Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

PNEUMONIA

Oleh :
SIGIT NIAN PRASETYO

1
Profil

 Nama: Sigit Nian Prasetyo


 Tempat Tgl lahir : Sukoharjo, 15 Nov 1982
 Alamat: Brebes, RT1/5, KedungJambal Tawangsari,
Sukoharjo, Jawa Tengah
 Pendidikan: S1 Keperawatan UNDIP (2005), Ners (2006)
 Pengalaman kerja: 2007-2009 dosen tetap Stikes Kusuma
Husada, 2009- sekarang: RSUD Kab. Karanganyar
3
4
5
DEFINISI
 Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai
suatu peradangan parenkim
paru distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas

 Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim


paru yang umumnya disebabkan agens infeksius .
6
PNEUMONIA
 Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru,
ketika paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi
gangguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru
menyerap oksigen berkurang.
 Pneumonia  proses infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru atau alveoli.
 Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus
(bronchopneumonia).
8
Pnemunonia dibedakan menjadi dua
yaitu
 Pneumonia kominiti
 Pneumonia nosokomial.

9
Klasifikasi lain
Agen kausatif: Lokalis:
 Bakteri  Lobar pneumonia
 Virus  Multilobar
 Jamur pneumonia
 Protozoa  Bronchial pneumonia

10
11
12
ETIOLOGI
 Bakteri: stapilococcus, streptococcus
 Virus: virus influenza, dll.
 Jamur: candida albicans, dll.
 Aspirasi karena makanan, benda asing

13
Etiologi
 Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus
pneumonia, Mycoplasma pneumonia, Hemophilus
influenza, Legionella pneumophila, chlamydia
pneumonia, anaerob oral, adenovirus, influenza tipe
A dan B
 Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negative
(E. coli, Klebsiella pneumonia), Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob oral.

14
Patofisiologi
Cara mikroorganisme mencapai permukaan:
 Penyebaran melalui darah
 Inhalasi bahan aerosol

Terjadi pada virus, bakteri, jamur


 Kolonosiasi di permukaan mukosa
 Aspirasi: saat tidur, penurunan kesadaran,
drug abuse, peminum alkohol

15
PATOFISIOLOGI
 Agens penginfeksi merusak sel pertahanan
nafas
 Reaksi radang akut: demam leukositosis
 Menginfeksi alveoli dan bronkhus:
memproduksi sekret, sekret menumpuk di
interstitial paru dan cavum alveoli
 Eksudasi paru, nafas meningkat, difusi gas
menurun
16
Manifestasi klinis
 Demam
 Menggigil
 Berkeringat
 Batuk (baik non produktif atau produktif atau
menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak
darah)
 Nyeri dada karena pleuritis dan sesak
 Pasien lebih suka berbaring ke arah yang sakit
dengan lutut tertekuk

17
Pemeriksaan fisik
 Retraksi atau penarikan dinding dada bagian
bawah saat pernafas
 Takipneu
 Kenaikan atau penurunan taktil fremitus
 Perkusi redup sampai pekak menggambarkan
konsolidasi atau terdapat cairan pleura
 Ronki
 Pleural friction rub

18
19
Diagnosa
 Foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di
bawah ini:
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak/purulen
c. Suhu tubuh > 38C (aksila) /riwayat demam
d. Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500

20
Pemeriksaan Penunjang
 Radiologi: foto thorak merupakan gold standard,
ditemukan infiltrat, konsolidasi jaringan paru
 Laboratorium:
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000
- 40.000 /ul
 Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan
sputum dan kultur darah untuk mengetahui adanya
S. pneumonia
21
22
23
 Analisa Gas Darah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat.
Pada beberapa kasus, tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) menurun dan pada
stadium lanjut menunjukkan asidosis
respiratorik

24
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Rongtent thoraks
 Leukositosis, LED meningkat
 Sputum: pewarnaan gram
 Analisa gas darah
 Pemeriksaan khusus untuk menentukan
kuman penyebab.

25
Diagnosa banding
 Asma
 TB paru
 Bronchitis

26
KOMPLIKASI
 Bakteremia
Bisa menyebabkan meningitis, arthritis,
endokarditis, perikarditis, peritonitis, dan empiema
 Syok dan gagal nafas
 Efusi pleura, bisa berlanjut empiema
 Sepsis
 Abses paru, emfisema
 pneumotorak

27
PENATALAKSANAAN
 Antibiotik definitif
 Oksigenasi
 Resusitasi cairan
 Ventilasi, termasuk ventilasi mekanik bila
terjadi gagal napas
 Antipiretik analgetik
 Ekspektoran/mukolitik
28
PENCEGAHAN
 Vaksinasi
Di luar negeri di anjurkan pemberian vaksin
influenza dan pneumokokus pada orang
dengan resiko tinggi
 Makan dengan asupan yang tepat
 Olahraga secara teratur
 Cukup tidur
 Tidak merokok
29
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
 Data dasar
 Riwayat penyakit  dahulu dan sekarang
 Sistem tubuh
PENGKAJIAN
 Kaji adanya demam tinggi disertai menggigil
 Kaji adanya batuk-batuk
 Kaji sputum: jumlah, bau dan warna sekresi
 Kaji adanya sesak nafas
 Kaji adanya nyeri dada
 Kaji penggunaan otot-otot aksesori pernafasan
untuk bernafas
 Kaji adanya peningkatan nadi
 Kaji adanya bunyi nafas (pernafasan bronkial,
ronkhi, bronkovesikuler atau krekles )

31
PRIORITAS KEPERAWATAN
 Menjaga/mengembalikan fungsi respirasi
 Mencegah komplikasi
 Mendukung proses penyembuhan
 Memberikan informasi tentang proses
penyakit/prognosis dan treatment

32
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan
produksi sputum
 Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membran
alveolar kapiler (efek inflamasi)
 Hipertermi b.d proses infeksi
 Nyeri b.d peradangan jaringan pleura
 Resiko tinggi penyebaran infeksi
 Intoleransi aktivitas b.d peningkatan kebutuhan
metabolisme/keletihan

33
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Memperbaiki patensi jalan nafas
 Melatih batuk efektif
 Fisioterapi dada
 Terapi oksigen
 Suctioning
 Mengatasi demam
 Peningkatan masukan cairan
 Observasi vital sign, suara nafas, karakteristik sputum
 Peningkatan istirahat dan penghematan energi
 Edukasi klien dan keluarga
 Pemantauan dan penetalaksanaan komplikasi

34
EVALUASI
 Menunjukkan perbaikan patensi jalan nafas
 Istirahat dan menghemat energi dengan tetap
berada di tempat tidur ketika menunjukkan
gejala.
 Mempertahankan masukan cairan yang adekuat.
 Mematuhi protokol pengobatan dan strategi
pencegahan.
 Bebas dari komplikasi

35
TERIMA KASIH
36

Anda mungkin juga menyukai