Kebijakan Desi2016
Kebijakan Desi2016
KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2016
Disampaikan Oleh :
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Pada
PELATIHAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF
Gombong, 9 FEBRUARI 2016
POKOK BAHASAN
1. KONDISI SAAT INI DAN TANTANGAN
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
3. PENGEMBANGAN DESA SIAGA TAHUN
2016
5. KEBIJAKAN JKN 2016
4. PECEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI
5. PENUTUP
KONDISI SAAT INI
PROVINSI JAWA TENGAH
ISUE STRATEGIS
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Jepara
Jepa
ra Pati
Rembang
Kota Kota Pekalongan Kudu
Brebe Tegal Pemalang s
Kota Demak
s
Tegal Batang
Ba Kendal Semara Blora
Pekalonganta
ng Grobog
Pekalo ng Kab an
ngan TemangguSemarang
ng Salatig
JABAR
Purbalingg
a a Sragen
WonosoKab.
Banyuma Banjarneg
bo Ma
Magelang
s ara
Cil gel
Kota Surakar
acCilaca an
Magelang Boyolal ta S
JATIM
Kebume i R
app g
n PurworejMag K Kr.anya
Sukoharr
o elan Klaten
jo
g
DI. Yogyakarta
Wonogi
ri
Keterangan:
= Perhatian khusus
= Perlu Perhatian
= AKI = AKB = AKABA = Balita Gibur = DBD = TB = HIV
= Dipertahankan
5
KASUS KEMATIAN IBU
PER EKS KARESIDENAN
EKS KARS. EKS KARS. EKS KARS. EKS KARS. PATI
PEKALONGAN SEMARANG SURAKARTA 73 KASUS (11,79%)
164 KASUS 135 KASUS 107 KASUS Jepara
(26,49%) (21,81%) (17,29%) Jepar Pati
a Rembang
Kota Kota Pekalongan Kudus
Brebes Tegal Pemalang Kota Demak
Tegal Batang Blora
Pekalongan Bat Kendal Semarang
ang Grobogan
Pekalon Kab Semarang
gan Temanggung
Purbalingga Kota
JABAR
Wonosobo Salatiga
Kab. Magelang Sragen
Banyumas Banjarnegar
a Mag Boyolali Surakarta
Cila Kota Magelang
Cilacap elan S
JATIM
cap Kebumen g
Purworejo Klaten R Kr.anyar
Magel Sukoharjo
K
ang
EKS KARS. DI. Yogyakarta
Wonogiri
BANYUMAS
92 KASUS (14,86%) EKS KARS. KEDU
48 KASUS (7,75%) JAWA
TENGA
H
Keterang Kasus kematian tertinggi 619 KASUS
an : 20
KASUS KEMATIAN IBU
60
Jateng = 619 52
50
kasus
40
35
32 33 33
29
30 26
22 22 23
20 20 21 21
18
20
15 15 15 15 16 17 17
13 14
10 11 11
7 8
10 6 6
5 5
3 3
21
KASUS KEMATIAN BAYI
PER EKS KARESIDENAN
EKS KARS. PATI
EKS KARS. EKS KARS. 756 KASUS
EKS KARS. (13,57%)
PEKALONGA SURAKART
SEMARANG Jepara
N A
1115 KASUS Jepar Pati
1177 KASUS 943 KASUS
(70,01%) a
(21,13%) (16,43%) Rembang
Kota Kota Pekalongan Kudus
Brebes Tegal Pemalang Kota Demak
Tegal Batang Blora
Pekalongan Bat Kendal Semarang
ang Kab Semarang Grobogan
Pekalon
gan Temanggung
Purbalingga Kota
JABAR
Wonosobo Salatiga
Kab. Magelang Sragen
Banyumas Banjarnegar
a Mag Boyolali Surakarta
Cila Kota Magelang
elan S
JATIM
Cilacap
cap Kebumen g R Kr.anyar
Purworejo KlatenSukoharjo
Magel K
ang
DI. Yogyakarta
EKS KARS. Wonogiri
BANYUMAS EKS KARS. KEDU
808 KASUS 777 KASUS JAWA
(14,50%) (13,86%) TENGA
H
Keteranga Kasus kematian tertinggi 5.571 KASUS
n : 22
KASUS KEMATIAN BAYI
400 384
Jateng = 5.571
350
kasus 321
300
263
243
250 229
220
209
201 201 207
200 184
169 169
158 158 160 167
149 149 152
150 134 134
125 126 126 127 129 131
104 105
100 80
58
50 35 39
25
23
KASUS KEMATIAN BALITA PER EKS KARESIDENAN
EKS KARS. EKS KARS. EKS KARS. PATI
EKS KARS.
PEKALONGA SURAKART 890 KASUS
SEMARANG
N A (13,37%)
1291 KASUS Jepara
1367 KASUS 1096 KASUS
(19,91%) Jepar Pati
(21,09%) (16,91%)
a Rembang
Kota Kota Pekalongan Kudus
Brebes Tegal Pemalang Kota Demak
Tegal Batang Blora
Pekalongan Bat Kendal Semarang
ang Grobogan
Pekalon
gan TemanggungKab Semarang
Purbalingga Kota
JABAR
Wonosobo Salatiga
Kab. Magelang Sragen
Banyumas Banjarnegar
a Mag Boyolali Surakarta
Cila Kota Magelang
elan S
JATIM
Cilacap
cap Kebumen g R Kr.anyar
Purworejo KlatenSukoharjo
Magel K
ang
DI. Yogyakarta
EKS KARS. Wonogiri
EKS KARS. KEDU
BANYUMAS
884 KASUS JAWA
955 KASUS
(13.69%) TENGA
(14,73%)
H
6.483 KASUS
Keteranga Kasus kematian tertinggi
n : 24
KASUS KEMATIAN BALITA
25
KASUS BALITA GIZI BURUK (BB/TB)
Wonosobo Salatiga
Kab. Magelang Sragen
Banyumas Banjarnegar
a Kota Mag
MagelangBoyolali Surakarta
Cila elan S
JATIM
Cilacap
cap Kebumen g Klaten R Kr.anyar
Purworejo
Magel Sukoharjo
K
ang
DI. Yogyakarta
Wonogiri
Keterangan:
Kasus Gizi Buruk tertinggi
26
5 (LIMA) KASUS BARU TERTINGGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
Hipertensi DM Asma Kecelakaan psikosis
Lalu Lintas
th 2013 440.018 110.860 94.952 71.797 20.481
Th. 2014 424.389 121.203 84.708 63.268 24.289
Th. 2015 (Tw 3) 148.254 46.647 27.061 21.151 6.047
73
SIMPUL PERMASALAHAN
PROGRAM PRIORITAS 4
1 2
MASYARAKAT PELAYANAN DASAR PELAYANAN
RUJUKAN
PKD/POSKESDES PUSKESMAS
(BIDAN)
3
SIMPUL MASALAH
MASYARAKAT
KONTAK DNG BIDAN (NAKES)
KONTAK DNG PUSKESMAS
KONTAK DNG RS
21
PERMASALAHAN
PERAN, SISTEM,
KOMITMEN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
VISI GUBERNUR
MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA & BERDIKARI
SEJAHTERA
1.Terpenuhi kebutuhan dasar rakyat (pangan, sandang, perumahan, air bersih, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, rasa aman, berpartisipasi secara optimal).
2.Terjalinnya hub antar anggota masy yg saling menghargai perbesaan, inklusif & tdk
membeda2 kan, saling membantu, tepo sliro & bergotong royong.
3.Tersedianya sarpras publik(Infrastruktur fisik, Non fisik & Sosial) yg nyaman, memadai &
terjangkau.
BERDIKARI
1.Punyai kemampuan scr berdaulat utk ambil keputusan & tentukan arah pemb dalam koridor
NKRI
2.Berdikari dlm mengeksplorasi, kelola, kembangkan & pelihara SDM & SDA, LH, kearifan
lokal, ekonomi, politik, sosial budaya scr berkelanjutan tanpa mengisolasi diri.
3.Semaksimal mungkin dilakukan atau dipenuhi sendiri ;apabila tidak dapat dilakukan melalui
kerjasama dg prinsip berdaulat, kemitraan & saling menghormati
6.Rakyat sehat
7. Pendidikan
8. Keadilan Gender
9. Infrastruktur
10. Ijo royo-royo
11. Kat seni budaya Jawa
25
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
yankes
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya
PROGRAM PROGRAM
PROGRAM POKOK PROGRAM PROGRAM
PROGRAM POKOK PENUNJANG DAERAH
PENUNJANG DAERAH
VISI
RENSTRA DINKES ROV JATENG
RPJMD PROV JATENG 2013-2018
2013-2018
MELAKSANAKAN
MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MEWUJUDKAN PSM & MELAKSANAKAN
PELAYANAN KESEHATAN
MANUSIA KESEHATAN YANG PEMANGKU KEPENTINGAN DLM PELAYANAN PUBLIK YANG
YANG BERMUTU DAN
BERDAYA SAING PEMBANGUNAN KESEHATAN BERMUTU
BERKEADILAN
MENINGKATKAN ADVOKASI
DAN SOSIAL SUPPORT
PEMANGKU KEPENTINGAN
MENINGKATNYA PERAN
MENINGKATNYA PERAN PEM MENINGKATNYA PERAN DUNIA
MASYARAKAT DALAM
KABUPATEN/KOTA DALAM USAHA DALAM PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN KESEHATAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
1. PROP PDDK YG PUNYA JPK JML BUMN DAN BUMD YANG 1. PROP DESA/KEL SIAGA
2. CAK PDDK MISKIN NON MELAKUKAN CSR BIDANG AKTIF MANDIRI
KUOTA YG PUNYA JPK KESEHATAN 2. PROP POSYANDU
3. % KAB/KOT MANDIRI
MENGALOKASIKAN 10% APBD 3. PROP RT SEHAT
4. % KAB/KOT SUSUN REGULASI 4. PROP PASAR YG SEDIA
KTR, PSN, ASI EKSL GARAM YOD
5. PROP KAB/KOT MTERBIT
5. % PEDAGANG JUAL GARAM
REGULASI
YOD
6. JML DOK KERJASAMA BIDKES
6. JML ORMAS/LSM YG
30 KES
BEKERJASAMA DGN INST
PEMBANGUNAN KESEHATAN
PERILAKU HIDUP SEHAT
LINGKUNGAN SEHAT
32
RESPONS
PEMERINTAH Penduduk
YG TERKOORDINIR
hidup dalam:
- lingk yg sehat
KEBIJAKAN PUBLIK
- PHBS
- Akses yankes
RESPONS bermutu
MASYARAKAT
YG TERKOORDINIR
DESA SIAGA
DESA SEBAGAI SUBYEK & SENTRAL
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI
JAWA TENGAH
DESA
sbg
OBYEK
Indonesia
KONVERSI
MASAL
SOLUSI Sehat
AH
Provinsi
Mandiri
Jateng
Sehat
Mandiri
Kabupate
DESA SBG n
SUBYEK SehatMan
Desa Kecamata diri
Sehat n Sehat
Mandiri Mandiri
PENGERTIAN DESA SIAGA
LANDASAN HUKUM
1. UU No. 32 Th 2004 ttg Pemerintah Daerah
2. UU No 25 Tahun 2005 ttg Perencanaan Pembangunan.
3. UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan
4. PP No 25 Th 2004 ttg: Otonomi Daerah
5. KepMenkes No 574/Menkes/SK/IV/2000 Th 2000 ttg
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010
6. KepMenKes No 128/Menkes/SK/II/2004 Th 2004 ttg Kebijakan
Dasar Puskesmas.
7. KepMenkes No 131/Menkes/SK/II/2004 Th 2004 ttg SKN
8. PerGub Jateng No.90 Th 2005 ttg Pelaksanaan PKD
9. PerGub Jateng No.19 Th 2006 ttg Akselerasi Renstra Prov
Jateng 2003-2008.
10. PerGub Jateng No 47 Th 2006 ttg Sistem Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah.
APA ITU DESA / KELURAHAN
SIAGA AKTIF?
• Penduduknya dpt mengakses yankesdas (PKD,
Pustu, Puskesmas, dll)
• Penduduknya mengembangkan UKBM &
surveilance berbasis masyarakat (Penyakit, Gizi
KIA, KB, Perilaku, Lingk), kedaruratan kes &
penanggulangan bencana, Penyehatan lingkungan.
• Masyarakatnya menerapkan PHBS
37
Apa tujuan desa & kelurahan siaga aktif?
38
Apa manfaat desa & keluarga siaga
aktif?
• Bagi Masyarakat :
– Mudah mendapatkan yankesdas
– Peduli, tanggap & mampu kenali, cegah & atasi masalah kes.
– Tinggal di kesmaslingk sehat
– Mampu mempraktikan PHBS
• Bagi Pemerintah Kecamatan :
– Terciptanya pemb berwawasan kesehatan
– Alokasi dana utk promotif dan preventif
– Mempercepat terwujudnya kecamatan sehat
– Meningkatkan citra pemerintah kecamatan
39
Kriteria desa/kelurahan
siaga aktif?
• Kepedulian Pemdes/K & tomas dalam FKD
• Keberadaan kader
• Kemudahan akses yankesdas
• Keberadaan UKBM
• Tercakupnya pendanaan
• Peran serta aktif masy
• Peraturan desa
• Pembinaan PHBS RT
40
Pentahapan desa/kelurahan siaga aktif?
41
STRATEGI PENGEMBANGAN
• Advokasi:
buat kebijakan kepedulian dan tindakan
dengan didukung oleh masyarakat
• Binasuasana:
Ormas,,LSM, Pers, Toma,Toga untuk
pemahaman tindakan-keterlibatan
• Gerakan pemberdayaan
Gerakan pemberdayaan keluarga & lingkungan
untuk kemampuan perilaku kemandirian;
Gerakan pemberdayaan masyarakat: tindakan
kebersamaan untuk bentuk kodrat
suatu gerakan hidup sehat
KEBIJAKAN JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL
(JKN)
MENGAPA PERLU JAMINAN KESEHATAN?
Karakteristik Yankes: Individu/keluarga: Solusi :
• Service/jasa,
Tak
• Dominasi terjangkau
profesional,
Jaminan
• Uncertainty, Terpaksa bayar
• Price In-elastic, Kesehatan
Tidak adil
• Asymmetry
Membayar
Information, Sendiri
• PPK Induced demand.
• Patient ignorancy, Pelayanan
Kesehatan
• Externality,
terkendali
Pelayanan Kesehatan:Hak Rakyat-Kewajiban Negara
UUD 1945 Psl 28H(1): UU No 40/2004 (SJSN)
Setiap Penduduk Berhak Atas 1.Yang mampumengiur
Pelayanan Kesehatan 2.Yang tdk mampu dibayar
Pemerintah
UUD 1945 :
1 - Pasal 28 H - Setiap orang berhak atas jaminan sosial
- Pasal 34 - Negara mengembangkan sistem jaminan sosial
2 UU NO 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
3 UU NO 36/2009 Tentang Kesehatan
4 UU NO 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Asuransi
Kessos
(WAJIB)
Jaminan Kesehatan bersifat
pelayanan kesehatan perorangan
(UKP), mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan Prinsip
rehabilitatif •NASIONAL
•NIRLABA
•GOTONG ROYONG
•EQUITY
•dll
JAMINAN
KESEHATAN 47
NASIONAL
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Per
Kesehatan (rujukan, dll)
janji
n
Pem
han
iura
Regulasi (standarisasi)
an K
Ajuk aran K
elu
bay
yar
erja
Regulator an k laim
Ba
an
gan
sam
laim Regulasi Tarif Pelayanan
nan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
PENYELENGGARAAN
• Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang dan terstruktur
dengan mengikuti SISTEM RUJUKAN :
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
LANJUTAN...
PESERTA DAN KEPESERTAAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
FASILITAS KESEHATAN DALAM JKN
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA :
1.Puskesmas beserta jejaringnya;
2.Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek,
laboratorium, bidan, perawat);
3.Praktik dokter gigi beserta jejaringnya;
4.Klinik pratama beserta jejaringnya; dan
5.Fasilitas kesehatan milik TNI/POLRI
beserta jejaringnya
FASKES YANG DIGUNAKAN DALAM JKN
6.Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang
PERMENKES nomor 71 tahun 2013
setara
tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN
TINGKAT LANJUT:
1.Klinik Utama atau yang setara
2.Rumah Sakit Umum
3.Rumah Sakit Khusus
PAKET MANFAAT JKN *)
Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, termasuk pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai yang diperlukan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MANFAAT KEBIDANAN
1. Pemeriksaan ANC berupa pemeriksaan fisik, pengukuran tinggi
badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran
lingkar lengan atas, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan
denyut jantung janin, pemeriksaan posisi janin, pemeriksaan Hb,
pemeriksaan golongan darah, tes celup glukoprotein urin, imunisasi,
pemberian suplemen besi dan asam folat, dan konseling, serta
mengonsultasikan ke dokter pada trimester pertama atau sedini
mungkin.
2. Pemeriksaan ANC sesuai standar diberikan dalam bentuk paket
minimal 4 (empat) kali pemeriksaan.
3. Pemeriksaan PNC/neonatus sesuai standar diberikan dalam bentuk
paket minimal 3 (tiga) kali kunjungan ibu dan 3 (tiga) kali kunjungan
bayi.
4. pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan atau
dokter, sesuai kompetensi dan kewenangannya;
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
Pelayanan kesehatan tanpa melalui prosedur sesuai peraturan
yang berlaku
Pelayanan kesehatan di FasKes yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, kecuali gawat darurat
Pelayanan kesehatan yang dijamin program jaminan kecelakaan
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan atau
hubungan kerja
Pelayanan kesehatan yang dijamin program jaminan kecelakaan lalu
lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung
Pelayanan kesehatan di luar negeri
Pelayanan kesehatan estetik
Pelayanan infertilitas
Pelayanan Ortodontis
Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat
dan/atau alkohol
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau
akibat hobi membahayakan diri sendiri
Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional yang
belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan (HTA)
Pengobatan dan tindakan medis dikategorikan percobaan
(eksperimen)
Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, susu,perbekalan
kesehatan rumah tangga
Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap
darurat, kejadian luar biasa/wabah
Biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang
dapat dicegah (preventable adverse events)
Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungannya dengan
manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
SUMBER DANA JKN
PEMERINTAH PBI
PNS
TNI AKTIF & PNS +
ANGGOTA KEL
POLRI AKTIF &
PNS + ANGGOTA KEL BPJS
KES
PENSIUNAN
VETERAN
JPK JAMSOSTEK
PEKERJA & PEMBERI
KERJA
Gratifikasi adalah...
Pemberian
dalam arti
luas
PRAKTIK PEMBERIAN ADALAH NETRAL
DAN WAJAR
AGAMA BUDAYA
PERGAULAN ETIKA
LATAR BELAKANG ATURAN
GRATIFIKASI
SUAP
GRATIFIKASI MENYUAP
PENGGELAPAN
COI DALAM
DALAM
PENGADAAN
JABATAN
PERBUATAN
PEMERASAN
CURANG
UNSUR PASAL
(UU 31/ 1999 jo. UU 20/ 2001 pasal 12 B dan 12C)
Penyelenggara Negara
(UU No. 28/1999)
Sanksi bagi Pemberi
&
Pidana Penjara 3 Pidana Denda Rp 150
tahun juta
Gratifikasi
Strategi KPK dalam
Pemberantasan Korupsi
Ni + Ke = Ko
NIAT KESEMPATAN KORUPSI
y e b a b
Pen
r up s i
ko
solusi
y e b ab
Pen
o r up si
k
solusi
Pencegahan
Korupsi
Sistem Budaya
Saling Mempengaruhi
Perilaku
Tunas Integritas
POKOK BAHASAN KEENAM
PENUTUP
BRANDING
RESMI
Jateng Gayeng"
yang bermakna :
penuh semangat,
berani,
tangguh,
jujur,
ramah,
menggembirakan,
harmonis, dan
hangat
TERIMA KASIH
Email: yuli_prabowo_62@yahoo.com
Website: www.dinkesjatengprov.go.id
Twitter: @dinkesjateng
Telp.: 024-3511351; Fax: 024-3517463
85