Anda di halaman 1dari 39

PENDIKAN PROFESI ADVOKAT (PPA) XVII

DPC AAI BDG – STHB


2020

KEMAHIRAN
HUKUM ACARA PERDATA
DISUSUN & DISAMPAIKAN OLEH :

BAHYUNI ZAILI, SH., MH


Dewan Penasehat DPC AAI Bandung
PROSES BERACARA PERDATA
HUKUM ACARA PERDATA
“Yaitu kesemuanya kaedah hukum yang menentukan & mengatur
cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban perdata
sebagaimana yang diatur Dalam Hukum Perdata Materiil
(Retnowulan Sutantio)”
1. Vrijwaring.,
2. Tussenkomst=Intervenient.
3. Voeging van vartijen.
INETRVENSI DITOLAK
PEMERIKSAAN SETEMPAT (PS)
DITERIMA

EKSEPSI REPLIK BUKTI


SURAT KESIMPULAN
KUASA GUGATAN PUTUSAN PN
JAWABAN DUPLIK SAKSI KONKLUSI
Perubahan

REKONPENSI
MEDIASI BANDING
Perma No. 1

EKSEKUSI
KASASI
PERDAMAIAN

CABUT GUGATAN
PK
Sebelum atau sesudah Jawaban

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 1


SURAT KUASA
SUMBER HUKUM

Tentang Sifat Tentang Kewajiban Tentang Kewajiban


Pemberian Kuasa Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
Ps. 1792 – 1799 BW Ps. 1800 – 1806 BW Ps. 1807 – 1819 BW

BAB XVI
BUKU III BW
Pasal 1792 - 1819

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 2


SURAT KUASA

Defenisi

Pemberian Kuasa adalah suatu


Perjanjian dengan mana seseorang
memberikan kekuasaan kepada orang
Lain yang menerimanya, untuk atas
namanya menyelenggarakan suatu urusan
(Pasal 1792 BW)
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 3
Pencabutan
Dari
Pemberi kuasa
B
E
R
A
K Pembatalan
H oleh
I
R Penerima Kuasa
N
Y
A

K Kematian,
U ditaruh dibawah pengampuan/
A Curatele & jatuh pailitnya
S
A Pemberi atau yg diberi kuasa

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 4


Catatan : Dahulu Kawinnya Wanita
Penerima atau Pemberi Kuasa
merupakan salah satu sebab
berakhirnya Kuasa
(hapus dgn SEMA No.3/1963)

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 5


SYARAT & FORMULASI
SURAT KUASA KHUSUS

1. Mencantumkan nama dan identitas Pemberi Kuasa

2.Mencantumkan nama dan identitas Penerima Kuasa

3. Menyebutkan dengan singkat, jelas dan rinci permasalahan


apa yang dikuasakan (objek dari surat kuasa) dengan
berpedoman pada ketentuan pasal 123 ayat (1) HIR jo
Pasal 118 HIR.

4. Diberi tanggal dan ditandatangani baik oleh pemberi kuasa


dan penerima kuasa di atas meterai.

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 6


Gugatan Permohonan/ Gugatan Contentiosa/
Gugatan Voluntair Contentious
Penjelasan Psl. 2 Pasal 2 (1) UU No. 14/
UU No. 14/70, 70 sbgmana diubah
Diubah Dengan Dgn UU No. 35/1999
UU No. 35/1999 Sekarang diatur dlm
Tentang Pokok2 Psl. 16 (1) UU No. 4/04
Kekuasaan Kehakiman Pengganti UU No. 14/70

“Penyelesaian setiap perkara yg diajukan kpd Badan2


Peradilan mengandung pengertian Didalamnya Penyelesa-
ian masalah yg bersangkutan dgn Yurisdiksi Voluntair”
UU No. 4/2004 : tidak lagi mengatur tetapi merupakan
penegasan

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 7


GUGATAN VOLUNTAIR
Permohonan/Gugatan Voluntair adalah:
“Permasalahan Perdata yang diajukan dalam
bentuk Permohonan yang ditandatanganin
Pemohon atau Kuasanya yang ditujukan kepada
Ketua Pengadilan Negeri” (M. Yahya Harahap,
SH., Hukum Acara Perdata)

