Anda di halaman 1dari 33

AKAD SALAM

Kelompok 4:

Sima Malini : B1032191052


Evi Pranita Rusadi : B1032191053
Zainudin : B1032191055
PENGERTIAN AKAD SALAM
• Salam dapat didefenisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan pembayaran
dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.
• PSAK 103, mendefinisikan salam sebagai akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)
dengan pengiriman dikmudian hari oeh penjual (muslam alaihi) dan pelunasannya dilakukan
oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
SUMBER HUKUM AKAD SALAM
• 1. Al-Quran
• 2. Al-Hadits
• Dari ketentuan hukum diatas, jelas terlihat tentang pembolehan pembayaran yang
didahulukan.
• Pembiayan salam diutamakan untuk pembelian dan penjualan hasil produksi pertanian,
perkebunan, dan peternakan.
RUKUN DAN KETENTUAN AKAD
SALAM
• Rukun Salam ada 3 macam;
• secara umum setiap rukun harus memenuhi semua persyaratan umum (syarat-syarat yang
wajib sempurna wujudnya dalam segala macam aqad).
• Adapun syarat khusus yang berkaitan dengan akad antara lain;
• 1. Al Aqiidani (dua pihak yang berakad) terdiri dari : Muslam (pembeli) dan Muslam ilaih
(penjual). Kedua pihak yang berakad harus memenuhi syarat-syarat seperti yang dijelaskan
pada bab ketentuan tentang akad, yakni memiliki al ahliyah dan al wilayah. Para ulama
berbeda pendapat tentang orang buta karena tidak dapat melihat
• 2. Sighat akad salam; sighat terdiri dari ijab dan qabul.
• 3. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu; modal/harga dan muslam fiih atau barang yang
dipesan.
• Ketentuan syariah,terdiri dari:
• 1.Pelaku
• 2.Objek akad
• Ketentuan syariah yang terkait dengan modal salam yaitu:
• a. Modal salam harus diketahui jenis dan jumlahnya
• b. Modal salam berbentuk uang tunai.Para ulama berbeda pendapat masalah bolehnya
pembayaran dalam bentuk aset perdagangan.Beberapa ulama mnganggapnya boleh.
• c. Modal salam diserahkan ketika akd berlangsunng,tidak boleh utang atau merupakan
pelunasan piutang.Hal ini adalah untuk menceah praktik iba melalui mekanisme salam.
• 3.Ijab kabul
• Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-piahk pelakuakad yang
dilakukan secara verbal,tertulis,melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara
komunikasi modern.
JENIS AKAD SALAM

• 1. Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika
transaksi dilakukan,pembeli melakukan pembayaran di muka,sedangkan penyerahan barang
baru dilakukan dikemudian hari.
• 2. Salam Paralel,artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesan pembeli
dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya.Hal ini
terjadi ketika penjual tidak memilki barang barang pesanan dan memesan kepada pihak lain
untuk menyediakan barang pesanan tersebut .
BERAKHRNYA AKAD SALAM

• Dari penjelasan diatas,hal-hal yang dapat membatalkan kontrak adalah:


• 1. Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan.
• 2. Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad.
• 3. Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,dan pembeli memilih menolak untuk
membatalkan akad
• 4. Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi pembeli menerimanya.
• 5. Barang diterima.
PENGAWASAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM DAN
SALAM PARALEL

• Dalam memastikan kesesuain praktik jual beli salam dan salam paralel yang dilakukan
dengan ketentuan syariah yang ditetapkan oleh DSN ,DPS melakukan pengawasan syariah
secara periodik. Pengawasan tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dilakukan untuk:
• a. Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam
• b. Memastikan Bahwa Pembayaran Atas barang salam kepada pemasok telah dilakukan di
awal kontrak secara tunai sebesar akad salam
• c. Meneliti bahwa akad salam telah sesuai dengan fatwa DSN MUI tentang salam dan
peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
• d. Meneliti kejelasan akad salam yang dilakukan dalam format salam paralel atau akad salam
biasa.
• e. Meneliti bahwa keuntungan Bank Syariah atas praktik salam paralel diperoleh dari selisih
antara harga beli dari pemasok dengan harga jual kepada nasabah/pembeli akhir
ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

• Pertama,negoisasi dengan persetujuan kesepakatan antara penjual dengan pembeli terkait


transaksi salam yang akan dilaksanakan.
• Kedua,setelah akad disepakati,pembeli melakukan pembayaran terhadap barang yang
diinginkan sesuai dengan esepakatan yang sudah dibuat.
• Ketiga,pada transaksi salam,penjual mulai memproduksi atau menyelesaikan tahapan
penanaman produk yang diinginkan pembeli. Setelah produk dihasilkan,pada saat atau
sebelum tanggal penyerahan,penjual mengirim barang sesuai dengan spesifikasi kualitas dan
kuantitas yang telah disepakati kepada pembeli.Adapun transaksi salam paralel,yang
biasanya digunakan oleh penjual (bank Syariah) yang tidak memproduksi sendiri produk
salam,setelah menyepakati kontrak salam dan menerim dana dari nasabah salam,selanjutnya
secara terpisah membuat akad salam dengan petani sebagai produsen produk salam.
• Keempat,Setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut,bank langsung melaku
kan pembayaran kepada petani.
• Kelima,Dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakatan dengan Bank,petani
mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
• Keenam,bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah dari petani.
CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI
SALAM DAN SALAM PARALEL
• Akuntansi Salam diatur dalam PSAK 103 tentang akuntansi salam.Standar tersebut berisikan
tentang pengakuan dan pengukuran,baik sebagai pembeli maupun sebagai penjual.Berbagai
hal yang perlu diperhatikan dalam ketentuan pengakuan dan pengukuran salam adalah
terkait dengan piutang salam,modal usaha salam,kewajiban salam,penerimaan barang
pesanan salam,denda yang diterima oleh pembeli dari penjual yang mampu,tetapi sengaja
menunda-nunda penyelelesaian kewajibannya serta tentang penilaian persediaan barang
pesanan pada periode pelaporan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
• AKUNTANSI UNTUK PEMBELI
Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.

Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur
sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur
sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan
diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.

Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur
sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur
sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan
diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.

Piutang salam XXX


Kas/Rekening Penjual/
Aset non-kas XXX
Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan untuk mengukur aset yang dapat
dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar (arm’s length transaction) yang melibatkan
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai.

Nilai tercatat adalah nilai yang diakui dalam neraca.


Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:

a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang disepakati;

b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:


i. barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai akad, jika nilai pasar (nilai
wajar jika nilai pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang diterima nilainya sama
atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad;
ii. barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai pasar tidak
tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai pasar dari
barang pesanan lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad;
Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:

a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang disepakati;

b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:


b) barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai akad, jika nilai pasar (nilai
wajar jika nilai pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang diterima nilainya sama
atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad;
c) barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai pasar tidak
tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai pasar dari
barang pesanan lebih rendah dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad;

Persediaan-aset salam XXX Persediaan-aset salam XXX


Piutang salam XXX Kerugian salam XXX
Piutang salam XXX
(c) jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo
pengiriman, maka:
i. jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang
belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad;
ii. jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi
piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi; dan
iii. jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas
barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam,
maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui
sebagai piutang kepada penjual yang telah jatuh tempo. Sebaliknya, jika hasil penjualan
jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak
penjual.
(c) jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal jatuh tempo
pengiriman, maka:
i. jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang
belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad;
ii. jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi
piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi; dan
iii. jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas
barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam,
maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui
sebagai piutang kepada penjual yang telah jatuh tempo. Sebaliknya, jika hasil penjualan
jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak
penjual.
Persediaan-aset salam XXX
Piutang salam XXX

Persediaan salam kepada penjual XXX


Piutang salam XXX

Penjualan jaminan < piutang salam


Persediaan salam kepada penjual XXX
Piutang salam XXX

Penjualan jaminan > piutang salam


Kas XXX
Rekening penjual (supplier) XXX
Piutang salam XXX
Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual, denda hanya boleh dikenakan kepada penjual yang
mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya. Hal ini tidak berlaku bagi
penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur. Denda dikenakan jika
penjual lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui
sebagai bagian dana kebajikan.

Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan,
persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual, denda hanya boleh dikenakan kepada penjual yang
mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya. Hal ini tidak berlaku bagi
penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur. Denda dikenakan jika
penjual lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui
sebagai bagian dana kebajikan.

Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan,
persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Kerugian penurunan nilai


Kas XXX persediaan barang salam XXX
Rekening wadi’ah-dana XXX Penyisihan penurunan nilai
persediaan barang salam XXX
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL
Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar modal usaha salam
yang diterima.

Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk
kas diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas
diukur sebesar nilai wajar.

Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang kepada
pembeli. Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh
pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat
penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir.
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL
Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar modal usaha salam
yang diterima.

Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk
kas diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas
diukur sebesar nilai wajar.

Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang kepada
pembeli. Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh
pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat
penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir.

Kas/Aset non-kas XXX


Hutang salam XXX
Bank memesan barang dan membayarnya
Piutang salamAKUNTANSI UNTUK PENJUAL
XXX
Kas XXX
Bank menerima barang pesanan dari supplier
Persediaan barang salam XXX
Piutang salam XXX
Bank menerima pembayaran > Biaya barang yang dipesan
Hutang salam XXX
Persediaan barang salam XXX
Keuntungan salam XXX
Bank menerima pembayaran < Biaya barang yang dipesan
Hutang salam XXX
Kerugian salam XXX
Persediaan barang salam XXX
CONTOH AKAD SALAM
BERIKUT INI CONTOH AKUNTANSI SALAM DIMANA LKS SEBAGAI PENJUAL: CONTOH
KASUS 1

Tanggal 1 April 2015 Bank Berkah Syariah menerima pembayaran modal salam sebesar Rp 100.000.000 dari
BULOG atas pemesanan beras jenis beras putih pandan wangi sebanyak 5 ton. Penyerahan barang akan
dilakukan 2 bulan kemudian.
Jurnal transaksi:
1 April 2015
Dr Kas Rp 100.000.000
Cr Hutang Salam Rp 100.000.000
Tanggal 30 Mei 2015 barang salam telah selesai pengerjaannya atau telah jadi dengan harga perolehan sebesar
Rp 80.000.000.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015
Dr Persediaan Barang Salam Rp 80.000.000
Cr Kas Rp 80.000.000
 
Tanggal 1 Juni 2015 berdasarkan kesepakatan Bank Berkah Syariah menyerahkan barang salam yang dipesan
oleh tuan Ahmad.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015
Dr Hutang Salam Rp 100.000.000
Cr Persediaan Barang Salam Rp 80.000.000
Cr Pendapatan Margin Salam Rp 20.000.000
Lembaga Keuangan Syariah (LKS)  Sebagai Pembeli
Pada umumnya atas pemesanan barang dengan akad salam oleh nasabah, LKS akan
melakukan salam paralel kepada pihak lain. Maka posisi LKS adalah sebagai pembeli.
Pada saat LKS menyerahkan modal salam kepada penjual diakui sebagai piutang salam
sebesar jumlah yang dibayarkan.
Berikut ini contoh akuntansi salam dimana LKS bertindak sebagai pembeli:
PENYAJIAN
Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam.

Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya
dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piutang salam.

Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam.
PENGUNGKAPAN
• Lembaga keuangan syariah mengungkapkan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
DAFTAR PUSAKA
https://
www.academia.edu/5763604/AKAD_SALAM_O2Team_Indonesia.
http://
amaliahgoresan.blogspot.com/2016/12/akuntansi-akad-salam.html?m=1
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai