Anda di halaman 1dari 56

Permasalahan dan Akar

Permasalahan Ekonomi
Rakyat

Kakanita Ari Puspitasari, S.E., M.Sc


T. Gilarso
KEMISKINAN
Pengertian Kemiskinan
 Reitsma dan Kleinpenning:
Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan materiil maupun non materiilnya.
1. Kebutuhan material adalah kebutuhan yang berbentuk
benda material atau benda berwujud, seperti tas, makanan,
rumah, pakaian, dan lain-lain.
2. Kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang berbentuk
benda immaterial atau benda yang tak berwujud, seperti
nasihat ulama, penjelasan guru, hiburan, petunjuk dokter,
dan lain-lain
Pengertian Kemiskinan
 Suparlan
Kemiskinan didefinisikan sebagai standar hidup yang rendah
sebab kurangnya materi pada sejumlah atau sekelompok orang
jika dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku di
masyarakat sekelilingnya.
 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Kemiskinan adalah sebuah kondisi kekurangan karena
keadaan yang tidak bisa dihindari oleh seseorang dengan
kekuatan yang dimiliki.
Pengertian Kemiskinan
 Faturachman dan Marcelinus Molo
Kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan individu 
atau beberapa orang (rumah tangga) dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
 Levitan
Kemiskinan diartikan sebagai keadaan kekurangan barang
dan layanan yang dibutuhkan guna mencapai standar hidup
yang layak.
Pengertian Kemiskinan
 Hall dan Midgley
Kemiskinan yaitu keadaan deprivasi materi dan sosial yang
mengakibatkan seseorang hidupnya ada di bawah standar kehidupan
yang layak atau keadaan di mana seseorang mengalami deprivasi
relatif dibandingkan dengan seseorang lainnya di masyarakat.
 Brown (dalam Achmanto, 2012) mendefinisikan deprivasi
relatif adalah keadaan psikologis dimana seseorang merasakan
ketidakpuasan atau kesenjangan atau kekurangan yang subyektif
pada saat keadaan diri dan kelompoknya dibandingkan
dengan kelompok lain.
Jenis-Jenis Kemiskinan
 Jenis-Jenis Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut menunjukkan keadaan seseorang atau
sekelompok masyarakat yang taraf hidupnya (pendapatannya)
begitu rendah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
(makanan dan bukan makanan).
Contoh:
 Penghasilan orang ini tidak dapat menutupi kebutuhan dasar
seperti perumahan, pendidikan, makanan, kesehatan, pakaian.
 Keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Jenis-Jenis Kemiskinan
2. Kemiskinan Relatif, berkaitan dengan pembagian
pendapatan nasional di antara berbagai lapisan masyarakat,
yaitu berapa bagian (%) yang diperoleh golongan masyarakat
yang satu dibandingkan dengan kelompok-kelompok
masyarakat lainnya.
 Mengurangi atau mengoreksi kepincangan/ketimpangan pembagian
pendapatan nasional dan mempersempit jurang antara golongan kaya dan
miskin.
Contoh:
 Lebih sedikit pekerjaan, lebih banyak pengangguran.
Jenis-Jenis Kemiskinan
3. Kemiskinan Struktural menunjuk pada ketidakmampuan
warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
disebabkan oleh (sebagai akibat dari) struktur masyarakat
yang menghalanginya.
Contoh:
 Pola kepemilikan sumber daya produksi yang begitu timpang,
menyebabkan pihak yang “lemah” tidak bisa berkutik, sedangkan pihak
yang “kuat” berpeluang mengekploitasi sesama (mencari keuntungan sendiri
dengan memeras pihak lain).
 Orang Papua yang belum mendapat manfaat dari Yayasan Freeport.
Jenis-Jenis Kemiskinan
4. Kemiskinan Sosial Budaya ialah kemiskinan yang
disebabkan oleh atau berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang
dianut oleh masyarakat.
Contoh:
 Pandangan masyarakat terhadap nilai kerja, terhadap waktu, dan terhadap alam sekitar
dapat menyebabkan suatu masyarakat tertinggal. Pandangan masyarakat yang
menghargai kerja keras, disiplin, mandiri dan tanggung jawab akan mendorong
kemajuan.
 Sebaliknya, pandangan masyarakat yang menganggap hina terhadap kerja keras, tak
tahu disiplin, suka melarikan diri dari persoalan dan mudah melemparkan tanggung jawab
kepada pihak lain menyebabkan masyarakat itu tertinggal dan miskin.
 Suku Badui yang mendukung Adat dan menolak perjalanan waktu.
Jenis-Jenis Kemiskinan
5. Kemiskinan Natural adalah kemiskinan yang terjadi secara
alami, antara lain yang disebabkan oleh faktor rendahnya
kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
Contoh:
 Cacat bawaan sejak lahir sehingga seseorang tidak mampu
untuk bekerja.
Jenis-Jenis Kemiskinan
 Prof. Dr. Koentjaraningrat (Rintangan Mental dalam
Pembangunan Ekonomi Indonesia, 1969) menyebutkan penyebab
ketertinggalan suatu masyarakat, antara lain:
Mental priyayi, kurang menghargai waktu, kurang perencanaan, kurang
disiplin, pandangan irasional dan takhayul, lekas menyerah pada nasib, statis
dan sulit menyesuaikan diri, cara berpikir dan pola bertindak feodal,
penghargaan berlebihan terhadap pekerjaan halus/kantor, masing-masing sibuk
mencari keuntungan bagi dirinya sendiri tetapi masa bodoh terhadap orang
lain, mental judi, ramalan, petungan, fasilitas, cari kompromis atau
“terobosan”, “mbonceng” pada yang sedang berkuasa, semangat “mumpung”
(selagi berkuasa), dst.
Jenis-Jenis Kemiskinan
 Untuk membedakan penduduk miskin dan bukan
miskin diperlukan suatu batas atau garis pemisah
yang disebut “garis kemiskinan” atau “Poverty line”
 Garis kemiskinan menunjukkan besarnya nilai
rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup minimal.
Bagaimana Mengukur Kemiskinan
1. Setara dengan Beras.
Batasan atau ukuran kemiskinan yang diajukan oleh Prof. Sayogyo (1977)
dan disesuaikan dengan perkembangan zaman oleh Sucipto Wirasarjana
(1991) menggunakan tingkat konsumsi atau pengeluaran setara sejumlah kg
beras per orang per tahun.
 Batas Kemiskinan:

 Standar Internasional yang biasa dipakai Bank Dunia adalah pendapatan


kurang dari 2 dollar AS per hari, tetapi ada juga yang memakai 1 dollar per hari.
Bagaimana Mengukur Kemiskinan
2. Kebutuhan Fisik Minimum (KFM)
Kebutuhan hidup (makanan,minuman, pakaian, rumah, dsb) selama satu bulan
bagi seorang pekerja, yang diukur dalam uang berdasarkan jumlah kalori,
protein, vitamin dan bahan mineral lainnya yang diperlukan untuk hidup
layak yang dinyatakan dalam rupiah.
 Sering dipakai pemerintah atau organisasi untuk menilai wajar tidaknya tingkat upah
karyawan)
3. Badan Pusat Statistik menggunakan tolok ukur dari Bank Dunia
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi 2100 kalori per hari (kelompok makanan) ditambah dengan
kebutuhan (bukan makanan) minimal lainnya yang mencakup perumahan,
pakaian, kesehatan dan pendidikan (normal butuh 2400 kalori dan 45 gram
protein sehari)
Bagaimana Mengukur Kemiskinan
4. Sebuah Indeks lain yang dikembangkan oleh PBB (Physical
Quality of Life Index (PQLI)
Berdasarkan indikator kesejahteraan 1991 (inkesra) terbitan BPS,
disimpulkan bahwa penduduk Indonesia yang tergolong miskin
menurun drastis dari 54,2 juta orang atau 40,1% penduduk tahun 1976
menjadi 27,2 juta orang atau 15,1% pada tahun 1990.
5. Ukuran kemiskinan Relatif (tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan atau relative inequality).
 Yang paling banyak digunakan adalah Indek Gini
 Indek gini mengukur berapa persen penduduk mendapat berapa dari
pendapatan nasional.
Bagaimana Mengukur Kemiskinan
 Contoh:
 Indeks Gini Bervariasi antara 0 untuk pembagian merata sempurna dan 1 untuk pembagian
tidak merata sempurna. Hasil penelitian Indonesia tahun 1987 menunjukkan angka Indeks
Gini sekitar 0,33 bila dihitung berdasarkan pengeluaran per kapita, tetapi 0,56 bila
dihitung atas dasar pendapatan.
 Ketimpangan distribusi pendapatan dinilai “parah” atau tinggi jika 40% penduduk
termiskin mendapat kurang dari 12% pendapatan nasional.
 Disebut “sedang” bila 40% pendapatan rendah mendapat antara12-17% pendapatan.
 Disebut “Rendah” atau “lumayan” bila angka tersebut lebih dari 17%
 Pada tahun 1973, 20% penduduk golongan penerima pendapatan tertinggi di
Indonesia menerima 53,4% pendapatan dan meningkat menjadi 56% pada tahun 1987.
 Di lain pihak, bagian yang diterima 40% golongan penerima pendapatan terendah
menurun dari 18,2 pada tahun 1973 menjadi 10,8% pada tahun 1977, namun kemudian
meningkat lagi menjadi 19% pada tahun 1987.
Bagaimana Mengukur Kemiskinan
6. Indikator-indikator lain yang biasa dipakai untuk mengukur taraf
perkembangan suatu negara, antara lain:
a. Tingkat pendidikan; jumlah penduduk yang buta huruf, % anak berumur 6-11 tahun yang
tidak sekolah, jumlah % lulusan akademi atau perguruan tinggi, jumlah surat kabar dan
jumlah terbitan buku per kapita, dll.
b. Pelayanan kesehatan: umur rata-rata atau harapan hidup, jumlah dokter per 100.000
penduduk, jumlah rumah sakit, angka kematian bayi, dst
c. Keadaan gizi, rata-rata konsumsi (jumlah kalori) per hari per orang
d. Perumahan dan tersedianya air minum bagi rakyat
e. Jumlah listrik per kapita
f. Dualisme ekonomi; jumlah dan presentase penduduk yang tinggal di kota dan di
pedesaan; % penduduk di kota-kota besar
g. Perhubungan dan prasarana komunikasi/perhubungan, isolasi daerah
h. Peradilan, hukum yang pandang bulu, “keadilan yang bisa dibeli”
i. Kuat-tidaknya golonganisme, daerahisme dan sisa-sia feodalisme
Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan:
1. Pengangguran Tinggi (pengemis, kejahatan, dll)
2. Pertumbuhan Populasi
3. Bencana Alam
4. Malas Bekerja
5. Beban Keluarga
6. Tingkat Pendidikan Rendah
7. Distribusi yang tidak merata
Dampak Kemiskinan

 Dampak Kemiskinan:
1. Tingkat kematian yang tinggi
2. Peningkatan Kejahatan (pencurian, penipuan,
pencurian, pengemis, pembunuhan, dll)
3. Akses ke pendidikan ditutup
4. Lebih Banyak Pengangguran
5. Munculnya konflik di masyarakat
Mengatasi Kemiskinan
 Cara Pemerintah Dalam Mengatasi Kemiskinan:
1. Menggerakkan sektor real dengan melalui Usaha Kecil Menengah (UMKM) yang
dengan adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga Program Nasional
Pemberdayaan Masyakat (PNPM). Semua program ini akan memberikan dampak yang
efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada di Indonesia.
2. Membuka banyak sekali lapangan pekerjaan untuk dapat mengurangi jumlah
pengangguran.
3. Menghapuskan tindak korupsi yang membuat layanan untuk masyarakat menjadi
terhambat sehingga haknya sebagai masyarakat akan terpenuhi dan mengurangi angka
kemiskinan.
4. Mengingkatkan program zakat yang dapat membantu dalam menumbuhkan pemerataan
kesejahteraan sehingga dapat menekan kesenjangan sosial dan tingkat kekayaan.
5. Menjaga harga kebutuhan pokok agar tetap memiliki kemampuan atau memiliki daya beli
untuk pemenuh kebutuhan.
Mengatasi Kemiskinan
6. Menyediakan beragam beasiswa untuk siswa miskin di semua jenjang
pendidikan.
7. Memberikan pelayanan berupa rujukan bagi keluarga miskin yang di
dapat secara gratis tanpa biaya agar kesehatannya terjamin.
8. Mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk dapat di gunakan sebagai bekal
dalam terjun ke dunia kerja.
9. Memberikan subsidi atau bantuan untuk masyarakat tidak mampu seperti
contohnya BLT, pengobatan gratis, dan yang lainnya.
10. Memberikan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pemerintah daerah yang
mana akan dapat membantu dalam mengentaskan angka kemiskinan di Indonesia.
11. Melakukan reformasi tanah dengan cara program transmigrasi untuk
masyarakat agar memiliki tanah sendiri dan dapat diolah untuk meningkatkan
prekonomiannya.
PENGANGGURAN
Angkatan Kerja
 Tenaga Kerja:
Semua penduduk Indonesia yang berumuran 10 tahun
ke atas dihitung sebagai “tenaga kerja” (manpower) atau
penduduk dalam usia kerja (working age population).
 Angkatan Kerja (the labor force):
Jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas (sejak
sensus 2000 dinaikkan menjadi 15 tahun) yang bekerja
atau mencari pekerjaan dalam suatu periode tertentu.
Angkatan Kerja
 Bukan Angkatan Kerja:
Semua muda/mudi yang masih sekolah; para ibu yang mengurus
rumah tangga dan tidak mencari nafkah dengan bekerja di luar;
orang-orang yang sakit, cacat jasmani, sudah lanjut usia, dst.
 Para Pencari Pekerjaan:
Termasuk angkatan kerja meskipun belum mempunyai pekerjaan,
demikian pula mereka yang menganggur maupun setengah
menganggur.
 Kesempatan Kerja (employment)
Banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk angkatan kerja
Pengertian Pengangguran
 Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran
adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi
belum dapat memperolehnya.
 Penganguran adalah keadaan dimana orang ingin bekerja
namun tidak mendapat pekerjaan.
Jenis Pengangguran Berdasarkan Sifatnya

1. Pengangguran Terbuka:
Angkatan kerja yang benar-benar tidak mempunyai
pekerjaan.
 Terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan, tidak mau
bekerja, atau ketidakcocokan antara lowongan pekerjaan
dengan latar belakang pendidikan.
Contoh:
Si Doni lulusan S1 Akuntansi, belum memperoleh pekerjaan lantaran lapangan
kerja yang belum tersedia berdasarkan dengan kualifikasinya saat ini.
Jenis Pengangguran Berdasarkan Sifatnya

2. Setengah Menganggur:
Angkatan kerja yang bekerja di bawah jam kerja
normal (< 35 jam seminggu).
 Contoh:
 Pekerja part time (paruh waktu) seperti penjaga
konter hp, penjaga toko, kurir, dan pengasuh
anak.
Jenis Pengangguran Berdasarkan Sifatnya

3. Pengangguran Terselubung
Angkatan kerja yang yang tidak bekerja secara maksimal
karena suatu alasan tertentu.
 Contoh:
 Seseorang tidak bisa bekerja dengan maksimal karena kesehatannya
sedang terganggu.
 Seseorang yang memiliki gelar sarjana ekonomi bekerja sebagai pengusaha
jamur, hakikatnya seseorang yang memiliki gelar sarjana ekonomi bekerja
sebagai dosen atau guru.
 Seseorang yang lulusan STAN bekerja sebagai guru seharusnya seorang
yang lulusan STAN bekerja di kantor pajak atau Direktorat Jenderal Pajak.
Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran
1. Pengangguran Siklis (Konjunktural)
 Disebabkan oleh adanya gelombang konjuktur; kelesuan atau
kemunduran kegiatan ekonomi nasional.
 Jika permintaan lesu dan barang tidak laku, produksi dikurangi
(paling tidak, tidak akan ditambah), sehingga pemakaian faktor
produksi akan dikurangi (terjadi pengangguran; PHK).
 Contoh:
Kurangnya permintaan barang elektronik berupa radio atau TV
menimbulkan berkurangnya jumlah karyawan yang bekerja di pabrik
tersebut.
Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran
2. Penganguran Struktural
Diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi suatu
negara.
 Misalnya:
 Dari struktur pertanian ke industri atau ke struktur niaga, sehingga
tenaga kerja dibidang pertanian tidak dapat bekerja di bidang industri
karena keterbatasan keterampilan.
 Tenaga kerja dituntut untuk mempunyai keahlian dalam bidang
perindustrian supaya mampu untuk terus bekerja.
 Petani yang telah kehilangan pekerjaannya lantaran sawahnya sudah
menjadi pabrik besar
Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran
3. Pengangguran Teknologi
Terjadi karena adanya kemajuan teknologi/mekanisasi
sehingga terjadi perubahan penggunaan tenaga kerja manusia
menjadi tenaga mesin.
Contoh:
 Banyak tenaga kerja pelinting rokok yang di PHK karena sudah ada mesin
pelinting rokok yang cara kerjanya lebih cepat dan efisien baik dari segi biaya
maupun waktu.
 Pemakaian alat transportasi mesin menggeser pemakaian tenaga kerja manusia
 Pabrik tekstil mematikan usaha pertenunan kecil-kecilan di desa.
 Pembajakan sawah dengan memakai alat traktor akan mengurangi tenaga kerja
manusia
Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran
4. Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran yang terjadi secara berkala karena pengaruh musim.
 Contoh:
 Disektor pertanian, pekerjaan paling padat adalah pada musim tanam dan musim
panen, tetapi di masa selang antara musim tanam dan panen banyak terjadi
pengganguran.
 Pada waktu musim giling, pabrik gula bekerja siang-malam. tetapi selesai masa
giling, para pekerja disuruh pulang.
 Ada banyak sekali petani yang menganggur di saat musim kemarau sebab tidak ada
air untuk mengolah sawah dan akan mengolah sawah lagi pada saat musim hujan tiba.
 Ketika musim hujan tiba, banyak kuli bangunan yang menganggur, disebabkan ada
banyak proyek tertentu ketika musim hujan tiba dan akan dikerjakan kembali pada
saat musim kemarau.
Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran
5. Pengangguran Friksional atau Transisional (Peralihan)
 Adanya perpindahan tenaga kerja dari sektor/pekerjaan yang satu ke
sektor/pekerjaan yang lain.
 Proses perpindahan itu selain memerlukan waktu, juga memerlukan
penyesuaian (perlu latihan-latihan keterampilan teknis untuk bidang yang
baru).
 Jenis pengangguran ini dalam negara-negara industri pun dianggap
normal selama tidak melebihi sekitar 3-4-5%.
Contoh:
 Terjadinya perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri atau keluar dari jenis
pekerjaan yang satu tetapi belum mendapat pekerjaan baru.
 Seorang yang memiliki pekerjaan di pabrik plastik ingin pindah ke pabrik tekstil dengan harapan
supaya bisa memperoleh hasil yang lebih baik lagi dari pekerjaan yang sebelumnya.
Penyebab Pengangguran
 Penyebab Pengangguran:
1. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja.
2. Kurangnya keahlian yang dimiliki oleh para pencari kerja.
3. Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk
mencari tau informasi tentang perusahaan yang memiliki kekurangan tenaga
pekerja.
4. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di
kota dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
5. Masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam memberikan
pelatihan untuk meningkatkan softskill
6. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para
pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
Dampak Pengangguran
 Dampak Pengangguran:
1. Ditinjau dari Segi Ekonomi, pengangguran akan meningkatkan jumlah
kemiskinan.
2. Ditinjau dari Segi Sosial, meningkatnya jumlah kemiskinan dan banyaknya
pengemis, gelandangan, serta pengamen, banyak orang melakukan tindak
kejahatan seperti mencuri,merampok, dll.
3. Ditinjau dari Segi Mental, dengan banyaknya penganguran maka
rendahnya kepercayaan diri, keputusan asa dan akan menimbulkan depresi.
4. Ditinjau dari Segi Politik maka akan banyaknya demonstrasi yang terjadi.
Yang akan membuat dunia politik menjadi tidak stabil, banyaknya
demonstrasi para serikat kerja karena banyaknya pengangguran yang
terjadi.
Dampak Pengangguran
5. Ditinjau dari segi keamanan, membuat para penganggur
melakukan tindak kejahatan demi menghidupi perekonomiannya,
seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan.
6. Banyaknya pengangguran juga dapat meningkatkan pekerja
seks komersial dikalangan muda, karena demi menghidupi
ekonominya.
7. Banyaknya dampak pengangguran yang timbul, menjadi
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat untuk segera
menanggulangi jumlah pengangguran yang terjadi.
Upaya Mengurangi Pengangguran
 Beberapa Bentuk Upaya Mengurangi Jumlah Pengangguran:
1. Peran pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan sumber daya
manusia yang kompeten dengan menghadirkan kurikulum sesuai dengan
keinginan pasar.
2. Pemerintah membuat pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan para pencari kerja agar mampu mandiri dari ekonomi.
3. Pemerintah menyokong dan memperluas objek wisata di daerah-daerah
yang berpotensi dalam pengembangan pariwisata.
4. Pemerintah dan masyarakat harus menyokong wisata kuliner.
5. Pemerintah harus mampu merangsang para investor untuk melakukan
investasi di Indonesia.
Kesenjangan Sosial
Pengertian Kesenjangan Sosial
 Kesenjangan Sosial
Suatu keadaan maupun kondisi yang tidak seimbang dalam
kehidupan sosial masyarakat, baik individu maupun kelompok,
yang dimana sering terjadi ketidakadilan ataupun
ketidaksetaraan distribusi terhadap hal-hal yang akan
dianggap penting dalam suatu masyarakat.
 Adanya perbedaan yang nyata dari segi finansial masyarakat yang akan
mencakup kekayaan harta, kekayaan barang atau jasa dan yang lainnya.
 Dapat juga dilihat dari keberadaan peluang atau manfaat yang tidak sama untuk
posisi sosial yang berbeda dalam masyarakat
 Ditandai dengan adanya tidak seimbangnya barang atau jasa, imbalan, kekayaan,
kesempatan atau hukum yang akan didapatkan masing-masing individu.
Faktor Penyebab Kesenjangan Sosial Ekonomi
1. Faktor Perbedaan Sumber Daya Alam
Laju ekonomi dapat berjalan lancar dan meningkat jika terdapat sumber daya alam yang
akan dikelola dengan baik dan benar.
2. Faktor Kebijakan Pemerintah
Kebijakan program transmigrasi. Masyarakat pendatang pada umumnya lebih cepat maju jika
dibandingkan dengan warga aslinya.
3. Faktor Pengaruh Globalisasi
Terjadi ketika sebagian masyarakat tidak bisa beradaptasi maupun tidak memanfaatkan globalisasi
dengan baik.
4. Faktor Demografis
Tingkat pertumbuhan masyarakat, pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, atau juga struktur
kependudukan akan menunjukkan kondisi demografis suatu daerah.
5. Faktor Letak dan Kondisi Geografis
Masyarakat yang berada di dataran tinggi akan cenderung lebih sulit dan butuh waktu untuk
membangun infrastruktur ketimbang masyarakat yang akan berada di dataran rendah.
Bentuk Kesenjangan Sosial
 Bentuk Kesenjangan Sosial
1. Ekonomi
Orang dengan pendapatan ekonomi yang baik menerima status sosial yang baik, dan sebaliknya,
masyarakat berpenghasilan rendah menerima status sosial yang biasa.
2. Psikologis
Erat kaitannya dengan kondisi perasaan. seperti perasaan keterlambatan, miskin, dan lain-lain.
Dapat memicu perasaan putus asa, stres atau bahkan kegilaan. Banyak ahli berpendapat bahwa
kesenjangan sosial yang merusak diri adalah kesenjangan sosial-psikologis.
3. Budaya
Keberadaan budaya yang baik akan diterima dengan baik di masyarakat dan sebaliknya, budaya
yang keberadaannya kurang baik akan sering ditolak oleh masyarakat.
4. Lingkungan Alam
Kesenjangan di alam ini akan memancing keserakahan masyarakat dengan berjuang untuk
mengkonsumsi sumber daya alam yang ada, terlepas dari kepentingan generasi masa depan.
Dampak Kesenjangan Sosial

