Anda di halaman 1dari 16

3.

3 ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI


1. Trauma benda tumpul
Echimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis trauma tumpul.Pasien
membutuhkan evaluasi biomikroskopik dan pemeriksaan fundus dengan pupil yang
dilebarkan untuk menyingkirkan permasalahan yang terkait kelainan intraokular. CT
scan di perlukan untuk mengetahui adanya fraktur.
Ekimosis dan edema palpebra akibat trauma tumpul
Trauma Benda Tajam
Secara umum,penanganan trauma tajam palpebra tergantung kedalaman
dan lokasi cedera
• Laserasi yang tidak melibatkan margo palpebra
• Laserasi pada margo palpebra
Laserasi yang tidak melibatkan margo palpebra

Laserasi pada palpebra superficial hanya


terdapat pada kulit dan otot orbicularis
biasanya hanya memerlukan jahitan pada
kulitnya saja. Untuk menghindari sikatrik
yang tidak di kehendaki,harus mengikuti
prinsip dasar tindakan bedah plastik. Hal ini
termasuk debridemant luka yang sifatnya
konservatif, menggunakan benang dengan
ukuran yang kecil. Menyatukan tepi luka
sesegera mungkin dan melakukan
pengangkatan jahitan
LASERASI PADA MARGO PALPEBRA

Laserasi pada margo


palpebra memerlukan jahitan
untuk menghindari tepi luka yang
tidak baik. Banyak teknik–teknik
sudah diperkenalkan tapi pada
prinsip pentingnya adalah
aproksimasi tarsal harus dibuat
dalam garis lurus.
GIGITAN ANJING DAN MANUSIA

• Robekan dan trauma remuk terjadi


sekunder dari gigitan anjing atau
manusia. Laserasi palpebra pada
sebagian kulit luar dan kulit secara
menyeluruh, avulsi kantus, laserasi
kanalikulus paling sering terjadi. Trauma
pada wajah dan intracranial mungkin
dapat terjadi terutama pada bayi.
• Irigasi dan penutupan luka secara dini
harus segera dilakukan dan
kemungkinan terjadinya tetanus dan
rabies harus dipikirkan serta
memerlukan observasi,
direkomendasikan untuk pemberian
antibiotik
LUKA BAKAR PADA PALPEBRA

• Pada umumnya luka bakar pada palpebra terjadi pada pasien-pasien yang
mengalami luka bakar yang luas.
• Sering terjadi pada pasien dengan keadaan setengah sadar atau di bawah
pengaruh sedatif yang berat dan memerlukan perlindungan pada mata untuk
mencegah ekspose kornea,ulserasi dan infeksi
• Pemberian antibiotik tetes dan salep serta pelembab
• Evaluasi secara rutin pada palpebra merupakan penanganan dini pada
pasien-pasien tersebut
3.4 TATALAKSANA
 Evaluasi Praoperative dan Pendekatan Diagnostik
a. Stabilisasi Sistemik
b. Pemeriksaan Oftalmologi → Untuk menilai ketajaman visual
c. Evaluasi Lab dan Radiografi → Darah lengkap, faal hemostasis,
pemeriksaan bahan kimia, foto rontgen kepala, USG mata, dan CT scan
d. Profilaksis Infeksi → Pada kasus gigitan baik oleh karena hewan atau
manusia, pasien harus dievaluasi riwayat imunisasi.
• Pada kasus gigitan anjing: evaluasi apakah ada infeksi rabies
• Pada kasus gigitan / cakaran kucing: penisilin VK 500mg selama 5-7 hari.
• Pada kasus gigitan manusia juga diberikan penisilin.
 Rekonstruksi Palpebra
1. Partial-Thickness Eyelid Injuries
Laserasi kelopak mata dangkal yang tidak melibatkan
margin palpebra dan yang sejajar dengan garis kulit dapat
distabilkan dengan skin tape. Menggunakan benang ukuran
6-0 atau 7-0 yang absorbable atau nonabsorbable.
2. Eyelid Margin Lacerations
Perbaikan dimulai dengan penempatan benang 6-0 pada bidang
kelenjar meibom di margin palpebra, kira-kira 2mm dari tepi luka dan
dengan kedalaman 2mm, menggunakan benang absorbable.
A. Tepi dari palpebra, jahit dengan jahitan matras
vertikal, benang melewati orificium kelenjar meibom.
B. Jahitan plat tarsal dengan 2 atau 3 jahitan terputus.
C. Jahitan pada tepi palpebra dengan matras vertical.
D. Pentupan kulit
3. Eyelid Injuries with Tissue Loss
Dalam evaluasi pasien sangat penting untuk menentukan berapa
besar kelopak mata yang tidak ada serta berapa banyak lapisan kelopak
mata yang hilang.
4. Full-Thickness Eyelid Lacerations
Pada penanganan cedera ini memerlukan pemeriksaan lapis demi
lapis pada luka untuk menilai integritas dari septum orbita, otot levator
dan aponeurosis levator, konjungtiva, otot rektus, dan bola mata.

Tenzel flap Cutler-Beard flap.


5. Cedera pada Sistem Lakrimalis
Silicone tube halus (stent) diletakkan di saluran lakrimalis untuk
menjaga bukaan pada sistem drainase air mata. Stent ini kemudian
akan dilepas.
Jika operasi ini tidak sepenuhnya berhasil gejala dapat diselesaikan
dengan menggunakan sebuah tabung Jones Lester.

• Gambar 1.10 Penggunaan Lester Jones Tube

Anda mungkin juga menyukai