Anda di halaman 1dari 14

TINGKATAN

APRESIASI SASTRA
Kelompok 5
1. Albiyu Putra (21129161)
2. Dinda Sephia Gusly (21129372)
3. Kurnia Hamidah (21129235)
4. Nur Afni Safa Yona (21129267)
5. Rahmania Yuni Ardeliani (21129100)

DODEN PENGAMPU : ELFIA SUKMA S.PD., M.PD


Pengertian Apresiasi dan Tingkatan Apresiasi

Apresiasi dalam terminologi adalah merupakan adanya sebuah proses evaluasi atau apresiasi
positif yang dapat diberikan terhadap seseorang untuk sesuatu.

Tingkatan dalam apresiasi sastra diukur dari tingkat keterlibatan batin


apresiator.Untuk dapat mengetahui tingkat keterlibatan batin, seorang apresiator harus
memiliki “patos”.Istilah “patos” berasal dari kata ‘patere’ (Latin) yang berarti ‘merasa’.
Dengan kata lain, untuk dapat mencapai tingkatan-tingkatan dalam apresiasi, seorang
apresiator harus dapat membuka rasa.
TINGKATAN
APRESIASI
MENURUT PARA
AHLI
Menurut Indrabasoeki (2012)

1) Apresiasi empatik, adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik hanya
berdasarkan pengamatan belaka. Apresiasi atau penilaian ini biasanya dilakukan oleh orang
awam yang tidak punya pengetahuan dan pengalaman dalam bidang seni.

2) Apresiasi estetis, adalah apresiasi untuk menilai keindahan suatu karya seni. Apresiasi pada
tingkat ini dilakukan seseorang setelah mengamati dan menghayati karya seni secara
mendalam.

3) Apresiasi kritis, adalah apresiasi yang dilakukan secara ilmiah dan sepenuhnya bersifat
keilmuan dengan menampilkan data secara tepat, dengan analisis, interpretasi, dan
peneilaian yang bertanggung jawab.
Menurut Wardani (1981)

1 2 3 4

Tingkatan Tingkatan Tingkatan Mereaksi Tingkatan Produktif


Menggemari Menikmati
Tertarik kepada Dapat Merasakan Menulis sebuah Mulai ikut
buku-buku dan nilai estetis saat resensi, atau menghasilkan cipta
memiliki keinginan membaca puisi, berdebat dalam sastra di berbagai
membaca sungguh- mendengar cerita, diskusi media masa
sungguh atau menonton
- drama anak
Menurut P. Sarman (Tarigan, 2000)
● Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi, menonton
drama, mendengarkan cerita.
● Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi
suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati
amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang dideklamasikan.
● Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang
terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur instrinsik-
ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.
● Tahap penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya sastra
tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah puisi ke
dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan
menemukan hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara tepat.
● Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil apresiasi
sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan, Tingkatan apresiasi yang
dipaparkan dia atas mendorong kita untuk tidak sekedar menghasilkan karya sastra
tetapi yang lebih penting adalah untuk dihayati dan diamalkan oleh peserta didik
dalam kehidupannya.
Menurut Yus Rusyana (1979)
1) Apresiasi Tingkat Pertama
Terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah karya.
Ia terlibat secara intelektual, emosional, dan imajinatif dengan karya itu

2) Apresiasi Tingkat Kedua.


Terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Maksudnya adalah
selain terjadi pergulatan emosi, terjadi pula pergulatan intelektual. Pada tingkat
kedua ini, intelektual bekerja lebih giat, karena apresiator tidak hanya puas dengan
memperoleh kenikmatan menemukan pengalaman, melainkan ia juga ingin tahu
mengapa karya tersebut memberi nikmat.

3) Apresiasi Tingkat Ketiga


Terjadi apabila pembaca menyadari hubungan sastra dengan dunia di luarnya
sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat dilakukan dengan lebih luas dan
mendalam. Pada apresiasi tingkat ketiga, seseorang menyadari bahwa sastra
bukan sekedar permainan bahasa atau bunyi bahasa. Sastra ternyata memberi
kan sesuatu yang dapat dipetik manfaatnya.
Menurut Rian (2011)
1) Apresiasi empati, pada tingkatan ini batin apresiator mulai bisa ikut merasakan dan
terlibat dengan isi dalam karya sastra itu. Dengan kata lain, jika kita membaca prosa
cerita, kemudian kita bisa ikut merasakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
cerita tersebut, berarti tingkat apresiasi sastra kita sudah sampai pada tingkat kedua,
yaitu empati.
2) Apresiasi simpati adalah tingkatan batin apresiator yang tergetar sehingga muncul
keinginan untuk memberikan perhatian terhadap karya sastra yang
dibaca/digauli/diakrabinya. Jika kita membaca karya sastra kemudian mulai muncul
perasaan senang terhadap karya sastra tersebut, berarti kita sudah mulai masuk ke
tahap pertama dalam apresiasi sastra, yaitu simpati.
3) Tingkat tertinggi dalam apresiasi sastra adalah ‘refleksi diri’. Pada tingkatan ini,
seorang apresiator tidak hanya sekedar tergetar (simpati), atau dapat merasakan
(empati) saja, tetapi dapat melakukan refleksi diri atas nilai-nilai yang terkandung
dalam karya sastra itu. Dengan kata lain, pada tingkat ketiga ini seorang apresiator
dapat memetik nilai-nilai karya sastra sebagai sarana untuk berrefleksi, bercermin
diri.
KEGIATAN APRESIASI
1. Kegiatan Apresiasi Langsung.
Kegiatan apresiasi langsung adalah kegiatan yang secara sengaja dilakukan untuk
apresiasi, dalam hal ini untuk memperoleh kenikmatan, menghargai dan menilai karya
sastra secara tepat.Termasuk dalam kegiatan ini antara lain dengan membaca karya
sastra (puisi dan prosa fiksi), mendengarkan / melihat karya sastra dibacakan,
dilakukan/dideklamasikan baik melalui pertunjukan life, atau melalui media
elektronika.
a) Membaca Karya Sastra (puisi dan prosa fiksi)
Membaca karya sastra di sini bukan sekedar membaca, tetapi membaca dengan
sungguh-sungguh, dengan empati, dengan kegairahan, sampai ia menemukan
pengalaman pengarang di dalam karangannya. Pembaca memperoleh kenikmatan,
dan pada akhirnya ia merasa perlu untuk memberikan penghargaan yang layak
terhadap karya sastra.
b) Mendengarkan Karya Sastra Dibacakan/Dilakukan
Mendengarkan karya sastra dibacakan/dilakukan dapat mengambil bentuk
mendengarkan puisi/cerpen dituturkan, baca dongeng, dst. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara life maupun melalui saluran media elektronik, seperti radio atau
televisi, bahkan melalui rekaman kaset/tape recorder, CD/MP-3/VCD,
komputer/internet, dst.
2. Kegiatan Apresiasi Tidak Langsung
Kegiatan apresiasi tidak langsung adalah kegiatan di luar apresiasi langsung yang
dapat membantu meningkatkan dan mengefektifkan kegiatan apresiasi langsung.
Termasuk dalam kegiatan ini antara lain mempelajari konsep, teori, sejarah, ulasan,
yang berhubungan dengan sastra. Kegiatan ini akan sangat menunjang kegiatan
apresiasi langsung, sebab –seperti disebutkan di muka- apresiasi adalah penikmatan
pemuasan rasa terhadap hasil sastra berdasarkan pengenalan, pengalaman,
pemahaman, penalaran, dan pengertian yang sifatnya teoritis.

3. Kegiatan dokumentatif.
Termasuk dalam kegiatan ini antara lain upaya mengumpulkan atau mengadakan
koleksi tentang hasil-hasil karya sastrawan, mengumpulkan buku, artikel, atau
pembahasan tentang sastra.

4. Kegiatan kreatif
Termasuk dalam kegiatan ini adalah melakukan upaya penciptaan karya sastra itu
sendiri atau menulis tentang sastra, seperti menulis kritik, esai, artikel, studi,
penelitian sastra, dan sebagainya. Kegiatan apresiasi puisi meliputi:
a) Kegiatan reseptif, kegiatan penerimaan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah
kegiatan membaca, kegiatan analitik, dan kegiatan interpretatif.
b) Kegiatan produktif, kegiatan penciptaan.
c) Kegiatan performansi.
d) Kegiatan dokumentatif.
MANFAAT
APRESIASI SASTRA
Manfaat Apresiasi Sastra
Apresiasi sastra memiliki berbagai manfaat. Moody dan Leslie S. (dalam Wardani,1981) mengemukakan manfaat
apresiasi sastra:
a) melatih keempat keterampilan berbahasa,
b) menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dll
c) membantu mengembangkan pribadi,
d) membantu pembentukan watak,
e) memberi kenyamanan,
f) meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru.

Hal tersebut sejalan dengan Huck (1987) yang mengemukakan dua manfaat apresiasi sastra, yakni:
(1)nilai personal: memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati,
mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat
emosional;

(2)Nilai pendidikan: membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-kemahiran membaca,


meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra. Manfaat apresiasi sastra
yang dikemukakan tersebut, hanya manfaat (1) mengembangkan imajinasi, (2) mengembangkan pandangan ke
arah persoalan kemanusiaan, (3) meningkatkan keterampilan membaca-menulis yang akan diuraikan secara
singkat.
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai