Anda di halaman 1dari 15

KHEMOTERAPI ANTI

JASAD RENIK

Oleh :
Ubaidillah S.Si.M.Kes.Epid
KHEMOTERAPI ANTI JASAD RENIK

I. ANTIBIOTIK
Adalah metabolit yang dihslkan oleh Mikroorganisme dimana
pada dosis yang sangat rendah dapat menghambat atau
mematikan mikroorganisme lain (Waksman, 1992). Atau

metabolit yang dihslkan oleh berbagai jenis organisme Terutama


Fungi dan Bakteri, dmn pd konsentrasi yg sangat rendah dapat
menyebabkan penghambatan terhadap proses-proses
kehidupan dari berbagai obyek hidup (bakteri, organisme
uniseller dan multiseluler)
Sifat-sifat antibiotik pada kuman :
1. Menghambat atau membunuh patogen tanpa
merusak inang
2. Bakterisidal bukan bakteriostatik
3. Tidak menyebabkan resistensi pada kuman
4. Berspektrum luas
5. Tidak bersifat alergenik/menimbulkan efek samping
6. Tetap aktif di dalam plasma cairan badan/eksudat
7. Larut dalam air serta stabil
8. Bakterisidal level, di dlm tubuh cepat dicapai &
bertahan lama
Cara Kerja Antibiotik pada kuman
1. Mengganggu pembentukan dinding sel kuman
2. Menghambat biosintesa protein (inhibitor ribosom)
3. Menghambat biosintesa asam nukleat (DNA dan RNA)
4. Mengganggu biosintesa Tetrahidrofolat atau PABA pada kuman

Ad. 1. Mengganggu pembentukan dinding sel kuman


a. Gol Penisilin dan Cephalosporin (Gol ß Laktam)
Struktur dasar penisilin terdiri atas cincin Theazolidin yang
berikatan dengan cincin ß-Laktam, dapat bekerja dg menghambat
pembentukan Peptidoglikan. Kedua antibiotik ini efektif terutama
untuk kuman gram positif. Hal ini karena lapisan peptidoglikan mrp
dinding utama gram positif. Sedangkan pd gram negatif, lap
peptidoglikan hanya terdiri dari 1-3 lapis, disamping itu AB ß-Laktam
sukar masuk ke dalam kuman gram negatif krn mengandung lapisan
Lipopolisakarida. Selain itu gram negatif dapat menghasilkan enzim
ß-Laktamase secara intrinsic melalui kromosom atau plasmid.
b. Vankomisin
Vankomisin menghambat biosintesis peptidoglikan pd
tahap 2, yaitu menghambat ikatan antara MurNac-GlcNac dg
pembawa lipid. Vankomisin juga mempunyai afinitas spesifik
terhadap di-peptida D-alanin-D-alanin shg proses pengikatan pd
rantai MurNac dihambat.
c. Basitrasin (Gol Polipeptida)
Berikatan kuat dengan C-55 Prenilphospat pembawa lipid
dan membentuk suatu kompleks, shg piropfosfatase tdk dpt
melepaskan MurNac-GlcNac yg mrp bahan sintesis peptidoglikan.
Basitrasin jg menhambat sintesis asam teikoat. Prenilfosfat mrp
bahan perantara utk sintesis sterol yg mrp komponen utama
membran sel binatang & manusia shg basitrasin tdk digunakan scr
sistemik.
Ad. 2. Inhibitor Ribosom
Antibiotik inhibitor ribosom bekerja dengan mengikat
ribosom kuman, tetapi tidak pd ribosom sel mamalia. Tetapi
penggunaannya tetap hrs hati-2 krn pd mitokondria sel mamalia
terdapat “ Bacteria like Ribosom” yg sensitif thd Antibiotik gol ini.
I. Gol Aminoglikosida
a. Streptomisin
Bekerja dengan mengikat secara irreversibel pada
protein spesifik yg dikenal sbg protein P-10, yg terdpat pd ribosom
30 S, shg menghambat proses awal pembentukan protein,
menghambat tRNA melekat pd mRNA serta merusak kodon pd
mRNA shg t RNA salah baca dan terbentuk protein yg salah, dan pd
akhirnya kuman tdk bs tumbuh & mati
b. Amikasin, Neomisin dan Gentamisin
Ketiganya bekerja pd beberapa tempat di ribosom sub
unit 30 S dan 50 S. Shg akan menghambat pembentukan protein
atau menyebabkan salah baca kodon & terbentuk protein abnormal.
c. Spektinomisin
Bekerja dengan menghambat proses translokasi

II. Gol Makrolide


Sasaran antibiotik ini adlh memodifikasi ribosom 50 S pd
bakteri gram positif secara metilasi, shg proses
pembentukan protein terhambat
a. Eritromisin
Eritromisin mengikat ribosom 50 S shg tjd hambatan
sintesa protein. Eritromisin dpt berkompetisi dg khloramfenikol dlm
mengikat ribosom.
b. Linkomisin dan Klindamisin
Cara kerjanya sama dengan eritromisin. Selain itu
kedua antibiotik ini dpt menghambat pembentukan enzim
Transpeptidase yg diperlukan utk sintesis peptidoglikan.
c. Azithromicin
III. Gol Tetrasiklin
Cara kerjanya adlh mengikat ribosom 30 S secara spesifik.
Ikatan ini sebagian kecil bersifat irreversible. Tetrasiklin juga
menghambat ikatan tRNA pd posisi akseptor mRNA, shg tdk bisa
menambah asam amino pd proses pembentukan protein.
Tetrasiklin masuk ke dalam bakteri Gram Negatif scr difusi pasif
melalui saluran Porin yg hidofilik, kmd ditransport scr aktif oleh
protein pembawa dalam ruang periplasmik ke dalam sitoplasma
bakteri. Pada kuman Gram Positif blm diketahui secara pasti.

IV. Gol Khloramfenikol


Cara kerjanya dengan menghambat sintesis protein
dengan mengikat ribosom 50 S secara reversible dan masuk ke dlm
sel kuman secara difusi. Khloramfenikol jg bekerja pd ribosom
mitokondria dan ribosom 80 S pd sel mamalia. Penggunaan
khloramfenikol yg berlebihan dpt mengakibatkan Anemia Aplastik,
krn kerusakan pd sumsum tulang penderita.
V. Rifampisin
Cara kerjanya dengan berikatan sangat kuat pd RNA
Polimerase yang terdapat di dalam sitoplasma bakteri shg
menghambat tahap awal proses transkripsi sintesa protein.
Rifampisin tdk bekerja pd RNA Polimerase mamalia shg tidak
bersifat toksik.

Ad. 3. Inhibitor Metabolisme DNA & Inhibitor biosintesis PABA


Gol antibiotik yg menghambat metabolisme DNA mempunyai
efek samping yg lebih berat. Salah satu diantaranya adalah
menghambat pertumbuhan anak .
I. Metronidazol
Metronidazol yg telah mengalami reduksi sebagian akan
bergabung dengan DNA kuman yg menyebabkan penghambatan
pembentukan DNA shg DNA kuman tdk stabil.
II. Gol Quinolone
Contoh asam Nalidiksik (generasi 2 Quinolone) bekerja
menghambat “DNA Gyrase” shg menghambat pembelahan DNA
dan bersifat bakterisidal serta relatif tidak toksik pada manusia,
namun pd anak-2 tdk diberikan karena diduga dapat menghambat
pertumbuhan anak.
III. Gol Sulfonamide
Bekerja dengan menghambat proses transkripsi DNA
yaitu dengan menghambat sintesis Timidin dan Purin. Sulfonamide
bersifat bakterisidal. Sulfonamide jg bekerja dgn menghambat
secara kompetitif Asam PABA (Para Amino Benzoic Acid), yg
merupakan senyawa penting dalam pembentukan asam Folat, yg
dibutuhkan dlm pertumbuhan dan metabolisme sel.
Trimetoprim : Merupakan jenis sulfonamide yg bekerja
menghambat secara kompetitif enzim “Dihidrofolat Reduktase” yg
diperlukan untuk proses sintesis asam folat. Kombinasi
Sulfametoxazol dan Trimetoprim bersifat bakterisidal krn keduanya
bersifat sinergistik dalam menghambat sintesis asam folat.

IV. Isoniazid
Struktur Isoniazid mirip dg Niasin dan Piridoksal, maka
diduga bersifat antimetabolik terhadap kedua vitamin. Diduga
Isoniazid mengaktifkan NAD-ase. NAD-ase akan mereduksi NAD
(Nikotinamide adenin Dinukleotida) shg persediaan NAD tdk cukup
utk pertumbuhan kuman. Isoniazid ini biasanya dipakai utk terapi
penyakit tuberkulosa paru.
Disamping itu Isoniazid juga menghambat sintesis “Mycolic Acid”
(Komponen dinding sel Mycobacterium)
RESISTENSI MIKROBA TERHADAP ANTIBIOTIK

Timbulnya resistensi mikroba thd antimikroba pd dasarnya


merupakan usaha mikroba supaya dapat tetap bertahan hidup.

Mekanisme terjadinya resistensi :


Ada beberapa mekanisme yg menyebabkan suatu populasi bakteri
menjadi resisten terhadap obat antimikroba :
1. Produksi enzim yang merusak obat
Contoh : Staphylococcus memproduksi enzim ß-Laktamase yg
memecah cincin ß-Laktam dari obat penicillin. Bakteri Gram
Negatif dapat menghasilkan enzim adenilase, asetilase,
fosforilase yg merusak obat aminoglikosida atau menghasilkan
enzim asetiltransferase yang merusak khloramfenikol.
2. Mikroba mengubah permeabilitas membran selnya
Contoh : resistensi mikroba terhdp obat yg bekerja menghambat
sintesis protein, karena gol obat tsb perlu menembus membran sel

bakteri utk mencapai titik tangkap kerjanya yaitu ribosom.


3. Mikroba mengubah struktur target terhadap obat :
Contoh : Resistensi bakteri terhadap obat aminoglikosida dan
eritromisin oleh karena terjadi perubahan pd struktur ribosom.
4. Mikroba mengembangkan jalan metabolisme baru :
Contoh : Bakteri yg resisten terhadap sulfonamid mampu
mengambil asam folat dari luar selnya.
5. Mengembangkan enzim yang tetap berfungsi untuk
metabolisme tetapi tidak dipengaruhi oleh obat :
Contoh : Resistensi terhadap obat trimetoprim
6. Mikroba memperbesar produksi bahan metabolit
Contoh : Bakteri yg resisten terhdp sulfonamid mampu menghslkan
PABA dalam jumlah besar. Keadaan ini justru mengakibatkan
bakteri
bergantung terhdp sulfonamid utk kelangsungan hidupnya atau
Gambar Biosintesa Peptidoglikan
TERIMA KASIH
MATUR TENGKYU
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai