Anda di halaman 1dari 13

PERMANENT

ESTABLISHMEN
T
Jenifer Chandra (19126007)
Valencia Wong (19126014)
Definisi Permanent
Establishment
Permanent Establishment atau Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha
yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia”.
Dalam P3B umumnya pasal-
pasal yang terkait dengan
BUT:

Pasal 5 Pasal 7
Perbedaan Time Test
sebagai WPDN
dengan BUT
WPLN menjadi WPDN WPLN menjadi BUT

 Orang pribadi WPLN WPLN menjadi BUT time test nya


o Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dibedakan menurut kegiatannya, seperti
dalam jangka waktu 12 bulan, dan berikut ini :
o Bertempat tinggal di Indonesia  Building Site / Construction
 Badan WPLN yang berkedudukan,  Instantion
didirikan dan menjalankan usaha di  Assembley(perakitan)
Indonesia yang menerima atau  Supervisiory Activities (Pengawasan)
memperoleh penghasilan dari  Other Service
Indonesia Di mana Batasan waktunya diatur pada
P3B
Pengenaan Pajak
Pada Audit
1.Income Tax
Pengenaan pajak atas penghasilan BUT tersebut hanya atas
bagian laba yang berasal dari :
• BUT tersebut
• Penjualan barang-barang
• Kegiatan-kegiatan usaha lainnya
1 2 3 11
1 Australia 010793 15
2 Austria 010189 12
3 Belanda 310596 15
2. Branch Profit Tax 4 Belgium 010175 15
Tarif branch profit tax 5 Bulgaria 010193 15
mempergunakan perjanjian
penghindaran pajak berganda 6 Canada 010180 15
7 Denmark 010187 15
Tarif dari branch profit tax dari
8 Firlandia 010190 15
negara-negara yang telah melakukan
P3B : 9 France 010181 10
10 Germany 101092 10
11 Hungary 010194 (3)
12 India 010188 10
13 Italy 010196 12
14 Japan 010183 10
15 Luzemburg 010195 10
Permanent Establishment
dikelompokkan ke dalam
empat tipe :
01 Aset 03 Agen

02 Aktivitas 04 Asuransi
Pengecualian
Timbulnya BUT
Rumus Perhitungan
Pajak BUT
Penghasilan Kena Pajak x tarif = PPh Tahunan terutang

PPh Tahunan terutang – kredit pajak = PPh Tahunan yang


harus dibayar

Branch Profit Tax = 20% x (PKP – PPh Tahunan yang


terutang)
Contoh Kasus
Xyz yang berkedudukan di Mauritius dan 100% sahamnya
dimiliki oleh PT ABC telah menerbitkan obligasi senilai
280 juta us dolar pada tanggal 18 Juni 2004 dan akan jatuh
tempo pada tanggal 18 Juni 2009
Hasil emisi obligasi seluruhnya dipinjamkan kepada PT
ABC dengan suatu perjanjian hutang yang skema
pinjamannya sama dengan skema obligasi yang diterbitkan
oleh xyz termasuk tingkat bunga tetap sebesar 10,375%
(neto) pertahun yang wajib dibayarkan oleh PT ABC
kepada xyz setiap 6 bulan.
Apakah tambahan pembayaran bunga PT ABC yang
mungkin terjadi akibat restrukturisasi hutang dapat
dibebankan sebagai biaya secara fiskal :
• Dalam pasal 6(1) UU PPH

• Selanjutnya dalam pasal 9 (1) UU PPH

• Sepanjang tambahan biaya bunga sebagai akibat


dipergunakannya suatu bentuk restrukturisasi
pembiayaan yang baru memenuhi kriteria Pasal 6 UU
PPH dan pasal 9 UU maka tambahan biaya bunga
tersebut dapat dibebankan sebagai biaya secara fiskal.
Thank You
Any
Question ?

Anda mungkin juga menyukai