Anda di halaman 1dari 59

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT 

PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL


DENGAN METODE GRANULASI BASAH

 DISUSUN OLEH:
Kelompok 1:
Rizka Lingga Silvia (2102050373)

Novi Ayu Samodyaning Tyas (2102050372)


Silvia Nur Agustin (2102050358)

Laila Wardatun Naimah (2102050364)


Asmaul Fitri Natasia (2102050363)
Ayu Puspita Sari (2102050357)

 
 

 
PENDAHULUAN

Tablet merupakan sediaan obat dalam


bentuk padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan
farmasetika yang sesuai (Ansel, 1989).
Selain zat aktif, tablet terdiri dari
bahan tambahan dengan fungsi yang
berbeda diantaranya bahan pengisi,
penghancur, pengikat, pembasah, dan
pelicin (Lachman dkk., 1994).
 Pendahuluan
Komponen utama tablet adalah zat aktif, bahan pengikat,
bahan penghancur, bahan pengisi, dan bahan pelicin.

Zat aktif yang digunakan dalam pengobatan umumnya


merupakan senyawa sintetis kimia, selain itu dapat juga
berasal dari hasil ekstraksi alam (tumbuhan dan hewan).
Idealnya zat aktif yag akan diformulasikan mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel 
dengan semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan
distribusi ukuran partikelnya baik, sifat alir baik, optimum
moisture content, kompresibilitas baik, tidak mempunyai
muatan pada permukaan, dan mempunyai sifat organoleptis
yang baik.
 Pendahuluan
Bahan pengikat adalah bahan yang merekatkan partikel serbuk
satu denganyang lain sehingga membentuk granul yang spheris
setelah dilewatkan melalui ayakan. Dengan adanya pengikat
diharapkan bentuk granul akan tetap terutama setelah
pengeringan sampai proses pencetakan. Contoh : PVP, Mucilago
amyli, gelatin, HPC-SL.

Bahan penghancur adalah bahan yang digunakan untuk tujuan


agar tablet dapat segera hancur bila kontak dengan air atau cairan
lainnya. Contoh : Amylum kering, Eksplotab, Ac-Di-Sol.

Bahan pengisi adalah bahan yang digunakan untuk mendapatkan


ukuran tablet yang sesuai dan mempermudah dalam proses
pembuatan tablet. Biasanya jumlahnya paling banyak
dibandingkan bahan yang lain. Contoh : Laktosa, Starch 1500,
Maistarke, Avicel.
 Pendahuluan
Bahan pelicin adalah bahan yang digunakan dalam
proses pembuatan tablet untuk tujuan-tujuan sebagai
berikut:

• Memperbaiki aliran granul agar didapat bobot tablet


yang seragam. Contoh : Talkum, Aerosil.
• Mencegah lekatnya masa siap cetak pada punch atau
die, dalam hal ini lubrikan disebut antiadheren.
Contoh : Mg stearat dan Talkum.
• Mempermudah pengeluaran tablet secara utuh dari
cetakannya, dalam hal ini lubrikan disebut lubrikan
sejati. Contoh : Mg stearat.

 
 Pendahuluan
Parasetamol merupakan drug of choice
untuk menurunkan demam dan
menghilangkan rasa nyeri, yang telah
lama dikenal dan digunakan oleh
masyarakat (Tan dan Rahardja, 2007).
Dalam pembuatan tablet Parasetamol
perlu dilakukan tinjauan tentang sifat
fisika dan kimia bahan aktif, bahan
tambahan dan kemungkinan yang
terjadi ketika proses pembuatan,
sehingga dapat menemukan formula yg
cocok untuk pencetakan skala industri.
Permasalahan dan Solusi (1)
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Parasetamol merupakan bahan dg Berdasarkan data stabilitas, Bobot Parasetamol 500mg
karaketristik kompaktibilitas parasetamol stabil pada yang terlalu sedikit untuk
kurang baik dan sifat alirnya yang temperatur 450C dikempa
buruk.
Solusi: Solusi: Solusi:
Untuk memperbaiki sifat alir dan Pada saat pengeringan Ditambahkan zat pengisi
kompaktibilitas maka dalam granul dilakukan pada laktosa untuk menambah
pembuatan tablet digunakan temperatur dibawah 450C bobot tablet
metode granulasi basah (Voigt,
1984).
Permasalahan dan Solusi (2)
Masalah 4 Masalah 5 Masalah 6
Amylum yg ditambahkan sebagai Adanya pembesaran Terjadinya pelekatan bahan
penghancur mempunyai sifat partikel/aglomerasi karena pada cetakan yang mungkin
tidak stabil dalam kelembapan gaya kohesif yang terjadi terjadi.
sehingga mudah dimetabolisme antar partikel padat dan
oleh microorganisme. adanya gaya tarik antar Solusi:
Solusi: molekular, gaya van der Ditambahkan Talkum
Untuk granulasi basah harus waals, dan gaya elektrostatis sebagai pelican/glidan dan
selalu dibuat baru. Pati harus Solusi: Mg stearate sebagai
disimpan dalam wadah kedap Ditambahkan PVP sebagai lubricant.
udara di tempat sejuk dan kering pengikat
Contoh Formula dari Literatur (1)

Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Compressed Solid Products (Hal.184)


Contoh Formula dari Literatur (2)

Teknologi Sediaan Solid (hal. 213)


Formula yang Diajukan

  BAHAN KADAR
Paracetamol 500 mg
Fase Lactosa q.s
dalam Amylum 10% 10%
PVP 2%
Amylum 5%
Fase luar Talk 2%
Mg stearat 1%
TINJAUAN SENYAWA AKTIF
• Nama Senyawa : Paracetamol
• Berat Molekul : 151,16
• Nama lain : Acetaminophen
• Rumus Molekul : C8H9NO2
• Pemerian : Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit (FI III,hal 32)
• Struktur kimia :
KARAKTERISTIK FISIKA PARACETAMOL
• Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol
(FI edisiVI, hal 1353)
• Titik Leleh : 1690C-1720C (codex, hal 988)
• PH : Antara 5,3 dan 6,5 (codek hal 988)
• Konstanta Disosiasi (pka) : 9,5 (codex, hal 988)
• Bentuk Kristal : bentuk monoklin, umumnya digunakan untuk tablet. bentuk ortorombik. bentuk
termodinamik yang sangat tidak stabil
• Bentuk Aktif : Asam lemah
• Higroskopisitas : Paracetamol menyerap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada suhu 26 ℃, pada
kelembapan relatif meningkat sekitar90 % (codex, hal 638)
STABILITAS PARACETAMOL
1. Stabilitas Bahan Padat (codex, hal 988)
• Terhadap Suhu : stabil pada suhu 45℃
• Terhadap Cahaya : stabil
• Terhadap Kelembapan : stabi

2. Stabilitas larutan (codex, hal 988)


• Terhadap Pelarut : sangat stabil dalam air
• Terhadap Oksigen : relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila terhidrolisis menjadi
p-aminofenol sebagai kontaminan
• Terhadap Kelembapan : p-aminofenol terdegradasimenjadi quinonimine dan akan
terbentuk warna merah muda, coklat, hitam
• Terhadap PH : hidrolisis minimum terjadi pada ph 5-7
• Terhadap Cahaya : tidak stabil
INKOMPABILITAS & PENYIMPANAN
PARACETAMOL

Inkompabilitas: Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon (codex hal


988)

Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,
simpan pada suhu ruang,terlindung dari kelembapan dan panas
(FI edisi VI, hal 1361)
Perhitungan Formula(1)
Formula Perhitungan 1 tablet Perhitungan 850 Tablet
Fase Dalam (92%)    
Paracetamol 500 mg x 850 = 425.000 mg
500 mg
= 425 g
Amylum 10% 65 mg x 850 = 55.250 mg
= 55,25 g
PVP 2% 13 mg x 850 = 11.050 mg
= 11,05 g
Laktosa q.s 72 mg x 850 = 61.200 mg
650 mg – (500+65+13) = 72 mg
= 61,2 g

Fase Luar 8% yang ditambahkan

Amylum 5%

Talk 2%

Mg. Stearat
Perhitungan Formula (2)
Formula :
Kadar Paracetamol = 500 mg
Bobot per Tablet = 650 mg
Jumlah Tablet yang akan dibuat = 850 tablet
Fase dalam 92% =
1 tablet =
850 tablet = 598 mg x 850 = 508.300 mg = 508,3 g

Bobot granul yang diperoleh = 498 g (misal)


Kadar Lembap pada granul = 2,67% (misal)
=
Bobot granul = 498 – 13,2966 = 484,70 g
Komponen granul secara teoritis untuk 850 tablet = 508,3 g
Jumlah tablet yang dapet dibuat = x 850 = 810,5 tablet
Bobot tablet =
= = 0,668 g = 668 mg
Bagan Prosedur Kerja (1)

1 2 3 4

Siapkan alat Timbang bahan sesuai Proses mixing Pembuatan


dan bahan perhitungan formula serbuk fase dalam larutan pengikat
yang di butuhkan (Lactosa + amylum + (PVP+Aquades)
(Fase dalam) Parasetamol)
Bagan Prosedur Kerja (2)

5 6 7 8

Menambahkan Mengukur Memasukkan Granul yang sudah


larutan pengikat kelembapan serbuk. serbuk ke mesin terbentuk diayak
ke campuran fase Jika belum sesuai granulasi sampai melalui mesh no. 12
dalam yg sudah di maka ditambahkan proses selesai
mixing. Aquades
Bagan Prosedur Kerja (4)

9 10 11 12

Proses Dilakukan evaluasi Menimbang fase luar dan Proses


pengeringan mutu granul dilakukan proses mixing pencetakan
dengan oven pada (Amylum + Talk + Mg Stearat) tablet
suhu 37⁰ C
Rincian Prosedur Kerja
(1)

A. Fase dalam
1) 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
a. 2. Haluskan bahan yang akan digunakan
b. 3. Timbang bahan aktif dan bahan tambahan sebanyak:
 Paracetamol = 425 gram dikertas yang telah disesuaikan
 Amylum =55.25 gram dikertas yang telah disesuaikan
 Polivinilpirrolidon = 11.05 gram dikertas yang telah disesuaikan
 Lactosa = 61,2 gram dikertas yang telah disesuaikan
Rincian Prosedur Kerja
(2)

4. Proses Mixing
- Siapkan wadah mixing (yang tersedia di laboratorium adalah toples)
- Masukkan dalam toples dari bahan yang terkecil, lactosa sebanyak 61,2g
- Ditambahkan amylum kurang lebih setengahnya
- Ditambahkan sisa amylum dan kurang lebih 120 g paracetamol
kemudian toples ditutup
- Ditambahkan kurang lebih 200 g paracetamol kemudian toples ditutup
- Ditambahkan sisa paracetamol kemudian toples ditutup

- Setiap kali penambahan bahan, toples diaduk digoyang secara berputar

dengan kecepatan yang konstan kurang lebih selama 5 menit , toples

dibuka (hindari pengetukan pada toples


Rincian Prosedur Kerja
(3)

5. Pembuatan larutan pengikat


- 11.05g povidon/polivinil pirolidon
dimasukkan dalam beaker glas 50 ml
- Ditambahkan kurang lebih 10 ml aquades
- Diaduk sampai povidon/polivinil pirolidon
larut sempurna menggunakan batang
pengaduk.
Rincian Prosedur Kerja
(4)

6. Proses granulasi
- - Serbuk yang telah melalui proses mixing ditambahkan larutan
pengikat sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan sampai
larutan pengikat habis
- - Diukur kelembaban serbuk, jika belum sesuai ditambahkan
- aquades sampai kelembaban yang diinginkan
- - Masukkan serbuk dalam mesin granulasi
- - Lakukan granulasi sampai serbuk habis
- - Granul yang sudah terbentuk diayak melalui mesh no. 12

- - Granul melalui proses pengeringan dengan ditempatkan pada


- Loyang dan dioven pada suhu 37⁰
- - Dilakukan mutu evaluasi granul, meliputi uji waktu alir, sudut
diam, kelembapan granul
EVALUASI
Evaluasi granul, yaitu uji sediaan massa tablet
(granul) sebelum dilakukan pencetakan. Evaluasi MUTU
dilakukan agar saat mencetak tablet tidak terjadi FISIK
masalah dalam proses pencetakan.
Evaluasi mutu granul yang dilakukan berupa: GRANUL
 Kecepatan Alir (Uji Waktu Alir)
 Kandungan Kelembapan
 Sudut Diam
EVALUASI MUTU
GRANUL
Uji Waktu Alir

Alat : Alat uji waktu alir (granul flow tester )


Prosedur :Timbang 25 gram granul ,tempatkan pada corong alat uji
waktu alir dalam keadaan tertutup buka penutupnya Biarkan
granul mengalir catat waktunya gunakan stopwatch lakukan 3 kali
Persyaratan : 100 gram granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik 
(Lachman , 1994)
EVALUASI MUTU
GRANUL
Uji Kandungan Lembap/Kelembapan

Alat : Moisture analyzer merk oh ohaus


Prosedur : 1. Timbangan granul ±1 gram
2. Masukkan dalam moisture analyzer, ratakan diatas wadah
aluminium, dengan pemanasan suhu 150⁰
3. Catat ke dan lembab granul
Persyaratan : Kandungan lembab yang diperbolehkan 2-4%
[FI III , 1979]
EVALUASI MUTU
GRANUL
Uji Sudut Diam

Alat : Penggaris dan granul flow tester


Prosedur : Granul dialirkan ke dalam corong yang kemudian akan membentuk
kerucut stabil. Diameter dan tinggi gundukan yang dihasilkan diukur dan
dihitung dengan rumus

Tan Ø =

Persyaratan: Sudut diam yang baik berkisar antara 25⁰ – 45⁰ [lacham , 1994)
EVALUASI MUTU
GRANUL
Uji Pengetapan/Kompresibilitas
Alat : Gelas ukur 100 mili merk Pyrex lap serbet
Prosedur : Masuknya kan granul ke dalam gelas ukur sebanyak 100 ml catat volume awal
kemudian ketuk sebanyak 100 kali atau 500 kali catat volume akhir hitung % di
kompressibilitasnya
Persyaratan :Sifat alir yang baik memiliki indeks penempatan kurang dari 20% (Sulaiman,2007).
Dengan perhitungan sebagai berikut:

Kp: Kompresibilitas
Vo: Volume awal sebelum pemampatan
Vn: Volume Akhir setelah pemampatan
Hasil Evaluasi Mutu Granul
Kategori Hasil Syarat Kesimpulan
Kecepatan aliran 12,71 g/detik >4g/detik LOLOS
Kandungan lembab 2% 2-4% LOLOS
Sudut Diam 21,21⁰ 25-45⁰ LOLOS
Kompresibilitas (%) 12.88 % 11 – 20%. LOLOS
Rincian Prosedur Kerja (5)
B. Fase Luar
a. 1. Timbang bahan-bahan fase luar sebanyak: 1. C. Proses Pencetakan Tablet

 Amylum: 27,065 gram - Dilakukan optimasi berat dengan mencetak satu tablet.
 Talk: 10,826 gram Berat yang diinginkan 650mg.
 Mg stearat: 5,413 gram - Setelah didapat berat yang diinginkan dilakukan optimasi
b. 2. Fase dalam dimasukkan dalam toples kekerasan tablet.
c. 3. Ditambahkan talk aduk secara kontinyu dengan kecepatan - Setelah mendapat berat dan kekerasan yang sesuai.
d. tetap sampai homogen (pengadukan jangan terlalu lama) - Kemudian mesin disetting otomatis.
- Granul dimasukkan ke dalam hopper mesin tablet single
e. 4. Ditambahkan mg stearat aduk secara kontinyu dengan
f. kecepatan tetap sampai homogen (pengadukan jangan punch. Dilakukan pencetakan tablet hingga granul dalam

g. terlalu lama) hopper habis


h. 5. Ditambahkan amylum aduk secara kontinyu dengan D. Dilakukan evaluasi tablet meliputi organoleptik, keregasan
ukuran, fribilitas, keseragaman bobot, keseragam tablet,
i. kecepatan tetap sampai homogen (pengadukan jangan
waktu hancur
j. terlalu lama)
k. 6. Pengadukan fase luar tidak lebih dari 5 menit
Setelah melakukan pencetakan tablet, maka
sediaan tablet harus diuji terlebih dahulu sesuai
EVALUASI
dengan persyaratannya. Serangkaian kegiatan MUTU
untuk melakukan uji terhadap sediaan tablet
meliputi: FISIK
• Uji Visual (Organoleptik) TABLET
• Uji Keseragaman Bobot
• Uji Keseragaman Ukuran
• Uji Kekerasan
• Uji Kerapuhan
• Uji Waktu Hancur
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Visual/Organoleptik
Alat : Panca indra
Penampilan umum suatu tablet, identitas visualnya
Prosedur : Mengamati ukuran bentuk warna aroma
serta seluruh keelokannya sangat penting untuk
bentuk permukaan ada atau tidaknya cacat
penerimaan konsumen dan pengontrolan fisik
keseragaman bahan antara tablet yang satu dengan Persyaratan : Tablet yang dihasilkan tidak terjadi caping,
yang lain serta memantau pembuatan yang bebas picking dan karakteristik lain yang
dari kesalahan. menandakan adanya kerusakan tablet
Kontrol terhadap penampilan umum melibatkan {Siregar 2010 }
penetapan beberapa parameter, seperti: ukuran,
bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk Hasil Praktikum
permukaan, dan cacat fisik, serta untuk membaca
Bulat pipih. putih. Tidak
tanda-tanda pengenal (Lachman, dkk, 1994).
berbau. rasa pahit
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Keseragaman Ukuran
Ukuran dan bentuk tablet dapat dituliskan, dipantau, Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih
dan dikontrol. Ketebalan tablet adalah satu-satunya dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 ⅓ tebal tablet
(Farmakope Indonesia, 1979). Untuk melakukan uji
variabel dimensi yang berhubungan dengan proses.
keseragaman terhadap ukuran tablet dapat
Pada beban kempa yang konstan, ketebalan tablet dilakukan menggunakan alat yang bernama Jangka
bervariasi dengan berubahnya pengisian die, dengan Sorong, dengan prosedur kerja: Ambil 20 tablet,
distribusi ukuran partikel serta kepadatan campuran dihitung tebal dan diameter masing-masing tablet
partikel yang dikempa, dan dengan berat tablet, lalu dihitung rata-ratanya kemudian dibandingkan
sementara pada keadaan pengisian die yang konstan, dg persyaratan sesuai literatur diatas.
ketebalan bervariasi dengan berubahnya beban
kompresi. Ketebalan tablet akan konstan bila
granulasi cukup konsisten partikelnya serta ukuran
distribusinya, panjang punch konsisten, dan penekan
tablet bersih dan bekerja dalam keadaan baik.
HASIL PRAKTIKUM (Keseragaman Ukuran)
NO D (cm) T(cm) NO D (cm) T(cm)
1 0,91 0,30 11 0,92 0,31
2 0,91 0,30 12 0,92 0,31
3 0,92 0,30 13 0,92 0,31
4 0,92 0,31 14 0,92 0,36
5 0,92 0,31 15 0,92 0,36
6 0,92 0,31 16 0,92 0,34
7 0,92 0,31 17 0,92 0,34
8 0,92 0,31 18 0,92 0,34
9 0,92 0,31 19 0,91 0,34
10 0,92 0,31 20 0,92 0,36
Rata- 0,920 0,322
rata
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Keseragaman Bobot

Jumlah bahan yang diisikan ke dalam cetakan


yang akan ditekan menentukan berat tablet yang
dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul
atau serbuk) yang mungkin masuk ke dalam
cetakan harus disesuaikan dengan beberapa tablet
yang telah lebih dahulu dicetak supaya tercapai
berat tablet yang diharapkan. Penyesuaian
diperlukan karena formula tablet tergantung pada
berat tablet yang akan dibuat (Ansel, 1989).

Alat untuk uji keseragaman bobot


EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Keseragaman Bobot

Alat : Timbang digital merk durascal


Prosedur : Timbang 20 tablet , lalu timbang satu persatu, hitung bobot   rata – rata, hitung % penyimpanan tiap tablet dengan cara:
%Penyimpangan =
Persyaratan: Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata- ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B.
HASIL PRAKTIKUM (Keseragaman
Bobot)
No Bobot Tablet %Penyimpanga No Bobot Tablet %Penyimpanga
(mg) n (mg) n
1 656mg 0,79% 11 652mg 0,17%
2 660mg 1,38% 12 654mg 0,48%
3 645mg 0,89% 13 649mg 0,28%
Rata-rata:
4 645mg 0,89% 14 654mg 0,48% 650,85mg
5 653mg 0,32% 15 645mg 0,89%
6 651mg 0,02% 16 647mg 0,59%
7 655mg 0,63% 17 649mg 0,28%
8 648mg 0,43% 18 651mg 0,02%
9 649mg 0,28% 19 652mg 0,17%
10 648mg 0,43% 20 654mg 0,48%
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Kekerasan Tablet
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses
produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan
tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, persyaratan kekerasan tablet yaitu 7-10 kg/cm2
untuk tablet besar dan 4 kg/cm2 untuk tablet kecil. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah
hardness tester (Ansel, 1989). Literatur lain juga menyatakan tablet dikatakan baik apabila
mempunyai kekerasan antara 4 -8 kg/cm ( pamrot, 1970)
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat
bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan
pengapalan. Selain itu tablet juga harus dapat bertahan terhadap perlakuan berlebihan oleh
konsumen. Belakangan ini hubungan kekerasan dan daya hancur serta kecepatan melarut obat
menjadi sangat penting.
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Kekerasan Tablet
Alat : Hardness Tester merk unilab

Prosedur : Ambil 20 tablet, masukkan satu persatu ke


dalam hardness tester lalu nyalakan alat hardness
tester, kemudian hitung rata-ratanya.

Persyaratan : Tablet dikatakan baik apabila


mempunyai kekerasan antara 4 -8 kg/cm ,( pamrot,
1970) kekerasan tablet kurang dari 4 Kg masih dapat
diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi bebas
yang ditetapkan kekerasan tablet yang lebih dari 10
kg masih dapat diterima asalkan masih memenuhi
persyaratan waktu hancur dan disolusi yang
ditetapkan (royhana, 2008)
HASIL PRAKTIKUM (Kekerasan Tablet)
No Kekerasan No Kekerasan
Tablet (kg) Tablet (kg)
1 11 4,80
4,05
2 12 4,05
4,00
3 13 4,90
4,60
4 14 4,80
5,05 Rata-rata:
5 15 5,00 4,70 kg
5,00
6 16 5,00
4,60
7 17 4,75
4,05
8 18 4,80
4,95
9 19 4,90
5,00
10 20 4,60
5,00
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Kerapuhan Tablet

Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan


tablet terhadap gesekan yang dialami oleh tablet
sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan.
Uji kerapuhan ini disebut juga dengan uji
kerenyahan. Kerenyahan atau friabilitas adalah cara
lain untuk mengukur kekuatan tablet. Tablet yang
mudah menjadi bubuk, menyerpih, dan pecah-pecah
pada penanganannya, akan kehilangan keelokannya
serta konsumen enggan menerimanya dan dapat
menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi
tablet (Lachman, dkk, 1994).
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Kerapuhan Tablet
Alat : Friabilator merk unilab

Prosedur : Ambil 20 tablet , bersihkan dari serbuk


halus , timbang masukan kecepatan 25 rpm, tablet
dijatuhkan sejauh 6 inchi pada setiap putaran),
keluarkan tablet bersihkan dari serbuk yang terlepas
timbang kembali , hitung % kerapuhanya
menggunakan rumus disamping.

Persyaratan : kehilangan berat lebih kecil dari 0,5 %


sampai 1 % masih dapat dibenarkan
( Lachman , 1994)
HASIL PRAKTIKUM (Kerapuhan Tablet)

Bobot tablet awal (Wo) = 14,062gram


Bobot tablet akhir (W1) = 13,062 gram

14,062− 13,062
F riabilitas = ×100 %
14,062
Friabilitas = 0,58%
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu hancur
sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur
sempurna (Farmakope Indonesia, 1995) Untuk melakukan uji waktu hancur terhadap tablet dapat dilakukan alat
yang diperlihatkan pada gambar 14, yaitu berupa Desintegrator tester.
EVALUASI MUTU FISIK TABLET
Uji Waktu Hancur

Alat : Disintegrantion Tester merk unilab


Prosedur :
1. Masukan masing – masing tablet kedalam tabung dari disintegrator
2. Masukan 1 cakram pada tiap tabung , jalankan alat
3. Gunakan air sebagai media dengan suhu 37 c
4. Pada akhir batas waktu seperti tertera di monografi , angkat keranjang dan diamati semua tablet
5. Catat waktu yang dibutuhkan tablet untuk seluruh tablet hancur
Persyaratan : kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke lima tablet
tidak lebih 15 menit untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 60 menit untuk tablet tersalut
dansalut selaput ( FI III, 1979)
HASIL PRAKTIKUM (Waktu Hancur)

No Waktu Hancur

1 2 menit 20 detik
2 1 menit 40 detik
3 3 menit
4 3 menit
5 2 menit 25 detik
6 3 menit 60 detik
PEMBAHASAN
Uji Organoleptik/Visual
Evaluasi ini dilakukan dengan cara pemeriksaan secara organoleptis meliputi warna, bau dan rasa. Dari uji
ini didapatkan tablet dengan visual bulat pipih, putih, tidak berbau, rasa pahit. Dan juga didapatkan
tablet paracetamol yang menggunakan larutan pengikat PVP menghasilkan warna permukaan yang lebih
glossy jika dibandingkan dengan tablet yang menggunakan pengikat pasta amylum.
Sehingga dapat disimpulkan tablet dengan formula ini LOLOS uji organoleptik.
PEMBAHASAN
Uji Keseragaman Ukuran
Uji keseragaman ukuran memenuhi syarat bila diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
1⅓ kali tebal tablet.

Rata-rata diameter(cm) Rata-rata tebal(cm)

0,920 0,322

Dari persyaratan sesuai literatur di dapatkan rata-rata diameter tablet tidak boleh melebihi 0,966mg.
Sehingga dapat dinyatakan tablet LOLOS uji keseragaman ukuran.
PEMBAHASAN
Uji Keseragaman Bobot
Rata-rata 650,85mg

Penyimpangan 5% -

Penyimpangan 10% -

Hasil LOLOS

Syarat: tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%
PEMBAHASAN
Uji Kerapuhan

Syarat: Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5% sampai 1% masih dapat dibenarkan
(Lachman, dkk, 1994).
Sedangkan hasil data uji kerapuhan adalah 0,58% yang notabene <1%. Sehingga
jika dibandingkan dengan persyaratan, formula ini dinyatakan LOLOS uji.
PEMBAHASAN
Uji Kekerasan Tablet
Rata-rata 4,70 kg

Syarat 4 -8 kg

Pada praktikum didapatkan hasil kekerasan tablet rerata 4,70 kg.


Sehingga formula ini juga dinyatakan LOLOS uji kekerasan tablet.
PEMBAHASAN
Uji Waktu Hancur

Agar komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran


pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan
tubuh untuk dilarutkan.
Dari hasil data uji waktu hancur yang sudah dipaparkan diatas, jika dibandingkan
dengan literatur yang menyatakan bahwa tablet tidak bersalut harus hancur
sempurna dengan waktu kurang dari 15 menit. Maka formula ini dinyatakan
LOLOS uji.
Kesimpulan
Pembuatan tablet Parasetamol 500mg dengan
rancangan formula yang diajukan, dibuat dengan
metode granulasi basah yang telah melalui
berbagai evaluasi fisik tablet dan dinyatakan lolos
uji. Maka dapat disimpulkan bahwa formula ini
cukup baik digunakan untuk percetakan dalam
skala yg lebih besar.
Desain Kemasan
Desain Etiket
FARMOL®500

KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung Paracetamol 500mg
INDIKASI :
Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit
gigi dan menurunkan demam.
KONTRA INDIKASI :
Penderita yang hipersensditif terhadap paracetamol,
gangguan fungsi hati berat.
CARA KERJA OBAT :
Analgetik - Antipiretik
• Sebagai analgetik, bekerja dengan meringankan
ambang rangsang rasa sakit.

Desain Brosur
• Sebagai antipiretik, diduga bekerja langsg pada pusat
pengatur panas di hipotalamus
ATURAN PAKAI :
Dewasa : 1 tablet, 3-4 kali sehari
Anak-anak (6-12 thn) : 1/2 - 1 tablet, 3-4 kali sehari
EFEK SAMPING :
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati, reaksi hipersensitivitas.
PERINGATAN/PERHATIAN :
• Hati-hati bila digunakan pada pasien dengan penyakit
ginjal.
• Penggunaan pada pasien yang mengonsumsi alkohol
dapat meningkatkan kerusakan fungsi hati.
• Apabila setelah 2 hari demam tidak menurun atau
setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi
dokter atau unit pelayanan kesehatan.
Simpan pada suhu dibawah 30℃ ditempat yang kering dan
terhindar dari cahaya
Kemasan : Diproduksioleh :
dus isi 5 dtrip @ 10 tablet PT.KaryawanD31
No. Reg : DBL8931101A1 Lamongan-Indonesia
Daftar Pustaka
 
Ansel, Howard C, 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia,. edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Farmakope Indonesia,. edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia.
Lachman L, Lieberman HA., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI
Press.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex, twelve edition. London: The Pharmaceutical Press.
Murtini, Gloria, 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Niazi, S.K, 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations, Compress Solid Products, second edition: Vol One. New York:
Informa Healthcare USA, Inc.
Parrot, E. L, 1970. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. USA: Burgess Publishing Co.
Rowe, R.C. et Al, 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th edition. London: The Pharmaceutical Press.
Siregar, C.J.P, 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar- Dasar Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Syamsuni, H.A, 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
TerimaKasih…
Kekurangan dan segala hilaf milik manusia,
sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai