Bab 6 Wawasan Nusantara

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 54

Oleh: Maya Pujowati, M.

Pd
WAWASAN NUSANTARA
SISTEMATIKA

 PENDAHULUAN
 LANDASAN PEMIKIRAN
 PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA
 FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
WAWASAN NUSANTARA
 UNSUR DASAR, ASAS DAN CARA PANDANG
WAWASAN NUSANTARA
 PENGARUH PEMAHAMAN WASANTARA
TERHADAP PERSATUAN & KESATUAN
 KESIMPULAN
POKOK BAHASAN (6)
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN :
(pilih - klik kotak samping nomer)

6.1 LATAR BELAKANG DAN PROSES TERBENTUKNYA


WAWASAN NASIONAL DI SETIAP NEGARA
6.2 KONSEP WAWASAN NUSANTARA
6.3 WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
6.4 ASAS DAN CARA PANDANG WAWASAN NUSANTARA
6.5 IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
DALAM OTONOMI DAERAH
6.6 TANTANGAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
WAWASAN NUSANTARA

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN (6.1):

LATAR BELAKANG DAN PROSES


TERBENTUKNYA WAWASAN
NASIONAL DI SETIAP NEGARA
PENDAHULUAN
 Tiap-tiap negara memiliki wawasan nasional.
 Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional
Indonesia.
 Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan
dijiwai:
a. Paham kekuasaan berlandaskan Pancasila
(Kemerdekaan & Kedamaian, non
ekspansional dan non involusi teritori).
b. Geopolitik Indonesia berlandaskan pemikiran
kewilayahan (Archipelagio State, negara
kepulauan) dan kehidupan bangsa (bersifat
majemuk).
WAWASAN NASIONAL

 ADALAH CARA PANDANG SUATU


BANGSA YANG TELAH MENEGARA
TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
DALAM EKSISTENSINYA YANG SERBA
TERHUBUNG SERTA PEMBANGUNANNYA
DI DALAM BERNEGARA DI TENGAH-
TENGAH LINGKUNGANNYA BAIK
NASIONAL, REGIONAL, MAUPUN
GLOBAL.
Konsepsi Dasar
DIRI
BANGSA Wawasan Nasional
SEJARAH

BUDAYA
KONSTITUSI
UUD

W
A
W
A
S
A A
B N
S
A
P
N FALSAFAH N
I TUJUAN
G IDIOLOGI A
R NASIONAL
S S
A
A I
S
I O
N
A
L

DRIVES
LINGKUNGAN
MOTIVE
(GEOGRAFI)
 Tujuan :
nasionalisme yang
kuat demi
lestarinya
Indonesia.
 Fungsi :
 Kedudukan : pedoman, motivasi dan
landasan visional rambu-rambu penentuan
bangsa. kebijakan nasional.
LATAR BELAKANG FILOSOFIS
WAWASAN NUSANTARA

 PEMIKIRAN BERLANDASKAN FALSAFAH


PANCASILA
 5 sila (Pancasila) sebagai aspirasi bangsa semenjak
Proklamasi 1945.
 Landasan Idiil yang menjiwai kehidupan berbangsadan
bernegara Indonesia.
 Kesadaran dengan segenap cipta, rasa dan karsa untuk
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup dari
generasi ke generasi.
 Sila I (toleransi umat beragama), Sila II (menjunjung tinggi
HAM), Sila III (Kepentingan Nasional diatas kepentingan
golongan / kelompok), Sila IV (Demokrasi Indonesia), Sila V
(Keadilan dan kesejahteraan bersama seluruh rakyat
Indonesia).
Lanjutan : LATAR BELAKANG FILOSOFIS
 PEMIKIRAN ASPEK KEWILAYAHAN
 Kondisi objektif geografis sebagai modal dan ruang gerak hidup
suatu bangsa oleh karena itu harus dijaga dan dipertahankan.
 Pada saat Proklamasi 17-8-1945 Wilayah negara mengikuti
Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie tahun 1939 dimana
hanya berupa daratan dan 3 mil laut dari garis pantai masing-
masing pulau.
 Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang menyatakan bahwa
lebar laut teritorial Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari garis-
garis pangkal yang menghubungkan titik-titik pangkal yang
mengelilingi daerah Indonesia, titik pangkal adalah titik terluar dari
pulau-pulau terluar/daratan di wilayah Indonesia dan ditetapkan
dengan Perpu no 4 / Prp tahun 1960 tentang Perairan Indonesia; UU
no 17 tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS 1982 n UU no 6
tahun1999: mempertegas kesatuan wilayah yang terdiri atas:
+17.508 pulau, dengan luas: 5.193.250 km2; 2.027.087 km2
daratan, 3.166.163 km2 lautan
 Terletak pada: 06.08 LU, 11.15 LS, 94.45 – 141.05 BT, Jarak
utara-selatan: +1.888 km, timur-barat: +5.110 km
Lanjutan : LATAR BELAKANG FILOSOFIS..

 PEMIKIRAN DARI ASPEK SOSIAL BUDAYA

 Masyarakat Indonesia sejak awal merupakan masyarakat


beragam.
 Paling heterogen di dunia:+300 etnis,+50 bahasa.
 Majemuk dalam: sistem ekonomi, politik, budaya,
tradisional sampai yang sangat maju
 Saat merdeka 60 juta, saat ini 210 juta penduduk
 Bisa disebut sebagai bangsa baru yang terdiri atas
masyarakat lama, sehingga diperlukan kesepahaman dan
Ikatan nasional yang kuat untuk mencegah konflik dan
potensi disintegrasi.
Lanjutan : LATAR BELAKANG FILOSOFIS

 PEMIKIRAN DARI ASPEK KESEJARAHAN

 Indonesia berciri khas sendiri walau ada kesamaan sebagai


(mayoritas) rumpun Melayu.
 Dijadikan satu propinsi “Hindia Belanda / Nederlandch Indie”
oleh Belanda sejak 1816 M.
 20 Mei 1908: awal semangat kebangsaan Indonesia /
Kebangkitan nasional.
 28 Oktober 1928: Sumpah Pemuda / pencetusan Wawasan
Kebangsaan Indonesia.
 17 Agustus 1945 : bangsa Indonesia me-negara.
 13 Desember 1957 : Deklarasi Juanda / tekad politik Republik
Indonesia mempersatukan wilayah tanah (darat) dan air
(laut)nya, dan istilah “Nusantara” resmi sebagai konsep
nasional.
GAMBAR 1 TENTANG PENEGAKAN HUKUM

BUDAYA INDONESIA DI MASA LALU TIDAK ASING LAGI DENGAN


SISTEM PENGADILAN GUNA PENEGAKAN HUKUM

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN (6.2):

KONSEP
WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA

Adalah Wawasan nasional yang bersumber


pada Pancasila dan berdasar UUD 1945,
yaitu cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
SKEMA WAWASAN NUSANTARA

Tujuan ke dalam:
Mewujudkan kesatuan
segenap aspek kehidupan
Sejarah alamiah:
Perjuangan Bangsa Trigatra:
Geografi, Sumber daya alam,
Penduduk
Tujuan Cita-cita
Aspirasi Bangsa Wawasan
Sosial: Pancagatra Nasional nasional
Nusantara
Ipoleksosbudhankam

Lingkungan
Tujuan Keluar:
Geopolitik Ikut serta mewujudkan
Geostrategi kebaha-giaan, ketertiban
perdamaian seluruh umat
manusia
LANDASAN
WAWASAN NUSANTARA

 Landasan Idiil Wawasan Nusantara :


PANCASILA.

