dan KONVENSIONAL
KELOMPOK : 1.Fera Nurul K
2.Ilham Afif N
3.Muhammad Adnan R
4.Nanang S
5.Tyas Dyah A
Prinsip-Prinsip ASURANSI
Prinsip-prinsip Hukum Asuransi SyariahAntara lain :
- Principle of Insurable Interest (Prinsip Kepentingan yang
Dipertanggungkan)
- Principle of Utmost Good Faith(Prinsip Kejujuran Sempurna)
- Principle of Indemnity (Prinsip Indemnitas)
- Principle of Subrogation (Prinsip Subrogasi)
- Principle of Contribution (Prinsip Kontribusi)
- Principle Proximate Cause (Prinsip Kausa Proksimal)
Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency
Ministry of Finance LOGO
Pengertian Asuransi
Tujuan :
Tujuan Berdirinya Asuransi
SyariahMemberikan jaminan
perlindungan dari risiko-risiko kerugian
yang diderita satu pihak.Meningkatkan
efisiensi, karena tidak perlu secara
khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan
perlindungan yang memakan banyak
tenaga, waktu dan biaya.
01 Penanggung
Klaim
Satu atau lebih perusahaan
Sejumlah pembayaran/penggantian
asuransi yang akan
dari pihak penanggung (perusahaan
memberikan ganti rugi
asuransi) kepada pihak pemegang
polis / yang ditunjuk, akibat timbulnya 05 kepada tertanggung atas
kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau
02 kerugian yang dideritanya
sesuai dengan polis yang
diterbitkannya.
tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang diderita tertanggung atau
meninggalnya seseorang, sesuai
dengan syarat-syarat yang disepakati
di dalam polis. Tertanggung
Orang atau badan hukum
04 03 yang memiliki kepentingan
keuangan terhadap obyek
yang dipertanggungkan
Premi sehingga ia memiliki hak
Pertanggungan
1. Asuransi Jiwa => obyek
Kepesertaan
01 02
pertanggungan
meninggal/hidupnya
1. Asuransi Wajib (Asuransi seseorang.
Sosial). Contoh: Kecelakaan
Contoh: asuransi kematian,
Penumpang (Jasa Raharja), asuransi kecelakaan diri, &
BPJS asuransi kesehatan.
2. Asuransi Sukarela. Contoh:
Asuransi Pendidikan, Sifat Obyek 2. Asuransi Umum/Kerugian =>
obyek pertanggungan
Asuransi Rumah, dll
harta/hak atau milik
Contoh: asuransi kebakaran,
asuransi kendaraan
bermotor, asuransi
pengangkutan barang
Prinsip Operasional
03
1. Asuransi Syari’ah
Sistem operasional
berdasar prinsip syari’ah
akad tabaru’. Bersifat
pendistribusian resiko.
2. Asuransi Konvensional
Prinsip
Operasional dengn sistem
konvensional dengan prinsip
pengalihan resiko
Manfaat Asuransi
Mengurangi beban
keuangan akibat
timbulnya kerugian
Salah satu media untuk
berinvestasi dan media
untuk saling tolong
menolong
Menyediakan dana
apabila terjadi
musibah.
Menciptakan ketenangan
untuk berusaha/bekerja.
Mengurangi
ketidakpastian resiko.
PENGERTIAN ASURANSI
UU No. 2 tahun 1992:
Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
QS Al-Hasyr : 18
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk
hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
B. Hukum Operasional
1. Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman
Umum Asuransi Syari’ah.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor
Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan
Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Asuransi dan
Reasuransi dengan prinsip Syari’ah.