0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan40 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat, termasuk fungsi, jenis, dan pengolahan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna seperti monosakarida dan disakarida, serta karbohidrat yang tidak dapat dicerna seperti serat pangan. Proses seperti pemanasan dapat mempengaruhi nilai cerna karbohidrat kompleks seperti pati.
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat, termasuk fungsi, jenis, dan pengolahan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna seperti monosakarida dan disakarida, serta karbohidrat yang tidak dapat dicerna seperti serat pangan. Proses seperti pemanasan dapat mempengaruhi nilai cerna karbohidrat kompleks seperti pati.
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat, termasuk fungsi, jenis, dan pengolahan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna seperti monosakarida dan disakarida, serta karbohidrat yang tidak dapat dicerna seperti serat pangan. Proses seperti pemanasan dapat mempengaruhi nilai cerna karbohidrat kompleks seperti pati.
Dari segi gizi: Dapat dicerna; ▪ Disakarida ▪ polisakarida Tidak dapat dicerna; ▪ Polisakarida; sellulosa, hemiselulosa, lignin pektin ( serat makanan) ▪ Olisakarida penyebab flatulensi; stakiosa, rafinosa, verbaskosa
04/26/22 Kesuma Sayuti 2
1. Fungsi KH dalam Tubuh Sumber energi Melancarkan peristaltik saluran pencernaan Komponen struktural ▪ membrane sel, ▪ Glikoprotein ▪ Dinding sel ▪ Selulosa, hemiselulosa Cadangan makanan, ▪ Glikogen dan pati
04/26/22 Kesuma Sayuti 3
1. Organoleptik (Cita rasa) Bentuk, tekstur, warna, rasa, aroma yg disukai konsumen (akibat pengolahan) 2. Pengawet Sifat KH, melalui proses pengolahan maupun tanpa pengolahan
04/26/22 Kesuma Sayuti 4
Rasa manis, krn mono dan di Sukrosa =100, fruktosa 173, glukosa=74,galaktosa=32, maltosa=32, laktosa=16
04/26/22 Kesuma Sayuti 5
Fermentasi Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkanetanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Terbentuk asam, alkohol dan CO2 Proses fermentasi menghasilkan alkohol, karbondioksida dan energi (ATP). C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + Energi
04/26/22 Kesuma Sayuti 6
Bila suatu larutan sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat, demikian juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur..
04/26/22 Kesuma Sayuti 7
Titik lebur sukrosa adalah 160oC. Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 170oC, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa. Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atau terpecah-pecah tidak diketahui pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap-tahap seperti berikut: Mula-mula setiap molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah fruktosan (Fruktosa yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga terjadilah glukosan, suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan dan dehidrasi diikuti dengan polimerisasi, dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut
04/26/22 Kesuma Sayuti 8
Proses yang terjadi pada reaksi Maillard: a. Gugus karbonil dari gula bereaksi dengan gugus amino menghasilkan N-glikosamin dan air. b. Gugus glikosamin yang tidak stabil mengalami pengaturan kembali membentuk ketosamin c. Selanjutnya ketosamin dapat mengalami proses lebih lanjut: – Memproduksi air dan redukton – Membentuk diasetil, aspirin, pyruvaldehyde dan bentuk ikatan hidrolitik rantai pendek lainnya. – Membentuk polimer nitrogen berwarna coklat (melanoidism).
04/26/22 Kesuma Sayuti 9
Oligosakarida: mengandung ikatan alpha- galaktosida(C1,6), timbul flatulensi Tak dpt dicerna Dicerna olh bakteri; CO2, H2, CH3, pH rendh Sakit kepala, pusing, turun konsentrasi, diare Banyak dlm biji2an, verbaskosa, stakiosa, rafinosa, yang mempunyai ikatan “alfa-galakto- glukosa dan alfa-galakto-galaktosa”
04/26/22 Kesuma Sayuti 10
Upaya menurunkan kadar oligosakarida dari kacang2an Perendaman yang diikuti dengan perkecambahan atau fermentasi
04/26/22 Kesuma Sayuti 11
Ditinjau dari nilai gizinya, karbohidrat dalam bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:karbohidrat yang dapat dicerna, yaitu monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa dsb); disakarida (sukrosa, maltosa,laktosa) serta pati;. karbohidrat yang tidak dapat dicerna, seperti oligosakarida penyebab flatulensi (stakiosa, rafinosa dan verbaskosa) serta serat pangan (dietary fiber) yang terdiri dari selulosa, pektin, hemiselulosa, gum dan lignin.
04/26/22 Kesuma Sayuti 12
umumnya terkait dengan terjadinya hidrolisis. Sebagai contoh, pemanasan akan menyebabkan gelatinisasi pati yang akan meningkatkan nilai cernanya. Sebaliknya, peranan karbohidrat sederhana dan kompleks dalam reaksi Maillard dapat menurunkan ketersediaan karbohidrat dalam produk- produk hasil pemansan.
04/26/22 Kesuma Sayuti 13
diketahui dapat mempengaruhi struktur fisik granula pati metah, membuatnya kurang kristalin, lebih larut air dan mudah terhidrolisis oleh enzim. Proses tersebut dikenal dengan istilah pemasakan atau gelatinisasi
04/26/22 Kesuma Sayuti 14
Melalui penellitian lain dilaporkan bahwa beberapa hasil hidrolisis pati dihasilkan selama proses ekstrusi. Adanya mono- dan oligosakarida, seperti glukosa, fruktosa, melibiosa, maltosa dan maltriosa membuktikan bahwa polisakarida didegradasi selama proses ekstrusi
04/26/22 Kesuma Sayuti 15
Karena kondisi kelembaban rendah pada ektruder, gelatinisasi secara tradisional yang melibatkan perobekan (swelling) dan hidrasi granula pati tidak terjadi. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengukur hidrolisis tepung dan pati gandum secara in vitro menggunakan alfa-amilase saliva dan secara in vivo dengan mengukur tingkat glukosa plasma dan insulin tikus percobaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses ekstrusi membuat pati lebih peka terhadap alfa-amilase bila dibandingkan dengan perebusan. 04/26/22 Kesuma Sayuti 16 Jumlah yg diproduksi pankreas tergtg pd umur Konsumsi 10-15% kh dr total kalori dpt dicerna dg baik, pd batita. Diatas itu diare. Anti amilase ada pd kacang2an, Sagu dan aren sering mengandung tanin, anti amilase.
04/26/22 Kesuma Sayuti 17
Hidrolisa pati mebtk glukosa 80% btk glukosa, bbrp fruktosa ketika diserap. Transpor aktif menggnakan natrium Carrier protein scr spesifik mengikat glukosa n ion natrium Penyimpanan Glukosa dirbh jd glikogen di liver dan otot Glukosa drbh jd lemak di liver & sel lemak dan disimpan di jaringan adiposa
04/26/22 Kesuma Sayuti 18
Ketidakseimbangan konsumsi dan kebutuhan energi KEP (PEM=Protein Energy Malnutrition) Kegemukan(Obesitas) Gangguan Metabolisme KH Diabetes mellitus Lactose intolerance Kurang konsumsi serat
04/26/22 Kesuma Sayuti 19
Balita Marasmus, def energi menonjol Gejala sangat kurus, Tulang dibalut kulit, BB 60% BB ideal, muka berkerut, apatis Kwashiorkor, def protein menonjol Rambut kepala halus,jarang, wana merah dan kusam, kalau dicabut sering tidak terasa, apatis, oedema, masih lemak dibawah kulit. BB tdk menurun secara nyata.
04/26/22 Kesuma Sayuti 20
04/26/22 Kesuma Sayuti 21 04/26/22 Kesuma Sayuti 22 04/26/22 Kesuma Sayuti 23 04/26/22 Kesuma Sayuti 24 Laki, > 15% dari BB ideal wanita, >20% dari BB ideal Meningkatkan prevalensi kardiovaskuler spt diabetes, life span turun BB(kg)= [{TB(cm) –100} –10%] ± 10% Akibat, banyak makan dan/atau kurang serat dlm makanan
Serat makanan adalah senyawa yang tidak dapat dicerna serta hasil fermentasinya tidak dapat digunakan oleh tubuh. Mampu mengikat air Mempengaruhi mikroflora usus Mengurangi waktu transit makanan di usus
04/26/22 Kesuma Sayuti 27
Komponen tertentu dalam makanan bersifat karsinogen Mikroba dapat bereaksi dgn makanan di usus dan mengubahnya menjadi senyawa karsinogenik, Jika senyawa tsb kontak dgn dinding usus merangsang kanker
04/26/22 Kesuma Sayuti 28
Serat mengikat air, akibatnya massa sisa makanan menjadi besar dan merangsang peristaltik usus mengakibatkan BAB lancar; shg kontak karsinogenik dlm sisa makanan dg dinding usus menjadi semakin pendek Air yang tinggi, konsentrasi karsinogenik menjadi rendah. Mikroflora yg berobah mengakibatkan produksi karsinogenik dihambat.
04/26/22 Kesuma Sayuti 29
Penyakit Divertikular: benjolan dan luka pada dinding usus Akibat feses yang kecil dan keras, disertai tekanan yang tinggi pada permukaan usus.
04/26/22 Kesuma Sayuti 30
Kolesterol yg tinggi Akibat tinggi konsumsi zat gizi makro Bbrp komponen serat makanan mampu mengikat asam empedu, kmd dikeluarkan melalui feses Pektin dan gum lebih efektif dibandingkan sellulosa dan dedak gandum.
04/26/22 Kesuma Sayuti 31
Suplemen pd ransum Kolesterol plasma (mg/100 ml)
1 % kolesterol 128
1 % kolesterol + 5 % pektin 91
04/26/22 Kesuma Sayuti 32
Memp ketersediaan vit larut lmk terutm Vit D, E Diduga krn ada pengaruh serat makanan dgn cairan empedu; as empedu ptg dlm metabolisme lemak Aktivitas bbrp enzim protease (pengikatan olh serat makanan)
04/26/22 Kesuma Sayuti 33
Prinsip: Pati di hidrolisis oleh enzim alfa- amilase. Kmd maltosa yg dihslkan diukur jumlahnya menggunakan spektrofotometer setelah direaksikan dg asam dinitrosalisilat. Daya cerna pati sampel dihitung sbg persentase relatif terhadap pati murni. Daya cerna=(kdr maltosa sampel setlh reaksi enzim/kdr maltosa pati murni setlh reaksi enzim) x 100
04/26/22 Kesuma Sayuti 34
Prinsip : aktifitas anti-amilase berdasarkan daya penghambatan thd aktivitas enzim alfa- amilase dlm menghirolisa pati.
04/26/22 Kesuma Sayuti 35
Prinsip: Oligosakarida penyebab flatulensi dipisahkan menggunakan kromatografi kertas. sedangkan jumlahnya dpt dihitung dg cara membandingkan luas spot yg terbtk atau konsentrasinya terhadap standar oligisakarida murni.
04/26/22 Kesuma Sayuti 36
Prinsip: Serat kasar adalah residu bahan pertanian setelah diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih.
04/26/22 Kesuma Sayuti 37
Dgn menggunakan deterjen netral Prinsip: menghitung komponen struktural dinding sel, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin Menggunakan enzim Prinsip: menggunakan pepsin dan pankreatin utk mencerna sampel. Serat makanan adalah residu yg tdk tercerna olh enzim tsb ( pektin)
04/26/22 Kesuma Sayuti 38
Prinsip: Aktivitas enzim proteolitik diukur berdasarkan kemampuannya menghidrolisis substrat sintetik dengan menggunakan spektrofotometer. Penurunan aktivitas enzim akibat adanya serat makanan dihitung sbg persentase dari aktifitas semula (tanpa adanya serat)
04/26/22 Kesuma Sayuti 39
Menggunakan hewan percobaan. Komposisi ransum yg digunakan sama dgn penentuan PER. Sumber protein adalah kasein atau susu skim. Serat makanan yg digunakan berupa selulosa murni, pektin dan dedak pati; sekitar 5%