Anda di halaman 1dari 14

Khutbah, Tabligh, dan

Dakwah
Pokok Bahasan

Pengertian khutbah, Ketentuan Khotbah,


01 tablig, dan dakwah 02 Tablig, dan Dakwah

Perbedaan Khotbah Cara Menyusun Teks


03 Jum’at dan Dakwah 04 Khotbah Jum’at dan Dakwah
Pengertian Khotbah, Tablig, dan Dakwah

 Pengertian Khotbah
Kata khotbah berasal dari kata Khataba-Yakhtubu-Khutbatan yang artinya pidato atau ceramah yang
isinya tentang keagamaan. Khotbah jum’at adalah bentuk khotbah yang berisi nasihat dan wasiat
keagamaan yang disampaikan kepada jama’ah yang diikat oleh syarat dan rukun yang tidak boleh
ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdah. Orang yang
menyampaikan khotbah disebut khotib. Khotbah yang disyari’atkan Islam adalah khotbah jum’at,
khotbah Idul Fitri, khotbah Idul Adha, khotbah salat gerhana bulan (khusuf), dan gerhana matahari
(kusuf), khotbah pada salat minta hujan (istisqo), khotbah nikah, dan khotbah tatkala wukuf diarafah.
Khotbah salat dua hari raya, salat istisqa, salat dua gerhana pada dasarnya sama dengan khotbah salat
jum’at.
 Pengertian Tablig
Tabligh berasal dari kata Ballaga-Yuballigu-Tabligan yang artinya menyampaikan. Menurut istilah
tablig adalah menyampaikan ajaran-ajaran (Islam) yang diterima dari Allah SWT kepada umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Orang yang bertablig disebut mubalig (laki-laki) dan mubaligah (perempuan)
Pengertian Khotbah, Tablig, dan Dakwah
 Pengertian Dakwah
Kata dakwah merupakan masdar (dasar) dari kata kerja da’a-yad’u yang artinya seruan, panggilan,
ajakan. Dakwah menurut istilah adalah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan
memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah SWT. sesuai dengan ajaran akidah
(keyakinan), syari’at (hukum), dan akhlak Islam. Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk
mewujudkan kebhagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dan mendapat ridha dari Allah
SWT.

Pentingnya Khotbah, Tablig, dan Dakwah

1. Pentingnya Khutbah, Khutbah termasuk aktivitas ibadah. oleh karena itu, khutbah tidak bisa
ditinggalkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila salat Jum'at
tidak ada khutbahnya, salat Jum'at tidak sah. Apabila wukuf di Arafah tidak ada khutbahnya,
wukufnya tidak sah. Khutbah merupakan kesempatan yang besar untuk berdakwah dan
membimbing manusia menuju ke Rida an Allah SWT.Khutbah juga memiliki kedudukan Agung
dalam Islam sehingga sepatutnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya
Pentingnya Khotbah, Tablig, dan Dakwah
2. Pentingnya Tabligh, Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tablig. yakni menyampaikan wahyu
dari Allah Swt. kepada umatnya. Semasa Nabi Muhammad saw. masih hidup. seluruh waktunya
dihabiskan untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Setelah Rasulullah saw. wafat, kebiasaan
ini dilanjutkan oleh para sahabatnya, para tabi'in (sahabat Nabi), dan tabi'it-tabi in (pengikut
sahabat Nabi). Banyak yang menyangka bahwa tugas tablig hanyalah tugas alim ulama saja. Hal itu
tidak benar. Setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib
mencegah atau menghentikanya. Seseorang tidak harus menjadi ulama terlebih dulu untuk
menghentikan kemungkaran. Siapa pun yang melihat kemungkaran terjadi di depan matanya. dan
ia mampu menghentikannya, ia wajib menghentikannya. Bagi yang mengerti suatu permasalahan
agama, ia harus menyampaikannya kepada yang lain, siapa pun mereka.
3. pentingnya dakwah Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang
menyebut berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah (kewajiban kolektif), dan ada juga yang
menyatakan Fardu Ain. Dengan berdakwah kita akan mendapatkan Rida dari Allah SWT.
Rasulullah Saw.memulai dakwahnya kepada istri,keluarga,dan teman-teman karibnya hingga raja-
raja yang berkuasa pada saat itu.di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Rasullullah
saw. adalah kaisar heraklius dari byzantium,mukaukis dari Mesir,kisra dari Persia (Iran),dan raja
najasyi dari habasyah (Ethiopia). ada beberapa mode dakwah yang bisa di lakukan seorang muslim
menurut syariat.
Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah
1. Ketentuan Khotbah Jum’at
Syarat Khotib Jum’at :
 Memenuhi atau mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah,
dan akhlak
 Mengetahui syarat, rukun dan sunah-sunah tentang khotbah jum’at
 Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qur’an dan hadis dengan
baik dan benar. Sanggup, jelas dan mudah dipahami ketika berbicara.
 Orang Islam yang sudah balig, bertakwa kepada Allah SWT
 Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani
Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah

b. Syarat-syarat dua khotbah Jum’at


 Khotib suci dari hadas dan najis, tertutup auratnya.
 Khotbah dilaksanakan sesudah matahari tergelincir
 Ketika khotbah, khotib berdiri jika mampu.
 Khotbah diucapkan dengan suara yang keras
 Tertib dalam rukun-rukunnya, maupun antara khotbah pertama dan kedua.
 Ketika khotib khotbah, jama’ah harus mendengarkan
Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah
c. Rukun khotbah
 Membaca hamdalah
 Membaca syahdatain
 Membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW
 Berwasiat atau memberi nasihat tentang takwa dan menyampaikan ajaran
tentang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang bersumber pada Al-
Qur’an dan hadist kepada para jama’ahnya
 Membaca ayat Al-qur’an pada salah satu dari dua khotbah
 Berdoa pada khotbah kedua agar muslimin memperoleh ampunan dosa dan
Rahmat Allah SWT
Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah
d. Sunah Khotbah Jum’at
 Khotib hendaknya berdiri diatas mimbar/ tempat yang tinggi
 Khotib mengawali khotbah hendaknya dengan salam
 Khotbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang dan juga
tidak terlalu pendek.
 Khotib pada saat naik mimbar hendaknya menghadap arah jama’ah
 Menertibkan tiga rukun, yaitu, pujia-pujian, sholawat, dan nasihat agar
bertakwa
 Membaca surat al-ikhlas sewaktu duduk antara dua sisi.
Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah
2. Ketentuan Tablig dan Dakwah
Ketentuan/ cara berdakwah Rasulullah SAW, yang harus dilaksanakan setiap
Muslim (Muslimah) dalam melaksanakan salah satu kewajibannya yaitu
berdakwah, seperti:
a. Tablig atau dakwah hendaknya dimulai dari diri sendiri.
b. Dalam bertablig atau berdakwah, hendaknya menggunakan pola
kebijaksanaan, yaitu berbicara kepada manusia menurut kadar kemampuan
akal mereka.
c. Dakwah dapat dilakukan “bil-hal” yaitu melalui perbuatan baik yang diridai
Allah SWT agar diteladani orang lain.
d. Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan.
Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah

Berikut ini metode-metode berdakwah yang telah dijelaskan oleh Allah SWT. dalam
Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 125
o Metode al-hikmah yaitu penyampainan dakwah terlebih dahulu
mengetahui tujuan dan sasaran dakwahnya.
o Metode al-mau’izah al-hasanah, yaitu dakwah dengan cara seperti
memberikan nasihat, pengajaran, dan teladan yang baik.
o Metode “mujadalah bi al-lati hiya ahsan” ialah bertukar pikiran
(berdiskusi) dengan cara-cara yang baik
Cara Menyusun Teks Khotbah Jum’at dan Dakwah

1. Menyususun Teks Khotbah Jum’at, dengan langkah:


 Menentukan tujuan khotbah yang ingin dicapai.
 Menetapkan judul khotbah
 Menentukan metode dan uraian-uraian materi dari judul khotbah. Misal:
 Menguraikan pengertian iman dan mukmin
 Menjelaskan sikap perilaku mukmin yang sempurna imannya.
 Menjelaskan manfaat-manfaat seorang mukmin yang sempurna imannya.
Cara Menyusun Teks Khotbah Jum’at dan Dakwah
2. Menyususn Teks Dakwah
langkah-langkah menyusun teks dakwah :
 Menentukan tujuan dakwah
 Menetapkan judul khotbah
 Menentukan uraian materi, bahasa yang digunakan, dan cara penyampaian. Uraian materi
mengacu pada judul ceramah,misal:
 Hubungan antara ilmu dan iman
 Kewajiban beramal dengan ilmu
 Nilai manusia tergantung iman dan amal
Perbedaan Khotbah Jum’at dan Dakwah

1. Waktu Pelaksanaan
Pada khotbah Jum’at, waktu pelaksanaannya adalah sesudah matahari tergelincir (masuk waktu
zuhur) pada hari jum’at. Rentang waktu pelaksanaan terbatas. Sedangkan pada dakwah, waktu
pelaksanaannya dapat dilakasanakan kapan saja dan waktunyanya tidak terbatas.
2. Khatib Jum’at dan Juru Dakwah (da’i)
Khatib jum’at harus laki-laki sedangkan juru dakwah selain laki-laki (perempuan) boleh. Khatib
jum’at harus suci dari hadas dan najis, sedangkan da’I tidak diharuskan suci dari hadas dan najis.
Khatib jum’at harus duduk sebentar anatara khotbah pertama dan kedua sedangkan dalam
berdakwah tidak.

Anda mungkin juga menyukai