Anda di halaman 1dari 17

CHRONIC PAIN, TERMINAL ILLNESS

& PAIN MANAGEMENT (I)


 Sakit adalah pengalaman sensoris dan emosional
yg tidak menyenangkan.
 Kualitas sakit: organik vs psikogenik; akut vs
kronis; terus menerus vs episodik; menular vs
tidak menular
 Proses Penerimaan sakit:(1) algogenic substances
suatu zat kimiawi yg dilepaskan saat terjadi luka
(2)Nociceptors : yaitu suatu syaraf afferent
pembawa pesan sakit ke otak; (3) Referred pain:
sakit diterima & diketahui dari bagian tubuh
mana datangnya sakit
FISIOLOGI SAKIT
 Komponen sakit adalah sensori, afektif dan
evaluatif.
 Jaringan syaraf tepi termasuk reseptor, otot
dan sistem syaraf dalam penghantar rasa sakit.
Paling tidak ada 2 otot: (1) Otot delta-A
bertanggung jawab untuk tindakan cepat, bila
kena benda tajam, sakit yg dialami segera dapat
dirasakan. (2) Otot C adalah kebalikannya tuk
tindakan lamban, keadaan terbakat& sakit
lamban dirasakan
FISIOLOGI SAKIT
 Otot delta-A bekerja di area tertentu dari
thalamus dan area sensoris cortex cerebral.
 Elemen motivasional dan afektif dipengaruhi
lebih kuat oleh otot-C yg bekerja di thalamic,
hypothalamic & area cortical. Elemen
motivasional & respon emosional melibatkan
sistem limbik dan reticular
Sakit terkait dg Persepsi
 Eksperimen Howard Beecher pada
tentara saat PD II (hanya 1/4 yg
minta morfin untuk meredakan luka),
dan rakyat jelata di Boston (80%
menampakkan kesakitan dan minta
obat pereda rasa sakit).
 Mengapa ada perbedaan nyata?
Ternyata persepsinya beda
 Interpretasi tentara: merasakan
ada luka dinterpretasi sbg pertanda
bahwa ia masih hidup dan segera
dikirim pulang.
 Interpretasi masyarakat : luka
adalah suatu interupsi dari
aktivitas-aktivitas berharga yang
tidak dikehendaki kemunculannya
TEORI TENTANG SAKIT
 Pandangan Mekanistis : Sakit adalah keadaan
fisik yang tidak beres. Seperti halnya sebuah
mesin yg kondisinya sedang rusak. Pandangan
ini tidak melibatkan faktor psikologis hanya
fisik semata-mata

 Gate Control Theory (Ronald Meizack, 1960):


Sakit adalah keadaan fisik yg dipengaruhi oleh
faktor psikis ketika mengalaminya sehingga
ada orang yg sangat kesakitan, ada yg tidak
begitu kesakitan merasakan sakit
Gate Control Theory
 Neural gate can open and close thereby
modulating pain
 Gate is located in the spinal cord
Gate Control Theory
Gate is open
Gate is closed

Brain Brain
To To
From From
brain brain
pain pain
fibers fibers

Gating Transmission Transmission


Gating
Mechanism Cells Cells
Mechanism

From From
other other
Peripheral Spinal Cord Peripheral Spinal Cord
fibers fibers
FISIOLOGI SAKIT
 Hal-hal yg kemungkinan dapat menutup (close
the gate) rasa sakit :(1) faktor fisik berupa
pemberian obat, stimulasi otot kecil; (2)
faktor emosional berupa bahagia, optimis,
santai, istirahat; (3) faktor perilaku berupa
konsentrasi, keterlibatan pada aktivitas lain
 Pain-prone personality: kepribadian seseorang
yg cenderung mengalami sakit kronis
Bukti empirik
Hubungan sakit kronis & emosi negatif
 Individu dengan sakit kronis yg diukur

dengan MMPI, memiliki skor lebih tinggi


pada faktor 1-3 yaitu mengungkapkan
Hipocondriasis, Depresi, Hysteria
(Neurotic Triad) dibandingkan faktor-
faktor lainnya dalam MMPI
FISIOLOGI SAKIT
 Mengapa bisa tertutup? (1) Kontrol otak
sendiri; (2) Ada rangsang lain yg lebih kuat
 Hal-hal yg kemungkinan dapat membuka
(open the gate) rasa sakit : (1) faktor fisik
berupa luka atau aktivasi dari otot-otot
besar; (2) faktor emosional berupa cemas,
khawatir, tertekan & depresi; (3) faktor
perilakuan berupa pemfokusan pada rasa
sakit atau kebosanan
PENGELOLAAN SAKIT KRONIS &
TERMINAL PAIN
Setelah diagnosis diberitahukan, yg terjadi:
 krisis, ada upaya mencari coping ada

perasaan disorganisasi, menolak, cemas,


takut dan emosi lainnya
 mengembangkan perasaan menerima sakit

dan integrasi ke dalam sakit yg diderita,


biasanya pasien mulai dapat memasukkan
pemeriksaan rutin terhadap penyakit itu
dalam agenda hidupnya
Coping yang mungkin dilakukan:
 Penyelesaian masalah langsung: bantuan medis,
alternatif (efektif)
 Dukungan sosial: bicarakan sakit kepada orang
lain (efektif)
 Menganggap masalah segera dapat berlalu,
tidak seharusnya ada pada dirinya (kurang
efektif)
 Perilaku makan, tidur tapi tidak berobat
(kurang efektif)
 NAPZA (neurotic cope-tidak efektif)
Peran Psikolog:
 Ikut membantu menemukan pilihan bantuan

medis yang diperlukan


 Membentuk dukungan sosial tuk menolong pasien

 Memberi trtmen managemen sakit

 Melakukan kesepakatan dengan kebutuhan pihak

keluarga, teman
 Mengurangi efek samping dari tritmen medis
 Menolong pasien, coping dg pengalaman sakit
 Mengapa penting bagi pasien untuk cope dg.
Krisis? Pasien ingin memiliki perasaan yg tenang,
hilang dari rasa takut (akan ancaman kematian).
Tujuan dari pengatasan masalah ini adalah agar
pasien dapat melampauai penyakit dengan tabah
dan mengelola emosi negatifnya
 Bagaimana dg keluarga pasien? Sakit kronis dan
terminal pain pd umumnya adalah penyakit
keluarga karena menyangkut perawatan
(caretake), ekonomi keluarga, hubungan sosial
 Intervensi secara psi. adalah dg menolong
pasien untuk mengidentifikasi dan mengontrol
sakit mereka.
 Psikolog dapat memberikan pasien ‘bahasa yg
menentramkan’. Meminta pasien tuk mencatat
kapan mereka paling intens merasakan sakit &
apa yg harus mereka lakukan. Pasien sering malu
berkata bahwa mereka sakit & mengatakan pada
paramedis bahwa tritmen medis tak bekerja.
Dorong pasien untuk asertif
Mengurangi cemas, takut,
depresi pada sakit kronis
Psikolog dapat memberikan:
 terapi kognitif,

 terapi relaksasi (otot & imagery),

 hypnosis (relaksasi + sugesti + memaknai lain

dari sakit + selingan yg menyenangkan)


 Saran pada pasien untuk melakukan

pemeriksaan sendiri / metode biofeedback,


seperti: mengukur tensi dan jantung dengan
tensimeter, dll.

Anda mungkin juga menyukai