 Landasan Konstitusional Wawasan


Nusantara:
UUD 1945 (dan Perubahannya).
HAKIKAT
WAWASAN NUSANTARA

 KEUTUHAN NUSANTARA

 CARA PANDANG YANG SELALU


UTUH MENYELURUH DEMI
KEPENTINGAN NASIONAL
GAMBAR 2

DEMI KEPENTINGAN NASIONAL, SEMUA


WARGANEGARA BERHAK MENYALURKAN
ASPIRASINYA, MESKI HARUS BABAK BELUR
SUMPAH PALAPA
PATIH GADJAH MADA

 HAKIKAT WASANTARA SALAHSATUNYA ADALAH


KEUTUHAN NUSANTARA
UNSUR-UNSUR DASAR
WAWASAN NUSANTARA
A. UNSUR WADAH (CONTOUR)
a. Wilayah dan letak geografis : b. Tata pemerintahan, tata
organisasi kenegaraan dan
kelengkapannya :
- Terakhir sesuai dasar hukum:
Pengumuman Pemerintah RI  Berdasarkan UUD 1945 dan
Tahun 1969, UU No 1 Tahun Perubahan pada pasal-pasal
1973, UU No 17 Tahun 1985 dan yang mengatur sistem
UU No 6 Tahun 1999. pemerintahan, baik pusat
maupun daerah.
- Indonesia belum memiliki UU
tentang Batas Wilayah Negara,  Dilengkapi dengan berbagai UU
dan sedang dalam proses yang mendukung seperti UU
perumusan oleh lembaga tentang Pemilu, Pemerintahan
Eksekutif dan Legislatif. Daerah, dan seterusnya.
PETA WILAYAH N.K.R.I
STATUS 17 FEBRUARI 1969 - SEKARANG
DASAR HUKUM : TAP MPR NO. V/1999 TANGGAL.19 OKTOBER 1999

U
Km

0 250 500

DARATAN
NUSANTARA
PERAIRAN
NUSANTARA
LAUTAN TERITORIAL
LAUT ZONA EKONOMI
EKSKLUSI F 200 MIL

SOMIARNO, 2005
B. UNSUR ISI (CONTENT)

a. Menuju cita-cita dan tujuan b. Keterpaduan semua aspek


nasional: kehidupan nasional:
nasional
 Melindungi segenap bangsa  Aspek Trigatra: Geografi,
Indonesia dan seluruh Kependudukan, Kekayaan
tumpah darah Indonesia. Alam.
 Memajukan kesejahteraan  Aspek Pancagatra: Ideologi,
umum, mencerdaskan Politik, Ekonomi, Sosial
kehidupan bangsa. budaya, Pertahanan Keamanan.
 Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
C. UNSUR TATA LAKU (CONDUCT)

a. Tata laku Batiniah:

Kesadaran masyarakat untuk berbangsa


dan bernegara Indonesia.

b. Tata laku Lahiriah:

Kemanunggalan karya dan tindakan


melalui perencanaan pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian
Pembangunan.
Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN (6.3):

WILAYAH NEGARA KESATUAN


REPUBLIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA & HUKUM KEWILAYAHAN

Wilayah Udara
Nasional Ruang Udara Bebas

(KEDAULATAN) (YURISDIKSI)

Zona Landas
Laut Teritorial Tambahan ZEE Kontinen

12 MIL 24 Mil 200 Mil 350 Mil

Teritorial
Darat

SOMIARNO, 2005
PETA ALUR LAUT KEPULAUAN
INDONESIA
U

0 250 500

Km

SOMIARNO, 2005
RUANG ANTARIKSA
( WILAYAH KEPENTINGAN )

RUANG UDARA
RUANG WILAYAH KEDAULATAN RUANG
LAUT LAUT UDARA
UDARA
TERITORIAL
BEBAS TERITORIAL BEBAS

E ZT
DARATAN
ZE DARATAN
12

M N
NM

12
N
24

24
NM

NM
20

0
20
0
N
M

SOMIARNO, 2005
Hukum Udara
DEKLARASI BOGOTA 1976
12,82%

33.979,07KM
GSO Indonesia
+ 35.871KM

A A
Ket: 5.140KM
A = Ruang Udara Nasional Indonesia E Y D C B BUMI Y
B = Ruang Udara Bebas/ Negara lain
A,B,C, = Atmosfir Bumi
D, E = Ruang Angkasa (Bebas untuk kemanusiaan
dan milik bersama)
Y = Orbit Geostarioner (GSO)
Y
SOMIARNO, 2005
PETA WILAYAH
PETA WILAYAH KEDAULATAN
KEDAULATAN RI RI
STATUS17
STATUS 17AGUSTUS
AGUSTUS1945
1945 - - 13
13DESEMBER
DESEMBER1957
1957
DASARHUKUM
DASAR HUKUM: TZMKO
: TZMKO1939.
1939.NO.442
NO.442

U
U
KmKm

0 0 250250 500500

3 3MIL
MIL
PETA WILAYAH KEDAULATAN RI
STATUS 13 DESEMBER 1957 - 17 FEBRUARI 1969
DASAR HUKUM : DEKLARASI JUANDA 1957, UU NO. 4 PRP 1960

U
Km

0 250 500

12 MIL

DARATAN
NUSANTARA
PERAIRAN
NUSANTARA

LAUTAN TERITORIAL
PETA WILAYAH KEDAULATAN RI
STATUS 17 FEBRUARI 1969 - 19 DESEMBER 1999
DASAR HUKUM : UU.NO.1 TH,1973; UU NO.17 TH 1985; UU NO.6/1996.
UNCLOS 1982

U
Km

0 250 500

DARATAN
NUSANTARA
PERAIRAN
NUSANTARA
LAUTAN TERITORIAL
LAUT ZONA EKONOMI
EKSKLUSI F 200 MIL
12 PULAU TERLUAR RAWAN DIKUASAI NEGARA JIRAN
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA

NO NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN


1 P. RONDO Tdk ada Penduduk India Illegal Fishing
Kab. Sabang Penjaga Mercusuar
NAD
2 P. BERHALA Tdk ada Penduduk Malaysia Illegal Fishing
Kab. Serdang Bedagai Luas : + 2,5 km2 Effektive Occupation
Sumatera Utara
3 P. SEKATUNG Tdk ada Penduduk Vietnam Illegal Fishing
Kab. Natuna Luas : + 0,3 km2
Kepulauan Riau
4 P. NIPA Tdk ada Penduduk Singapura Tenggelam
Kota Batam Luas : + 60 ha, Pelayaran Internasional
Riau 80% karang, 20% Pasir
5 P. MANORE Penduduk + 640 jiwa Filipina Illegal Fishing
Kab. Sangihe Luas : + 214,49 km2 Check Point
Sulawesi Utara Border Crossing Area
6 P. MIANGAS Penduduk + 678 jiwa Filipina Penyeludupan
Kab. Talaud Luas : + 3,15 km2 Dari Filipina 48 mil Terrorisme
Sulawesi Utara ada Listrik Dari Kecamatan 145 mil Mata Uang Peso
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA

NO NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN

7 P. MARAMPIT Penduduk + 1436 jiwa Filipina Illegal Fishing


Kab. Talaud Luas : + 12 km² Belum ada sarana Effective Occupation
Sulawesi Utara
8 P. FANI Ada penduduk Palau Illegal Fishing
Kab. Raja Ampat Luas : + 9km² 220 km² dari Sorong Effective Occupation
Papua 35 jam pelayaran
9 P. FANILDO Tak ada penduduk Palau Illegal Fishing
Kab. Biak Numfar Luas : + 9 km² 280 km dari Kabupaten Effective Occupation
Papua
10 P. BRAS Penduduk + 50 jiwa Republik Palau Illegal Fishing
Kab. Biak Numfor Luas : + 3.375 km Jarak dari Kab 280 km Effective Occupation
Papua dari P. Supriori 240 km
11 P. DANA Tak Ada Penduduk Australia Illegal Fishing
Kab. Kupang Dari P. Rote 4 km Pintu masuk ALKI III Effective Occupation
Nusa Tenggara Timur Dari Kupang 120 km
12 P. BATEK Tak ada Penduduk Timor Leste Illegal Fishing
Kab. Kupang Luas : + 25 ha Sebelah Utara ALKI III Effective Occupation
Nusa Tenggara Timur Tempat Penyu bertelur
Migrasi Lumba-lumba

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN (6.4):

ASAS DAN CARA PANDANG


WAWASAN NUSANTARA
ASAS WAWASAN
NUSANTARA

 KEPENTINGAN YANG SAMA


 KEADILAN
 KEJUJURAN
 SETIA KAWAN / SOLIDARITAS
 KERJASAMA / KOORDINASI
 SETIA PADA NEGARA
ARAH PANDANG
WAWASAN NUSANTARA
Ke dalam :

mewujudkan kesatuan dan persatuan
baik aspek-aspek alamiah maupun
aspek-aspek sosial.

 Ke luar :
menjamin kepentingan nasional
Indonesia dalam dunia Internasional.

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN (6.5):

IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA
DALAM OTONOMI DAERAH
WAWASAN NUSANTARA
DAN
OTONOMI DAERAH

 UU No.32/2004 Tentang Sistem Pemerintahan Daerah


 Istilah tingkatan daerah otonom lebih bersifat netral
yakni: Provinsi, Kabupaten, Kota dimana daerah
Provinsi tidak mempunyai hubungan komando dengan
daerah Kabupaten dan Kota.
 Terdapat keterpisahan secara tegas antara badan
eksekutif dengan badan legislatif daerah ( DPRD )
dimana DPRD juga melakukan fungsi kontrol.
 Pemerintahan di tingkat Provinsi hampir tidak berubah.
 Pemerintahan Kabupaten dan Kota, Bupati dan Walikota
adalah sebagai Kepala Daerah Otonom saja.
PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
UU No. 35 / 2004

PEMERINTAH PROVINSI KAB/ KOTA


Pajak
Bumi Pajak Bumi dan Pajak Bumi Hak Pemerintah
Bangunan Bangunan 10% Bangunan 90% atas PBB dan
Perrolehan hak Perolehan hak perolehan Hak
atas tanah & atas Tanak atas atas Tanah
Bangunan 20% tanah & Bangunan oleh
Bangunan 80% Pemerintah Pusat
dibangikan
kepada Kab/ Kota

SOMIARNO, 2005
Lanjutan:
PEMERINTAH PROVISI KAB/ KOTA
Kehutanan iuran Kehutanan iuran Kehutanan iuran HPH
HPH 20% HPH 16% 64%
Provisi Hasil H 20% Provisi Hasil H 16% Provisi Hasil H 32%

Untuk kab/kota lain


dalam Provinsi
32%
Kehutanan
Pertambang Pertambangan Pertambangan Pertambangan Umum
Umum Umum
-an umum & Land Rent 64%
Land rent 20% Land Rent 16% Explor & Exploi
Perikanan
Explor & Exploi Explor & Exploi 32%
20% 16%

Perikanan Pungutan Perikanan Pungutan Perikanan Jatah


Pengusahaan & Hasil Pengusahaan & daerah dibagikan
Perikanan Hasil Perikanan merata pada setiap
Kab/ kota
Lanjutan:
PEMERINTAH PROVINSI KAB/ KOTA
Minyak Bumi 85 % Minyak Bumi Minyak Bumi 6%
3% Untuk kab/ kota
lain dalam Provinsi
6%
TAMBANG
MINYAK &
GAS
ALAM
Gas alam 70% Gas alam 6% Gas alam 12%
Untuk kab/ kota
lain dalam Provinsi
12%

Back
POKOK BAHASAN
WAWASAN NUSANTARA
SUB POKOK BAHASAN (6.6):

TANTANGAN DAN INDIKATOR


KEBERHASILAN
WAWASAN NUSANTARA
TANTANGAN IMPLEMENTASI

 Pemberdayaan Masyarakat :
Pembangunan yang kurang adil dan merata dapat
mengubah pola pikir, sikap dan tindakan sebagai
warganegara yang bertentangan dengan
Wawasan Nusantara.
 Dunia Tanpa Batas :
Perkembangan masyarakat global yang dapat
mengikis bahkan menghancurkan nasionalisme.
 Era Baru Kapitalisme :
Kekuatan ekonomi Internasional dengan berbagai
efek variasinya (budaya, politik) dapat
melemahkan kekuatan nasional dan mengubah
persepsi masyarakat.
KEBERHASILAN
WAWASAN NUSANTARA

 Wawasan Nusantara berhasil jika mendasari cara


berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka
menghadapi, menyikapi dan menangani
permasalahan kehidupan nasional yang
berorientasi pada kepentingan rakyat dan
keutuhan tanah air.
 Setiap warga negara Indonesia perlu:
- menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga
negara.
- mengerti, memahami, menghayati dan
mengimplementasi Wawasan Nusantara.
GAMBAR 3

SAAT BENCANA, KONSEP WAWASAN NUSANTARA TIDAK


MENGENAL DIKHOTOMI SIPIL ATAU MILITER UNTUK
TERJUN BERSAMA DI LAPANGAN
Berdiskusi dan menghayati makna Wawasan
Nusantara sebagai landasan visional bangsa
melalui contoh peristiwa

PEMBANGUNAN DISAMPING MENUMBUHKAN GAMBAR : 4


KESEJAHTERAAN, JUGA BANJIR !!
REFERENSI:

 UUD 1945 dan Perubahannya.


 Tiga Undang-Undang Dasar (UUD 1945, UUD RIS 1950, UUDS RI
1950).
 Kewiraan Tinjauan Strategis dalam Berbangsa dan Bernegara,
Dedi Karsono, PT Grasindo, Jakarta, 1999.
 Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Prof. Dr. Moh.
Mafud MD, Rineka Cipta, Jakarta, 2001.
 Pendidikan Kewarganegaraan, S. Sumarsono, dkk., Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Tim Dosen
UGM, Paradigma, Yogyakarta, 2002.
 Soemiarno, Slamet, Penataran Suscadoswar 2005, Lemhanas,
Jakarta
 FILM tentang Wawasan Nusantara dari DEPHANKAM.

Back

Anda mungkin juga menyukai