Oleh
Ahmad Hakim Bintang Kuncoro, S.T., M.Eng.
Pendahuluan
• Pengisian pasir untuk perlindungan pantai
• Menyediakan sejumlah pasir untuk dibawa arus
• Menyediakan cadangan pasir yang sewaktu dibutuhkan dapat
diambil oleh arus laut
• Pengisian pasir untuk pantai pasir buatan
• Pengisian pasir untuk membuat pantai pasir yang akan diperlukan
untuk kegiatan pariwisata
Pengisian pasir untuk perlindungan
pantai
• Sand by
passing
• Bagian-
bagian
konstruksi:
• Pompa
• Bangunan
pengendali
pasir, dapat
berupa
Jetty dan
atau krib
sejajar
pantai
Pengisian pasir untuk pantai pasir
buatan
• Bagian-bagian konstruksi pantai pasir buatan:
• Lahan reklamasi hasil pengisian pasir
• Bangunan pelindung pasir:
• Groin, Jetty
• Krib sejajar pantai
Contoh pantai pasir buatan
Contoh pantai pasir buatan
Contoh pantai pasir buatan
Pertimbangan pekerjaan pengisian
pasir
• Pantai pasir buatan
• Untuk memperluas, atau
memperlebar pantai pasir yang ada
• Untuk menyediakan area bermain
pasir ditepi pantai yang memenuhi
persyaratan kesehatan
• Sand by passing
• Untuk menjaga lingkungan, agar
tidak mengganggu arus sedimen
menyusur pantai yang ada
• Karena biaya tinggi, maka hanya
dilakukan kalau benefit yang
didapatkan dapat menutup biaya O
&M
Muka air laut rencana
DWL = (HWS atau HHWL) + (SS atau WS) + SLR
Keterangan:
DWL = Design Water Level (m)
HWS = High Water Spring (m)
SS = Storm Surge (m)
WS = Wind Set-up (m)
SLR = Sea Level Rise (m)
Muka air laut rencana
Tata letak pengisian pasir
Pantai buatan dengan perlindungan
Jetty
Krib sejajar pantai (tombolo)
Krib sejajar pantai (salient)
Elevasi timbunan pasir
F
Material pasir urug pantai pasir
buatan
• Diameter pasir urug (d50)
diusahakan sama atau lebih
besar dari pasir asli
• Agar supaya pasir tidak
mengotori pakaian dan badan,
diusahakan ukuran pasir relatif
seragam dan tidak terlalu
banyak butiran yang berukuran
kecil
• Dipilih warna pasir yang disukai
oleh wisatawan yang
berkunjung, misalnya warna
putih keabu-abuan, atau warna
coklat sangat muda
Landai pengisian pasir
(Ru)
m
Landai pantai vs diameter pasir
Kemiringan pantai vs Ho/ωT
Pedoman untuk menentukan landai seimbang
(equilibrium) pantai pasir buatan
Zona pergerakan material
• Litoral zone adalah perairan antara garis
pantai sampai kedalaman d1. Pada
daerah ini terjadi gerakan material
sangat intensif dan signifikan, baik
longshore transport ataupun crossshore
transport
• Shoal zone adalah perairan dari
kedalaman d1 sampai kedalaman di .
Pada daerah ini terjadi gerakan material
cross shore transport yang cukup
signifikan. Gelombang sudah tidak
begitu berpengaruh pada gerakan
material dasar, sehingga daerah ini
terjadi proses pendangkalan
• Offshore zone adalah perairan dari
kedalaman di ke arah laut dalam. Pada
daerah ini gerakan gelombang sudah
tidak berpengaruh pada material dasar
Zona pergerakan material
Bangunan pelindung
• Groin, Jetty
• Panjang minimum groin harus mampu melindungi lahan hasil
pengurugan pasir (reklamasi)
• Panjang groin harus didasarkan pada kemiringan pantai pasir
yang akan terjadi
• Apabila ujung groin belum mencapai daerah shoal zone, maka
kemungkinan pasir akan terbawa ke offshore saat badai
A B C
Daratan
Lautan
Potongan Z-Z
Groin, Jetty
Daratan
Lautan
Bangunan pelindung
Krib sejajar pantai
Bangunan pelindung pantai
• Ada 3 kelompok klasifikasi bangunan
pantai, yaitu:
• Pertama, konstruksi yang dibangun di pantai
(menyatu/menempel) dan sejajar dengan garis
pantai,
• Kedua, konstruksi yang dibangun kira-kira
tegak lurus pantai dan sambung ke pantai,
• Ketiga, konstruksi yang dibangun di lepas
pantai dan kira-kira sejajar dengan garis
pantai.
Bentuk bangunan pelindung pantai
(miring & tegak)
Revetment