OLEH:
M.SYAHNAN PURBA,SKM,M.Sc
(Dosen Sanitasi/Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang)
PERAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM
PENCAPAIAN MDG’ѕ DAN MENGHADAPI GLOBALISASI
1. Pendahuluan
Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia, amat beragam. Hal ini
disebabkan karena adanya keragaman kondisi pertumbuhan sosial
ekonomi antar wilayah, maupun perbedaan-perbedaan topografi dan
geografi, seperti kepulauan dan pegunungan maupun keragaman
budaya. Dengan demikian upaya untuk menetapkan prioritas program
kesling secara nasional merupakan hal yang sulit. Penentuan prioritas
hanya dapat dilakukan pada tingkatan propinsi ataupun kabupaten.
STBM menjadi salah satu prioritas sejak tahun 2008, dan diuji
sejak tahun 2004/2005 pilot projec untuk 6 Kab di Propinsi
Sumatera Barat, Banten, dan Jabar. Replikasi STBM selanjutnya
CLTS (Community Led Total Sanitation) di berbagai lokasi dilakukan
oleh berbagai lembaga, baik pemerintah maupun non pemerintah.
Namun seperti dikemukakan oleh utusan khusus MDG Indonesia,
hingga tahun 2013 pencapaian akses sanitasi dasar masih diberi
tanda warna merah, artinya belum atau sulit mencapai target .
(Moeloek, 2013).
Penyakit menular tidak selalu dikaitkan dengan air bersih
ataupun sanitasi dasar. Meski demikian, kadang kala vector borne
diseases berkaitan dengan sanitasi atau pun air bersih. Sebagai
contoh, BAB ditempat terbuka rawan transmisi malaria dan
filariasis. Kasus-kasus outbreak malaria diberbagai wilayah
seperti Maluku, Banjar negara (Jawa tengah) muncul dimusim
kemarau ketika debet air bersih berkurang dan penduduk antre
untuk mendapatkan air bersih.