Anda di halaman 1dari 34

DR.Ery Budiman, ST.

,MT
Mulawarman University

ANALISIS STRUKTUR 1
Keseimbangan Gaya Luar
(Cara Analitis)
Syarat Keseimbangan :
 Fx = 0
 Fy = 0
M = 0

Struktur yang dapat dianalisa dengan menggunakan persamaan statika ( ΣV =


0, ΣH = 0, dan ΣM = 0) disebut struktur statis tertentu.

Struktur yang tidak dapat dianalisa dengan hanya menggunakan persamaan


statika saja disebut struktur statis tak tentu.

Pada kasus balok, dikatakan Struktur tertentu karena jumlah bilangan


reaksinya (variable yang tidak diketahui) sama dengan jumlah persamaan
syarat keseimbangan. Struktur statis tak tentu itu apabila jumlah bilangan
reaksinya (variable yang tidak diketahui) lebih banyak dibandingkan dengan
persamaan syarat keseimbangan.
Beberapa Ketentuan Gaya
(Cara Grafis)

 Gaya adalah sebuah Vektor yaitu besaran yang mempunyai


Nilai dan Arah.
 Gaya dapat dilukiskan dalam sepotong garis lurus yang
berujung pada anak panah. Panjangnya melukiskan besar
gaya dan tanda panah menunjukkan arah kerja gaya.
 Jika gaya bekerja pada suatu benda, tempat berpegangnya
disebut titik pegang.
 Garis yang ditarik dari titik pegang dan arahnya sama dengan
arah kerja gaya disebut garis kerja.
 Gaya koplanar adalah gaya yang garis kerjanya terletak pada
satu bidang datar.
 Gaya Kongkuren adalah gaya gaya yang garis kerjanya
berpotongan pada satu titik.
 Gaya kolinear adalah gaya gaya yang bekerja dalam satu
garis lurus.
Keseimbangan Gaya Luar
(Cara Grafis)
Pada struktur yang dimuati beban P akan memberikan reaksi vertikal,
keseimbangan gaya reaksi dapat pula ditentukan dengan menggunakan cara
grafis,yaitu dengan pendekatan lukisan kutub.
Keseimbangan Gaya Luar
(Cara Grafis)
• Uraikan gaya P ke dalam dua komponen 1 dan 2, sehingga memotong garis
kerja reaksi A dan B dengan lukisan kutub O.
• Uraian komponen 1 ke dalam komponen vertikal Pva dan komponen Pp1
yang lain. Begitu juga komponen 2 menjadi Pvb dan Pp2.
• Pilihlah komponen-komponen Pp1 dan Pp2 sebegitu rupa, sehingga
komponen-komponen tersebut kolinear.
• Menurut lukisan kutub, maka Pp1 dan Pp2 merupakan gaya yang sama
besar, berlawanan arah, karenanya kedua gaya tersebut dalam keadaan
seimbang.
• Gaya P dapat diganti dengan gaya Pva dan Pvb yang mnimbulkan reaksi A
dan B. Besarnya gaya reaksi ini didapat dengan menarik garis p’ sejajar
dengan p melalui kutub O yang membagi gaya P’ menjadi V’A dan V’B. Garis
p disebut garis penutup, yang membentuk polygon batang.
Keseimbangan Gaya Luar
(Cara Grafis)

• Uraikan gaya P ke dalam dua komponen 1 dan 2, sehingga


memotong garis kerja reaksi A dan B dengan lukisan kutub O.
• Uraikan komponen 1 ke dalam komponen vertikal Pva dan
komponen Pp1 yang lain. Begitu juga komponen 2 menjadi Pvb dan
Pp2.
• Pilihlah komponen-komponen Pp1 dan Pp2 sebegitu rupa, sehingga
komponen-komponen tersebut kolinear.
• Menurut lukisan kutub, maka Pp1 dan Pp2 merupakan gaya yang
sama besar, berlawanan arah, karenanya kedua gaya tersebut dalam
keadaan seimbang.
• Gaya P dapat diganti dengan gaya Pva dan Pvb yang mnimbulkan
reaksi A dan B. Besarnya gaya reaksi ini didapat dengan menarik
garis p’ sejajar dengan p melalui kutub O yang membagi gaya P’
menjadi V’A dan V’B. Garis p disebut garis penutup, yang membentuk
Poligon.
Keseimbangan Gaya Luar
(Cara Analitis)
Gaya Dalam
(Gaya Aksial, Geser dan Momen)
Gaya Dalam
(Perjanjian Tanda)
Gaya Dalam
(Perjanjian Tanda)
Gaya Dalam
BALOK BERSENDI
(BALOK GERBER)

Balok Gerber adalah balok yang ditumpu oleh 2 (dua) tumpuan atau lebih dimana
dalam penyelesaiannya dilakukan dalam kondisi statis tertentu dengan cara
memberi/menambah atau meletakkan sendi diantara dua tumpuan. Misalnya pada
jembatan yang ditambahkan tumpuan ditengahnya.
BALOK BERSENDI
(BALOK GERBER)
Jika dalam persamaan keseimbangan hanya punya 3 buah (V = 0;  H = 0;  M = 0)
berarti untuk bisa menyelesaikan struktur jembatan dengan 3 tumpuan masih
memerlukan 1 buah persamaan baru lagi yaitu Ms = 0, supaya bilangan yang tidak
diketahui yaitu RAV;  RAH; RBV, RCV bisa didapat dalam kondisi statis tertentu.

Balok 3 tumpuan Balok 4 tumpuan


BALOK BERSENDI
(BALOK GERBER)

Menentukan letak Sendi Gerber


MUNGKIN
BALOK BERSENDI
(BALOK GERBER)

Tahapan Pengerjaan

Balok DC (Gerber) dikerjakan dulu sehingga menemukan RD dan RC.


Reaksi RD dari balok DC akan menjadi beban di titik D dan  balok ABD .
 Dengan beban yang ada (q) dan beban RD, maka balok AB bisa diselesaikan.
 Bidang-bidang gaya dalam (M, N, D) bisa diselesaikan sendiri-sendiri pada
balok DC dan AB.
 Penggambaran bidang M, N, D balok gerber merupakan penggabungan dari
bidang M, N, D dari masing-masing balok.
BALOK BERSENDI
(BALOK GERBER)

Tahapan Pengerjaan

Balok DC (Gerber) dikerjakan dulu sehingga menemukan RD dan RC.


Reaksi RD dari balok DC akan menjadi beban di titik D dan  balok ABD .
 Dengan beban yang ada (q) dan beban RD, maka balok AB bisa diselesaikan.
 Bidang-bidang gaya dalam (M, N, D) bisa diselesaikan sendiri-sendiri pada
balok DC dan AB.
 Penggambaran bidang M, N, D balok gerber merupakan penggabungan dari
bidang M, N, D dari masing-masing balok.
Analisis Rangka Batang
(Gaya Dalam)

Suatu rangka batang bersifat statis tertentu apabila jumlah gaya yang tak
diketahui sekurang-kurangnya ada tiga dan jumlah batang di dalam rangka
batang tersebut adalah 2j – r, dimana j adalah banyaknya titik hubungnya dan
r merupakan jumlah reaksinya. Jika m adalah jumlah batangnya, maka
kondisi statis tertentu ditentukan dengan persamaan : m = 2j – r

r = 3; m = 21; j = 12; m = 2j – r ; stabil


Analisis Rangka Batang
(Gaya Dalam)

r = 4; m = 20; j = 12; m = 2j – r ; stabil

r = 3; m = 21; j = 12; m = 2j – r ; stabil


Analisis Rangka Batang
(Gaya Dalam)

r = 4; m = 15; j = 8; m = 2j – r ; tak stabil

r = 3; m = 16; j = 8; m = 2j – r ; tidak stabil


Analisis Rangka Batang
(Keseimbangan Titik Buhul)
 Konsep terpenting dalam metode ini adalah :

1.      Uraikan terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah yang tegak lurus
2.      Hitung reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan yang diberikan
3.      Namai batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar lebih mudah membedakannya
dalam perhitungan kedepannya.
4.      Buat perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam perhitungan tanda negatif (-)
dilambangkan sebagai tekan. Dan lambanga positif (+) dilambangkan sebagai tarik.
5.      Mulailah perhitungan, dengan terlebih dahulu menghitung gaya-gaya batang pada titik
buhul yang maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui.
6.      Kemudian  lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya dengan syarat tadi “ hanya 2 gaya
batang maximum yang tidak diketahui pada titik buhul”
7.      Dalam perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat asumsi awal dimana semua gaya-
gaya batang arahnya menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita hitung.
8.      Dan jika hasil yang diperoleh bernilai positif  (+) maka batang tersebut adalah batang
tarik, dan sebaliknya jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-)  maka batang tersebut
adalah batang tekan.
9.      Simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang pada tabel hasil perhitungan agar anda
sendiri bisa melihat hasilnya secara keseluruhan.
Analisis Rangka Batang
(Keseimbangan Titik Buhul)
Contoh Soal

Hitung gaya-gaya batang pada kontruksi diatas dengan metode kesetimbangan titik buhul ?

Penyelesaian :
Menghitung reaksi tumpuan
Σ MB = 0 ;      RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
                        Maka RA = 9 kN
                        Karena kontruksi simetris maka  RA = RB = 9kN
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Cremona)
Metode cremona adalah metode penyelesaian gaya-gaya batang dengan cara grafis. Dalam
metode ini yang perlu kita kuasai ialah pemahaman konsep perhitungannya.  Dimana, agar
nantinya tidak membingungkan kita sendiri jika kita berjumpa dengan model kontruksi yang lebih
sulit lagi .
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Cremona)
1. Jadi, prinsip terpenting dalam perhitungan metode ini yaitu sebagai berikut :
2. Hitung terlebih dahulu reaksi-reaksi tumpuan.
3. Namai tiap batang dan tiap titik buhul agar mudah dikenali dalam perhitungan
nantinya.
4. Membuat skala penggambarannya, agar tidak membingungkan nantinya dalam
menentukan arah penggambaran yang selanjutnya akan kita lakukan.
5. Mulailah melukiskan gaya batang, dimulai dari titik buhul yang maksimum
besar gaya batang nya hanya 2 batang yang tidak diketahui, yang biasanya
kita mulai dari titik perletakan.
6. Urutan dalam melukiskan gaya batang itu searah jarum jam.
7. Dalam menentukan besarnya gaya batang itu berprinsip bahwa, resultan
seluruh gaya luar dan gaya dalam=0.
8. Dalam  melukisan arah gaya batang harus sejajar batang yang dihitung
gayanya.
9. Buatkan dalam tabel besarnya gaya tiap batang agar kita bisa menarik
kesimpulan dalam perhitungan tersebut.
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Cremona)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Cremona)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Cremona)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Cremona)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Ritter)
Metode Ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu berprinsip pada
keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila
dipotong pada sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dan bagian kanan dari
kontruksi tersebut akan melakukan keseimbangan gaya-gaya yang ada.

Tahapan pengerjaan Metode Ritter :


1. Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan
2. Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya
batang yang tidak diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan batang
tarik dan batang tekan.
3. Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen sedemikian sehingga
hanya sebuah gaya yang belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak
melewati pusat momen yang kita pilih.
4. Dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil, dimisalkan setiap gaya-
gaya batang itu meninggal kan titik buhul disetiap perhitungan yang dilakukan.
5. Jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka batang tersebut adalah batang
tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang
tersebut adalah batang tekan.
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Ritter)

tan  = 60/100, sin  = 60/116.62


d1 = CE. (60/116.62)
= 100. (60/116.62) = 51.45

MD =0, ME =0,


-1.(100) - S2. 60 =0 -1.(100) + S1. 51.45 =0
S2 = -100/60 = -1.67 ton (tekan) S1 = 100/51.45 = 1.944 ton (tarik)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Ritter)

tan  = 60/100, sin  = 60/116.62


d1 = 100. (60/116.62) = 51.45

ME =0, MF =0,


-1.(100) + S4. 51.45 =0 -1.(200) -1.100- S2. (120) –S3.100 =0
S4 = 100/51.45 = 1.944 ton (tarik) S3 = (-300 –(-1.67).(120))/100= -1 ton (tekan)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Ritter)

tan  = 100/120, sin  = 100/156.205


d2 = DE. (100/156.205)
60. (100/156.205) = 38.42

MD =0, MF =0,


-1.(100) - S6. 60- S5.d2 =0 -1.(200) -1.100- S6. (120) = 0
S5 = -100-(-2.5*60)/38.42 = 1.3 ton (tarik) S6 = -300/ 120= -2.5 ton (tekan)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Ritter)

tan  = 60/100, sin  = 60/116.62


d3 = 200. (60/116.62) = 102.9

MG =0, ME =0,


-1.(200) + 1.(100)-S8. d3 =0 -1.(100) +1.100+ S7. (100) +S8.51.45= 0
S8 = 300/102.9= 2.916 ton (tarik) S7 = -2.916.(51.45)/ 100= 1.5 ton (tekan)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Ritter)

tan  = 100/180, sin  = 100/205.9126


d3 = FG. (100/205.9126)
= 120. (100/205.9126) = 58.277

MB =0, MF =0,


-1.(300) - 1.(200)- 1.(100)- S10. 180 =0 -S10.(120) –S9.(d3) - 1. (200) -1 (100)= 0
S10 = -600/180= -3.333 ton (tekan) S9 = -300-(-10/3).(120)/ 58.277= 1.716 ton (tarik)
Analisis Rangka Batang
(Cara Grafis : Culmann)

1. Potong batang yang akan dihitung besar gaya luarnya.


2. Cari besar, arah danletak resultan gaya luar(P1 dan Av)
3. Menguraikan gaya resultan R tersebut menjadi gaya batang S4, S5 dan S6
sebagai berikut :
a) Meletakkan resultan R pada titik potong garis kerjanya terhadapa salah
satu garis kerja gaya batang, pada contoh dipilih gaya batang S6
b) Menghubungkan dua titik garis kerja batang yang lain (S4 dan S5)
c) Menguraikan resultan gaya R menjadi dua buah gaya (S6) dan (S4,S5)
d) Menguraikan gaya (S4,S5) menjadi gaya S4 dan gaya S6
4. Ukur gaya gaya nya

Anda mungkin juga menyukai