

asas " azas

plaza " plasa

jadwal " jadual

bus " bis


Tanda Garis Miring ( / )
Tanda Garis Miring adalah tanda baca yang
berbentuk garis hampir vertikal yang bagian atas
nya agak condong kesebelah kanan dan bagian
bawahnya ke sebalah kiri garis vertikal
Penggunaan Tanda Garis Miring ( / )
1.Tanda garis miring digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua
kata yang bersinonim.
Contoh:
Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)

2. Tanda garis miring digunakan untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya,
dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
RT/RW
AC/DC

3. Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk pembagian


(tanda bagi).
Contoh:
50/2 =…
400/2 =…
4. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam
dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
Tahun Anggaran 1985/1986

5. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.


Contoh:
Dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut)
Harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar)
Apostrof (')
Apostrof atau Tanda penyingkat (') adalah
tanda yang dipakai untuk menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun dalam konteks tertentu.
Penggunaan Tanda Apostrof (Penyingkat)
1)        Sebagai Penghilangan bagian kata
Contoh :
a. Senja ‘lah datang. (‘lah = telah)
b. Ibu ‘kan kukabari. (‘kan = akan)
c. Ayah ‘lum juga kembali. (‘lum=belum)

2)        Sebagai Penghilangan bagian Tahun


Contoh :
a. 11 Juli ’66 (’66 = 1966)
b. September ’08 (’08 = 2008)
c. Pembukaan UUD ’45 (’45 = 1945)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai