Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

PENGUKURAN YANG DILAKUKAN PADA PEMETAAN SECARA TERRESTRIS


1. PENGUKURAN GUNA PEMBUATAN KERANGKA DASAR (I.U.Tanah I)
2. PENGUKURAN TITIK-TITIK DETAIL ( I.U.Tanah II )
Secara garis besar pengukuran titik detail dapat dilakukan dengan:
Cara offset
• acuannya : garis ukur
• alat utamanya : pita ukur
Cara tacimetri
• acuannya : titik kerangka dasar
• alat utamanya : teodolit (umumnya teodolit kompas) dan
rambu ukur
Cara grafis
• titik detail diukur dan diplot langsung di lapangan
• menggunakan meja ukur (plane table)

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
PENDAHULUAN
• PENGUMPULAN LAPORAN MODUL 2 DAN 3 DISATUKAN
• DIKUMPULKAN PADA TANGGAL 7 MARET 2013 (KAMIS)
• MAX PADA JAM 23.59 WIB
• JIKA TERLAMBAT MENGUMPULKAN LAPORAN  NILAI 60 TUK SEMUA
ANGGOTA KELOMPOK BERLAKU TUK MODUL 2 DAN 3
• LAPORAN DIKUMPULKAN VIA EMAIL KE: D4RK.FLAMES@YAHOO.COM
• SUBJECT EMAIL: PRAKTIKUM IUT 2_KELOMPOK XX
• NAMA FILE: PRAKTIKUM IUT 2_KELOMPOK XX_MODUL XX, FILE TYPE: PDF
• SCAN PETA HASIL PRAKTIKUM (JANGAN LUPA LAKUKAN KOMPRESI FILE)!
• PETA HASIL PRAKTIKUM DILAMPIRKAN TETAP DALAM UKURAN A3
• RESPONSI TETAP DILAKSANAKAN PADA HARI DAN JAM YANG SAMA
• LOKASI PRAKTIKUM MODUL 2 DAN 3 ADALAH SAMA
• SURAT TUGAS 2 LEMBAR

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Blue flower.jpg
klik
PENDAHULUAN
Cukup Lampirkan surat tugas
dan foto pada saat praktikum (modul 2 dan 3)

Nama anggota kelompok dari kiri ke kanan


Hanya ada satu foto yang dilampirkan per modul

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Pengukuran Titik Detail
Institut Teknologi Bandung MODUL 2 metoda offset
Pengukuran Titik Detail
MODUL 2 metoda offset
Pemetaan Detail Planimetris
Pemetaan hanya untuk detail planimetris (tanpa tinggi)
Biasa dilakukan pada daerah yang relatip kecil dan datar
Metodanya dikenal dengan metoda offset/chain surveying
Alat utamanya: pita ukur
Alat bantunya antara lain prisma (untuk membuat sudut siku-siku, jalon)
Cara pengukurannya :
• metoda siku-siku
• metoda trilaterasi
Pada umumnya kedua metoda digunakan secara bersamaan disesuaikan
dengan kondisi di lapangan.

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
1. Bagaimana membuat garis tegak lurus pada garis ukur dari titik detail, bila
hanya menggunakan pita ukur?
2. Bagaimana membuat garis tegak lurus di satu titik yang terletak pada garis
ukur bila hanya menggunakan pita ukur?
3. Bagaimana menarik garis lurus sejajar dengan garis ukur?
4. Bagaimana memasang titik di sepanjang garis ukur?

Jawaban dari hasil diskusi responsi pada


?
? ?? pertanyaan di atas dimaksudkan untuk
membantu memberikan tips bagi Anda
membuat garis ukur baru

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Garis ukur C

Garis ukur D
Garis ukur B

Garis ukur E

Garis ukur A

Gunakan garis ukur lain (B, C, D, E) untuk BM


mendapatkan proyeksi titik detail yang
tidak terlihat pada garis ukur A
prisma proyek

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
MODUL 2
Millimeterblock A3
Skala 1 : 250
1. Buat frame muka peta
2. Plot titik kerangka dasar
3. Plot titik2 detail lainnya
4. Hub. antar titik agar
membentuk unsur
tertentu sesuai sketsa
5. Buat grid x dan y

Prisma, Unting-unting
Pita ukur, Kaki tiga (2 buah)
Jalon (3 buah)

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
MODUL 2, Millimeterblock A3, Skala 1 : 250, maka 1 cm di peta adalah 2,5 m
Satuan lebar dan panjang pada gambar di bawah adalah cm

Jarak antar Demikian luas yang perlu


grid 5 cm dipetakan adalah 62,5 x 92,5 m2
MODUL 2, Millimeterblock A3, Skala 1 : 250, maka 1 cm di peta adalah 2,5 m

A
Millimeterblock A3

luas yang perlu dipetakan adalah 62,5 x 92,5


m2. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak
selamanya anda harus mendapatkan semua
titik detail yang ada pada luas area yang sudah
disebut di atas. Mungkin bisa jadi pemetaan
dilakukan ‘lebih dari atau kurang dari’ luas
yang sudah diprekirakan tergantung dari lokasi
praktikum.
B
Titik detail A perlu diukur untuk mendapatkan
bentuk bangunan yang utuh. Sedangkan B
tidak, cukup memetakan sebagian sisi jalan.
MODUL 2, Millimeterblock A3, Skala 1 : 250, maka 1 cm di peta adalah 2,5 m
Anda boleh saja memetakan daerah A, B, C, atau D.
dengan syarat 2 titik kerangka (BM) ada pada peta.

A
C

B
D
Atau dengan kata lain,
Anda ‘bebas’ memilih daerah
yang ingin Anda petakan, dengan
syarat 2 BM ada pada peta.
BM

Tentu ‘bebas’ hanya jika dalam


BM praktikum. Jika Anda sudah
melakukan survei, daerah pemetaan
harus sesuai dengan apa yg
dibutuhkan proyek
A. KELOMPOK 7
B. KELOMPOK 3
C. KELOMPOK XX
D. KELOMPOK 6
E. KELOMPOK 10
F. KELOMPOK 8
G. KELOMPOK 5
H. KELOMPOK 12
I. KELOMPOK XX
J. KELOMPOK XX
K. KELOMPOK 14
L. KELOMPOK XX
M. KELOMPOK 1
N. KELOMPOK 9
O. KELOMPOK 2
P. KELOMPOK 15
Q. KELOMPOK 11
R. KELOMPOK XX
S. KELOMPOK 4
T. KELOMPOK 13
TH
X

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Pengukuran Titik Detail
Institut Teknologi Bandung MODUL 3 Plane Table (Cara Grafis)
Pemetaan Cara Grafis
Pada dasarnya, pemetaan dengan metode grafis memiliki konsep yang sama seperti
tachimetri (seperti menggunakan teodolit), hanya alatnya yang berbeda; plane table
dan alidade, Dan pada saat itu juga peta dibuat!

Pemetaan Cara Grafis


Peralatan :
- Meja Gambar + Statip (untuk menggambar)
- Garpu Penegak + Unting-Unting (untuk sentering)
- Nivo Tabung (untuk mendatarkan meja)
- Kompas (untuk orientasi meja)
- Alidade + Mistar Berskala (untuk membidik)
-Target/Rambu (sebagai bidikan)
- Pita ukur

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Alidade :
- Sederhana
- Berteropong
Alidade Sederhana :
- Dengan Pembidik Tetap
- Dengan Pembidik Belakang Yang Bisa Digeser
Alidade Dengan Pembidik Yang Bisa Digeser :
- Berskala
-Mempunyai Lubang Pengintai

Untuk pembuatan kerangka dan pemetaan detail planimetrisnya dapat dilakukan


dengan antara lain metoda poligon (untuk kerangka dasar) dan ikatan ke muka
(untuk detail)

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Bidik
Jarak
Sudut?

BM

Plane table persis diletakkan di tas BM (plane table


pun dapat diletakkan di titik BM lainnya atau titik
bantu yang Anda buat di dekat daerah praktikum) BM
Plane proyek
table

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
1. Interval antara garis tepi luar dan dalam biasanya 2,5 cm dan tebal garis
disesuaikan dengan ukuran pena menurut kebutuhan
2. Grid ditentukan dengan tanda silang ukuran 1 cm dimana setiap perpotongan
garis putus-putus adalah (10 x 10) cm
3. Harga koordinat untuk absis (X) dan Ordinal (Y) merupakan bilangan bulat
kelipatan besaran skala, contoh untuk skala 1 : 1000 ; maka 10 cm = 100m
4. Legenda berisi ; simbol-simbol dan keterangan simbol, arah utara peta, skala
numerik dan skala grafis, sistem proyeksi dan harga koordinat titik kerangka,
serta indek petunjuk lembar peta
5. Kop berisi lambang instansi / sekolah
6. Keterangan berisi; judul gambar, pembuat dan pemeriksa gambar, daerah
administratip gambar, waktu pembuatan dan sebagainya

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
MODUL 2
A3
Skala 1 : 250
1. Buat frame muka peta
2. Plot titik kerangka dasar
3. Plot titik2 detail lainnya
4. Hub. antar titik agar
membentuk unsur
tertentu sesuai sketsa
5. Buat grid x dan y

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
MODUL 2, Millimeterblock A3, Skala 1 : 250, maka 1 cm di peta adalah 2,5 m
Satuan lebar dan panjang pada gambar di bawah adalah cm

Jarak antar Demikian luas yang perlu


grid 5 cm dipetakan adalah 62,5 x 92,5 m2
MODUL 2, Millimeterblock A3, Skala 1 : 250, maka 1 cm di peta adalah 2,5 m

A
A3

luas yang perlu dipetakan adalah 62,5 x 92,5


m2. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak
selamanya anda harus mendapatkan semua
titik detail yang ada pada luas area yang sudah
disebut di atas. Mungkin bisa jadi pemetaan
dilakukan ‘lebih dari atau kurang dari’ luas
yang sudah diprekirakan tergantung dari lokasi
praktikum.
B
Titik detail A perlu diukur untuk mendapatkan
bentuk bangunan yang utuh. Sedangkan B
tidak, cukup memetakan sebagian sisi jalan.
MODUL 3, A3, Skala 1 : 250, maka 1 cm di peta adalah 2,5 m
Anda boleh saja memetakan daerah A, B, C, atau D.
dengan syarat 1 titik kerangka (BM) ada pada peta.

A
C

B
D
Atau dengan kata lain,
Anda ‘bebas’ memilih daerah
yang ingin Anda petakan, dengan
syarat 1 BM ada pada peta.
BM

Tentu ‘bebas’ hanya jika dalam


BM praktikum. Jika Anda sudah
melakukan survei, daerah pemetaan
harus sesuai dengan apa yg
dibutuhkan proyek
Tips untuk memudahkan
pengerjaan praktikum:
1. Scan peta ITB yang telah asisten
berikan minggu lalu
2. Gunakan peta hasil scan sebagai
sketsa pada pengerjaan praktikum
3. Gunakan peta hasil scan sebagai
referensi pemetaan detail
4. Gunakan peta hasil scan sebagai
penentu lokasi praktikum yang
relatif mudah
5. Gunakan peta hasil scan sebagai
penentu perkiraan jumlah titik
detail
6. Karena peta hasil scan memiliki
skala yang cukup kecil, demikian
Anda cukup memetakan unsur2 lain
yang lebih detail (yang belum
terpetakan) pada peta hasil scan
A. KELOMPOK 7
B. KELOMPOK 3
C. KELOMPOK XX
D. KELOMPOK 6
E. KELOMPOK 10
F. KELOMPOK 8
G. KELOMPOK 5
H. KELOMPOK 12
I. KELOMPOK XX
J. KELOMPOK XX
K. KELOMPOK 14
L. KELOMPOK XX
M. KELOMPOK 1
N. KELOMPOK 9
O. KELOMPOK 2
P. KELOMPOK 15
Q. KELOMPOK 11
R. KELOMPOK XX
S. KELOMPOK 4
T. KELOMPOK 13
TH
X

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai