Amanda putri 1522110973. Diana Rosanti 1522110414. Diana risky amanda 152211093 linda anggraini 152211076 Lussy Iskandriani 152211139 Agan Sridewi 1522111365. Lailatul farihah 1522110426. Yulianti 1522110847. Tesa Dwiputri R 152211138 Latar Belakang Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan dan pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Peran Tenaga Kesehatan Pengertian Peran adalah perilaku individu yang diharapkan sesuai dengan posisi yang dimilik Tenaga kesehatan berdasarkan Undang-undang Peran merupakan suatu kegiatan yang Republik Indonesia Tentang Kesehatan No 36 bermanfaat untuk mempelajari interaksi tahun 2014 merupakan setiap orang yang antara individu sebagai pelaku (actors) mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta yang menjalankan berbagai macam peranan memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui di dalam hidupnya, seperti dokter, perawat, pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis bidan atau petugas kesehatan lain yang tertentu yang memerlukan kewenangan dalam mempunyai kewajiban untuk menjalankan melakukan upaya kesehatan. tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya masing-masing (Muzaham, 2007) Macam-macam peran tenaga Kesehatan Menurut Potter dan Perry (2007) macam-macam peran tenaga kesehatan dibagi menjadi beberapa, yaitu : 1. Sebagai komunikator 2. Sebagai motivator Komunikator adalah orang yang memberikan Motivator adalah orang yang memberikan motivasi informasi kepada orang yang menerimanya. kepada orang lain. Sementara motivasi diartikan sebagai Menurut Mundakir (2006). dorongan untuk bertindak agar mencapai suatu tujuan Proses dari interaksi antara komunikator ke tertentu dan hasil dari dorongan tersebut diwujudkan komunikan disebut juga dengan komunikasi. dalam bentuk perilaku yang dilakukan (Notoatmodjo, Sebagai seorang komunikator, tenaga kesehatan 2007). seharusnya memberikan informasi secara jelas Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya sebagai kepada pasien. Pemberian informasi sangat motivator memiliki ciri-ciri yang perlu diketahui, yaitu diperlukan karena komunikasi bermanfaat untuk melakukan pendampingan, menyadarkan, dan memperbaiki kurangnya pengetahuan dan sikap mendorong kelompok untuk mengenali masalah yang masyarakat yang salah terhadap kesehatan dan dihadapi, dan dapat mengembangkan potensinya untuk penyakit. memecahkan masalah tersebut (Novita, 2011). 3. Sebagai fasilitator 4. Sebagai konselor Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kemudahan dalam menyediakan fasilitas bagi orang lain kepada orang lain dalam membuat keputusan atau yang membutuhkan. Peran sebagai seorang fasilitator memecahkan suatu masalah melalui pemahaman dalam pemberian tablet Fe kepada ibu hamil juga harus terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan pada setiap perasaan-perasaan klien (Depkes RI, 2006). kunjungan ke pusat kesehatan. Fasilitator harus terampil Tujuan umum dari pelaksanaan konseling adalah mengintegritaskan tiga hal penting yakni optimalisasi membantu ibu hamil agar mencapai perkembangan fasilitasi, waktu yang disediakan, dan optimalisasi yang optimal dalam menentukan batas-batas potensi partisipasi, sehingga pada saat menjelang batas waktu yang dimiliki, sedangkan secara khusus konseling yang sudah ditetapkan ibu hamil harus diberi kesempatan bertujuan untuk mengarahkan perilaku yang tidak agar siap melanjutkan program konsumsi tablet Fe secara sehat menjadi perilaku sehat, membimbing ibu mandiri (Novita, 2011). hamil belajar membuat keputusan dan membimbing ibu hamil mencegah timbulnya masalah selama proses kehamilan (Mandriwati, 2008). Kebutuhan khusus dengan permasalahan tenaga Kesehatan ( Rontgen, Lab, dll ) 1. Ruangan Rontgen Penggunaan alat sinar x untuk diagnose dan pengobatan memerlukan kehati-hatian karena tingginya resiko bahaya yang dapat di timbulkan dari penggunaannya atau hal lain yang diakibatkan radiasi ionisasi. Semua jaringan pada hewan dan manusia peka terhadap radiasi. Disini ada berbagai reaksi sel yang ditimbulkan, reaksi sel tersebut dibagi menjadi 3 bagian : • Sel mengalami kematian dan menimbulkan gejala seperti erythema. • Sel Kembali sehat dan berfungsi sebagai mana mestinya • Sel tetap rusak dan mengalami kelainan yang dapat mengakibatkan kanker pada si penderita. Penanganannya dapat dilakukan dengan rekoginisi. Rekoginisi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggung jawabkan. 2. Ruang Laboratorium Resiko bahaya sekecil apapun kadarnya, dapat Pencegahannya : Pakai sepatu anti slip, jangan pakai muncul di saat kapan pun, dimanapun, dan sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar, hati-hati dapat menimpa siapapun yang sedang bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan melakukan pekerjaan. Bahaya kerja di licin) atau tidak rata konstruksinya dan pemeliharaan laboratorium dapat berupa bahaya fisik, seperti lantai dan tangga. infeksi, terluka, cidera atau bahkan cacat, serta bahaya Kesehatan mental seperti stress, syok, ketakutan, yang bila intensitasnya meningkat dapat menjadi hilangnya kesadaran (pingsan) bahkan kematian (winarni, 2014). Proses kerja laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu : • Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban Enter title Enter title adalah pasien. • Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban Enter your text here, or Enter your text here, or adalah petugas laboratoriumm paste your text here. itu sendiri. paste your text here. Contoh kecelakaan yang terjadi : Terpeleset, biasanya karena lantai licin, akibat dari terpeleset yaitu : Ringan : memar Berat : fraktur, dislokasi, memar, dan lain-lain. Resiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) Berikut adalah orang yang seharusnya bertanggung bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala jawab terhadap keamanan laboratorium : (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat • Lembaga atau staf laboratorium bertanggung 3 unsur bersama-sama yaitu : oksigen, bahan yang mudah jawab atas fasilitas laboratorium yaitu terbakar dan panas, akibatnya : kelengkapannya, pemeliharaan, dan keamanan • Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari laboratorium. ringan sampai berat. • Dosen atau guru bertanggung jawab dalam • Bahkan kematian memberikan semua petunjuk yang diperlukan • Timbul keracunan akibat kurang hati-hati kepada mahasiswa atau siswa termasuk Pencegahannya : Konstruksi bangunan yang tahan api, didalamnya aspek keamanan. system penyimpanan yang baik dan terhadap bahan- • Mahasiswa atau siswa yang bertanggung jawab bahan yang mudah terbakar, pengawasan terhadap untuk mempelajari aspek Kesehatan dan terjadinya kemungkinan timbulnya kebakaran didalam keselamatan dari bahan-bahan kimia yang leboratorium (Anonim, 2010). berbahaya, baik yang digunakan maupun yang dihasilkan dari suatu reaksi, dan keselamatan diri Teknik dan prosedur yang akan dilakukannya. Dengan demikian mahasiswa atau siswa dapat Menyusun peralatan dan mengikuti prosedur yang seharusnya, sehingga banyak kecelakaan dapat dihindari atau dikurangi. Selain hal diatas dalam pengantar kecelakaan kerja kita harus mengetahui pokok-pokok Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang berguna untuk membantu dalam proses penanganan apabila terjadi kecelakaan dilaboratorium. Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan ke Dokter (Hudori, 2010). Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan Tindakan P3K yaitu : • Jangan panik tidak berarti boleh lamban. • Perhatikan pernafasan korban. • Perhatikan tanda-tanda shock. • Jangan memindahkan korban terburu-buru. Issue Kesehatan lingkungan polusi terhadap kelompok renta Dua kelompok manusia yang paling rentan pertama dan kedua terkena penyakit akibat dari polusi udara, baik yang bersumber dari transportasi, emisi pabrik, maupun kebakaran hutan adalah Anak-anak dan ibu hamil. “Orang yang paling rentan terkena penyakit karena polusi nomor satu itu anak-anak, bisa meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Karena kalau terjadi iritasi, tenggorokan alami peradangan, infeksi, jadi ISPA, itu dampak akut yang paling sering muncul,” kata Ketua Departemen Paru Fakultas Kedokteran UI RSUP Persahabatan DR dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K), FAPSR, FISR saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/2/2019). Dia mencontohkan kasus terjadinya ISPA dalam jumlah besar yang terjadi pada anak-anak saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Riau beberapa tahun silam. Kasus-kasus penyakit yang disebabkan oleh polusi udara cukup tinggi pada populasi yang terpajan. Selain anak-anak, ibu hamil menjadi kelompok paling rentan kedua terkena penyakit karena polusi udara. Selain polusi udara yang bersifat akut pada jangka pendek seperti ISPA, laringitis, faringitis dan lainnya, polutan yang masuk ke tubuh ibu hamil juga bisa memengaruhi kesehatan janin. Sedangkan kelompok rentan ketiga terhadap polusi udara ialah orang-orang yang bekerja di luar ruangan. “Beberapa penelitian kami di RS Persahabatan menunjukan orang-orang yang bekerja di daerah terkena polusi cenderung terjadi penurunan fungsi paru. Seperti penyapu jalan, polisi lalu lintas, petugas jalan tol, penjual koran, terlihat penurunan fungsi paru lebih cepat,” kata Agus. Agus yang juga merupakan Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tersebut menerangkan bahwa polusi udara memiliki dampak jangka pendek atau akut dan jangka panjang atau kronik pada kesehatan. Dampak akut ialah efek buruk terhadap kesehatan yang bisa dirasakan secara langsung oleh seseorang apabila terpajan udara dengan polutan tinggi. Komponen polusi udara baik berupa gas maupun partikel sebagian baser bersifat iritasi atau iritatif, yang bisa mengiritasi mukosa di daerah hidung mata. Oleh karena itu keluhan yang sering timbul seperti mata berair dan gatal, mata merah, hidung gatal dan berair, sakit tenggorokan, berdahak dan menjadi batuk. Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA merupakan kasus penyakit yang paling sering muncul apabila kadar polutan di udara sudah sangat buruk. Namun Agus menerangkan bagi orang yang sebelumnya sudah punya penyakit dasar seperti asma dan penyakit jantung bisa menimbulkan sesak napas. Sementera efek kronik atau jangka panjang baru bisa dirasakan keluhan penyakitnya bila sudah terpajan selama bertahun-tahun. Efek kronik akibat polusi udara terlihat dalam rentang waktu 10 tahun hingga 15 tahun tergantung lamanya waktu dan dan jumlah polusi yang terpajan pada seseorang. Kasus paling banyak akibat pajanan polusi udara secara terus menerus ialah penurunan fungsi paru. Keluhan bisa berlanjut sehingga meningkatkan risiko terjadi asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan bila terus menerus berlanjut bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker seperti kanker paru. Pencegahan dan Penanganan WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian (2 juta di Asia Tenggara) berhubungan dengan polusi udara luar 2. Koordinasi lintas sektoral yang lebih baik termasuk ruangan dan dalam ruangan. Oleh karena itu, penanganan dengan akademisi dan organisasi profesi untuk dan pencegahan polusi udara harus diperhatikan serius, menangani masalah polusi udara seperti kajian dan baik oleh masyarakat maupun pemerintah. penelitian untuk mengetahui sumber-sumber polusi udara di wilayah perkotaan (emissions inventory), Berikut ini saran dari PDPI terhadap pemerintah dalam kajian untuk menilai dampak kesehatan polusi udara upaya pencegahan dan penanganan polusi udara: pada masyarakat dan upaya-upaya untuk mengatasi 1. Membuat undang-undang dan peraturan masalah polusi udara secara lintas sektoral. yang baik tentang pengendalian polusi udara 3. Melakukan upaya-upaya memperbaiki kualitas udara seperti peraturan standar baku mutu udara dengan berbagai langkah untuk ambien yang sesuai standar WHO dan mengurangi/menurunkan polusi udara seperti peraturan menyangkut penggunaan bahan menggaiakkan dan menerapkan uji emisi kendaraan bakar kendaraan sesuai standar, peraturan bermotor yang memasuki wilayah perkotaan terutama tentang uji emisi kendaraan bermotor, untuk kendaraan umum atau kendaraan angkutan peraturan untuk mengurangi emisi polusi barang dan melaksanakan pemantauan emisi polusi udara dari industri, dan lain-lain. udara dari industri dan memberikan hukuman tegas bagi industri tidak ramah lingkungan. Peran tenaga Kesehatan
1. Peran dan fungsi bidan ini bisa menjadi sarana untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat yang semakin baik. Bukan hanya itu, melalui peran dan fungsi tersebut, bidan sebagai petugas kesehatan bisa mengembangkan ilmu dan teknologi yang ada untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. 2. Bidan dapat Memberikan asuhan kebidanan pada kondisi rentan seperti anak dan ibu hamil yang mengalami resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama. 3. Bidan melakukan deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan, meminimalkan kecacatan, memulihan kesehatan (rehabilitasi), serta kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat. THANK YOU