DISUSUN OLEH:
Kelompok 1:
Rizka Lingga Silvia (2102050373)
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Parasetamol merupakan drug of choice
untuk menurunkan demam dan
menghilangkan rasa nyeri, yang telah
lama dikenal dan digunakan oleh
masyarakat (Tan dan Rahardja, 2007).
Dalam pembuatan tablet Parasetamol
perlu dilakukan tinjauan tentang sifat
fisika dan kimia bahan aktif, bahan
tambahan dan kemungkinan yang
terjadi ketika proses pembuatan,
sehingga dapat menemukan formula yg
cocok untuk pencetakan skala industri.
Permasalahan dan Solusi (1)
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Parasetamol merupakan bahan dg Berdasarkan data stabilitas, Bobot Parasetamol 500mg
karaketristik kompaktibilitas parasetamol stabil pada yang terlalu sedikit untuk
kurang baik dan sifat alirnya yang temperatur 450C dikempa
buruk.
Solusi: Solusi: Solusi:
Untuk memperbaiki sifat alir dan Pada saat pengeringan Ditambahkan zat pengisi
kompaktibilitas maka dalam granul dilakukan pada laktosa untuk menambah
pembuatan tablet digunakan temperatur dibawah 450C bobot tablet
metode granulasi basah (Voigt,
1984).
Permasalahan dan Solusi (2)
Masalah 4 Masalah 5 Masalah 6
Amylum yg ditambahkan sebagai Adanya pembesaran Terjadinya pelekatan bahan
penghancur mempunyai sifat partikel/aglomerasi karena pada cetakan yang mungkin
tidak stabil dalam kelembapan gaya kohesif yang terjadi terjadi.
sehingga mudah dimetabolisme antar partikel padat dan
oleh microorganisme. adanya gaya tarik antar Solusi:
Solusi: molekular, gaya van der Ditambahkan Talkum
Untuk granulasi basah harus waals, dan gaya elektrostatis sebagai pelican/glidan dan
selalu dibuat baru. Pati harus Solusi: Mg stearate sebagai
disimpan dalam wadah kedap Ditambahkan PVP sebagai lubricant.
udara di tempat sejuk dan kering pengikat
Contoh Formula dari Literatur (1)
BAHAN KADAR
Paracetamol 500 mg
Fase Lactosa q.s
dalam Amylum 10% 10%
PVP 2%
Amylum 5%
Fase luar Talk 2%
Mg stearat 1%
TINJAUAN SENYAWA AKTIF
• Nama Senyawa : Paracetamol
• Berat Molekul : 151,16
• Nama lain : Acetaminophen
• Rumus Molekul : C8H9NO2
• Pemerian : Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit (FI III,hal 32)
• Struktur kimia :
KARAKTERISTIK FISIKA PARACETAMOL
• Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol
(FI edisiVI, hal 1353)
• Titik Leleh : 1690C-1720C (codex, hal 988)
• PH : Antara 5,3 dan 6,5 (codek hal 988)
• Konstanta Disosiasi (pka) : 9,5 (codex, hal 988)
• Bentuk Kristal : bentuk monoklin, umumnya digunakan untuk tablet. bentuk ortorombik. bentuk
termodinamik yang sangat tidak stabil
• Bentuk Aktif : Asam lemah
• Higroskopisitas : Paracetamol menyerap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada suhu 26 ℃, pada
kelembapan relatif meningkat sekitar90 % (codex, hal 638)
STABILITAS PARACETAMOL
1. Stabilitas Bahan Padat (codex, hal 988)
• Terhadap Suhu : stabil pada suhu 45℃
• Terhadap Cahaya : stabil
• Terhadap Kelembapan : stabi
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,
simpan pada suhu ruang,terlindung dari kelembapan dan panas
(FI edisi VI, hal 1361)
Perhitungan Formula(1)
Formula Perhitungan 1 tablet Perhitungan 850 Tablet
Fase Dalam (92%)
Paracetamol 500 mg x 850 = 425.000 mg
500 mg
= 425 g
Amylum 10% 65 mg x 850 = 55.250 mg
= 55,25 g
PVP 2% 13 mg x 850 = 11.050 mg
= 11,05 g
Laktosa q.s 72 mg x 850 = 61.200 mg
650 mg – (500+65+13) = 72 mg
= 61,2 g
Amylum 5%
Talk 2%
Mg. Stearat
Perhitungan Formula (2)
Formula :
Kadar Paracetamol = 500 mg
Bobot per Tablet = 650 mg
Jumlah Tablet yang akan dibuat = 850 tablet
Fase dalam 92% =
1 tablet =
850 tablet = 598 mg x 850 = 508.300 mg = 508,3 g
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
A. Fase dalam
1) 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
a. 2. Haluskan bahan yang akan digunakan
b. 3. Timbang bahan aktif dan bahan tambahan sebanyak:
Paracetamol = 425 gram dikertas yang telah disesuaikan
Amylum =55.25 gram dikertas yang telah disesuaikan
Polivinilpirrolidon = 11.05 gram dikertas yang telah disesuaikan
Lactosa = 61,2 gram dikertas yang telah disesuaikan
Rincian Prosedur Kerja
(2)
4. Proses Mixing
- Siapkan wadah mixing (yang tersedia di laboratorium adalah toples)
- Masukkan dalam toples dari bahan yang terkecil, lactosa sebanyak 61,2g
- Ditambahkan amylum kurang lebih setengahnya
- Ditambahkan sisa amylum dan kurang lebih 120 g paracetamol
kemudian toples ditutup
- Ditambahkan kurang lebih 200 g paracetamol kemudian toples ditutup
- Ditambahkan sisa paracetamol kemudian toples ditutup
6. Proses granulasi
- - Serbuk yang telah melalui proses mixing ditambahkan larutan
pengikat sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan sampai
larutan pengikat habis
- - Diukur kelembaban serbuk, jika belum sesuai ditambahkan
- aquades sampai kelembaban yang diinginkan
- - Masukkan serbuk dalam mesin granulasi
- - Lakukan granulasi sampai serbuk habis
- - Granul yang sudah terbentuk diayak melalui mesh no. 12
Tan Ø =
Persyaratan: Sudut diam yang baik berkisar antara 25⁰ – 45⁰ [lacham , 1994)
EVALUASI MUTU
GRANUL
Uji Pengetapan/Kompresibilitas
Alat : Gelas ukur 100 mili merk Pyrex lap serbet
Prosedur : Masuknya kan granul ke dalam gelas ukur sebanyak 100 ml catat volume awal
kemudian ketuk sebanyak 100 kali atau 500 kali catat volume akhir hitung % di
kompressibilitasnya
Persyaratan :Sifat alir yang baik memiliki indeks penempatan kurang dari 20% (Sulaiman,2007).
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Kp: Kompresibilitas
Vo: Volume awal sebelum pemampatan
Vn: Volume Akhir setelah pemampatan
Hasil Evaluasi Mutu Granul
Kategori Hasil Syarat Kesimpulan
Kecepatan aliran 12,71 g/detik >4g/detik LOLOS
Kandungan lembab 2% 2-4% LOLOS
Sudut Diam 21,21⁰ 25-45⁰ LOLOS
Kompresibilitas (%) 12.88 % 11 – 20%. LOLOS
Rincian Prosedur Kerja (5)
B. Fase Luar
a. 1. Timbang bahan-bahan fase luar sebanyak: 1. C. Proses Pencetakan Tablet
Amylum: 27,065 gram - Dilakukan optimasi berat dengan mencetak satu tablet.
Talk: 10,826 gram Berat yang diinginkan 650mg.
Mg stearat: 5,413 gram - Setelah didapat berat yang diinginkan dilakukan optimasi
b. 2. Fase dalam dimasukkan dalam toples kekerasan tablet.
c. 3. Ditambahkan talk aduk secara kontinyu dengan kecepatan - Setelah mendapat berat dan kekerasan yang sesuai.
d. tetap sampai homogen (pengadukan jangan terlalu lama) - Kemudian mesin disetting otomatis.
- Granul dimasukkan ke dalam hopper mesin tablet single
e. 4. Ditambahkan mg stearat aduk secara kontinyu dengan
f. kecepatan tetap sampai homogen (pengadukan jangan punch. Dilakukan pencetakan tablet hingga granul dalam
14,062− 13,062
F riabilitas = ×100 %
14,062
Friabilitas = 0,58%
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu hancur
sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur
sempurna (Farmakope Indonesia, 1995) Untuk melakukan uji waktu hancur terhadap tablet dapat dilakukan alat
yang diperlihatkan pada gambar 14, yaitu berupa Desintegrator tester.
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Waktu Hancur
No Waktu Hancur
1 2 menit 20 detik
2 1 menit 40 detik
3 3 menit
4 3 menit
5 2 menit 25 detik
6 3 menit 60 detik
PEMBAHASAN
Uji Organoleptik/Visual
Evaluasi ini dilakukan dengan cara pemeriksaan secara organoleptis meliputi warna, bau dan rasa. Dari uji
ini didapatkan tablet dengan visual bulat pipih, putih, tidak berbau, rasa pahit. Dan juga didapatkan
tablet paracetamol yang menggunakan larutan pengikat PVP menghasilkan warna permukaan yang lebih
glossy jika dibandingkan dengan tablet yang menggunakan pengikat pasta amylum.
Sehingga dapat disimpulkan tablet dengan formula ini LOLOS uji organoleptik.
PEMBAHASAN
Uji Keseragaman Ukuran
Uji keseragaman ukuran memenuhi syarat bila diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
1⅓ kali tebal tablet.
0,920 0,322
Dari persyaratan sesuai literatur di dapatkan rata-rata diameter tablet tidak boleh melebihi 0,966mg.
Sehingga dapat dinyatakan tablet LOLOS uji keseragaman ukuran.
PEMBAHASAN
Uji Keseragaman Bobot
Rata-rata 650,85mg
Penyimpangan 5% -
Penyimpangan 10% -
Hasil LOLOS
Syarat: tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%
PEMBAHASAN
Uji Kerapuhan
Syarat: Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5% sampai 1% masih dapat dibenarkan
(Lachman, dkk, 1994).
Sedangkan hasil data uji kerapuhan adalah 0,58% yang notabene <1%. Sehingga
jika dibandingkan dengan persyaratan, formula ini dinyatakan LOLOS uji.
PEMBAHASAN
Uji Kekerasan Tablet
Rata-rata 4,70 kg
Syarat 4 -8 kg
KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung Paracetamol 500mg
INDIKASI :
Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit
gigi dan menurunkan demam.
KONTRA INDIKASI :
Penderita yang hipersensditif terhadap paracetamol,
gangguan fungsi hati berat.
CARA KERJA OBAT :
Analgetik - Antipiretik
• Sebagai analgetik, bekerja dengan meringankan
ambang rangsang rasa sakit.
Desain Brosur
• Sebagai antipiretik, diduga bekerja langsg pada pusat
pengatur panas di hipotalamus
ATURAN PAKAI :
Dewasa : 1 tablet, 3-4 kali sehari
Anak-anak (6-12 thn) : 1/2 - 1 tablet, 3-4 kali sehari
EFEK SAMPING :
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati, reaksi hipersensitivitas.
PERINGATAN/PERHATIAN :
• Hati-hati bila digunakan pada pasien dengan penyakit
ginjal.
• Penggunaan pada pasien yang mengonsumsi alkohol
dapat meningkatkan kerusakan fungsi hati.
• Apabila setelah 2 hari demam tidak menurun atau
setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi
dokter atau unit pelayanan kesehatan.
Simpan pada suhu dibawah 30℃ ditempat yang kering dan
terhindar dari cahaya
Kemasan : Diproduksioleh :
dus isi 5 dtrip @ 10 tablet PT.KaryawanD31
No. Reg : DBL8931101A1 Lamongan-Indonesia
Daftar Pustaka
Ansel, Howard C, 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia,. edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Farmakope Indonesia,. edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia.
Lachman L, Lieberman HA., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI
Press.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex, twelve edition. London: The Pharmaceutical Press.
Murtini, Gloria, 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Niazi, S.K, 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations, Compress Solid Products, second edition: Vol One. New York:
Informa Healthcare USA, Inc.
Parrot, E. L, 1970. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. USA: Burgess Publishing Co.
Rowe, R.C. et Al, 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th edition. London: The Pharmaceutical Press.
Siregar, C.J.P, 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar- Dasar Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Syamsuni, H.A, 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
TerimaKasih…
Kekurangan dan segala hilaf milik manusia,
sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT