Anda di halaman 1dari 30

Pemeriksaan Jantung II

Tujuan :
a. Mengetahui pemeriksaan elektro yang
terkait dengan penyakit jantung
b. Mengetahui pemeriksaan (hasil)
laboratorium yang terkait dengan penyakit
jantung
c. Mengetahui aplikasi fisioterapi terhadap
gangguan penyakit jantung yang berkaitan
dengan hasil pemeriksaan elektro dan
laboratorium.
ELEKTROKARDIOGRAM
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman listrik
jantung yang diperoleh dengan bantuan elektroda
yang ditempel dipermukaan tubuh seseorang.
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang Elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiograf adalah suatu alat yang
sederhana, relatif murah, praktis, dan dapat
dibawa kemana – kemana, tetapi harus diingat
bahwa walaupun alat ini sangat berguna banyak
pula keterbatasannya.
Manfaat rekaman EKG yang paling besar adalah
dalam diagnosis aritmia jantung oleh karena
dengan alat ini hampir sebagian besar aritmia
dapat didiagnosis. Hanya sebagian kecil
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan ektrokardiogram (EKG)
adalah pemeriksaan kesehatan terhadap
aktivitas elektrik (listrik)  jantung.
Bentuk jejak garis yang naik dan turun
tersebut dinamakan gelombang (wave). 
Apa yang Tujuan Pemeriksaan EKG?
Pemeriksaan EKG bertujuan untuk menilai
kerja jantung, apakah normal atau tidak
normal. Beberapa hal yang dapat
ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG adalah:
Laju (kecepatan) denyut jantung
Ritme denyut jantung
Kekuatan dan “timing” sinyal listrik saat
melewati masing-masing bagian jantung.
Apa Kegunaan Pemeriksaan EKG
Tes EKG dilakukan untuk beberapa
keperluan antara lain.
Memeriksa aktivitas elektrik jantung
Menemukan penyebab nyeri dada, yang
dapat disebabkan serangan jantung,
inflamasi kantung sekitar jantung
(perikarditis), atau angina.
Menemukan penyebab gejala penyakit
jantung, seperti sesak napas, pusing,
pingsan, atau detak jantung lebih cepat
atau tidak beraturan (palpitasi).
Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung
terlalu tebal (hypertrophied)
Memeriksa seberapa baik kerja suatu obat dan apakah
obat tersebut memiliki efek samping terhadap jantung.
Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang dicangkok 
dalam jantung, misalnya pacemaker, bekerja dengan
baik untuk mengendalikan denyut jantung.
Memeriksa kesehatan jantung pada penderita penyakit
atau kondisi tertentu, seperti hipertensi, kolesterol
tinggi, diabetes, atau  penyakit lainnya.
Rangsangan listrik jantung yang berasal
dari nodus SA dan menyebar ke atrium,
nodus AV, dan akhirnya ke ventrikel, dapat
direkam sebagai bentuk EKG. Gelombang
yang terekam secara alfabetis diberi nama
P, Q, R, S, T, dan U.

Rekaman EKG
Denyut jantung dinilai normal jika:
Ritme denyut jantung beraturan, biasanya
antara 60 – 100 denyut per menit.
Pola denyut jantung normal
Denyut jantung dinilai abnormal jika:
Denyut jantung terlalu lambat (kurang dari 60
denyut per menit), atau denyut jantung terlalu
cepat (lebih dari 100 denyut per menit), atau
ritme denyut jantung tidak beraturan
Pola denyut jantung tidak normal
Gambar2. Gambaran EKG                     
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PADA PENYAKIT KARDIOVASKULER
Darah adalah cermin kesehatan jantung
anda. Selain membantu menegakkan
diagnosis, pemeriksaan laboratorium
darah sangat membantu untuk
memberikan gambaran tentang risiko
seseorang terkena penyakit
kardiovaskular di masa datang. 
A.   Profil Lipid (Kadar lemak darah) Uji kolesterol
atau disebut juga panel lipid atau profil lipid,
mengukur kadar lemak (lipid) dalam darah.
Pemeriksaan ini memerlukan persiapan puasa
mulai 12 jam sebelumnya (tidak makan atau
minum, kecuali air putih). Setelah serangan
jantung, pembedahan, infeksi, cedera atau
kecelakaan, sebaiknya menunggu sedikitnya 2
bulan agar hasilnya lebih akurat.
KolesterolTotal. Ini adalah jumlah total kandungan kolesterol
darah anda. Kolesterol diproduksi oleh tubuh sendiri dan juga
datang dari asupan makanan yang kita konsumsi (produk
hewani). Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan
kesehatan sel-sel tetapi level yang terlalu tinggi akan
meningkatkan risiko sakit jantung. Idealnya total kolesterol
harus <200 mg/dL atau <5.2 mmol/L. Kedua ukuran tersebut
setara, hanya dinyatakan dalam satuan yang berbeda. Di
Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dL. Faktor
genetik juga berperan sebagai penentu kadar kolesterol, selain
dari makanan yang dimakan.
Low-density lipoprotein (LDL) a.k.a kolesterol jahat. Terlalu
banyak LDL dalam darah menyebabkan akumulasi endapan
lemak (plak) dalam arteri (proses aterosklerosis), sehingga
aliran darah menyempit. Plak ini kadang-kadang bisa pecah dan
menimbulkan masalah besar untuk jantung dan pembuluh
darah. LDL ini adalah target utama dari berbagai obat penurun
kolesterol. Target yang ingin kita capai : <70 mg/dL untuk
individu yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular atau
pasien yang berisiko sangat tinggi untuk terkena (misalnya :
sindrom metabolik) 100 mg/dL untuk pasien risiko tinggi
(misalnya : pasien dengan beberapa faktor risiko sekaligus)
<130 mg/dL untuk individu yang berisiko rendah terkena PJK
High-density lipoprotein (HDL) a.k.a kolesterol baik karena membantu
membawa pergi LDL dari aliran darah untuk disimpan sebagai cadangan
di dalam sel, menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan lancar.
Idealnya level HDL harus diatas 40 mg/dL. Umumnya wanita memiliki
level yang lebih tinggi daripada pria. Olahraga dapat membantu
meningkatkan kadar HDL. Trigliserida (TG). Trigliserida adalah tipe
lemak lain dalam darah.Level TG yang tinggi umumnya menunjukkan
bahwa anda makan lebih banyak kalori daripada kalori yang dibakar
untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya tinggi pada pasien yang
gemuk atau pasien diabetes. Makanan tinggi karbohidrat (gula
sederhana) atau alkohol dapat menaikkan TG secara bermakna. Idealnya
level trigliserida haruslah <150 mg/dL (1.7 mmol/L). American Heart
Association (AHA) merekomendasikan bahwa level TG untuk kesehatan
jantung “optimal” adalah 100 mg/dL (1.1 mmol/L). 
Darah
Pemeriksaan darah rutin hampir selalu dilakukan pada
setiap penderita penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pemeriksaan darah tepi seperti hemoglobin, hematokrit,
jumlah lekosit dan trombosit, ureum dan gula darah
merupakan pemeriksaan rutin yang penting dan sangat
efektif.
Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit darah merupakan
tes utama untuk mendeteksi anemia yang dapat menyertai
atau menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.
Lekositosis sedang, yang berkisar antara 12.000 – 15.000
pada penderita dengan infark miokard akut dapat ditemukan
dalam darah tepi selama 5-7 hari.

Laboratorium Rutin
1. Pada hari kedua atau ketiga setelah
serangan infark miokard akut, mencapai
puncaknya pada hari ke 4-5 dan akan
menetap selama beberapa minggu.
2. Pada penderita dengan demam reumatik
yang akut.

Ada 2 hal yang menyebabkan Laju


Endap Darah meningkat:
Hiperglikemia biasanya ditemukan pada
penderita dengan infark miokard akut
akibat stress. Biasa juga ditemukan pada
penderita penyakit jantung non-iskemik
dengan curah jantung yang kronik akibat
rendahnya pengeluaran glukosa dari darah
dan rendahnya peningkatan kadar insulin
plasma.
Urin
Pemeriksaan ini rutin dilakukan untuk
mendeteksi dan memantau kelainan
instriksik dari ginjal dan saluran kencing,
atau perubahannya sekunder akibat
penyakit lain.
Proteinuria ringan atau sedang sering
ditemukan pada penderita gagal jantung
kongestif, dan akan bertambah pada gagal
jantung yang berat dyang disertai dengan
penurunan glomerulo filtration rate dan
aliran darah ke ginjal yang nyata.
Urobilinogen dalam urin juga akan
meningkat pada penderita gagal jantung.
Ensim Jantung
Pemeriksaan laboratorium khusus tertentu
seperti kadar enzim jantung dalam darah
diperlukan untuk menegakkan diagnosa infark
miokard akut. Otot miokard yang mengalami
kerusakan akan melepaskan beberapa enzim
spesifik sehingga kadarnya dalam serum
meningkat.

LABORATORIUM SPESIFIK
Isoensim CK-MB
Ada 3 isoensim CK yang terlihat pada
elektroforesis yaitu MM (pada otot skelet), BB
(pada otak), dan MB (pada otot jantung), ini
juga ditemukan pada usus, lidah dan otot
diafragma tetapi dalam jumlah yang kecil. CK-
MB mulai meningkat dalam waktu 2-3 jam
setelah onset infark, mencapai puncaknya pada
10-12 jam dan akan kembali normal dalam
waktu 24 jam.
Kreatin fosfokinase (Creatine phosphokinase –
CK)
Pada infark miokard akut konsentrasi CK dalam
serum akan meningkat dalam waktu 6-8 jam setelah
onset infark, mencapai puncaknya setelah 24 jam
dan turun kembali kenormal dalam waktu 3-4 hari.

Troponin T
Troponin T jantung adalah protein miofibril dari
serat otot lintang yang sifatnya kardiospesifik. Pada
saat terjadi kerusakan miokard akibat iskemi,
Troponin T dari sitoplasma dilepas kedalam darah
dan berlangsung 30-90 jam dan setelah itu
menurun.
Serum glutamic-oxaloacetic transaminase (SGOT)
Ensim ini juga akan dilepaskan oleh sel otot miokarsd yang
rusak atau mati. Konsentrasi dalam serum akan meningkkat
dalam 8 – 12 jam setelah onset infark, mencapai puncaknya
pada 18 – 36 jam dan mulai turun kembali ke normal setelah 3
– 4 hari. Selain di otot jantung, ensim ini juga terdapat pada
hati dan otot skelet, sehingga peningkatan kadar ensim ini
merupakan indikator yang lemah dalam menegakkan diagnosa
infark miokard akut. Gagal jantung dengan bendungan pada
hati atau hipoksia otot skelet sering juga disertai dengan
peningkatan kadar SGOT.
Lactic dehydrogenase (LDH)
LDH hampir terdapat disemua jaringan tubuh dan kadarnya
dalam serum akan meningkat pada berbagai keadaan. Pada
infark miokard akut, konsentrasi akan meningkat dalam waktu
24-48 jam, mencapai puncaknya dalam 3-6 hari setelah onset
dan kembali normal setelah 8-14 hari.
LDH mempunyai 5 isoensim. Isoensim LDH1 lebih spesifik
untuk kerusakan otot jantung sedangkan LDH4 dan LDH5 untuk
kerusakan hati dan otot skelet.
Alpha hydroxybutyric dehydrogenase (alpha – HBDH)
Pada infark miokard efektifitas alpha – HBDH ini
akan meningkat, dan ini mencerminkan adanya
aktifitas LDH yang meningkat.
C – reactive protein (CRP)
CRP tidak ditemukan dalam darah orang normal,
sehingga tidak ada nilai normalnya. CRP akan
ditemukan pada penderita dengan demam reumatik
akut dengan atau tanpa gagal jantung. CRP juga
ditemukan pada serum penderita dengan infark
miokard transmural.
Anti streptolisin – O (ASTO)
streptolisin – O adalah antigen yang diproduksi oleh
kuman streptokokus. Pemeriksaan ini penting pada
penderita dengan demam reumatik akut untuk
mengetahui ada tidaknya infeksi kuman streptokokus.
Tes fungsi hati
Pada gagal jantung kanan, tingginya
tekanan atrium kanan akan menyebabkan
bendungan pada hai. Ini menyebabkan
hipoksia parenkim hati, gangguan sekresi
empedu dan gangguan sentesa protein.
Pada pemeriksaan laboratorium terlhat
fungsi hati terganggu, kadar billirubin
serum akan meningkat, masa protrombin
memanjang dan kadar transaminase serum
serum meningkat.
Kultur Darah
pemeriksaan kultur darah dilakukan pada
penderita dengandugaan endokarditis
bakterialis. Pengambilan dan preparasi
darah harus baik, jangan sampai
terkontaminasi dan sebaiknya diambil 2
atau 3 sampel darah dalam waktu yang
berbeda pada saat demam.
Pemeriksaan cairan ekstra vaskuler
Penimbunan cairan di rongga-rongga
badan seperti efusi pleura atau perikardial
dan asites dapat ditemukan pada penderita
dengan gagal jantungkongesif, obstruktif
vena, sirosis hepatis, gagal ginjal, proses
keganasan, infeksi dan hipoproteinemia.
Cairan yang tertimbun dapat berupa
traansudat atau eksudat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai