Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 2

Gagal ginjal kronik


■ KASUS
Klien datang dari IGD pada tanggal 13 April 2015 pkl 22.30 WIB dengan
keluhan sesak nafas pada malam hari. Klien juga mengalami bengkak pada
kedua kakinya, penembahan berat badan dengan cepat dari 58- 68 kg ,klien
mengatakan takut, khawatir dengan kondisinya dan merasa lemah, letih, tidak
selera makan , demam , kulit gatal, mual, sakit kepala, susah buang air kecil ,
nyeri pada panggul, kaki, dan lesu. Selama di IGD klien mendapat tindakan
pemasangan infuse dextrose 50% dengan tetesan 10 tetes per menit, pemberian
oksigen 3liter per menit, injeksi ranitidin 50mg iv dan dilakukan pemeriksaan
darah lengkap, ureum, kreatinin, dan elektrolit. Klien pernah dirawat di RS
sebelumnya karena penyakit yang sama. Klien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes
Mellitus.
Klien sudah melakukan hemodialisa rutin setiap hari senin dan kamis selama 1
tahun. Pada tanggal 13 April 2015 klien melakukan hemodialisa namun tidak
selesai karena kondisi pasien menurun. Kemudian pasien dibawa pulang dan
direncanakan hemodialisa pada tanggal 20 April 2015.
■ PENGKAJIAN
■ Identitas
■ Identitas Pasien
■ Nama : NY. S
■ Umur : 40 Tahun
■ Jenis Kelamin : Laki-Laki
■ Agama : Islam
■ Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
■ Status Pernikahan : Menikah
■ Pendidikan : SD
■ Pekerjaan : Swasta
■ Alamat : Pangebatan rt 02 rw 07
■ Nomor RM : 879679
■ Tanggal MRS : 13 April 2015
■ Tanggal Pengkajian : 14 April 2015
■ Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik
■ Penanggung Jawab
■ Nama : Tn. A
■ Umur : 45 Tahun
■ Jenis Kelamin : Laki-Laki
■ Alamat :Pangebatan rt 02 rw 07 Karanglewas
■ Pekerjaan : Swasta
■ Hubungan dengan pasien : Suami
■ Keluhan Utama
■ Pasien mengatakan khawatir karena sesak nafas yang semakin parah.
■ Riwayat Penyakit Sekarang
■ Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 13 April 2016 dengan keluhan sesak napas yang
semakin parah, menyebabkan pasien dan keluarga khawatir dengan kondisi pasien saat ini.
Keluhan tambahan pasien mengatakan tidak nafsu makan, lemas dan letih. Sekarang pasien
dirawat di Rumah Sakit Margono Soekarjo dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik.
■ Riwayat Kesehatan Masa Lalu
■ Penyakit yang pernah dialami dan pengobatan/tindakan yang dilakukan.
■ Pasien mengalami penyakit gagal ginjal kronik karena hipertensi yang di deritanya selama 2 tahun yang lalu akibat pola makan yang terlalu banyak
mengandung garam dan sekarang pasien melakukan hemodialisa rutin setiap hari senin dan kamis.
■ Pernah dirawat/dioperasi. Lamanya dirawat
■ Pasien mengatakan pernah dirawat di RS Margono selama 5hari.
■ Penggunaan obat
■ Dextrose 50% 10 tpm
■ Ranitidin 2 x 50 mg IV
■ Furosemid 3 x 10 mg IV
■ Amlodipin 3 x 10 mg tablet
■ Kalsium karbonat 3 x 500 mg tablet
■ Oksigen 3L/mnt
■ Alergi
■ Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat ataupun makanan
■ Status imunisasi
■ Pasien mengatakan telah di imunisasi lengkap
■ Riwayat kehamilan dan persalinan
■  
■ Alergi
■ Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat ataupun makanan
■ Status imunisasi
■ Pasien mengatakan telah di imunisasi lengkap
■ Riwayat kehamilan dan persalinan
■  
■ Riwayat Kesehatan Keluarga
■ Orang tua
■ -
■ Saudara kandung
■ -
■ Penyakit keturunan yang ada
■ -
■ Anggota keluarga yang meninggal
■ -
■ Penyebab meninggal
■ Riwayat Psikososial
■ Bahasa yang digunakan
■ Pasien menggunakan bahasa indonesia dan jawa
■ Persepsi pasien tentang penyakitnya
■ Pasien mengatakan takut dengan penyakitnya dan ingin segera sembuh
■ Konsep diri :
■ Body image : Pasien menerima kondisinya saat ini dan bersyukur kepada Tuhan karena telah
diberi umur panjang.
■ Ideal diri : Pasien berkeinginan agar anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan memiliki
pekerjaan yang mapan.
■ Harga diri : Pasien merasa dihargai dan dihormati oleh keluarganya.
■ Peran diri : Pasien berperan sebagai seorang ibu
■ Personal identity : Pasien adalah seorang wanita sekaligus ibu yang memiliki 3 orang anak.
■ Keadaan emosi
■ Pasien sering merasa takut akan masa depan yang akan dihadapi dan perasaan marah yang berhubungan dengan
pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi pada dirinya.
■ Tahap Berduka
■ Tahap berduka menurut Elizabeth Kubbler Ross dikutip dari Potter dan Perry 2009 yaitu :
■ Tahap Penyangkalan ( Denial )
■ Klien mengatakan saat baru terdiagnosa Gagal Ginjal Kronis, klien menyangkal dan menolak dengan kenyataan diagnosa
tersebut.
■ Tahap Marah ( Anger )
■ Klien yang baru terdiagnosa Gagal Ginjal Kronis merasa marah terhadap keadaanya, menyalahkan dirinya mengapa ini
terjadi dan marah terhadap Tuhan yang telah memberi penyakit tersebut.
■ Tahap Depresi ( Depression )
■ Klien merasa malu dengan kondisinya sehingga klien berusaha untuk tidak berhubungan dengan orang lain.
■ Tahap Tawar Menawar ( Bergaining )
■ Klien tahu bahwa dia menderita Gagal Ginjal Kronis, namun dirinya belum mau menerima dan berusaha meminta pada
Tuhan merubah hal tersebut.
■ Tahap Penerimaan ( Acceptance )
■ Klien sudah mau menerima kondisinya serta mulai mencari cara untuk mensiasati penyakitnya dan mencari cara untuk
kembali kekehidupan normalnya.
■ Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
■ Pasien merespon lawan bicaranya
■ Hubungan dengan keluarga
■ Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien selalu menceritakan setiap kejadian kepada
keluarganya
■ Hubungan dengan saudara
■ Hubungan pasien dengan saudaranya baik-baik saja
■ Kegemaran / hobby
■ Pasien memiliki hobi berkebun dan memasak
■ Riwayat Social
■ Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang masih aktif mengikuti kegiatan di lingkungan
masyarakat, seperti arisan dan perkumpulan ibu- ibu PKK. Pasien merasa senang karena dengan
kondisi yang sekarang ini teman dan juga tetangganya masih bisa menerimanya dan selalu
memberikan support dan semangat kepada pasien.
■  
■ Riwayat Budaya
■ Dahulu pasien tinggal di daerah pesisir sebelum pindah ke Karanglewas. Suami pasien adalah
seorang nelayan, makanan sehari- hari pasien dan keluarga adalah ikan asin. Karena banyak
mengkonsumsi garam, pasien sering menderita pusing, dan kaku kuduk yang menyebabkan
hipertensi.
■ Pola Kebiasaan Sehari – Hari
■ Nutrisi
■ Sebelum Sakit
■ Pasien biasa makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, pasien jarang mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien
makan hanya sedikit kurang lebih setengah porsi. Minum 6-8 gelas/hari berupa air putih dan teh.
■ Selama Sakit
■ Selama dirawat di rumah sakit pasien mendapatkan diet RPRGRK 0,6gr/kg/BB/hr. Pasien makan dengan bantuan
NGT dan dibantu oleh keluarga ataupun perawat.
■ Pola Eliminasi
■ Sebelum Sakit
■ Pasien biasa BAB 1 kali sehari, waktunya tidak tentu. Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama BAB dan juga
tidak terdapat darah pada saat BAB. Pasien biasa BAK 4-6 kali sehari dan juga tidak ada keluhan selama BAK.
■ Selama Sakit
■ Pasien biasa BAB 1 kali sehari dengan karakter feses cair, warna kuning. Pasien BAK melalui selang nefrostomi
yang dipasang pada punggung bagian kanan dan kiri, produksi urine kurang lebih 600cc per hari dengan warna
kemerahan dan terdapat stosel. Pasien terpasang nefrostomi sejak tanggal 25 Januari 2010.
■ Pola Aktivitas Istirahat Tidur
■ Sebelum Sakit
■ Keadaan aktivitas sehari-hari. Pasien dapat menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri seperti
halnya BAB, BAK, makan, dan juga mandi. Dan pasien tidak menggunakan alat bantu apapun
selama menjalankan aktivitasnya.
■ Keadaan pernafasan. Pasien tidak biasa menggunakan obat-obatan untuk melancarkan pernafasan.
Tidak ada rasa sesak selama bernafas.
■ Keadaan kardiovaskuler. Pasien tidak menggunakan alat pacu jantung. Saat beraktivitas pasien seing
merasa cepat lelah karena kondisi dirinya yang sudah tua.
■ Kebutuhan tidur. Pasien biasa tidur kurang lebih 7 jam sehari, pasien biasa mulai tidur pukul 22.00
WIB dan bangun pukul 4.30 WIB. Pasien biasa tidur siang kurang lebih 1,5 jam.
■ Kebutuhan istirahat. Waktu luang biasa digunakan untuk bersantai di rumah. Pasien biasa duduk di
depan rumah dan berbincang-bincang dengan anaknya ataupun tetangga dekat rumah.
■ Selama Sakit
■ Keadaan aktifitas sehari-hari. Keluarga pasien mengatakan jika aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
diantaranya memakai baju, makan, mandi, duduk, ataupun untuk miring kanan kiri pasien juga
membutuhkan bantuan. Pasien BAK melalui selang nefrostomi. Pasien makan ataupun minum
menggunakan NGT.
■ Keadaan pernafasan. Pasien mengatakan sering merasa sesak jika terlalu banyak bergerak. Pasien
mengatakan posisi yang nyaman agar tidak sesak jika kepalanya lebih ditinggikan. Respirasi rate
19x/menit.
■ Keadaan kardiovaskuler. Pasien mengatakan tidak ada rasa nyeri dada ataupun pusing. Nadi
98x/menit.
■ Kebutuhan tidur. Pasien mengatakan jika tidur sering terbangun karena merasa tidak nyaman selama
di rumah sakit. Kebutuhan tidur pasien kurang lebih 5- 6 jam sehari. Pasien terlihat lemas, mata sayu.
■ Kebutuhan istirahat. Pasien mengatakan merasa bosan di rumah sakit dan ingin cepat pulang. Selain
itu pasien mengatakan tidak bisa tidur jika berada di rumah sakit.
■ Pola Kebersihan
■ Kebersihan Kulit.
■ Kulit pasien bersih namun kulit pasien kering dan gatal. Pasien mandi 2 kali sehari dan dibantu oleh
keluarganya.
■ Kebersihan Rambut.
■ Rambut pasien bersih namun tidak rapi, tidak terdapat ketombe. Pasien membutuhkan bantuan jika
ingin menyisir rambutnya.
■ Kebersihan Telinga.
■ Telinga pasien bersih, tidak terdapat serumen dan biasa dibersihkan seminggu sekali. Pasien tidak
mengalami gangguan dalam fungsi pendengaran dan juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
■ Mata
Mata pasien bersih, tidak terdapat kotoran pada mata pasien. Mata pasien biasa dibersihkan pada saat
mandi.
■ Mulut
Mulut pasien bersih tidak terdapat kotoran ataupun luka pada mulut pasien.
■ Pola Kebersihan
■ Kebersihan Kulit.
■ Kulit pasien bersih namun kulit pasien kering dan gatal. Pasien mandi 2 kali sehari dan dibantu
oleh keluarganya.
■ Kebersihan Rambut.
■ Rambut pasien bersih namun tidak rapi, tidak terdapat ketombe. Pasien membutuhkan bantuan
jika ingin menyisir rambutnya.
■ Kebersihan Telinga.
■ Telinga pasien bersih, tidak terdapat serumen dan biasa dibersihkan seminggu sekali. Pasien tidak
mengalami gangguan dalam fungsi pendengaran dan juga tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
■ Mata
Mata pasien bersih, tidak terdapat kotoran pada mata pasien. Mata pasien biasa dibersihkan pada
saat mandi.
■ Mulut
Mulut pasien bersih tidak terdapat kotoran ataupun luka pada mulut pasien.
■ Abdomen
■ Inspeksi : Abdomen simetris, tidak terdapat bekas luka pada bagian abdomen
■ Auskultasi : Terdengar suara bising usus.
■ Perkusi : Terdengar suara tympani.
■ Palpasi : Supel, tidak ada distensi abdomen.
■ Panggul
■ Tidak ada kelainan pada panggul, tidak ada pembesaran pada panggul.
■ Anus dan rektum
■ Tidak ada kelainan pada anus dan rektum, pasien dapat BAB secara normal.
■ Genetalia
■ Pasien berjenis kelamin perempun, genetalia bersih.
■ Ekstremitas
■ Atas
Terpasang infus pada tangan kanan sejak tanggal 20 Januari 2010 dengan jenis airan yaitu NaCl 20 tpm. Tidak terjadi
kemerahan pada area tusukan. Anggota gerak lengkap dan dapat digerakkan meskipun kekuatan otot lemah.
■ Bawah
Kaki kanan dan kiri bengkak. Anggota gerak lengkap dan kekuatan otot lemah.
■ Harapan Klien / Keluarga Sehubungan Dengan Penyakit
■ Keluarga klien berharap bahwa klien akan mendapatkan pelayanan yang baik dan akan segera sembuh.
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Pasien mengatakan sesak napas saat Hiperventilasi Ketidakefektifan pola napas
malam hari

DO : Pasien terpasang oksigen 3 liter /


menit, RR : 30 x / menit

2 DS : Pasien mengatakan BAK sedikit Penurunan kemampuan ginjal dalam Kelebihan volume cairan 
meregulasi cairan dan elektrolit
DO : Pasien tampak edema,turunnya
rentang gerak atau lemah ,TD
160/100 mm/Hg berat badan naik dari
58-68kg, RR 30 x/menit. Penurunan
Hb (Hb : 9,7 g/dl), hematokrit 26 %.
Ureum darah 130,1 mg/dl, kreatinin
darah 10, 33 mg /dl
■ DIAGNOSA KEPERAWATAN
■ Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
■ Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal dalam
meregulasi cairan dan elektrolit.
Tanggal Dx Tujuan NOC NIC
14/4/2015 1 Setelah dilakukan tindakan NOC : NIC :
keperawatan selama 3×24 jam
a. Respiratory Status: ventilation Airway Management
diharapkan pola napas efektif
b. Respiratory Status : airway patency
a. Posisikan pasien untuk
c. Vital Sign Status
memaksimalkan ventilasi
Kriteria hasil :
b. Auskultasi suara napas, catat
d. Mendemonstrasikan suara napas yang
adanya suara tambahan
bersih, tidak ada sianosis, dan dyspneu
c. Atur intake untuk cairan
e. Menunjukkan jalan napas yang paten
mengoptimalkan keseimbangan
f. Tanda- tanda vital dalam rentang yang
d. Monitor respirasi dan status
normal
oksigen
 
e. Monitor aliran oksigen
f. Monitor TD, nadi, RR
g. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
  2
Setelah dilakukan tindakan NOC : NIC :
keperawatan selama 3x24 jam a. Electrolit and acid base balance
Fluid Management
diharapkan tidak terjadi b. Fluid balance
kelebihan volume cairan yang c. Keparahan overload cairan a. Pertahankan catatan intake dan
sistemik output yang akurat (balance
Kriteria Hasil :
cairan)
d. Terbebas dari edema b. Monitor hasil Hb yang sesuai
e. Bunyi napas bersih, tidak ada dyspneu dengan retensi cairan
f. Terbebas dari distensi vena jugularis c. Monitor vital sign
g. Vital sign dalam batas normal d. Kaji lokasi dan luas edema
h. Tidak mengalami pendek napas e. Kolaborasi pemberian diuretic
i. Terbebas dari kelelahan sesuai interuksi (furosemid)
Mampu menjelaskan indikator kelebihan f. Batasi masukan cairan
cairan g. Lakukan dialysis
 
Fluid Monitoring
h. Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi
i. Timbang berat badan
j. Monitor vital sign
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai