Anda di halaman 1dari 19

PROSES

PERADANGAN
(INFLAMASI)
By dr. Endah Rahmawati
JENIS DAN FUNGSI LEUKOSIT
1. GRANULOSIT
• Leukosit jenis granulosit terdiri dari netrofil, eosinofil dan basofil, masing-masing memiliki
granula dalam sitoplasma.
• Sel-sel pertama yang timbul dalam jumlah besar didalam eksudat adalah netrofil. Netrofil
mampu bergerak aktif seperti amoeba dan mampu menelan berbagai zat (fagositosis).
• Basofil darah dan sel mast jaringan dirangsang untuk melepaskan kandungan granulanya
kedalam lingkungan sekitarnya pada berbagai keadaan cidera, baik reaksi imunologis
maupun reaksi nonspesifik.
• Eosinofil memberikan respon terhadap rangsangan kemotaktik khas tertentu pada reaksi
alergi dan mengandung zat-zat yang toksik terhadap parasit-parasit tertentu dan zat-zat
yang memperantarai peradangan.
2. MONOSIT DAN MAKROFAG
• Merupakan bentuk monosit yang berbeda dari granulosit, karena susunan morfologi intinya
dan sitoplasmanya yang relatif agranular. Sel yang sama, yang terdapat dalam pembuluh
darah disebut juga dengan monosit, dan jika terdapat dalam eksudat, disebut dengan
makrofag.
• Makrofag mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi netrofil polimorfonuklear, dimana
makrofag adalah sel yang bergerak aktif yang memberi respon terhadap rangsang
kemotaksis, fagosit aktif dan mampu mematikan serta mencerna berbagai agen.
3. LIMFOSIT
Leukosit yang telah dimobilisasi tidak hanya menangkap mikroba yang menyerbu, tetapi juga
menghancurkan sisa jaringan hingga proses perbaikan dapat dimulai.
PROSES TERJADINYA INFLAMASI
BENTUK PERADANGAN
1. Eksudat nonseluler
A. Eksudat Serosa
Jenis eksudat nonseluler yang paling sederhana adalah eksudat serosa, yang pada dasarnya terdiri dari
protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah saat radang. Terjadi bila adanya iritasi ringan pada
membrane mukosa dan serosa.
B. Eksudat Fibrinosa
Komponen utama eksudat adalah fibrin, ini menandakan peradangan angkut yang cukup berat.
Jaringan terlihat kaku,kusam dan berwarna putih kuning. Dapat berakibat perlekatan.
C. Eksudat Misinosa
Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana terdapat sel-sel yang dapat
mensekresi musin. Eksudat ini merupakan sekresi sel, bukan dari bahan yang keluar dari pembuluh
darah. Contoh eksudat ini adalah pilek yang disertai berbagai infeksi pernapasan bagian atas.
2. Eksudat Seluler
A. Eksudat netrofilik
Disebut juga dengan purulen yang terbentuk akibat infeksi bakteri. Infeksi bakteri sering
menyebabkan konsentrasi netrofil yang luar biasa tingginya didalam jaringan, banyak dari sel-sel ini
mati dan membebaskan enzim-enzim hidrolisis yang kuat kesekitarnya.
B. Eksudat Campuran
Campuran eksudat seluler dan nonseluler, dinamakan sesuai dengan campurannya. Misalnya, eksudat
fibrinopurulen terdiri dari fibrin dan netrofil polimorfonuklear.
3. Peradangan Granulamatosa
• Jenis radang ini ditandai dengan pengumpulan makrofag dalam jumlah besar dan
pengelompokannya menjadi gumpalan nodular yang disebut granuloma.
PENYEMBUHAN LUKA
• Penyembuhan luka adalah proses kembali normalnya struktur, fungsi dan anatomi kulit baik
pada permukaan maupun dasarnya setelah mengalami luka.
• 4 fase Penyembuhan Luka
1. PROSES PENGHENTIAN PERDARAHAN (HEMOSTASIS)
• Perdarahan awal
• Vasokonstriksi pembuluh darah untuk meminimalkan kehilangan darah
• Aggregasi trombosit (kemampuan trombosit melekat satu sama lain untuk membentuk suatu
sumbatan)
• Pembentukan bekuan sementara
2. FASE INFLAMASI
• Dimulai sejak luka hingga hari ke-5
• Pelepasan mediator inflamasi
• Vasodilatasi
• Fagositosis dimulai
• Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
• Panas lokal, kemerahan dan bengkak
• Makrofag melepaskan faktor pertumbuhan
• Regulasi proses penyembuhan (hanya fibrin yang menghubungkan tepi luka dan belum ada
kekuatan pertautan luka oleh serat kolagen)
3. FASE PROLIFERASI
• Berlangsung dari hari ke-6 sampai minggu ke-3
• Makrofag merangsang pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis)
• Terbentuk jaringan baru (granulasi)
• Jaringan mati (nekrotik) dirusak
• Pembentukan (proliferasi) jaringan ikat
• Luka mengecil dalam ukuran dengan kontraksi granulasi dan epitelisasi (permukaan luka tertutup
oleh epitel)
4. FASE REMODELLING
• Dimulai sejak minggu ke-3 hingga 2 tahun
• Awalnya bekas luka itu berwarna merah (scar)
• Aliran darah pada luka sudah mulai menurun, sudah terbentuk pematangan epitel sehingga
menyerupai kulit yang didekatnya.
2 KATEGORI PENYEMBUHAN LUKA
1. PENYEMBUHAN INTENSI PERTAMA
• Dapat sembuh normal tanpa komplikasi
• Tepi luka dapat disatukan melalui jahitan
2. PENYEMBUHAN INTENSI KEDUA
Ada kehilangan jaringan dan beresiko tinggi infeksi
Dibutuhkan granulasi untuk menutupi defek luka
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN
LUKA DAN PERADANGAN
1. Sirkulasi dan Oksigenasi
• Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh kedaerah yang terkena. Jadi, jika ada
defisiensi suplai darah ke daerah yang terkena, maka proses peradangannya sangat lambat, infeksi
yang menetap dan penyembuhan yang jelek.
• Beberapa kondisi yang menyebabkan sirkulasi dan oksigenasi tidak lancar :
1. Kondisi fisik lemah atau letih
2. Orang gemuk, adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak yang memiliki sedikit
pembuluh darah berpengaruh terhadap kelancaran sirkulasi
3. Penderita gangguan pembuluh darah perifer : hipertensi atau DM.
4. Anemia
5. Gangguan pernafasan kronik pada perokok
2. Status gizi individu
• Penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat, karena proses fisiologi
penyembuhan luka bergantung pada tersedianya protein, vitamin (terutama vitamin A dan
C) dan mineral.
3. Infeksi
• Ada tidaknya infeksi pada luka merupakan penentu dalam percepatan penyembuhan luka.
• Sumber utama infeksi adalah bakteri. Dengan adanya infeksi maka fase-fase dalam
penyembuhan luka akan terhambat
4. Benda asing atau jaringan nekrotik dalam luka
5. Immobilisasi
• Mobilisasi juga dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan melakukan
mobilisasi pasien merasa lebih sehat, kuat dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
demikian pasien memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan
• Mobilisasi juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
6. Obat
• Sedang dalam pengobatan anti inflamasi (seperti aspirin dan steroid), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka.
• Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat tubuh seseorang rentan terhadap Infeksi
luka.
KOMPLIKASI PENYEMBUHAN LUKA
Komplikasi pada penyembuhan luka kadang-kadang terjadi saat proses penyembuhan luka.
• Jaringan parut mempunyai sifat alami untuk memendek dan menjadi lebih padat dan
kompak setelah beberapa lama. Akibatnya adalah kontraktur yang dapat membuat daerah
menjadi cacat dan pembatasan gerak pada persendian.
• Neuroma traumatik, yang secara sederhana merupakan poliferasi regeneratif dari serabut-
serabut saraf kedalam daerah penyembuhan dimana mereka terjerat pada jaringan parut
yang padat.
ASPEK-ASPEK SISTEMIK PERADANGAN
Respon sistemik yang menyertai reaksi yang terjadi pada peradangan di antaranya adalah :
1. Demam
Merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag.
Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada di hipothalamus.
2. Perubahan Hematologis
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran
leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan leukosit yang disebut leukositosis.
3. Gejala Konstitusional
Adalah jenis gejala karena terjadi perubahan metabolisme dan endokrin pada cedera hebat seperti
malaise (perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan), anoreksia (tidak ada nafsu makan)
dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda pada setiap orang bahkan
sampai tidak berdaya melakukan apapun.
Penugasan terstruktur, presentasi kelp 3 dan 4
Memahami proses infeksi
1. Pengertian infeksi
2. Penyebab infeksi
3. tipe infeksi
4. Proses infeksi
5. Pertahanan terhadap infeksi
6. Tanda-tanda infeksi
Penugasan :
1. Makalah dikumpulkan H-3 presentasi
2. Presentasi kelompok dalam bentuk PPT

Anda mungkin juga menyukai