Anda di halaman 1dari 23

Therapeutic Drug Monitoring

(TDM)

Oleh: Agata Natalia Prihapsari, M.Sc., Apt


17 Maret 2022
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

penelusuran Pelayanan
pengkajian dan
riwayat rekonsiliasi Obat; Informasi Obat
pelayanan Resep;
penggunaan Obat; (PIO);

Monitoring Efek
Pemantauan Terapi
konseling; visite; Samping Obat
Obat (PTO);
(MESO);

Evaluasi Pemantauan Kadar


dispensing sediaan
Penggunaan Obat Obat dalam Darah
steril;
(EPO); (PKOD)
DEFINISI
• Pemantauan kadar obat
(TDM) adalah praktik klinis
yang melibatkan
pengukuran kadar obat
dalam darah atau plasma
pasien pada waktu yang
ditentukan untuk
memberikan panduan
tentang rejimen dosis yang
diperlukan untuk
mempertahankan kadar
rentang terapi.
Apakah TDM diperlukan ?
Penetapan dosis obat menggunakan subyek Kaukasia.

Faktor faal dan biokimia ras Kaukasia berbeda dengan subyek


Indonesia (mempengaruhi Farmakokinetik-farmakodinamik dan respon
obat).

Faktor obat (toksik, farmakokinetik nonlinear pada dosis terapi)

Faktor internal dan eksternal (farmakokinetik dan respon) berbeda


antar-subyek

Pasien tidak sembuh/ketoksikan meski dosis benar.

Interaksi obat
Manfaat TDM
Efek samping & toksik lebih jarang terjadi

Kondisi penyakit lebih terkontrol (misalnya


pada epilepsi)

Keluhan pasien berkurang

Lama tinggal di RS lebih pendek

Biaya pengobatan lebih murah


Mengetahui
apakah dosis
yang diberikan
tepat (kadar obat
berada dalam
kisar terapeutik).
Penyesuaian
regimen dosis,
Memutuskan
agar terapi
dihentikannya
optimal dan
terapi
memperkecil
ADR.

TUJUAN TDM
dalam terapi

Mengetahui
Memantau dan kepatuhan
mendeteksi IO pasien minum
obat.

Menghindari
toksisitas
Kapan diperlukan TDM ?

Diperlukan Tidak diperlukan

Obat-obat yang toksik (indeks terapeutik Tidak ada hubungan antara kadar darah
sempit, indeks terapi kecil). dan efek terapi

Obat aman
Indeks terapeutik belum ditemukan
(batas keamanan lebar)

Efek toksik terjadi pada kadar rendah Efek toksik terjadi pada kadar tinggi
(dosis kecil, tapi toksik) (dosis besar, tapi aman)

Ketika dapat mengukur respon klinis


Dugaan ketidakpatuhan obat secara langsung mis. Tekanan darah,
glukosa darah

Terdapat kegagalan terapi (tidak efektif,


toksik)

Terdapat variasi individu yang besar

Terdapat gangguan fungsi organ


Penetapan dosis obat dilakukan secara empirik

Toksik

Obat Pasien Efek


Terapeutik

• Karena keadaan antar-pasien tidak


sama, maka pemberian dosis yang sama
bisa menghasilkan respon berbeda.

• Paradigma “one dose for all” (untuk obat


toxic) sudah mulai ditinggalkan.
Hubungan dosis -- CT -- efek obat
In the past
Dosis obat

Toksik
Pasien
ADME
Efek
Terapeutik

TDM

Farmakokinetik Farmakodinamik
Faktor yang Berkaitan dengan TDM

UU Perlindungan Konsumen
Faktor obat
(tuntutan rational
Faktor drug use)
pasien
Faktor yang mempengaruhi hasil TDM
Metoda
Obat Pasien Spesimen Lain – lain
analisa
• Formulasi • Usia • Tabung yg • Ekstraksi zat • Obat lain yg
• Rute • Komposisi sesuai aktif digunakan
• Regimen tubuh • Antikoagula • Sensitivitas • Suplemen
dosis • Fungsi hati n • Spesifisitas • Diet
• Profil dan ginjal • waktu • Kesalahan
farmakokin • Kepatuhan sampling yg pencatatan
etik (Vd, • Kehamilan benar
T1/2, • Status • metoda
metabolit) protein pengambila
• Farmakoge n sample
netika • Penyimpan
• Penyakit/ an
keganasan sampel/sta
bilitas
• Penangana
n sampel
FAKTOR PASIEN

Terdapat variabilitas yang besar antar-pasien dalam


ADME obat, karena faktor internal dan eksternal.

Penyakit pada ADME mempengaruhi


farmakokinetik dan farmakodinamik, akibatnya
mempengaruhi efek terapi/toksik obat

ADME berubah ketika proses terapi sedang


berlangsung
Variabel-variabel internal

Jenis kelamin Kehamilan Berat badan, obesitas

Genetik, ras, sub-ras


• Penyakit : GI,
Usia : neonatus,
Kardiovaskular, Liver, Stres
Ginjal, Tiroid, dewasa, manula
HIV/AIDS, DM

Demam
Variabel-variabel eksternal

Makanan, sayuran,
Obat sintetik, obat
buah-buahan, bumbu
bahan alam
masak
Polifarmasi

Air teh, kopi, susu,


carbonated drink, Polutan (xenobiotik),
alkohol, grape fruit asap rokok-industri
juice, caffeinated drink
Compliance

Diurnal-Nocturnal : saat
pemberian obat vs
timbulnya gejala
penyakit
Pasien
Obat input
ADME TDM

Usia, BB
Gender, EFEK
Dosis Kehamilan,
Sediaan genetik,
Rute Ras
Ritme Sirkadian Ka, Vd, AUC, CL, T½
bioavailability
Obesitas
Penyakit
ADME
Dose adjustment??
Interaksi obat mempengaruhi respon pasien
terhadap obat

Pasien
Obat input
ADME TDM

Obat Usia, BB
Makanan Gender
Minuman Kehamilan
Asap tembakau Genetik, Ras
Ritme Sirkadian Ka, Vd, AUC, CL, T½
Polutan
Saat pemberian Obesitas
Penyakit ADME Dose adjustment
Variabilitas respon obat karena penyakit

Penyakit Obat Observasi

Cirr. hepaticus Teofilin CL berkurang


Viral hepatitis akut Warfarin Antikoagulasi ↑

CHF Lidokain CL dan Vd ↓

Uremia Gentamisin CLr ↓


Uremia Tiopental Anestesia ↑

Celiac Asam fusidat BA ↑ dan CL↓


Crohn’s Propranolol Cp ↑
Variabilitas respon obat karena penyakit

Penyakit Obat Observasi

Asma Tolbutamid Cp↓ lebih cepat


Emfisema Morfin Sens reseptor ↑
Pneumonia Teofilin CL ↓

Tiroid Digoksin Respon ↑↓

Demam Kuinin Cp ↑
Goal of clinical pharmacokinetics and TDM

• Clinical pharmacokinetics/TDM is
the application of
pharmacokinetic principles to the
safe and effective therapeutic
management of drugs in an
individual patient.

• Primary goals of clinical


pharmacokinetics include
enhancing efficacy and
decreasing toxicity of a patient’s
drug therapy.

Anda mungkin juga menyukai