SISTEM TRANSPORTASI
DAN KONSUMSI BBM
1. Panjang jalan
2. Kondisi jalan (baik, sedang, rusak, sangat rusak)
3. Angkutan barang (truk)
4. Kendaraan angkutan umum (bus dan MPU)
5. Panjang trayek angkutan umum
6. Kendaraan pribadi (Bus, Mobil penumpang, sepeda motor)
Tipologi Kota, dengan variabel :
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Konsumsi BBM
Tipologi Kota (jumlah penduduk, luas netto,
(premium, solar, dan total) kepadatan penduduk netto, PDRB) dan
Variabel Terikat = y
y1 : Premium, y2 : solar, y3 : total Sistem Transportasi (panjang jalan, jumlah
Variabel Bebas = X angkutan umum, jumlah kendaraan pribadi,
X1, X2, X3 jumlah angkutan barang, panjang jalan
Contoh berdasarkan kondisi
Konstanta
jalan/baik/sedang/rusak/sangat rusak).
y = A0 + A1X1 + A2X2 + A3X3
1
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Nilai hubungan korelasi dibagi menjadi 5 (lima) dengan interval nilai
sebagai berikut (lihat pelajaran Statistik):
Premium Solar
Solar 0,951 1
Total BBM 1,00 0,975
Sumber: Hasil Analisis, 2010
Sebelum menentukan
Variabel tipologi
UJI KORELASI TERHADAP
VARIABEL MEMPUNYAI KORELASI Agar tidak KOLINIERITAS
KUAT
1. Jumlah penduduk
2. Luas daerah terbangun (netto) : karena tipologi kota dan sistem transportasi kota
lebih banyak berada di daerah terbangun dibandingkan dengan daerah yang tidak
terbangun.
4. PDRB : karena agregatnya dinilai dari harga berlaku pada masing-masing tahunnya,
pada saat produksi dan biaya antara maupun pada penilaian pengeluaran PDRB
Korelasi antarvariabel menunjukkan ada hubungan antara variabel dengan
variabel lainnya. Hubungan antarvariabel sistem transportasi menunjukkan
bahwa tidak semua variabel mempunyai hubungan yang erat (Mudjiastuti,
2011)
Gambar 4.4 Distribusi BBM (C19), Solar (C20), Gambar 4.5 Distribusi BBM (C19), Solar (C20),
Total (C22), Kota Sedang Total (C22), Kota Besar
Dari Gambar 4.2 sampai Gambar 4.5 menunjukkan
data BBM Premium, solar dan total seluruh kota,
premium kota metropolitan, premium dan total kota
sedang menunjukkan distribusi tidak normal ( <
0,005)
KETERANGAN