Anda di halaman 1dari 16

MODUL 3

PENGEMBANGAN ASESMEN
ALTERNATIF

KELOMPOK 3
1. NUR ANNISA 858300659
2. BUDI MULYANI 858300293
3. HERNITA INDAH 858300444
4. MIRNAWATI 858300372
5. MAHRUNI 858301833
KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep Dasar Asesmen Alternatif

LATAR BELAKANG
Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil
belajar siswa muncul pada Tahun 1980-an, sebagai
akibat banyaknya kritik terhadap asesmen
tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis
(paper and pencil test).
Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara asesmen
tradisional (tes) dengan asesmen alternatif sebagai berikut.

Asesmen tradisional (tes) Asesmen alternatif


Penilaian dilakukan untuk Penilaian dilakukan untuk
menilai kemampuan siswa menilai kualitas produk dan
dalam memberikan jawaban unjuk kerja siswa.
yang benar. Tugas yang diberikan
Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas
berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
kehidupan siswa. Ada integrasi antara
Tes terpisah dari pembelajaran pengetahuan dengan kinerja
yang dilakukan siswa. atau produk yang dihasilkan.
Dapat diskor dengan Sulit diskor dengan reliabilitas
realiabilitas tinggi tinggi.
Hasil tes diberikan dalam Hasil asesmen alternatif
bentuk skor. diberikan dengan bukti kinerja.
Konsep Dasar Asesmen Alternatif

Menurut Hanna (1993) : “Asesmen merupakan


kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil
belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis
tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk
menilai hasil belajar dan perkembangan belajar
siswa”
 Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,
yaitu traditional assessment, performance assessment,
authentic assessment, portfolio assessment,
achievement assessment, dan alternative assessment.
Alternative assessment (asesmen alternatif)
merupakan asesmen yang tidak hanya tergantung
pada tes tertulis. Pada dasarnya asesmen alternatif
merupakan alternatif dari asesmen tradisional
(paper and pencil test). Jadi performance
assessment, authentic assessment, portfolio
assessment, achievement assessment merupakan
kelompok asesmen alternatif.
Landasan Psikologis

Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)


Teori belajar Bruner (1966)
Generative Learning Model dari Osborne dan
Wittrock (1983)
Experiential learning Theory dari C. Rogers (1969)
Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner
(1983)
Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif

Keunggulan asesmen alternatif Kelemahan Asesmen alternatif


 Dapat menilai hasil belajar  Membutuhkan banyak waktu
yang kompleks.  Adanya unsur subjektivitas
 Menyajikan hasil penilaian dalam penskoran
yang lebih hakiki, langsung,  Ketetapan penskoran rendah
dan lengkap.  Tidak tepat untuk kelas besar
 Meningkatkan motivasi siswa.
 Mendorong pembelajaran
dalam siatuasi yang nyata.
 Memberi kesempatan kepada
siswa untuk self evaluation.
 Membantu guru untuk menilai
efektifitas pembelajaran.
 Meningkatkan daya
transferabilitas hasil belajar.
Kegiatan Belajar 2
Bentuk Asesmen Kinerja

A. Tugas (Task)
Computer Tes pilihan
adaptive ganda yang
testing diperluas

Tes uraian Tugas


terbuka individu
Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun
tugas adalah:

mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan


yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut.
merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat
menunjukkan kemampuannya dalam berpikir dan
keterampilan.
menetapkan kriteria keberhasilan.
Kriteria Penilaian (Rubric)
Holistic Rubric Analytic rubric
Rubric yang deskripsi Rubric yang dimensi atau
dimensi kinerjanya aspek-kinerjanya dibuat
dibuat secara umum. lebih rinci, demikian pula
Karena deskripsi deskripsi setiap aspek
kinerjanya dibuat umum kinerjanya. Analitic
maka biasanya holistic rubric tepat digunakan
rubric dapat digunakan untuk menilai kinerja
untuk menilai berbagai tertentu. Dimensi kinerja
jenis kinerja. yang akan dinilai
disesuaikan dengan
kinerja yang akan diukur
Kegiatan Belajar 3
Asesmen Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa) yang dapat


menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
Portfolio is a purposeful collection of student work that tells the story of
student achievement or growth. Portfolios are not folders of all work a
student does. (http://www.smallschoolsproject.org).
Secara lebih rinci karakteristik portofolio adalah:
Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama
antara murid dengan guru.
Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa
tetapi yang terpenting adalah adanya proses seleksi yang dilakukan
berdasar kriteria tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil
karya siswa.
Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu.
Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun
bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.
PERENCANA PELAKSANA PENGUMPUL
AN AN AN BUKTI TAHAP
PORTOFOLI PORTOFOLI PORTOFOLI PENILAIAN
O O O
KEGIATAN BELAJAR 4
PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Konsep Dasar
o
Menurut Krathwohl
r (dalam Gronlund and Linn, 1990),
ranah afektifg terdiri atas lima level yaitu:
vac
h

rn
a
r
a
ct

eai
e
ri
z
a
ti
o
n

rslz
a
eput
coii
en o
id
nn

vi g
BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto,


2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:
Pengamatan langsung,
Wawancara,
Angket atau kuesioner,
Teknik proyektil,
Pengukuran terselubung
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN
AFEKTIF

1. Merumuskan Tujuan Pengukuran Afektif


2. Mencari Definisi Konseptual dari Afektif yang Akan Diukur
3. Menentukan Definisi Operasional dari Setiap Afektif yang
Akan Diukur
4. Menjabarkan Definisi Operasional menjadi Sejumlah
Indikator
5. Menggunakan Indikator sebagai Acuan Menulis Pernyataan
pernyataan dalam Instrumen
6. Meneliti Kembali Setiap Butir Pernyataan
7. Melakukan Uji Coba
8. Menyempurnakan Instrumen
9. Mengadministrasikan Instrumen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai