Bab 5 Pengujian Hipotesis
Bab 5 Pengujian Hipotesis
P E N G U J I A N H I P O T E S I S
• Istilah hipotesis berasan dari bahasa yunani, yaitu hupo dan thesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan
yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
• Hipotesis statistic adalah pernyataan atau dugaan mengenai kadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah
kebenarannya, hipotesis statistic dapat berbentuk suatu variable seperti ; binomial, poisson dan normal atau nilai dari
suatu parameter, seperti rata rata, varians, simpangan baku, dan proposi
• Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, dalam oengujian hipotesis,
keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, keputusan bias benar atau salah, sehingga menimbulkan resiko,
besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas
B. P RO S E D U R P E N G U J I A N H I PO TE SI S
• Prosedur pengujian hipotesis adalah langkah yang dipergunakan dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut,
langkah langkah pengujian hipotesis statistic adalah sebagai berikut :
• 1. Menentukan formulasi hipotesis. Formulasi hipotesis statistic dapat dibedakan atas dua jenis yaitu sebagai berikut.
• A. hipotesis nol atau hipotesis nihil. Hipotesis nol, disimbolkan H0 adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai suatu
pernyataan yang akan di uji
• B. hipotesis alternative / hipotesis tandingan. Hipoyesis alternative disimbolkan H1 atau Ha adalah hipotesis yang
dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam penyusunanya, timbul 3 keadaan berikut.
• 1. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar daripada harga yang dihipotesiskan, pengujian itu disebut
pengujian dua sisi atau satu arah , yaitu pengujian sisi atau arah kanan
• 2. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil daripada harga yang di hipotesiskan, disebut pengujian satu sisi
atau satu arah
• 3. H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut
pengujian dua sisi atau dua arah, atau sisi kanan dan kiri sekaligus
C. JE N I S J EN I S P EN G U J I A N H I PO TE SI S
1. Formulasi hipotesis
a) H1 : U = U2
H 1 : U1 > U 2
b) H0 : U1 = U2
H 1 : U1 > U 2
c) H0 : U1 = U2
H1 : U1 ≠ U2
3. Kriteria pengujian
a) Untuk H0 : U1 = U2 dan H1 : U1 > U2
(1) H0 diterima jika Z0 ≤ Za
(2) H0 ditolak jika Z0 > Za
•
PE N G U JI A N H I P O T ES I S PRO P O RS I
1. Formulasi hipotesis
a) H0 : P = P0
H0 : P > P0
b) H0 : P = P0
H0 : P = P0
c) H0 : P = P0
H1 : P ≠ P0
3. Kriteria pengujian
a) Untuk H0 : P1 = P2 dan H1 : P1 > P2
(1) H0 diterima jika Z0 ≤ Za
(2) H0 ditolak jika Z0 > Za
•
PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA DUA PROPORSI
1. Formulasi hipotesis
a) H0 : P1 = P2
H0 : P 1 > P 2
b) H0 : P1 = P2
H1 : P 1 < P 2
c) H0 : P1 = P2
H1 : P 1 ≠ P 2
b. Kesalahan jenis II
Kesalahan jenis II adalah kesalahan karena H0 diterima padahal kenyataannya salah, artinya kita menerima hipotesis
tersebut yang seharusnya ditolak. Apabila kedua jenis kesalahan tersebut dinyatakan dalam bentuk probabilitas, seperti hal
hal berikut :
1) Kesalahan jenis I disebut kesalahan α (alpha). Yang dalam bentuk penggunaannya disebut sebagai taraf nyata atau
taraf signifikan
2) Kesalahan jenis II disebut kesalahan β (Bravo) yang dalam bentuk penggunaannya disebut sebagai fungsi ciri
operasi, β disebut sebagai kuasa pengujian yang dilakukan untuk menolak hipotesis yang harusnya ditolak
G . P E N G U J I A N H I P O T E S I S D E N G A N F ( R AT I O VA R I A N C E )
Distribusi F dikembangkan oleh R.A. Fisher awal tahun 1920-an. Nama distribusi F diberikan sebagai penghormatan
kepadanya. Distribusi F memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut
1) Apabila derajat bebas pembilang dan penyebut lebih besar daripada dua maka kurva dari distribusi F tersebut
merupakan kurva yang bermodus tunggal dan condong ke kanan
2) Apabila derajat bebas pembilang dan penyebut bertambah, distribusi F cenderung berbentuk normal
3) Skala distribusi F mulai dari 0 sampai ~ F tidak dapat bernilai negative
4) ntuk nilai probabilitas yang sama seperti 1% (1% di bawah kurva distribusi F), nilai kritis F untuk daerah yang lebih
rendah (sisi kiri) adalah berbalikan dengan nilai kritis F untuk daerah yang lebih tinggi (sisi kanan)
Distribusi F dapat digunakan antara lain untuk pengujian hipotesis mengenai: 1) persamaan tiga atau lebih rata-rata
populasi yang diperkirakan dengan teknik analisis varians (ANOVA = analysis of variance) dan meliputi: a) analisis
varians satu arah, b) analisis varians dua arah; dan 2) persamaan dua varians populasi yang diperkirakan
H . P EN G U JI A N H I PO TES I S D E N G A N X 2
• merupakan satu distribusi dengan variabel random kontinu. Distribusi itu bukan suatu kurva
probabilitas tunggal, namun merupakan suatu keluarga dari kurva bermacam-macam distribusi
x². Bentuk distribusi x² ditentukan oleh derajat bebasnya. Untuk distribusi x² dengan derajat
bebas v, modus dan puncak kurva akan terletak pada nilai x = v - 2. Nilai-nilai x² selalu
bertanda positif, karena nilai itu merupakan penjumlahan kuadrat dari variabel normal standar
Z. Dengan demikian, distribusi x² dimulai dari titik nol condong ke kanan dan memiliki ekor
yang sangat panjang. Apabila derajat bebasnya sangat besar maka distribusi x² akan mendekati
distribusi normal.
• Distribusi x² dalam pengujian hipotesis biasanya digunakan untuk mengetahui perbedaan
antara frekuensi pengamatan dan frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis). Pemakaiannya
antara lain pada pengujian hipotesis beda tiga proporsi atau lebih, pengujian hipotesis tentang
independensi, pengujian hipotesis tentang kebaikan suai, pengujian hipotesis tentang sifat
homogenitas, pengujian hipotesis satu varians
SEKIAN
TERIMAKASIH