Anda di halaman 1dari 17

EMULSi

NAIMI AMALIA HATIMAH


Emulsi

sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok.

suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang


terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur,
dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk
tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm,

berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai susu atau milk,
warna emulsi adalah putih.
Komponen Emulsi
1.  Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi, biasanya
terdiri dari :

1. Fase dispers / • Yaitu zat cair yang terbagi-bagi


fase internal / fase menjadi butiran kecil kedalam zat
diskontinyu cair lain.

2. Fase kontinyu / • Yaitu zat cair dalam emulsi yang


fase eksternal / fase berfungsi sebagai bahan dasar
luar (pendukung) dari emulsi tersebut.

• Adalah bagian Berupa zat yang


3. Emulgator berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.
2. Komponen Tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Misalnya corrigen saporis,odoris, colouris, preservatif (pengawet), antoksidant.

Preservatif yang digunakan antara lain metil dan propil


paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll.

Antioksidant yang digunakan antara lain asam askorbat,


L.tocoperol, asam sitrat, propil gallat dan asam gallat.
Tipe Emulsi

• Adalah emulsi yang terdiri


1. Emulsi tipe O/W dari butiran minyak yang
(oil in water) atau tersebar kedalam air. Minyak
M/A (minyak dalam sebagai fase internal dan air
air). fase eksternal

• Adalah emulsi yang terdiri


2. Emulsi tipe W/O dari butiran air yang tersebar
(water in oil) atau kedalam minyak. Air sebagai
A/M (air dalam fase internal sedangkan fase
minak). minyak sebagai fase
eksternal.
Tujuan Pemakaian Emulsi

sebagai obat dalam / peroal.


Umumnya emulsi tipe O/W.

sebagai obat luar. Bisa tipe


O/W maupun W/O tergantung
banyak faktor misalnya sifat
zat atau jenis efek terapi yang
dikehendaki
TUGAS 1
Teori Terjadinya Emulsi

1. Teori Tegangan Permukaan


(Surface Tension)

2. Teori Orientasi Bentuk Baji


(Oriented Wedge)

3. Teori Interparsial Film

4. Teori Electric Double Layer


(lapisan listrik ganda)
Bahan Pengemulsi (Emulgator)

• Gom arab, tragacant, chondrus,


Emulgator alam
CMC, pektin, agar-agar.

Emulgator alam • gelatin, kuning telur, kasein,


dari hewan dan adeps lanae.

Emulgator alam • bentonit, magnesium


dari tanah hidroksida dan aluminium
mineral hidroksida.
Emulgator buatan

Contoh: sabun, twen (20; 40; 80); span (20; 40, 60;8 0)
TUGAS 2
Cara Pembuatan Emulsi

2.Metode gom basah/


1.Metode gom kering/ metode inggris
metode continental
4;2;1
4;2;1
Urutan berbeda
Cara pembuatan
emulsi
3.Metode botol/ metode 4.Metode Penyabunan In
Forbes Situ
Untuk minyak mudah Sabun kalsium dan sabun
menguap lunak
Alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi:

botol mixer

Mortier dan stamper

blender Colloid mill


Cara Membedakan Tipe Emulsi

• Metode ini berdasarkan prinsip bahwa suatu


Test emulsi akan bercampur dengan yang menjadi
fase luarnya. Misalnya suatu emulsi tipe m/a,
Pengencera maka emulsi ini akan mudah diencerkan
n Tetesan dengan penabahan air. Begitu pula sebaliknya
dengan tipe a/m.

• Metode ini berdasarkan prinsip keseragaman


disperse pewarna dalam emulsi , jika pewarna
Test larut dalam fase luar dari emulsi. Misalnya
amaranth, adalah pewarna yang larut air, maka
Kelarutan akan terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a.
Pewarna Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak,
maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe
a/m.
Test Creaming • jika terjadi krim pada bagian atas, maka
emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika
(Arah emulsi krim terjadi pada bagian bawah,
Pembentukan maka emulsi tersebut merupakan tipe
Krim) a/m.

• Metode ini berdasarkan prinsip bahwa


air atau larutan berair mampu
menghantarkan listrik, dan minyak tidak
Test dapat menghantarkan listrik. Jika suatu
Konduktivitas elektroda diletakkan pada suatu system
Elektrik emulsi, konduktivitas elektrik tampak,
maka emulsi tersebut tipe m/a, dan
begitu pula sebaliknya pada emulsi tipe
a/m.
• Sangat banyak minyak yang
dapat berfluorosensi jika terpapar
sinar ultra violet. Jika setetes
emulsi di uji dibawah paparan
sinar ultra violet dan diamati
Test Fluorosensi dibawah mikroskop
menunjukkan seluruh daerah
berfluorosensi maka tipe emulsi
itu adalah a/m, jika emulsi tipe
m/a, maka fluorosensi hanya
berupa noda.
Kestabilan Emulsi

• terpisahnya emulsi menjadi dua


lapisan, dimana yang satu
mengandung fase dispers lebih
1. Creaming banyak daripada lapisan yang
lain. Creaming bersifat reversibel
artinya bila dikocok perlahan-
lahan akan terdispersi kembali.

• pecahnya emulsi karena film yang


2. Koalesen dan meliputi partikel rusak dan butir
cracking minyak akan koalesen (menyatu).
(breaking) Sifatnya irreversibel (tidak bisa
diperbaiki).
Penyebab
koalesen

Peristiwa
Peristiwa kimia,
fisika, seperti
seperti penambahan
pemanasan, alkohol,
penyaringan perubahan
, PH,
pendinginan penambahan
dan CaO /
pengadukan. CaCL2
3. Inversi yaitu peristiwa berubahnya tipe emulsi W/O
menjadi O/W atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.

Anda mungkin juga menyukai