Asuhan Keperawatan Pada Klien BPH
Asuhan Keperawatan Pada Klien BPH
KEPERAWATAN PADA
KLIEN BPH
PERAWAT GEDUNG A LANTAI
IV ZONA B (UROLOGI)
Pengertian BPH
a. Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan
b. Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing
c. Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing.
d. Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan
waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra.
e. Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum
puas.
2. Gejala Iritasi yaitu :
a. Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
b. Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari
(Nocturia) dan pada siang hari.
c. Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.
Derajat Benigne Prostat Hyperplasia
Riwayat Keperawatan
Suspect BPH umur > 60 tahun
Pola urinari : frekuensi, nocturia, disuria.
Gejala obstruksi leher buli-buli : prostatisme (Hesitansi, pancaran, melemah,
intermitensi, terminal dribbling, terasa ada sisa) Jika frekuensi dan noctoria tak disertai
gejala pembatasan aliran non Obstruktive seperti infeksi.
BPH hematuri
Makanan/cairan : gejala : anoreksia, mual, muntah, tidak nyaman pada epigastrik.
Tanda : penurunan berat badan.
Nyeri/kenyamanan : gejala nyeri supra pubis, panggul,atau punggung
Keamanan : gejala demam
Seksualitas : gejala : masalah tentang efek kondisi/ terapi pada kemampuan seksual, takut
inkontenensia/menetes selama hubungan intim, penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi.
Tanda : pembesaran, nyeri tekan prostate.
Penyuluhan/pembelajaran :
Gejala : Riwayat keluarga kanker, hipertensi, penyakit ginjal, pengguna anti
hipertensi/antidepresan, antibiotic urinaria.
Pemeriksaan Diagnostik
Urinalisa : Untuk mengetahui adanya infeksi, hematuria.
Ureum dan kreatinin, Elektrolit : untuk mengetahui
apakah sudah ada penurunan fungsi ginjal.
Prosat Spesific Antigen (PSA) : Dalam keadaan normal,
PSA dalam serum < 4,0 ng/ml. Transrectal Ultra
Sonography Prostat (TRUS P),
Transabdominal Ultra Sonography (TAUS)
Uroflowmetri: Mengukur pancaran urin.
Cystoscopy
Urodinamik : Untuk mengetahui kelainan fase
penyimpanan dan kelainan fase pengosongan bladder.
Therapi BPH adalah:
A. Watchful-waiting : Yaitu tidak dilakukan tindakan pada
pasien yang mempunyai gejala ringan.
B. Terapi obat-obatan
Pemberian obat-obatan untuk menghambat enzim 5-
alpha reduktase, seperti alpha blokers, 5-alpha
reduktase inhibitors, obat dan jenis tumbuh-tumbuhan
spt;pygeum africanum,akar echinicea purpurea dan
hypoxis rooperi.
C. Pembedahan Konvensional
1. Transurethral resection of the prostate (TUR P)
2. Transurethral incision of the prostate (TUIP).
3. Open simple prostatectomy.
ASUHAN KEPERAWATAN
Data-data yang dapat ditemukan :
Keluhan pasien tentang gejala iritatif maupun
obstruksii:
Gejala obstruksi terdiri dari; hesistensi, penurunan
pancaran dan aliran urin, b.a.k tidak lampias, b.a.k
terputus-pustus, b.a.k harus mengedan, kencing
menetes pada akhir b.a.k.
Gejala iritasi terdiri dari ; urgensi, frekuensi, nokturia.
Demam, Nyeri.
Pemeriksaan fisik; colok dubur teraba prostat,
mukosa lucin, kenyal, elastis. Distensi bladder
Penurunan kekuatan saat ejakulasi.
Masalah keperawatan