Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi semakin berkembang sangat pesat pada kehidupan manusia di era modern ini,
khususnya pada bidang elektronika. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai peralatan yang diciptakan dan
dapat dioperasikan serta digunakan secara otomatis dan dalam kehidupan saat ini kita hidup di era semua
serba cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu sehinggga kita membutuhkan alat yang digunakan untuk
memberikan tanda ke pada kita untuk agar tidak melupakan sesuatu yaitu alarm dalam hal ini adalah alarm
lemari es ,alarm ini digunakan untuk memberitahu kepada kita ketika kita mengambil suatu barang di
dalam kulkas atau lemari es kita lupa untuk memastikan lemari es tersebut tertutup dengan baik maka di
ciptakan lah alat ini yang gunanya untuk memeberitahu kita bahwa kita lupa menutup dengan baik lemari
es yang telah kita buka. agar kita dapat dengan cepat menutup kembali lemari es tersebut. dengan adanya
alarm lemari es ini kita dapat beraktifitas dengan tenang tanpa harus memikirkan hal-hal yang sekecil ini
dan barang yang berada di dalam lemari es tetap dingin dan baik.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kerja mesin pendingin ?

2.  Apa saja komponen utama mesin pendingin ?

3.  Bagaimana sistem kerja pendingin ?

4.  Bagaimana perpindahan kalor di dalam evaporator ?

5.  Bagaimana cara pemilihan siklus refrigerasi ?

6.  Bagaimana cara kerja siklus pendingin / siklus refigerasi ?

7.  Apa saja analisa termodinamika tentang mesin pendingin ?


1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.  Mengetahui cara kerja mesin pendingin.

2.  Mengetahui komponen utama mesin pendingin.

3.  Mengetahui sistem kerja pendingin.

4.  Mengetahui perpindahan kalor di dalam evaporator.

5.  Mengetahui cara pemilihan siklus refigerasi.

6.  Mengetahui siklus kerja mesin pendingin.

7.  Memahami analisa termodinamika tentang mesin pendingin


1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami cara kerja

lemari pendingin (kulkas) dan mengetahui apa saja komponen – komponen penyusun pada lemari

pendingin serta kaitanya dengan termodinamika.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin


Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature
dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas, freezer atau AC. Namun AC fungsinya adalah sebagai penyejuk atau
pendingin suhu udara dalam ruangan. Adapun proses kerjanya adalah “ Penguapan”. Untuk mendapatkan penguapan
diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan
panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu di dalam temperature rendah (dingin).
Mesin pendingin bisa bekerja dengan baik jika memiliki komponen berikut.

Gambar 2.1 Skema cara kerja mesin pendingin


1. Kompresor (pipa hisap‐tekan)
Kompresor adalah suatu alat dalam mesin pendingin yang cara kerjanya dinamis atau bergerak, yakni menghisap
sekaligus memompa udara sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran) udara yang mengalir dari pipa ‐pipa mesin pendingin.

2. Kondensor (pipa pengembun)


  Kondensor merupakan suatu jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembun. Udara yang dipompakan dari kompresor
akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor. Udara yang berada dalam pipa kondensor akan
mengalami pengembunan. Dari sini, udara yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa
evaporator.

3. Evaporator (pipa penguap)


Evaporator adalah pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke
evaporator lalu berubah wujud menjadi gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu
menyerap kondisi panas yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan
mengalir menujukompresor karena terkena tenaga hisapan. Demikian terus menerus sirkulasi udara dan perubahannya
dalam rangkaian mesin pendingin.
2.2 Mengenal Komponen Utama Mesin Pendingin
Modal utama untuk bias mereparasi atau memperbaiki mesin pendingin secara tepat dan benar ialah anda diwajibkan
mengenal bagian‐bagian alat mesin pendingin dan cara kerjanya, salah satu diantaranya adalah kompresor. Kompresor
yang bias menekan gas atau udara dan menghisapnya harus dilengkapi dengan dinamo (motor). Dinamo ini berfungsi
sebagai pengeerak kompresor.

Gambar 2.2 Dinamo dan kompresor

Dinamo yang mendapatkan tenaga arus bolak balik (ac) akan berputar. Karena poronya yang dilengkapi dengan ban
(belt) yang menghubungkan poros engkol kompresor, maka secara otomatis pula kompresor bekerja melakukan
pengisapan udara dan pemompaan.
Gambar 2.3 Konstruksi kompresor pendingin

Katub hisap adalah katub yang cara kerjanya berlawanan dengan katub tekan. Katub ini akan
menutup manakala katub tekan tertutub. Hal tersebut akan bergerak secar aberirama dan bergantian
seiring gerakan maju mundur piston dalam silinder. Jika piston turun maka katub hisap akan
terbuka dan terjadilah hisapan udara dari filter, yang berasal dari pipa penghisap.
Filter udara terpasang sebelum katub hisap. Dipasangnya filter udara dibagian depan katub hisap ini tujuannya
adalah agar udara yang dihisap oleh kompresor tetap bersih, tidak tercemar oleh debu atau yang lainnya. Silinder,
adalah bagian dari kompresor yang berfungsi sebagai rumah piston atau torak. Silinder tidak boleh bocor atupun
tergores. Jika bocor ataupun tergores maka daya tekanan kompresi akan berkurang, sehingga kurang mampu
menekan atau menghisap udara.

Piston disebut juga torak. Fungsinya untuk memompa dan menghisap udara sehingga dalam saluran dalam pipa‐
pipa mesin pendingin terjadi adanya sirkulasi gas. Piston bergerak maju mundur atau naik turun sejalan dengan
gerakan engkol. Dimana engkol ini dipengaruhi oleh putaran poros, sedangkan poros dipengaruhi oleh putaran
rotor pada dinamo.

Gambar 2.4 Piston atau torak dan ring ‐ringnya


Jika ring pada piston tidak tepat pemasangannya dan bocor, maka udara dalam ruang silinder akan bocor, akibatnya
daya tekan kompreasi dan daya hisap akan berkurang. Ini akan sangat mempengaruhi proses pendinginan pada
saluran pipa. Tujuan ring ini dipasang adalah untuk mendapatkan kerapatan pada ruang silinder.

1. Batang torak atau batang piston adalah suatu alat yang berfungsi menghubungkan piston dengan engkol.
Batang ini berupa logam besi yang ujungnya diberi spie (pen) untuk mengkaitkan piston pada engkol. Jika
engkol bergerak sejalan dengan putaran porosnya maka engkol akan bergerak maju mundur, dan gerakan ini
menekan serta menarik piston secara beirama.

2. Engkol juga terbuat dari logam yang dikaitkan pada poros. Dengan demikian engkol akan mengikuti putaran
poros sehingga mempengaruhi gerak maju mundur batang piston.

3. Poros engkol terangkai dengan engkolnya. Dan engkol dirangkai dengan batang piston. Poros engkol jika
bergerak akan mengubahposisi batang piston sehingga terjadilah gerakan maju mundur atau naik turunya
piston.

 
 
Gambar 2.5 Batang piston dan engkol
 
Evaporator  
 
Evaporator adalah jaringan atau bentuk pipa yang dikonstruksi sedemikian rupa. Fungsinya sebagai alat pendingin.
Pipa evaporator ada yang terbuat dari bahan tembaga, besi, alumanium atau dari kuningan. Namun kebanyakan
terbuat dari alumanium dan besi. Kerusakan yang sering dijumpai pada evaporator adalah kebocoran pipa. Hamper
semua kerusakan terjadi karena kebocoran sehingga mesin pendingin tidak mampu mendinginkan ruangan (pada
kulkas adalah ruang pendingin). Adapun cara kerja evaporator adalah menguapkan gas yang masuk
dari pipa condenser. Gas refrigerant dari kompresor masih dalam temperatur yang sangat tinggi. Artinya kalorinya
(panasnya) dinaikkan. Setelah itu karena dorongan dari kompresor, ia mengalir masuk ke pipa ‐pipa kondensor. Di
dalam pipa condenser ini, gas mengalami perubahan menjadi dingin. Selanjutnya mengalir terus menuju pipa kapiler.
Dari pipa kapiler merambat menuju pipa evaporator.

Gambar 2.6
Pipa evaporator berada dalam ruang mesin pendingin/kulkas.
Pipa Kapiler
 
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendingin yang mempunyai diameter yang paling kecil jika dibandingkan
dengan pipa‐pipa lainnya. Jika pada evaporator pipanya mempunyai diameter 5/16 inci, maka untuk pipa kapiler
berdiameter 0,026 atau 0,031. Kerusakan mesin pendingin biasanya banyak dijumpai pada pipa kapiler ini, kalau tidak
bocor mungkin tersumbat. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur cairan refrigerant (udara
refrigerant) yang merayap dari pipa‐pipa condenser. Namun sebelum gas refrigerant merayap kepipa kepiler ia harus
melalui alat yang disebut dengan dried staint.
Yakni saringan gas yang sudah terpasang oleh pabrik mesin pendingin. Fungsi dari alat ini adalah menyaring dan menyerap
debu yang akan masuk ke ruang pipa berikutnya (kapiler dan evaporator). Bentuk dari alat ini ialah berupa tabung kecil
dengan diameter antara 12‐15 mm, sedangkan panjangnya tak kurang dari 14 – 15 cm. Ada dua macam pipa kapiler yang
mempunyai fungsi yang berbeda dalam mesin pendingin. Yaitu pipa kapiler sebagai pengubah panas (heat exchanger) dan
pipa yang satunya lagi berfungsi untuk penghisap gas dari pipa evaporator. Ketika gas Freon pada pipa pengubah panas
masih dalam keadaan bertekanan tinggi, namun pada saat masuk ke pipa penghisap berubah suhunya menjadi rendah. Dari
pipa penghisap akan mengalir ke motor listrik atau dinamo. Demikianlah putaran gas Freon yang terus menerus disaat
mesin hidup dan sebelum otomatis memutus kontak.

Gambar 2.7 Pipa kapiler pada mesin pendingin


Kran Ekspansi
 
Kran ini banyak dijumpai pada mesin pendingin, fungsinya sebagai pengontrol refrigerant yang masuk ke pipa pertama
pada jenus pipa lainnya. Fungsinya sama dengan pipa kapiler yaitu menurunkan cairan refrigerant.

Discharge Line and Suction Line


 
Pipa‐pipa ini merupakan pipa tambahan. Pipa discharge line berfungsi sebagai pipa tambahan penyaluran udara (gas
refrigerant) keluar dari dlam mesin. Prosesnya ialah udara yang dipompakan atau ditekan oleh kompresor akan mengalir
masuk ke pipa tambahan discharge line kemudian diteruskan ke pipa condenser. Sedangkan pipasuction line adalah pipa
tambahan yang fungsinya sebagai penyalur gas refrigerant ke dalam mesin. Prosesnya ialah gas refrigerant tersebut masuk
dari pipa evaporator yang temperaturnya rendah (terjadi kondisi penguapan), kemudian ke pipa kapiler (pipa kapiler
penghisap) kemudian menuju pipa suction line yang selanjutnya masuk ke katub di kompresor.

Gambar 2.8 Pipa discharge line dan suction line.


Pengontrol Listrik Otomatis
 
Pada mesin pendingin, baik kulkas maupun AC dilengkapi dengan pengontrol listrik otomatis. Tujuannnya adalah untuk
menghindari adanya kerusakan akibat gerakan dinamo dan kompresor yang terus menerus melakukan penekanan. Jika
tidak dilengkapi dengan alat ini, maka mesin pendingin akan terus menerus bekerja walaupun tekanan atau suhu di dalam
pipa mengalami temperatur suhu yang maksimal. Alat otomatis yang biasa dugunakan adalah bimetal, dan thermostat.

Alat Pengaman bimetal


 
Bimetal adalah suatu alat kontrol listtrik sebagai pengaman mesin pendingin. Tujuannya untuk melindungi dan
menganamankan dinamo dari tegangan listrik. Prinsipnya adalah apabila tegangan PLN naik terlalu tinggi maka bimetal
segera memutuskan hubungan sehingga motor listrik (dinamo) tidak terkena aliran yang tinggi. Adapun cara kerja alat ini
adalah: (1). Jika aliran tegangan yang tinggi dari PLN masuk ke kumparan maka kumparan akan terbakar. Alat pemanas ini
dipasang dekat soket atau jeck yang menuju ke stop kontak PLN. Cara kerjanya adalah jika tegangan dari PLN mendadak
naik, maka elemen pemanas akan beraksi yang selanjutnya akan mengalir ke plat bimetal melalui kawat nikelin sebagai
penghubung. Akibatnya plat bimetal yang tak
tahan panas memuai dan menjadi melengkung. Dengan melengkungnya bimetal kontak dengan katub lain akan terbuka.
Yang artinya tegangan menjadi putus (tak ada tegangan).
Dinamo tidak bekerja. (2) jika tegangan dari PLN wajar ‐tidak tinggi ‐ maka elemen panas bekerja dengan tidak bereaksi.
Begitu juga dengan plat bimetal tidak akan dapat aliran panas. Plat menjadi lurus dan terjadi hubungan (kontak) antara
kutub yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian motor mendapatkan tenaga dari arus listrik.

Gambar 2.9 Bimetal terkena tegangan tinggi, kontak terputus Gambar 2.10 Bimetal tidak terkena tegangan tinggi, kontak terhubung .
Alat Pengaman Thermostat
 
Fungsi Thermostat pada mesin pendingin adalah sebagai berikut;
 
Mengatur batas suhu dalam ruang evaporator
 
Mengatur lamanya kompresor dan dinamo berhenti
 

Mengatur untuk menjalankan kembali dinamo dan kompresor bekerja Pada thermostat dilengkapi dengan tabung
yang berisi cairan yang mudah
sekali menguap.
Alat Pengaman Thermostat
 
Fungsi Thermostat pada mesin pendingin adalah sebagai berikut;
 
Mengatur batas suhu dalam ruang evaporator
 
Mengatur lamanya kompresor dan dinamo berhenti
 

Mengatur untuk menjalankan kembali dinamo dan kompresor bekerja Pada thermostat dilengkapi dengan tabung yang berisi
cairan yang mudah
sekali menguap.

Tabung tersebut ditempatkan pada ruang mesin pendingin (ruang evaporator) kemudian disalurkan oleh pipa kapiler ke ruang gas.
Prinsip kerjanya adalah jika ruang dalam mesin pendingin mencapai titik beku (dalam evaporator mencapai temperature yang
sangat (rendah), maka cairan dalam tabung thermostat akan membeku. Cairan yang membeku akan menyusut. Dengan terjadinya
penyusutan berarti gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa kapiler yang kosong. Ruang gas menjadi kendur. Pegas akan
menekannya sehingga kontak saklar akan membuka. Dengan demikian terputuslah hubungan listrik dari PLN. Berarti dynamo
berhenti dan kompresorpun berhenti tetapi dalam waktu yang relative agak lama. Apabila ruangan mesin mendingin (pada
evaporator) suhunya naik lagi dan tidak pada titik beku, dalam tabung akan berubah menjadi cair yang berarti ruang gas member
tekanan. Saklar kontak akan terhubung. Motor (dynamo) dan kompresor bekerja lagi, demikianlah berturut ‐turut.
Alat Pengaman Thermostat
 
Fungsi Thermostat pada mesin pendingin adalah sebagai berikut;
 
Mengatur batas suhu dalam ruang evaporator
 
Mengatur lamanya kompresor dan dinamo berhenti
 
Mengatur untuk menjalankan kembali dinamo dan kompresor bekerja Pada thermostat dilengkapi dengan tabung
yang berisi cairan yang mudah
sekali menguap. Tabung tersebut ditempatkan pada ruang mesin pendingin (ruang evaporator) kemudian disalurkan
oleh pipa kapiler ke ruang gas. Prinsip kerjanya adalah jika ruang dalam mesin pendingin mencapai titik beku (dalam
evaporator mencapai temperature yang sangat (rendah), maka cairan dalam tabung thermostat akan membeku. Cairan
yang membeku akan menyusut. Dengan terjadinya penyusutan berarti gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa
kapiler yang kosong. Ruang gas menjadi kendur. Pegas akan menekannya sehingga kontak saklar akan membuka.
Dengan demikian terputuslah hubungan listrik dari PLN. Berarti dynamo berhenti dan kompresorpun berhenti tetapi
dalam waktu yang relative agak lama. Apabila ruangan mesin mendingin (pada evaporator) suhunya naik lagi dan
tidak pada titik beku, dalam tabung akan berubah menjadi cair yang berarti ruang gas member tekanan. Saklar kontak
akan terhubung. Motor (dynamo) dan kompresor bekerja lagi, demikianlah berturut ‐turut.
Gambar 2.11Thermostat dalam keadaan putus

 
Gambar 2.12 Thermostat dalam keadaan tersambung.
Sistem Pendingin (Refrigerasi)
 
Teknik pendingin (refrigerasi) adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu sistem pendingin dengan jalan
perpindahan panas dari suatu tempat yang bertemperatur rendah ke suatu tempat yang bertemperatur lebih tinggi.
Secara garis besar teknik pendingin (refrigerasi) bertujuan antara lain:
Untuk mengurangi atau menurunkan temperature dari suatu zat.

Mengubah phasa suatu zat dari suatu keadaan menjadi keadaan lain, misalnya: Uap → Air → Es
Memelihara suatu zat atau ruangan di dalam suatu kondisi tertentu.
 
Teknik pendingin (refrigerasi) dapat di manfaatkan pada berbagai bidang, antara lain:
Industri: gudang pendingin, industri pembuatan balok Es
 
Rumah tangga (domestic): Pengkondisisan udara unit (AC), lemari/ruang pendingin (kulkas)
Sistem pengkondisian udara: Swalayan, Transpotasi laut, Hotel
Perpindahan Kalor di dalam Evaporator
 
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang hendak didinginkan, dapat
dituliskan sebagai:
Pemilihan Siklus Refrigerasi
 
Dalam siklus refrigerasi, refrigerant dalam menjalankan fungsinya sebagai fluida kerja mengalami perubahan
phasa dari cair menjadi uap, kemudian dari phasa uap kembali menjadi phasa cair, sehingga merupakan suatu
siklus aliran yang tertutup, kecuali siklus refrigerasi yang menggunakan udara sebagai refrigerannya, dimana
phasa refrigerant tetap dalam phasa gas.

Berdasarkan proses yang dialami refrigerant, siklus dapat di bedakan atas:

• Siklus refrigerasi kompresi uap (Vapor compression refrigeration cycle)


• Siklus refrigerasi pancaran uap (steam jetrefrigeration cycle) 
• Siklus refrigerasi udara (air refrigeration cycle)
• Siklus refrigerasi penyerapan (absorbtion refrigeration cycle)
Pada sistem siklus refrigerasi kompresi uap (Vapor compression refrigeration cycle) kompressor
mengkompresikan dalam phasa uap sehingga tekanan dan temperaturnya naik, sehingga
refrigerant mudah mengembun (kondensasi) di dalam kondensor.

Lalu tekanan dan temperatur di turunkan oleh katup ekspansi agar cairan tersebut dapat menguap
kembali (evaporasi), sambil menyerap panas dari objek yang di inginkan, siklus dari aliran
refrigerant tersebut dapat kita lihat pada Gambar 2.3 dalam menjalankan fungsinya refrigerant
mengalami proses:

• Evaporasi (penguapan) di evaporator.

• Kompressi (pemompaan) di kompressor

• Kondensasi (pengembunan) di kondensor.


 
• d) Ekspansi (penurunan tekanan) di katup ekspansi.

Gambar 2.13 siklus kompresi uap


Siklus Pendingin / Siklus Refigerasi
 
Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media bertemperatur rendah ke
media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari luar sistem. Secara prinsip
merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine). Dilihat dari tujuannya maka alat
dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk
mendinginkan media dan heat pump yang berfungsi untuk memanaskan media Ilustrasi tentang
siklus pendingin / siklus refrigerasi.

Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa fluida


yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin jika
dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang
ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara
diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu
dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk
mendinginkan

Gambar 2.14 Refrigerasi/ siklus pendingin


lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan
yang bersuhu tinggi. Ilustrasi siklus refrigerasi kompresi uap
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1 – 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain.
Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi
pemanasan berlebih/superheated gas.

2 – 3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan
meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.

3 – 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondenser. Bagian awal proses refrigerasi (3-3a)
menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan (3a- 3b). Refrigerasi untuk
proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa
dan penerima cairan (3b - 4), sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju
alat ekspansi.

4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan
mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran menuju.
Mesin pendingin adalah besarnya energi yang berguna, yang ditunjukkan oleh perbandingan
antara efek refrigerasi (ER) sistem dengan kerja (Wk) yang dibutuhkan untuk mengkompresi
refrigeran di kompresor Efek refrigerasi (ER) merupakan selisih dari enthalpi sisi buang (h1)
dengan enthalpi sisi isap (h4) pada evaporator. Sedangkan kerja kompresi (Wk) adalah selisih
dari enthalpi sisi buang (h2) dengan enthalpi sisi isap (h1) pada kompresor. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut: Untuk kerja = Efer Refrigerasi / kerja Kompresor COP = ER / WK
= h1 – h4 / h2 – h1

Gambar 2.16 Konstruksi Freezer dan Cooler


Perhitungan Perpindahan Panas Freezer
Total panas keseluruhan yang diperoleh:
•Panas dari kabin freezer = 165,682W
•Panas dari proses pembekuan air menjadi Es = 9,3037 W
•Panas Panas akibat buka tutup pintu = 12,046 W
•Panas dari lampu = 15,55 W
•Panas dari rak dan cetakan = 0,878 W
•Panas dari beban infiltrasi = 25,60 W
•Total panas = 229,0597 W

Untuk keamanan sistem refrigerasi, diambil faktor koreksi 10%. Hal ini untuk mencegah terjadinya overload bila terjadi
kebocoran yang memungkinkan panas masuk ke dalam sistem. Maka total panas yang harus diserap evaporator sebagai beban pendingin :
Qtotal = total panas (W) + ( 10% x total panas )
= 229,0597 W + ( 10% x 229,0597)
= 251,9656 W
= 0,2519656 kW
Apabila 1TR = 3,5167 kW, maka kapasitas refrigerasi:
1.Hasil Perhitungan Perpindahan Panas untuk Cooler
Total panas keseluruhan yang diperoleh:
•Panas dari kabin cooler = 159,339 W

•Panas dari produk = 0,057 W


•Panas Panas akibat buka tutup pintu = 12,046W
•Panas dari lampu = 15,55 W
•Panas dari rak = 0,603 W
•Panas dari beban infiltrasi = 31,236 W
•Total panas = 218,831 W
Untuk keamanan sistem refrigerasi, diambil factor koreksi 10%. Hal ini untuk mencegah terjadinya
overload bila terjadi kebocoran yang memungkinkan panas masuk kedalam sistem. Maka total panas yang
harus diserap evaporator sebagai beban pendingin
Qtot = 218,831 W + ( 10% x 218,831 W )
= 240,7141 W
= 0,2407141 kW
Apabila 1TR = 3,5 kW,maka kapasitas refrigerasi:
Analisa Termodinamika
 
Proses perpindahan panas pada system ini selalu diiringi dengan perubahan fasa cair menjadi
uap, berarti terjadi proses penyerapan panas dari lingkungan dan perubahan fasa uap menjadi
cair maka terjadi proses pengembunan panas. Proses ini berlangsung secara terus menerus.
Meskipun memiliki cara kerja yang berlawanan, prinsip kerja lemari es masih berhubungan
erat dengan hukum perpindahan kalor. Sebuah lemari es harus melakukan tugas untuk
membalikkan arah normal aliran energi panas. Tugas itu melibatkan penggunaan energi yang
bertujuan untuk memindahkan sesuatu, dan untuk melakukannya sebuah lemari es
membutuhkan energi. Dalam kasus ini, energi itu disediakan oleh listrik.

  Kunci proses kulkas dan sistem bentuk antara cair dan gas. Sebagai cairan,
 
pendingin lain agar dapat bekerja terdapat refrigeran berperan dalam penyerapan

pada refrigeran. Refrigeran ialah zat energi panas dari udara dingin di dalam

semacam Freon yang bertitik didih rendah lemari es untuk diubah menjadi gas.

sehingga dapat memfasilitasi perubahan


Jadi pertama-tama, energi panas ditransfer ke dalam lemari es untuk menjadi cairan dingin yang melewati sebuah mesin
evaporator. Lalu referigeran, yang sudah dibahas sebelumnya, menyerap energi panas agar menjadi lebih hangat lalu
akhirnya berubah bentuk menjadi gas. Gas yang terbentuk sebelumnya, dialirkan melalui compressor agar cairan pendingin
memiliki temperatur yang lebih tinggi.

Refrigeran dengan suhu yang lebih tinggi tersebut selanjutnya mengalir melalui kondensor, dimana terjadi
transfer energi panas ke kumparan pendingin kondensor. Akhirnya, refrigeran tersebut kehilangan energi
panasnya dan berubah menjadi energi dingin kembali, serta mengalami peristiwa kondensasi menjadi cairan.

Selanjutnya refrigeran masuk ke tabung Ekspansi, dimana merupakan tempat yang memiliki ruangan untuk
menyebarkan cairan keluar dalam rangka menurunkan suhu menjadi lebih rendah. Cairan dingin hasil
refrigeran tersebut kemudian mengalir kembali ke evaporator. Selanjutnya siklus itu kembali berulang.
Sekian Terima Gaji

Anda mungkin juga menyukai