Ciri Permohonan :
1.Masalah yang diajukan bersifat kepentingan sepihak
semata (for the benefit of one party only) atau Murni
Kepentingan Pemohon dan tidak bersentuhan langsung
dengan Hak dan Kepentingan orang lain (ex: Ijin
Menjual, Pengangkatan Anak dll);
2.Tanpa Sengketa dgn pihak lain (without disputes or
differences with another party);
3.Tidak ada orang lain atau pihak ketiga yg ditarik sbg
lawan, tetapi bersifat ex-parte (satu pihak saja) on
behalf of one party; 8
GUGATAN VOLUNTAIR

Posita Gugatan Voluntair :


Fundamentum Petendi atau Posita Permohonan
tidak serumit dalam Gugatan Perkara
Contentiosa, akan tetapi cukup memuat &
menjelaskan hubungan hukum yg dipersoalkan

Petitum Gugatan Voluntair :


1.Isi Petitum merupakan permintaan yang bersifat deklaratif;
2.Petitum tidak boleh melibatkan pihak lain yg tidak ikut
sebagai Pemohon;
3.Tidak boleh memuat Petitum yg bersifat Condemnatoir
(mengandung hukuman);
4.Petitum Permohonan, harus dirinci satu persatu tentang hal-
hal yg dikehendaki Pemohon untuk ditetapkan Pengadilan
kepadanya;
5.Petitum tdk boleh bersifat compositur atau ex aequo et bono;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 9


GUGATAN VOLUNTAIR

PUTUSAN :
1.Berbentuk PENETAPAN;
2.Diktum Bersifat DEKLARATOR

UPAYA HUKUM :
1.Penetapan atas Permohonan merupakan Putusan
Tingkat I & Terakhir;
2.Terhadap Putusan TK-I yang bersifat pertama &
Terakhir, tidak dapat diajukan banding;
3.Upaya hk yang dapat diajukan adalah Kasasi (Pasal 43
(1) Jo. Penjelasan Pasal 43 (1) UU. No. 14/1985 tentang
MA sebagaimana diubah dgn UU No. 5/2004;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH


10
GUGATAN VOLUNTAIR

Upaya Koreksi Thd Permohonan yang Keliru :

1.Mengajukan Perlawanan thd Permohonan selama


proses pemeriksaan berlangsung (derden verzet);

2.Mengajukan Gugatan Perdata;

3.Mengajukan Permintaan Pembatalan Kepada MA atas


Penetapan;

4.Mengajukan Upaya Peninjauan Kembali (PK);

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 11


GUGATAN KONTENTIOSA

“Penyelesaian Sengketa dipengadilan melalui


proses sanggah-menyanggah dalam bentuk
Replik (Jawaban dari suatu Jawaban) dan Duplik
(Jawaban kedua kali) yang disebut juga op
tegenspraak, yaitu proses peradilan sanggah-
menyanggah”

Intinya : Adalah Gugatan yg Mengandung Sengketa


diantara dua pihak atau lebih;

Gugatan Contentiosa inilah yg dimaksud dengan


GUGATAN PERDATA dalam Praktek, sebagaimana
juga digunakan dalam Pasal 118 (1) HIR
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 12
GUGATAN KONTENTIOSA
Gugatan Perdata :
Gugatan Contentiosa yg mengandung sengketa
diantara pihak yg berperkara yg pemeriksaan
penyelesaiannya diberikan dan diajukan kepada
Pengadilan dengan Posisi Para Pihak :
Yang Mengajukan disebut PENGGUGAT;
Yang ditarik sebagai pihak lawan disebut dan
berkedudukan sebagai TERGUGAT;
Permasalahan hukum yg diajukan mengandung
sengketa (dispute, differences);
Sengketa Terjadi antara Para Pihak, paling
kurang antara 2 pihak;

Bentuk Gugatan : 1. Lisan


2. Tertulis
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 13
GUGATAN KONTENTIOSA

Gugatan Lisan

Syarat Formil : Tidak Bisa Membaca &


Menulis (PENGGUGAT Buta Aksara – Psl.
120 HIR)

Cara Pengajuan :
Diajukan dengan Lisan;
Kepada Ketua Pengadilan Negeri;
Menjelaskan atau Menerangkan isi &
Maksud Gugatan;
Langsung oleh Penggugat tidak boleh
diwakilkan;
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 14
GUGATAN KONTENTIOSA
Gugatan Tertulis

Dasar : Pasal 118 (1) HIR / Pasal 142 RBG


Bisa diajukan sendiri atau melalui Kuasa

Formulasi Surat Gugatan


1.Ditujukan (dialamatkan) ke Pengadilan Negeri sesuai
Kompetensi Relatif (Pasal 118 HIR);
Jika Tidak sesuai Kompetensi Relatif :
Mengakibatkan Gugatan Mengandung Cacat Formil
karena diluar wilayah hukum;
Akibatnya Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankelijke verklaard);
2.Diberi Tanggal;
3.Ditandatangani Penggugat atau Kuasa : cap jempol
disamakan dgn tandatangan berdasarkan stb. 1919-766;

15
By: Bahyuni Zaili, SH., MH
GUGATAN KONTENTIOSA
4. Identitas para Pihak :
a. Nama Lengkap;
b. Alamat atau Tempat Tinggal; RT, RW, KEL., KEC.
c. Identitas Lain : Umur, Pekerjaan, Agama, Jenis
Kelamin, Suku Bangsa dll. (Khusus untuk PTUN Warga
Negara adalah wajib dituliskan);
5. Fundamentum Petendi : Dasar Gugatan/Tuntutan
(gronslag van delis) atau juga sering disebut sebagai
Posita Gugatan atau Dalil Gugatan;
Posita : Merupakan landasan pemeriksaan & penyelesaian
perkara, pemeriksaan & penyelesaian tidak boleh
menyimpang dari dalil gugatan, selain itu dalil gugatan juga
memikul beban wajib bukti pada Penggugat untuk
membuktikan dalil gugatan sesuai yang digariskan Psl. 1865
BW & Psl. 163 HIR (siapa yg mendalilkan maka dia harus
membuktikan);

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 16


GUGATAN KONTENTIOSA

6. Petitum Gugatan
Adalah Pokok Tuntutan Penggugat yg harus
dinyatakan dan dibebankan kepada Tergugat;

Gugatan Asesor
Adalah Gugatan Tambahan (additional claim) thd Gugatan
pokok, tujuannya untuk melengkapi Gugatan Pokok agar
kepentingan PENGGUGAT lebih terjamin meliputi segala
hal yang dibenarkan hukum & Perundang-undangan;

Gugatan Asesor : - Tidak dapat berdiri sendiri;


- Karenanya hanya dapat ditempatkan &
ditambahkan dalam Gugatan Pokok;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 17


GUGATAN KONTENTIOSA

Syarat Gugatan Asesor :


Gugatan tambahan merupakan satu kesatuan yg tidak
terpisahkan dgn Gugatan Pokok, dan sifat gugatan
tambahan, tidak dapat berdiri sendiri diluar gugatan
pokok;
Antara Gugatan Pokok dengan gugatan tambahan
harus saling mendukung, tidak boleh saling
bertentangan;
Gugatan tambahan sangat erat kaitannya dengan
gugatan pokok maupun dengan kepentingan
Penggugat;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 18


GUGATAN KONTENTIOSA

Jenis Gugatan Asesor :


1.Gugatan Provisi (Pasal 180 (1) HIR)
Berupa permintaan agar PN menjatuhkan putusan provisi yg
diambil sebelum perkara pokok diperiksa, mengenai hal-hal yang
berkenaan dengan tindakan sementara untuk ditaati TERGUGAT
sebelum perkara pokok memperoleh kekuatan hukum tetap;
Misal : Menghentikan Tergugat Meneruskan Pembangunan,
menjual objek, mencairkan rekening, dll;

2. Gugatan Tambahan Penyitaan berdasarkan Ps. 226 & 227 HIR


Penyitaan atau Beslag merupakan tindakan yg dilakukan
Pengadilan menempatkan harta kekayaan TERGUGAT atau objek
sengketa berada dalam keadaan penyitaan untuk menjaga
kemungkinan barang2 itu dihilangkan atau diasingkan selama
proses perkara (illusoir);

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 19


GUGATAN KONTENTIOSA

Macam-macam Sita yg diajukan dlm Gugatan Asesor:

Conservatoir beslag (CB)/Sita Jaminan (Ps. 277 (1)


HIR)
Revindicatoir beslag (RB)/Sita Pemilik (Ps. 226 (1)
HIR)
Marital beslag (MB)/Sita Harta Bersama (Ps. 186 BW &
Ps. 24 (2) huruf c PP No. 9/1975 tentang Pelaksanaan
UU No. 1/1974 tentang Perkawinan)

3. Gugatan Tambahan Permintaan Nafkah berdasarkan


Pasal 24 (2) huruf a PP No. 9 tahun 1975, tentang
Pelaksanaan UU No. 1/1974 tentang Perkawinan;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 20


KOMPETENSI / YURISDIKSI
PENGADILAN

RELATIF
ABSOLUT
Kewenangan pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan antara
mengadili antara pengadilan yang
badan-badan peradilan yang
serupa / sejenis
TIDAK SEJENIS dilihat dari
macamnya Peradilan
menyangkut pemberian
kekuasaan untuk mengadili
Ps 118 HIR

1. ACTOR SEQUITOR FORUM REI


Ps 24 ayat (2) UUD 1945 Jo 2. Domisili salah seorang
Ps 10 ayat (1) UU 14/1970 Jo tergugat/siberhutang utama
UU No. 35/1999 Jo Ps 2 Jo 3. Begitu dapat diajukan di tempat
Ps 10 ayat (2) UU No. 4/2004, salah seorang pengugat dan di
kekuasaan kehakiman (yudicial tempat benda tetap
power) yang berada dibawah MA : 4. Domisili yang dipilih para pihak

- Peradilan Umum - Abitrase UU 30/1999


- Peradilan Agama -PHI (perburuhan/Hubungan Industrial)
- Peradilan Militer -Pengadilan pajak UU No. 17/1997
- Peradilan TUN -Peradila Perikanan
- dll.

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 21


KOMPETENSI

DIMANA GUGATAN DIAJUKAN


PASAL 118 H.I.R
ACTOR SEQUITOR FORUM REI

DIAJUKAN DITEMPAT KEDIAMAN


TERGUGAT

BILA PARA TERGUGAT LEBIH DARI 1,


PILIH SALAH SATU.

By: Bahyuni Zaili, SH., MH


22
ALASAN HUKUM GUGATAN

Ketentuan apa yang dilanggar


oleh Pihak Tergugat

PMH (1365 BW)

atau

WANPRESTASI (1243 BW, dst)

By: Bahyuni Zaili, SH., MH


23
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort

Dalam Ilmu Hukum dikenal 3 kategori PMH :


1.PMH Karena Kesengajaan;
2.PMH tanpa kesalahan (tanpa unsur kesengajaan maupun
kelalaian);
3.PMH Karena Kelalaian;

Dalam KUHPerdata/BW, model Tanggung Jawab Hukumnya :


1.Tanggung Jawab dengan unsur kesalahan (kesengajaan &
kelalaian – vide Pasal 1365);
2.Tanggung Jawab dengan unsur Kesalahan, khususnya unsur
Kelalaian – vide Pasal 1366);
3.Tanggung Jawab Mutlak (tanpa kesalahan) dalam arti yang
sangat terbatas – vide Pasal 1367;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH


24
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort

Sebelum tahun 1919 Pengadilan menafsirkan “MELAWAN HUKUM”


hanya pelanggaran dari pasal-pasal hukum tertulis semata
(pelanggaran perundang-undangan yang berlaku), akan tetapi
setelah tahun 1919 terjadi perkembangan di Negeri Belanda,
dengan mengartikan “Melawan Hukum” bukan hanya untuk
pelanggaran perundang-undangan tertulis semata-mata,
melainkan juga melingkupi atas setiap pelanggaran terhadap
KESUSILAAN atau KEPANTASAN dalam pergaulan hidup
masyarakat (Putusan Hoge Raad tgl. 31 Januari 1919 case:
Lindenbaum Vs Cohen), dengan “Asas Konkordansi” kaidah
hukum yang berlaku di negeri Belanda akan berlaku juga di
negeri jajahannya, termasuk di Indonesia.

“Karenanya sejak tahun 1919 tindakan onrechmatige daad tidak


lagi dimaksudkan hanya sebagai onwetmatige daad”.

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 25


PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort
PMH artinya :
1.Perbuatan yang Bertentangan dengan Hak orang lain (inbreuk
opeens anders recht);
adalah melanggar hak-hak seseorang yang diakui oleh
hukum, diantaranya : Hak-hak Pribadi
(persoonlijkheidsrechten), Hak-hak Kekayaan
(vermogensrecht), Hak atas Kebebasan, Hak atas Kehormatan
dan Nama Baik;

2. Perbuatan yang Bertentangan dengan Kewajiban


Hukumnya (rechtsplicht) sendiri;
Baik hukum tertulis maupun tidak tertulis, Jadi bukan
hanya bertentangan dengan hukum tertulis (wettelijk plicht),
melainkan juga bertentangan dengan hak orang lain menurut
UU (wettelijk recht), karenanya digunakan istilah
onrechtmatige daad bukan onwetmatige daad;
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 227
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort

3. Perbuatan yang Bertentangan dengan Kesusilaan;


Tindakan yang melanggar kesusilaan yang oleh masyarakat
telah diakui sebagai hukum tidak tertulis juga dianggap
sebagai Perbuatan Melawan Hukum, karenanya dengan
tindakan melanggar kesusilaan tersebut telah terjadi
kerugian bagi pihak lain, maka pihak yang menderita
kerugian dapat menuntut ganti rugi berdasarkan PMH;

4. Perbuatan yang Bertentangan dengan Kehati-hatian atau


Keharusan dalam pergaulan Masyarakat yang baik atau
(zorgvuldigheid);
yaitu jika seseorang melakukan tindakan yg merugikan
orang lain tapi tidak melanggar UU, masih dpt dikategorikan
PMH karena tindakan tersebut bertentangan dgn prinsip
kehati-hatian atau keharusan dlm pergaulan Masyarakat;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 27


PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort

UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM :


1.Adanya suatu perbuatan;
2.Perbuatan tersebut melawan hukum;
3.Adanya kesalahan (schuldelement) dari pihak pelaku;
4.Adanya Kerugian bagi korban;
5.Adanya hubungan kausal antara perbuatan dgn kerugian;

Pasal 1365 mensyaratkan adanya unsur “kesalahan” (schuld)


dalam PMH, sedangkan Unsur “kesalahan” adalah :
a.Adanya unsur kesengajaan atau;
b.Adanya unsur kelalaian (negligence, culpa) dan;
c.Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf
(rechtvaardigingsgrond), seperti overmacht, bela diri, tidak
cakap dll;

By: Bahyuni Zaili, SH., MH


28
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort
Sistem Ganti Rugi dalam KUHPerdata :
KUHPerdata mengatur kerugian dan ganti rugi dalam
hubungannya dgn PMH dengan 2 pendekatan :

1.Ganti rugi umum


adalah GR yg berlaku untuk semua kasus, baik kasus
wanprestasi kontrak, maupun kasus perikatan lainnya
termasuk karena Perbuatan Melawan hukum (PMH);
GR Umum ini diatur pada Bagian keempat Buku III,
mulai Pasal 1243 s/d Pasal 1252, yaitu Biaya, Rugi dan Bunga;

Biaya
Setiap cost atau uang atau apa pun yg dpt dinilai dgn
uang yg telah dikeluarkan secara nyata oleh pihak yg
dirugikan, termasuk perikatan karena adanya PMH, misal :
biaya perjalanan, konsumsi, biaya akta notaris dll;
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 29
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort
Rugi atau Kerugian
adalah keadaan berkurang (merosotnya) nilai kekayaan
kreditur sebagai akibat dari adanya wanprestasi dari kontrak
termasuk perikatan karena adanya PMH;

Bunga
Suatu keuntungan yg seharusnya diperoleh, tetapi tidak jadi
diperoleh karena adanya wanprestasi dari kontrak termasuk
perikatan karena adanya PMH;

2. Ganti Rugi Khusus


adalah GR khusu terhadap kerugian yg timbul dari perikatan
tertentu. Dalam hal PMH selain GR Umum diatur juga GR
terhadap hal-hal berikut :
a. GR untuk semua PMH (Pasal 1365);
b. GR untuk perbuatan yg dilakukan orang lain (Pasal 1366 &
Pasal 1367;
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 30
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Onrechmatige daad / tort
c. GR untuk pemilikan binatang (Pasal 1368);
d. GR untuk pemilik gedung yg ambruk (Pasal 1369);
e. GR untuk keluarga yg ditinggal oleh orang yg dibunuh (Pasal
1370);
f. GR karena orang telah luka atau cacat anggota badan (Pasal
1371);
g. GR karena tindakan penghinaan (Pasal 1372 s/d Pasal
1380);

Khusu PMH terhadap tubuh orang , maka GR dpt diberikan jika


terdapat unsur –unsur :
1. Kerugian secara ekonomis, misalnya pengeluaran biaya
pengobatan dan rumah sakit;
2. Luka atau cacat terhadap tubuh korban;
3. Adanya rasa sakit secara fisik;
4. Sakir secara mental, seperti stres, sedih, rasa bermusuhanyg
berlebihan, cemas, dan berbagai gangguan mental/jiwa lainnya
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 31
WANPRESTASI

Wanprestasi atau Ingkar Janji :

“Apabila sesorang tidak memenuhi kewajibannya atau


terlambat memenuhi atau memenuhinya tetapi tidak
seperti yang telah diperjanjikan”

“Dalam Gugatan Wanprestasi, Harus Ada PERJANJIAN


atau Kontrak, dimana terhadap perjanjian tersebut
menimbulkan kerugian, apakah karena tidak
dilaksanakan, terlambat melaksanakan atau tidak
melaksanakan tepat pada waktunya sesuai dengan
Perjanjian”

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 32


WANPRESTASI

Apa yang dapat dituntut apabila tejadi Wanprestasi :


1.Meminta Pelaksanaan Perjanjian, meskipun pelaksanaannya sudah
terlambat;
2.Meminta Ganti Rugi saja, yaitu kerugian yang diseritanya, karena
perjanjian tidak atau terlambat dilaksanakan, atau dilaksanakan tetapi tidak
sebagaimana mestinya;
3.Menuntut pelaksanaan perjanjian disertai dgn penggantian kerugian yg
diderita olehnya sebagai akibat terlambatnya pelaksanaan perjanjian;
4.Dalam hal suatu perjanjian yg meletakkan kewajiban timbal balik, kelalaian
satu pihak memberikan hak kepada pihak yg lain untuk meminta supaya
perjanjian dibatalkan disertai dgn ganti kerugian (Pasal 1226).

33
By: Bahyuni Zaili, SH., MH
WANPRESTASI

Moratoire interessen / Bunga Kelalaian


Besarnya Menurut UU adalah 6% (enam
prosen) setahun dan dihitung sejak tanggal
memasukkan gugatan

Hukuman Lainnya yang dapat dimintakan


adalah “dihukum untuk membayar biaya
Perkara”

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 34


ISI DARI
SURAT KUASA

1. JUDUL
2. PEMBERI KUASA
3. PENERIMA KUASA
4. KHUSUS UNTUK APA
5. HAL-HAL YG DILAKUKAN PENERIMA
KUASA
6. HAK HONORARIUM, RETENSI &
SUBSTITUSI
7. TEMPAT DAN TANGGAL SURAT KUASA
8. TANDA TANGAN PEMBERI & PENERIMA
KUASA (DIATAS METERAI).

By: Bahyuni Zaili, SH., MH 35


Rincian Petitum
Harus selaras dengan Posita
Dengan beberapa tambahan redaksi standard

 Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.


 Menyatakan P adalah P yang baik, benar dan jujur.
 Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan
 Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum
Perjanjian Pengriman barang, dst…..
 Menyatakan T. I, II, III & IV melakukan Wanprestasi
 Menghukum T. I, II, III & IV membayar Ganti rugi
materiil.
 Menghukum Para Tergugat membayar dwangsom
 Menyatakan Perkara ini UVB
 Menghukum Para Turut Tergugat untuk tunduk dan
taat terhadap isi putusan.
 Menghukum Para Tergugat membayar seluruh biaya
perkara.
 Ex aquo et bono
By: Bahyuni Zaili, SH., MH 36
Proses acara berikutnya
(bila mediasi gagal)
 Jawaban DK/Gugatan DR
 Replik DK/Jawaban DR
 Duplik DK/Replik DR
 Duplik DK/Replik DR
 Duplik DR
 Bukti Tertulis
 Saksi
 Pemeriksaan Setempat (Bila Perlu)
 Kesimpulan
 Putusan

By: Bahyuni Zaili, SH., MH


37
Anda Juga Bisa
Jadi Penegak Hukum & Keadilan

Bahyuni Zaili, SH., MH 38

Anda mungkin juga menyukai