 Dampak Kesenjangan Sosial


1. Kemiskinan
2. Kriminalitas (Perampokan, Pencurian, pembunuhan,dll)
3. Konflik sosial (Kecemburuan sosial)
4. Penyimpangan Sosial
5. Pengangguran
Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial
1. Kebijakan Pemerintah
Tindakan/upaya dalam pemerataan pembangunan yang adil, kebijakan dalam
system pendidikan, penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan system
peradilan, upaya dalam menindaki korban bencana alam dan perlindungan
lingkungan
2. Sosialisasi
Mengendalikan masyarakat, supaya tidak melakukan pelanggaran kejahatan atau
kriminal.
3. Meningkatkan Sistem Peradilan
Hasilnya tidak adanya perbedaan hukum karena perbedaan dalam status
sosial dan ekonomi seseorang. Sistem peradilan yang baik memberantas
korupsi, kolusi dan nepotisme yang mengarah pada ketidaksetaraan sosial.
Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial
4. Pengoptimalan Sumber Daya
Meningkatkan kreativitas masyarakat dan meningkatkan
kepercayaan.
5. Pemerataan Fasilitas Publik
Fasilitas publik atau fasilitas umum, lembaga publik
seperti fasilitas kesehatan dan transportasi diperlukan
untuk mencegah kesenjangan sosial, dalam kesenjangan
tertentu di daerah dan kota.
Upaya Mengurangi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

 Mengajarkan nilai Pancasila


 Belajar mengenai pendidikan
 Menciptakan lapangan kerja dan meminimalkan
kemiskinan
 Minimalisasi KKN dan memberantas korupsi
 Meningkatkan sistem peradilan di Indonesia dan
pengawasan ketat terhadap mafia hukum
 Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi
masyarakat miskin
TEORI
KETERGANTUNGAN
Pengertian Ketergantungan

 Ketergantungan
Keadaan dimana kehidupan ekonomi negara-negara tertentu
dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari
kehidupan ekonomi negara-negara lain, negara-negara
tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja
(Titonio Dos Santos, 1970).
Bentuk Ketergantungan
 Santos Membedakan 3 Bentuk Ketergantungan, yaitu:
1. Ketergantungan Kolonial.
 Terjadi dalam bentuk penguasaan penjajah (negara pusat) terhadap negara
pinggiran.
 Kegiatan ekonomi utama negara pinggiran adalah perdagangan eksport
dari hasil bumi yang dibutuhkan negara penjajah.
 Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan, tenaga kerja.
 Hubungan penjajah dengan penduduk lokal bersifat eksploitatif.
Bentuk Ketergantungan
2. Ketergantungan Finansial
 Negara pinggiran secara politis merdeka tetapi dalam
kenyataannya negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatan-
kekutan finansial dari negara pusat.
 Seperti pada ketergantungan kolonial, negara pinggiran masih
mengeksport bahan mentah bagi kebutuhan industri negara pusat.
 Negara pusat menanamkan modalnya pada pengusaha lokal di negara
pinggiran untuk menghasilkan bahan baku tersebut.
 Pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk
kekuasaan finansial.
Bentuk Ketergantungan
3. Ketergantungan Tehnologi-Industrial.
 Bentuk ketergantungan baru.
 Kegiatan ekonomi di negara-negara pinggiran tidak lagi
mengeksport bahan mentah untuk keperluan industri di negara
pusat.
 Perusahaan-perusahaan multinasional dari negara pusat mulai
menanamkan modalnya untuk kegiatan industri di negara pinggiran
yang produknya ditujukan ke dalam pasar negara-negara pinggiran.
Pengertian Ketergantungan
 Santos (1970) menguraikan bahwa ketergantungan
industri dalam arti tehnik mempunyai pengertian
bahwa:
1. Perkembangan industri di negara pinggiran tergantung pada sektor
perdagangan ekspor barang-barang hasil pertanian dan pertambangan.
 Devisa hasil penjualan barang-barang ekspor oleh negara pinggiran digunakan
untuk membeli barang-barang industri yang dibutuhkan.
2. Perkembangan industri di negara pinggiran sangat dipengaruhi
oleh balance of payment.
 Artinya bahwa akibat keuangan luar negeri yang berpengaruh terhadap devisit
pembayaran pada gilirannya berpengaruh pula terhadap perkembangan industri
di negara pinggiran.
Akibat Dari Ketergantungan
 Akibat ketergantungan industri dalam arti teknik (technological
industrial dependence), menurut Dos Santos akan membawa
perubahan terhadap struktur negara pinggiran yaitu:
1. Konflik keruangan timbul yaitu akibat kebutuhan untuk
mempertahankan lahan pertanian di satu sisi dan di sisi lain adalah
kebutuhan untuk mengembangkan pusat-pusat industri.
2. Industri dan teknologi lebih responsif terhadap kepentingan
perusahaan asing atau multinasional daripada kebutuhan nasional dalam
negeri.
3. Timbulnya ketimpangan sosial dan ekonomi akibat
terkonsentrasinya pendapatan dan teknologi.
Akibat Dari Ketergantungan
 Chase-Dunn (1975) menguraikan bagaimana mekanisme investasi
asing dan ketergantungan pada utang mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi yang negatif yaitu:
1. Akibat investasi asing, sumber-sumber alam di negara-negara pinggiran menjadi
habis sehingga negara-negara pinggiran kehilangan sumber bagi pembangunan. Laba
dari investari asing diangkut ke luar negeri.
2. Produksi yang berorientasi ke luar negeri dan masuknya perusahaan-
perusahaan multinasional mengubah struktur ekonomi negara-negara
pinggiran.
3. Hubungan antara elite di negara pusat dan negara pinggiran mencegah
terjadinya pembangunan nasional.
4. Terjadi ketimpangan pendapatan akibat dari kelompok elite di daerah pinggiran
memperoleh bagian yang lebih banyak dari pendapatan nasional karena kekuatannya
didukung oleh kekuatan-kekuatan yang ada di negara pusat.
Akibat Dari Ketergantungan
 Investasi modal asing juga bisa berakibat positif bagi
pertumbuhan ekonomi negara-negara pinggiran:
1. Modal asing langsung memproduksi barang dan menimbulkan
permintaan bagi barang-barang lain yang diperlukan bagi produksi
tersebut (mendorong pertumbuhan ekonomi)
2. Utang luar negeri yang didapat dapat digunakan untuk membiayai
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pembangunan nasional.
3. Terjadi transfer teknologi, perbaikan kebiasaan kerja, modernisasi
organisasi pembangunan dan sebagainya yang berguna bagi
pembangunan.
SELESAI.....

Anda mungkin juga menyukai