Anda di halaman 1dari 70

PENGELOLAAN

“BADAN USAHA MILIK NAGARI”


(BUMNag)

Suryaningsih
Disampaikan Dalam Acara Sosialisasi Pendirian BUMNag
Nagari Situjuah Gadang, Kecamatan Situjuah Limo Nagari
Kabupaten Lima Puluh Kota
25-26 Mei 2019
Pondasi BUMNag harus benar-benar kuat....
Mendampingi tahap awal BUMNag adalah
sesuatu yang sangat vital...
KARENA
Membangkitkan sesuatu yang telah gagal adalah
upaya yang jauh lebih sulit daripada memulai
sesuatu yang baru....

(Rudy Suryanto, Founder bumdes.id)


BUMNag Dalam Urutan Regulasi

Gambaran Umum BUMNag


BAHASAN
POKOK

Pemetaan Potensi dan Pemilihan Usaha BUMNag

Penyusunan Model Bisnis dan Kelayakan Usaha

Pendirian BUMNag
1 BUMNag Dalam Urutan
Regulasi

1. UU No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah


2. PP No. 72 tahun 2005 Tentang Desa
3. Permendagri No. 39 tahun 2010 Tentang BUMDes
4. UU No. 6 tahun 2014 Tentang Desa
5. PP No. 43 tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana UU Desa
6. Permendesa No. 4 tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDesa
UU No. 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah

Pasal 213 ayat (1);


“Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”
PP No. 72 tahun 2005 Tentang Desa

• Pemdes dapat mendirikan BUMDes;


Pasal 78 • BUMDes ditetapkan dengan Perdes;
• BUMDes harus berbadan hukum.

• Bumdes adalah usaha desa yang dikelola Pemdes;


• Permodalan BUMDes berasal: Pemdes, Tabungan masy,
Pasal 79 Bantuan pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota), pinjaman, dan
pihak lain.
• Kepungurusan (PemDes dan Masyarakat)

• BUMDes dapat melakukan pinjaman;


Pasal 80 • Pinjaman dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD.

• Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan dan


Pasal 81 pengelolaan BUMNag diatur dengan Perda.
Permendagri No. 39 tahun 2010 tentang BUMDes
UU No. 6/2014 dan PP No. 43/2014
Permendesa No. 4 Tahun 2015
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Pendirian BUMDesa
BAB III Pengurusan dan Pengelolaan BUMDesa
• Bentuk organisasi BUMDesa
• Organisasi Pengelola BUMDesa
• Modal BUMDesa
• Klasifikasi Jenis Usaha BUMDesa
• Alokasi Hasil Usaha BUMDesa
• Kepailitan BUMDesa
• Pertanggungjawaban Pelaksanaan BUMDesa
BAB IV Pembinaan dan Pengawasan
BAB V Ketentuan Peralihan
2 Gambaran Umum BUMNag

1. Pengertian dan Latar Belakang Pendirian.


2. Tujuan.
3. Perbedaan BUMNag dengan Badan Usaha Lain
4. Status Hukum BUMNag.
5. Modal BUMNag.
6. Klasifikasi Jenis Usaha BUMNag
7. Filosofi.
8. Kelembagaan BUMNag
Pengertian dan Latar Belakang
Pengertian
Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

Latar Belakang Pendirian


Menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh desa
dan/atau kerjasama antar desa.

Diolah dari:
Permendes PDTT No. 4/2014, Bab I Ketentuan Umum poin 2
Meningkatkan perekonomian Desa
Tujuan
BUM Desa Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan Desa

Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan


potensi ekonomi Desa

Mengembangkan rencana kerja sama usaha


antar desa dan/atau dengan pihak ketiga
BUMNag
Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum warga

Membuka lapangan kerja

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui


perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi Desa

Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan


Pendapatan Asli Desa.
Perbedaan BUMNag Dengan Badan Usaha
Lain

Perundangan

Definisi
BUMNag
Tujuan
BUMN

KOPERASI Organisasi

Modal

Pertanggungjawaban
Status Hukum BUMNag

• Dasar pembentukan Bumnag


1 adalah Peraturan, bukan Akta

• Pendirian dibahas dalam


2 Musyawarah Nagari

• Unit usaha Bumnag boleh


3 berbadan hukum (PT & LKM)
Bentuk Organisasi BUMNag
Modal BUMNag
Klasifikasi Jenis Usaha BUMNag
Filosofi BUMNag
1. BUMNag adalah badan usaha yang tidak semata-mata
mencari keuntungan. (memiliki muatan pelayanan kepada
masyarakat, menjalankan upaya pemberdayaan
masyarakat, dan menggerakkan ekonomi desa).
2. BUMNag tidak boleh mengambil alih aktivitas ekonomi
yang sudah dijalankan oleh warga (menciptakan yang baru,
memberikan nilai tambah, atau mensinergikan aktivitas-
aktivitas ekonomi yang sudah ada).
3. BUMNag adalah social enterprise yakni lembaga bisnis
yang didirikan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial
(menciptakan nilai tambah, mengelola potensi dan aset, dan
memberikan manfaat bagi warga masyarakat).
Kelembagaan BUMNag
Penasehat BUMNag
Pelaksana Operasional
Pengawas BUMNag
3
Pemetaan Potensi dan
Pemilihan Usaha BUMNag

1. Pemetaan Potensi
2. Pemilihan jenis usaha
Pemetaan Potensi
Contoh potensi
adalah alam,
budaya, manusia,
Sebagai bentuk
dan teknologi
dasar, bisa menjadi
Terpendam atau bentuk yang sangat
diam, yang belum lain
dimanfaatkan untuk
Kesanggupan, kepentingan lain
kemampuan,
kekuatan, atau daya
yang punya
kemungkinan untuk
dikembangkan
POTENSI
Langkah-langkah dalam pemetaan potensi desa/nagari:

Memetakan Memetakan Memetakan Memetakan


Bentang Bentang Bentang Bentang
Alam Budaya Ekonomi Teknologi

Membuat Peta Terkait Selama masih Teknologi yang


Nagari dengan ada penduduk dapat
kekayaan dan di desa, maka dikembangkan
a. Potensi keunikan pasti terdapat secara luas
Wisata budaya potensi
Desa masyarakat ekonomi
b. Potensi disana
Bahan
Baku
c. Air dan
Udara
Bersih
Pemilihan Jenis Usaha
Faktor penting dalam menentukan jenis usaha BUMNag:

1 2

Keterampilan Keterampilan Mencari Celah Bisnis


Menangkap • Apa masalah yang anda lihat/rasakan/amati?
Peluang Bisnis • Apa kebutuhan yang timbul dari masalah tsb?
• Kejelian memetakan • Apa saja keinginan yg muncul?
kebutuhan, keinginan, • Siapa saja pesaing yang menawarkan produk yang
dan preferensi. sama?
• Apa kelebihan dan kekurangan pesaing yang ada?
4 Penyusunan Model
Bisnis dan Kelayakan
Usaha
1. Model Bisnis; Mengubah Peluang Menjadi Profit
2. Menilai Kelayakan Usaha
BUMNag harus memikirkan rasionalitas bisnisnya terlebih
dahulu, baru merambah ke kemanfaatan sosial.....
KARENA
Tanpa kuat terlebih dahulu, kemanfaatan sosial yang
berkelanjutan adalah hal yang mustahil.....

(Rudy Suryanto, Founder bumdes.id)


Model Bisnis

• Berdiri, tumbuh, dan berkembangnya usaha sangat ditentukan


oleh langkah awal pembentukannya.
• Para pendiri BUMNag harus mampu membayangkan;
- Kemana arah usaha??
- Bagaimana mencapainya?? dan
- Mempersiapkan hal-hal mendasar.
• Dalam usaha bertujuan besar, persiapannya tentu lebih
kompleks.
Merancang Model Bisnis

1. Customer 4. Pelayanan 7. Aktivitas yang dilakukan


2. Keunggulan produk 5. Estimasi Pendapatan 8. Rekan Bisnis
3. Distribusi 6. Sumberdaya yg digunakan 9. Estimasi biaya usaha
Studi Kelayakan Usaha

Proposal Kelayakan Usaha


Suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan
kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang/jasa dengan
menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyedia dana.

Seperti usaha pada umumnya, BUMNag tentunya tidak dapat berhasil jika
dilakukan secara sembarangan. Karena, pada akhirnya harus ada
keuntungan yang didapat dari usaha yang dijalani.
Sistematika Rencana Usaha
BUMNag
1. Mengetahui kondisi geografis dan kondisi penduduk;
2. Melakukan pemetaan potensi usaha yang terdiri dari potensi
alam dan budaya;
3. Melakukan analisis kondisi internal (kekuatan dan
kelemahan) dan kondisi eksternal (peluang dan ancaman)
BUMNag;
4. Melakukan rencana usaha (nama usaha yang dijalankan,
tagline yang digunakan, produk yang dijual, dan berapa
harganya);
5. Melakukan proyeksi pendapatan yang akan diterima dan
pengeluaran biaya yang dikeluarkan;
6. Memetakan kebutuhan investasi apa saja yang dibutuhkan
dalam menjalankan BUMNag terkait sarana dan prasarana;
7. Menghitung BEP
8. Memilih pengelola yang diberi tanggungjawab untuk
mengelola BUMNag.
Produk

Profit Analisa Pricing


Kelayakan
Usaha
“5P”

Proporsi Proyeksi
Biaya Pendapatan
PROYEKSI PENDAPATAN

Pendapatan Harga Pokok Penjualan

Laba Kotor Biaya Operasional


PROPORSI BIAYA

Kategorikan
Membuat Daftar Semua Pengeluaran
setiap
dalam Usaha BUMNag
Pengeluaran

Bandingkan Bandingkan
Mentotal biaya biaya overhead dgn
overhead pengeluaran dgn Biaya Tenaga
penjualan Kerja
Jika dalam perkiraan awal kelayakan usaha
hasilnya minus, artinya tidak layak usaha.
Jangan memaksakan untuk tetap mendirikan
BUMNag!!
(Rudy Suryanto, Founder Bumdes.id)
5 PENDIRIAN
BUMNag
1. Sosialisasi tentang BUMNag
2. Pembentukan Tim Persiapan Pendirian (TPP)
BUMNag
a. Merumuskan potensi
b. Pemilihan jenis usaha
c. Penyusunan konsep AD/ART
3. Musyawarah Nagari
4. Penetapan PerNag Tentang Pendirian BUMNag
5. Rekrutmen dan pelantikan pengelola BUMNag
Pembentukan BUMNag perlu
diawali dengan Perencanaan dan
Persiapan yang matang...
“Failing to plan is planning to fail”
• Sosialisasi dapat dilakukan oleh PemNag, BAMUS,
dan KPMD;

SOSIALISA
• Tujuannya adalah agar masyarakat dan PemNag
SI paham tentang BUMNag;
• Hasil sosialisasi menjadi rekomendasi pelaksanaan
MusNag

TPP BUMNag

• TPP BUMNag dengan SK Wali Nagari


• Jumlahnya ganjil
• Tim terdiri dari Perangkat desa, BAMUS, PKK,
Karang Taruna, Tokoh Masyarakat (salah satunya ada
yang berlatar belakang enterpreneur)
• Tugas: melakukan inventarisasi dan pemetaan potensi
usaha, membuat usulan jenis usaha, menyusun draft
AD/ART, menyusun RanPerNag pembentukan
BUMNag
• Musyawarah Nagari membahas tentang:

Musyawarah Nagari
a. Pendirian BUMNag
b. Rancangan AD/ART
c. Susunan pengurus BUMNag
d. Sistem pembagian hasil usaha
• Berita Acara pembentukan BUMNag

• Hal-hal yang perlu diperhatikan:


a. Jiwa dan pengalaman enterpreneur
Rekrutmen Pengelola

b. Kepemimpinan dan managerial


c. Komunikasi dan teknik fasilitasi
d. Tata kelola keuangan yang baik
• Jika sulit solusinya adalah dengan membentuk
tim sehingga 4 kriteria terpenuhi
Pengurus BUMNag seperti lokomotif
kereta...Berperan menentukan arah,
kekuatan, dan kecepatan pengembangan
BUMNag....
Kondisi yang dihadapi oleh BUMDes terkait
dengan rekrutmen pengelola

• Pada awal berdirinya, BUM Desa biasanya tidak


mampu menjanjikan pemberian imbalan (gaji/honor)
yang tinggi, disisi lain para pengurus harus tetap bekerja
keras agar BUM Desa yang diurusnya dapat
berkembang.
• Kontradiksi inilah yang membuat BUM Desa kesulitan
mendapatkan pengurus yang ideal.
• Untuk ini forum musdes maupun tim pemilihan
pengurus yang dibentuk oleh musdes harus bekerja
keras, jeli dan cermat untuk bisa mendapatkan
champion ataupun sukarelawan yang punya motivasi
kuat untuk memajukan desa (BUM Desa).
Strategi Pengelolaan BUMNag
Hasil Usaha BUMNag
Sistem Akuntansi BUMNag
Pengertian
Akuntansi
Suatu proses yang meliputi pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisaan data keuangan.

• Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses


yang dilakukan secara rutin dan berulangkali setiap terjadi
transaksi keuangan.
• Pelaksana operasional wajib mencatat secara manual:
a. Buku Bank
b. Buku Kas
c. Buku Hutang
d. Buku Piutang
Siklus Akuntansi

Transaksi Usaha

Pembuatan Bukti Asli

Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)

Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan

Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian

Laporan Keuangan

Jurnal Penutup

Neraca Saldo setelah penutupan


• Belum adanya aturan tentang:
a. Standar dan format laporan keuangan
BUMDes;
b. Kewajiban laporan keuangan BUMDes
di audit;
c. Siapa yang berwenang mengaudit
laporan keuangan BUMDes
Kepailitan BUMNag
Pertanggungjawaban BUMNag

Anda mungkin juga menyukai